Pendahuluan
Salah satu bentuk permasalahan yang sedang dialami oleh UP Muara Karang
dalam operasi dan pemeliharaan pembangkit adalah mulai terlihat menurunnya
kerja dan keandalan condensor dan exchanger akibat terjadinya biofouling.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada beberapa negara telah
membuktikan bahwa dampak kerugian finansial yang timbul akibat biofouling
pada condensor dan exchanger berkisar dalam milyar U$ pertahun. Sebagaimana
contoh study yang telah dilakukan oleh EPRI (Electric Power Research Institute)
pada tahun 1993, yang memperkirakan kerugian yang diderita industri
pembangkit listrik akibat biofouling mencapai U$1,4 milyar pertahun (J.K. Rice
1
et al : 1993), dimana hal tersebut timbul akibat tidak berfungsinya sarana
pengontrolan biofouling pada suatu industri dan salah satu bentuk sistim
pengontrolan biofouling tersebut adalah sistim hypochlorite plant.
Pada suatu sistem PLTU, air pendingin utama (Main Cooling Water) merupakan
salah satu bagian fungsi yang penting dalam suatu sistim PLTU. Air pendingin
utama biasanya menggunakan air yang berasal dari air lingkungan sekitar
pembangkit, seperti berasal dari sungai maupun dari perairan laut. Sebelum
digunakan sebagai sarana air pendingin, air tersebut mengalami perlakuan tertentu
agar kualitasnya lebih baik, sehingga dampak kerusakan dan kerugikan yang
mungkin akan timbul akibat mutu air pendingin utama yang buruk dapat ditekan.
Salah satu fungsi perlakuan air pendingin utama sebelum digunakan sebagai
media pendingin utama adalah dengan menginjeksikan air tersebut dengan sodium
hypochlorite (NaOCl) yang dihasilkan oleh hypochlorite plant.
Fungsi injeksi ini adalah untuk mengendalikan pertumbuhan biota laut seperti
teritip, kerang, ganggang dan rumput laut, sehingga biota tersebut tidak
menimbulkan kerugian operasional seperti penyumbatan laluan air pendingin
utama maupun fouling pada area peralatan penukar panas baik pada tube
condensor maupun tube heat exchanger.
2
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisa performance dari hypochlorite plant yang dimiliki oleh PLTU
Muara Karang dalam kondisi saat ini.
2. Mengadakan kajian ekonomis dari beberapa solusi yang mungkin dapat
diterapkan dalam rangka usaha rehabilitasi unjuk kerja hypochlorite plant
PLTU Muara Karang
2. Bagi Peneliti :
a. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama
masa studi, maupun ilmu yang diperoleh dari sumber-sumber yang lain
sehingga dapat memberikan manfaat
b. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari untuk diaplikasikan dalam
pemecahan masalah unjuk kerja hypochlorite plant PLTU Muara Karang
c. Lebih memahami cara pengukuran performance hypochlorite plant yang
sesungguhnya terhadap kebutuhan injeksi bagi air pendingin.
3
3. Bagi Pembaca :
a. Memberikan pengetahuan umum terhadap sistem dan operasi hypochlorite
plant.
b. Menjelaskan fungsi dan peran hypochlorite plant dalam sebuah sistim
PLTU, dalam rangka menunjang operasional pembangkit.
4
3. Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi metode penelitian yang akan digunakan, serta tahapan-tahapan
yang akan dilakukan dalam penelitian, mulai dari penetapan langkah-langkah
penelitian, penetapan data yang akan digunakan serta metode analisis yang
akan dilakukan