PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan fungsi Puskesmas
2. Mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas.
4. Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di
lingkup Puskesmas.
5. Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas.
1.4 Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi dan fungsi
1
Puskesmas, serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas. Selain itu pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam
pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor
penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat mengetahui
solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
2
pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaan.
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive,
preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service).
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan
mandiri, kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi : kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas. Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Jadi, yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
3
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
2. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
4
1. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
Dasar
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan / perawatan
5
6. Penyelenggaraan Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, kimia,
kesehatan lingkungan dan biologi
Pengendalian vektor
sanitasi dasar
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7. Pencegahan dan Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
penanggulangan Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
penyalahgunaan narkotika, yang berbasis masyarakat
psikotropika dan zat
adiktif lain
8. Penyelenggaraan Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
pelayanan kefarmasian untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
dan pengamanan sediaan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
farmasi, alat kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
6
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal
demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi,
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
3. Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
Keterpaduan lintas program
UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro, Remaja,
Kesehatan Jiwa
Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK
Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama
4. Azas rujukan
Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
7
bahan pemeriksaan
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
8
melakukan pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien, melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien. Namun, ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun, khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis.
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri, karena
mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif, maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik. Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan, atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator, pemberi dana
dan pengadaan petugas, untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas, atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
9
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan. Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat
medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
pemerintah daerah. Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas. Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut:
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah.
PT. ASKES
10
Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya sebagai imbal
jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai / karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja.
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas.
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas.
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
11
tulang punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan
mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas,
namun kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan datang ke
Puskesmas.
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama, karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah,
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia, sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut. Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya, padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat.
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
12
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.
2.5 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK,
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat.
4.2 Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
13
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
14
DAFTAR PUSTAKA
15
MAKALAH
PERMASALAHAN KESEHATAN
DI PUSKESMAS
DISUSUN OLEH :
NAMA : WA ODE SITI NURAZIZAH
NIM : 13.13.1089
16
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan tentang Permasalahan
Kesehatan di Puskesmas.
Saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi yang membaca makalah ini. Selain itu kami juga berharap makalah ini digunakan
sebagai mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapakan segala saran, kritik dan masukan yang membangun untuk
proses dimasa yang akan datang.
Penyusun
17
DAFTAR ISI
18