Anda di halaman 1dari 11

Sejarah

A.PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SEBELUM MERDEKA

Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu
dipakai sebagai bahasa perhubung antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan
dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari luar nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan
peninggalan, misalnya :

Tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 M.

Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada tahun 683.

Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada tahun 684.

Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686.

Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada tahun 688.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar
suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya


rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia
yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928)
B.PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SESUDAH MERDEKA

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai
pelosok nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia dikokohkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
karena pada saat itu Undang Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa Bahasa Negara Adalah Bahasa
Indonesia (Bab XV, Pasal 36)

Prolamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, telah mengkukuhkan kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

B. Bahasa Negara

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :

Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.


Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat
dan Budaya.

Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan
digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe bertoempah darah satoe,

Tanah Air Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe berbangsa satoe,

Bangsa Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mendjoendjoeng bahasa persatoean,

Bahasa Indonesia.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan
masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang
terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya
saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan
digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku,
Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki
beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga
berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.

Sedangkan pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa negara yang
diselenggarakan di jakarta. Dikemukakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
adalah :

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.

2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.

3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentinganperencanaan


dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan

4. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

C. Bahasa Persatuan

Republik Indonesia memiliki keraneka ragama bahasa yang tersebar di setiap daerahnya. Selain dari
bahasa-bahasa daerah di Republik Indonesia itu, menurut sejarah, di abad ke-7 saat zaman
keemasan kerajaan Sriwijaya, dijumpai prasasti bertuliskan bahasa Melayu yang merupakan bahasa
di sekitar Selat Malaka dan yang sekarang disebut sebagai bahasa Indonesia Lama.

Sejak berabad-abad yang lampau bahasa Melayu dipergunakan sebagai bahasa


perhubungan/pergaulan atau Lingua franca. Dengan bantuan pedagang, bahasa Melayu ini tersebar
hamper di seluruh daerah pesisir pulau-pulau Nusantara. Setelah lama menjadi Lingua franca di
kawasan tanah air, dan karena bahasa Melayu mudah dipelajari dilihat dari kesederhanaan system
tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat, akhirnya bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan.
Selain alasan itu, kesadaran dari seluruh bangsa yang ada di Indonesia akan pentingnya kesatuan dan
persatuan dan adanya kesanggupan pada bahasa Melayu untuk dipakai menjadi bahasa kebudayaan
dalam arti luas, dan akan berkembang menjadi bahasa yang sempurna merupakan hal-hal yang
memungkinkan pengangkatan bahasa melayu menjadi bahasa persatuan.
Bila kita perhatikan susunan kalimat bahasa Indonesia saat ini nampak persamaannya dengan
bahasa Melayu, lebih-lebih dalam perbendaharaan kata-katanya, dengan itu jelas sudah bahwa
bahasa Melayu adalah bahasa yang mendasari Bahasa Indonesia.

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928, yang berbunyi Kita berbangsa satu Bangsa Indonesia, Kita berbahasa satu Bahasa
Indonesia, Kita bertanah air satu Tanah air Indonesia. Sejak itulah bahasa Melayu yang demokratis
atau tidak mengenal tingkatan-tingkatan, menjadi bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya
kemudian diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah di Nusantara, sehingga terdapat hubungan saling
mengisi dengan bahasa daerah.

Pada awalnya, Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda.
Selepas tahun 1972, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicandangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa
serumpun, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia semakin distandardkan.

Perbendaharaan kata dari bahasa Indonesia kini tidak hanya berisi kata-kata yang disempurnakan
dari bahasa melayu, tetapi diperkaya juga dengan kata-kata yang diserap atau diambil dari hasil
hubungan kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa lain bahkan dari agama yang ada di
Indonesia. Contohnya yaitu kata-kata yang diserap dari bahasa yang digunakan dalam agama hindu
(sanskerta), dalam agama Islam (bahasa Arab), dan kata-kata yang diambil dari hasil penjajahan yang
terjadi di atas bumi pertiwi Indonesia, yaitu bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Portugis. Selain
itu bahasa Indonesia juga meminjam perbendaharaan kata dari bahasa cina.

Sejarah dari bahasa Indonesia yang telah dijelaskan, cukup jelas juga menyebutkan apa fungsi dan
bagaimana kedudukan bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia. Fungsi dari bahasa Indonesia bagi
bangsa Indonesia adalah sebagai pemersatu suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka
ragam. Setiap suku bangsa yang begitu menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya masing-masing
disatukan dan disamakan derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, dan
memandang akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa di
Indonesia bersedia menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Selain itu, fungsi dari
bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi
yang yang tidak bisa bahasa daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar warga negara
Indonesia melakukan transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke daerah lain di Indonesia,
sehingga di sinilah peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar suku bangsa
yang berbeda, agar mereka tetap dapat saling berinteraksi.

Kedudukan bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia itu selain sebagai bahasa persatuan juga
sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional dan sebagai budaya. Kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan, maksudnya sudah jelas karena fungsi dari bahasa Indonesia itu sendiri
adalah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional, maksudnya bahasa Indonesia itu
adalah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi seluruh bangsa Indonesia. Sedangkan
bahasa Indonesia sebagai budaya maksudnya, bahasa Indonesia itu merupakan bagian dari budaya
Indonesia dan merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa yang lain.

D. IPTEK Dan Seni

A. Bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern
untuk kepentingan nasional kita. Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan.
Dalam buku ilmu pengetahuan terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu.
Dengan bahasalah, kita dapat menguasai ilmu tersebut.

Seperti kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan
di negara-negara maju seperti Negara-negara di Eropa dan Amerika. Perkembangan bahasa Inggris
seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut karena buku-buku yang dipergunakan untuk
memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik
pada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia selalu ketinggalan, perkembangannya tak selaju
perkembangan budaya bangsanya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan
sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.

Upaya apa yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama kita harus
membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat.
Menurut Halim (dalam Bakry, 1981:179) kesalahan tersebut bukan karena ketidakmampuan bahasa
Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam
hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini Pusat Bahasa masih memberlakukan
upaya untuk menciptakan istilah-istilah baru untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa
Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa
Indonesia sebagai bahasa Ilmiah. (Eyang Ageng Sastranegara).

B. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri (Seni)

Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak
tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk
berkomunikasi dengan6 lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa,
baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan
dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri
seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita
dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.

Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat
kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan
kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita
menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita
memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara
berbahasa kita kepada teman kita.

Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak
perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya,
atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini
berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur
yang mendorong ekspresi diri antara lain :

a. agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,

b. keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi pada taraf permulaan,

bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri
(Gorys Keraf, 1997 :4).

E. Fungsi dan Peran Dalam Perkambangan Bangsa

Ada pun fungsi dan peran bahasa yaitu. Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol
sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.

Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti
diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau
layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu
merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan
baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.

Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai
alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan
rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada
akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara
lebih jelas dan tenang.
Selain sebagai alat control sosial juga berparan sebagai Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan
kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Komunikasi merupakan
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak
diterima atau dipahami oleh orang lain.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu.
Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat
diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil
pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian
utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita.

Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan
apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah
bahasa yang komunikatif. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat
pendidikan tertentu, namun katabesar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat
umum..Dengan kata lain, kata besar atau luas,dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih
umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa
keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan
mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka
menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan
cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau
tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan
bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh
dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau
perlambang.

Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering
digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada
bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari
bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak
terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.Komunikasi lisan atau
nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami
kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur.
Pada saat dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu,
kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar
dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian
kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi
bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang
berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan
tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai
alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan
sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).

Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan
pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti berkembang dan tumbuh terus. Pada
waktu akhir-akhir ini perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa ini telah
menjelma menjadi bahasa modern, yang kaya akan kosakata dan mantap dalam strukutur.

Pertama : : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,

Kedua : : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yangs satu, bangsa Indonesia,

Ketiga : : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda kita mengikrarkan Sumpah pemuda. Naskah
Putusan Kongres Pemuda Indonesia Tahun 19298 itu berisi tiga butir kebulatan tekad sebagai
berikut.

Pernyataan yang pertama adalah pengakuan bahwa pulau-pulau yang bertebaran dan lautan
yang menghubungkan wilayah Republik Indonesia sekarang adalah satu kesatuan tumpah darah
(tempat kelahiran) yang disebut Tanah Air Indonesia. Pernyataan yang kedua adalah pengakuan
bahwa bumi Indonesia juga merupakan satu kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Pernyataan
yang ketiga tideak merupakan pengakuan berbahasa satu, tetapi merupakan pernyataan tekad
kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan,
yaitu bahasa Indonesia.

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu yang sudah dipakai sejak
pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai