LLA penyakit neoplastic, yang ditandai dengan proliferasi (pertumbuhan yg disebabkan pembelahan
sel) sel limfosit yang sangat banyak pada sumsum tulang.
Pengobatannya dgn 6-MP, metabolit aktif (TGN) akan berikatan dengan DNA (pada fase S dari siklus sel) dan akan menginhibisi sintesa purin sehingga terjadi pemutusan rantai DNA Tujuanya: menekan leukosit berlebih dan diharapkan eritrosit dan trombosit meningkat Pada pasien dengan enzim TPMT rendah, akan menyebabkan kadar metabolit aktig TGN meningkat. Kadar TGN yang melebihi kadar terapi akan menyebabkan leukosit sangat rendah, sekaligus dapat menekan produksi eritrosit dan trombosit. Pada pasien dengan TPMT tinggi, dapat memetabolisme TIMP menjadi MeTIMP, jika kadar nya sangat tinggi akan menyebabkan hepatotoksik (karena efek sitotoksisk dari obatnya atau hipersensitivitas terhadap obat)
Optimasi pada spektrometri massa
Analit bersifat basa, maka mode ionisasi yang dipilih adalah mode positif untuk memprotonasi analit menjadi bermuatan posistif (berinteraksi dengan fase gerak bersifat asam) Ionisasi: Electrospray Ionization Sampel di pompa menuju pipa kapiler yang sangat sempit dan bertegangan tinggi, terjadi nebulasi, analit berinteraksi dengan lapisan permukaan pelarut menghasilkan tetesan bermuatan positif Tetesan bermuatan positif ini akan dihilangkan sisa molekul pelarut, sehingga meningkatnya kerapatan muatan pada partikel yang mengakibatkan meningkatnya tegangan permukaan dan tetesan akan pecah kembali menjadi tetesan2 lebih kecil. Analit berupa ion bermuatan akan di teruskan melalui lubang kapiler menuju penganalisis massa. Penganalisis massa: tandem quadrupole Q terdiri dari 4 batang logam yang tersusun pararel secara berlawanan, memisahkan ion dalam medan listrik yang divariasikan terhadap waktu Q menggunakan tegangan listrik radio frekuensi dan arus searah (DC) pada 4 batang lurus secara berlawanan, sehingga medan listrik yang terjadi bolak balik Ion akan melewati rongga diantara batang, ion yang stabil dengan m/z yang sesuai dapat melewati rongga dan sampai ke detektor. Detektor: Photomultiplier tube ion akan menumbuk dynode konversi menghasilkan partikel skunder, kemudian partikel skunder pada dynode pertama akan di ubah menjadi electron, oleh multiplier dihasilkan arus listrik dan membentuk spektrum massa. Selektivitas Merupakan suatu kemampuan metode bioanalisis untuk mengukur dan membedakan analit yang diuji dan baku dalam yang digunakan dengan adanya komponen yang terdapat dalam sampel Dilakukan pada konsentrasi LLOQ dan bau dalam dengan menggunakan 6 sumber matriks yang berbeda. Diamati apakah pada waktu retensi yang sama pada analit dan baku dalam terdapat interferensi dari blangko darah, dan dihitung nilai %diff dan %KV nya. tidak boleh melebihi 20% untuk analit dan 5% untuk baku dalam. Carry Over merupakan Parameter untuk melihat adanya komponen yang terbawa setelah penyuntikkan sampel pada konsentrasi tinggi (ULOQ) Blangko yang telah dipreparasi dianalisis setelah menganalisis larutan standar analit pada konsentrasi ULOQ dan baku dalam. Diamati area dari analit dan baku dalam yang muncul pada blangko. Respon yang terukur tidak melebihi 20% pada ULOQ dan 5% pada baku dalam. Uji dilakukan dengan menggunakan lima replica LLOQ Merupakan konsentrasi terendah dari analit pada sampel yang masih terukur secara kuantitatif dan memenuhi persyaratan akurasi dan presisi Dilakukan mulai konsentasi LOQ di bagi , , dst sampai diperoleh konsentrasi LLOQ yang masih memenuhi syarat nilai %diff dan %KV. tidak boleh melebihi 20% Kurva kalibrasi, dilakukan pada konsentrasi LLOQ dan 6 seri konsentrasi analit, dilakukan juga terhadap blangko (matriks tanpa baku dalam) dan zero (matriks dengan baku dalam) Akurasi merupakan kedekatan nilai yang diperoleh dengan metode yng digunakan terhadap niali konsentrasi analit yang sebenarnya. presisi merupakan kedekatan dari keterulangan pengukuran setiap individu analit Dilakukan pada konsentrasi LLOQ, QCL, QCM dan QCH. Uji dilakukan dengan lima replika secara intra hari (within run) pada 12 dan 24 jam dan antar hari (between run) pada 1, 2 dan 3 hari. Ditentukan nilai %diff untuk menghitung akurasi dan nilai %KV untuk menghitung presisi. Nilai %diff dan %KV tidak melebihi 15% untuk semua konsentrasi kecuali LLOQ tidak melebihi 20% Integritas pengenceran merupakan parameter untuk melihat bahwa pengenceran sampel dalam analisis tidak mempengaruhi akurasi dan presisi. Dilakukan pada konsentrasi 2 x QCH, kemudian diencerkan menjadi dan nya dengan blangko. Uji dilakukan sebanyak lima replika setiap faktor pengenceran dan dilihat parameter akurasi dan presisi yang diperoleh, dengan nilai %diff dan %KV tidak melebihi 15%. Efek matriks dilakukan jika metode yang digunakan adalah spektrometer massa. Uji ini menggunakan minimal enam sumber matriks blangko dari sampel individu Dilakukan pada konsentrasi analit QCL dan QCH serta baku dalam yang ditambahkan pada blangko matriks yang telah diekstrasi. Dan juga konsentrasi analit QCL dan QCH serta baku dalam tanpa blangko matriks. Efek matriks dilihat dengan menghitung faktor matriks (MF) yaitu perbandingan area analit dan baku dalam pada matriks dengan area analit dan baku dalam tanpa matriks. Faktor matriks ternormalisasi baku dalam dihitung dengan membagi faktor matriks analit dengan faktor matrik baku dalam. Ditentukan nilai %KV yang diperoleh, dengan nilai tidak melebihi 15% untuk setiap konsentrasinya. Stabilitas dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang dilakukan dan kondisi penyimpanan selama preparasi tidak mempengaruhi konsentrasi analit Stabilitas Larutan Induk Dilakukan analit larutan standar pada konsentrasi QCH serta baku dalam, kemudian disimpan pada suhu -4 oC selama 1, 7, 14, dan 30 hari. Ketidakstabilan zat diamati dengan melihat bentuk masing-masing kromatogram dan menghitung nilai %diff, dengan nilai %diff tidak melebihi 2%. Stabilitas Jangka Pendek Dilakukan pada konsentrasi analit dalam matriks QCL, QCM, dan QCH. Kemudian preparasi dan disimpan dalam plastik tertutup pada suhu kamar selama 0, 8 dan 24 jam. Pada jam ke-0, 8 dan 24, diekstrasi dengan prosedur terpilih. Ketidakstabilan analit diamati dengan melihat bentuk masing-masing kromatogram dan menghitung nilai %diff, dengan nilai %diff tidak melebihi 15%. Stabilitas Jangka Panjang Dilakukan pada konsentrasi analit dalam matriks QCL, QCM, dan QCH. Kemudian preparasi dan disimpan dalam plastik tertutup pada suhu -20 selama 1, 7, 15, 30, dan 90 hari. Pada hari ke 1, 7, 15, 30 dan 90, diekstrasi dengan prosedur terpilih. Ketidakstabilan analit diamati dengan melihat bentuk masing-masing kromatogram dan menghitung nilai %diff, dengan nilai %diff tidak melebihi 15%. Stabilitas Autosampler Dilakukan pada konsentrasi analit dalam matriks QCL, QCM, dan QCH. Kemudian preparasi dan dan diekstrasi. Selanjutnya 5 L aliquot disuntikan ke dalam alat LC-MS/MS pada jam ke-0 dan 24 pada kondisi terpilih. Ketidakstabilan analit diamati dengan melihat bentuk masing- masing kromatogram dan menghitung nilai %diff, dengan nilai %diff tidak melebihi 15%.