Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Unit Pembangkit Muara Karang (UP Muara Karang), sebagai salah satu unit
pengelola pembangkit listrik yang berada dibawah naungan PT PJB dalam
mengelola pembangkit yang dimilikinya, dituntut untuk selalu mengedepankan
aspek keandalan dan efisiensi dalam hal penyediaan tenaga listrik sebagai suatu
pelaksanaan visi dan misi perusahaan agar dapat menguasai pangsa pasar
penyediaan tenaga listrik di Jawa-Bali khususnya.

Untuk itu maka permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh UP Muara


Karang yang mungkin dapat mengganggu aspek keandalan dan efisiensi dalam
pengelolaan pembangkit harus segera diperbaiki dan dicarikan jalan keluar
pemecahannya melalui kajian yang bersifat menyeluruh, agar aspek permasalahan
tersebut tidak menimbulkan kerugian operasi dan pemeliharaan yang berujung
pada kerugian finansial perusahaan.

Salah satu bentuk permasalahan yang sedang dialami oleh UP Muara Karang
dalam operasi dan pemeliharaan pembangkit adalah mulai terlihat menurunnya
kerja dan keandalan condensor dan exchanger akibat terjadinya biofouling.

Permasalahan ini diperkirakan timbul dari tidak beroperasi secara maksimalnya


kerja Hypochlorite Plant dalam menginjeksi chlorine (sodium hypochlorite) bagi
kebutuhan air pendingin utama untuk sistim PLTU.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada beberapa negara telah
membuktikan bahwa dampak kerugian finansial yang timbul akibat biofouling
pada condensor dan exchanger berkisar dalam milyar U$ pertahun. Sebagaimana
contoh study yang telah dilakukan oleh EPRI (Electric Power Research Institute)
pada tahun 1993, yang memperkirakan kerugian yang diderita industri
pembangkit listrik akibat biofouling mencapai U$1,4 milyar pertahun (J.K. Rice

1

et al : 1993), dimana hal tersebut timbul akibat tidak berfungsinya sarana
pengontrolan biofouling pada suatu industri dan salah satu bentuk sistim
pengontrolan biofouling tersebut adalah sistim hypochlorite plant.

Pada suatu sistem PLTU, air pendingin utama (Main Cooling Water) merupakan
salah satu bagian fungsi yang penting dalam suatu sistim PLTU. Air pendingin
utama biasanya menggunakan air yang berasal dari air lingkungan sekitar
pembangkit, seperti berasal dari sungai maupun dari perairan laut. Sebelum
digunakan sebagai sarana air pendingin, air tersebut mengalami perlakuan tertentu
agar kualitasnya lebih baik, sehingga dampak kerusakan dan kerugikan yang
mungkin akan timbul akibat mutu air pendingin utama yang buruk dapat ditekan.

Salah satu fungsi perlakuan air pendingin utama sebelum digunakan sebagai
media pendingin utama adalah dengan menginjeksikan air tersebut dengan sodium
hypochlorite (NaOCl) yang dihasilkan oleh hypochlorite plant.

Fungsi injeksi ini adalah untuk mengendalikan pertumbuhan biota laut seperti
teritip, kerang, ganggang dan rumput laut, sehingga biota tersebut tidak
menimbulkan kerugian operasional seperti penyumbatan laluan air pendingin
utama maupun fouling pada area peralatan penukar panas baik pada tube
condensor maupun tube heat exchanger.

I.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan secara singkat diatas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian kasus tersebut adalah :
1. Berapakah besarnya kuantitas dari produk hypochlorite plant saat ini
sesungguhnya ketika beroperasi?
2. Apakah kuantitas sodium hypochlorite yang dihasilkan hypochlorite saat ini
masih sesuai dengan kebutuhan air pendingin?
3. Jika tidak, bagaimana solusi rehabilitasi kerja hypochlorite plant , dan
manakah solusi yang paling ekonomis yang diharapkan akan dipakai dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut?

2

I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisa performance dari hypochlorite plant yang dimiliki oleh PLTU
Muara Karang dalam kondisi saat ini.
2. Mengadakan kajian ekonomis dari beberapa solusi yang mungkin dapat
diterapkan dalam rangka usaha rehabilitasi unjuk kerja hypochlorite plant
PLTU Muara Karang

I.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan :
a. Memberikan gambaran umum bagaimana kondisi kerja sebenarnya dari
hypchlorite plant yang dimiliki oleh PLTU dalam hal kuantitas produk
dalam memasok kebutuhan chlorine (sodium hypochlorite) bagi air
pendingin utama PLTU
b. Memberikan rekomendasi kelayakan operasi atas performance unjuk kerja
hypochlorite plant saat ini.
c. Memberikan pilihan solusi terhadap pemecahan masalah unjuk kerja
hypochlorite plant
d. Memberikan kajian-kajian ekonomis terhadap solusi-solusi yang mungkin
dalam memecahkah masalah unjuk kerja hypochlorite plant

2. Bagi Peneliti :
a. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama
masa studi, maupun ilmu yang diperoleh dari sumber-sumber yang lain
sehingga dapat memberikan manfaat
b. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari untuk diaplikasikan dalam
pemecahan masalah unjuk kerja hypochlorite plant PLTU Muara Karang
c. Lebih memahami cara pengukuran performance hypochlorite plant yang
sesungguhnya terhadap kebutuhan injeksi bagi air pendingin.

3

3. Bagi Pembaca :
a. Memberikan pengetahuan umum terhadap sistem dan operasi hypochlorite
plant.
b. Menjelaskan fungsi dan peran hypochlorite plant dalam sebuah sistim
PLTU, dalam rangka menunjang operasional pembangkit.

I.5 Batasan Masalah


Agar penelitian tidak mengalami pembiasan dalam pembahasan maka penelitian
ini akan dibatasi dengan lingkup :
1. Obyek penelitian pada hypochlorite plant merk Daiki Type 15WL-12 milik
PLTU UP Muara Karang.
2. Penelitian dilakukan dengan hanya mengambil sample satu sistim pembangkit
dari setiap type pembangkit, terhadap unjuk kerja hypochlorite plant
3. Kajian ekonomis dari penelitian ini hanya melihat perbandingan ekonomis
biaya yang dikeluarkan dari tiap opsi dengan mengasumsikan manfaat yang
diterima oleh setiap solusi sama

I.6 Sistematika Penulisan


Berikut adalah sistimatika penulisan proyek akhir yang akan digunakan :
1. Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan secara singkat gambaran umum latar belakang mengapa
penelitian ini dilakukan, juga membahas secara singkat mengenai identifikasi
masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah serta sistimatika penulisan
proyek akhir dari penelitian yang dilakukan.

2. Bab II : Tinjauan Pustaka


Bab ini berisi konsep dasar dan landasan teoritis yang dipakai berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Konsep dasar dan landasan teori ini berasal
dari beberapa pustaka yang ada serta dari sumber lain yang dapat dipakai
sebagai referensi dalam melakukan penelitian.

4

3. Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi metode penelitian yang akan digunakan, serta tahapan-tahapan
yang akan dilakukan dalam penelitian, mulai dari penetapan langkah-langkah
penelitian, penetapan data yang akan digunakan serta metode analisis yang
akan dilakukan

4. Bab IV : Pengumpulan dan Pengolahan Data


Bab ini menjelaskan bagaimana pengumpulan data dilakukan, mengevaluasi
data yang diambil serta mengolahnya menjadi sebuah informasi bagi tahap
analisis berikutnya

5. Bab V : Analisis Hasil Pengolahan Data


Bab ini berisi hasil analisis dari penelitian yang dilakukan yaitu berupa
gambaran kondisi kerja hypochlorite saat ini, serta solusi alternative
rehabilitasi kerja hypochlorite plant yang paling ekonomis.

6. Bab VI : Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diuraikan secara singkat berdasarkan
hasil analisis data yang telah dilakukan dalam rangka melihat gambaran
kondisi kerja hypochlorite plant saat ini, mengatasi masalah tersebut dengan
pilihan opsi rehabilitasi yang paling ekonomis serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan obyek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai