Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

Pembahasan
4.1 BATASAN
Rahang Bawah
Temporomandibular Joint
Kalenjar Submandibularis

4.2 ANATOMI
A. Anatomi Temporo Mandibulae Joint (TMJ).
Sendi temporomandibular (sendi rahang) merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam
sistem stomatognatik (Pedersen, 1996).

Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan
menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.Sendi temporomandibula
merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka
seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut brupa nyeri saat membuka, menutup mulut,
makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci . Lokasi sendi
temporomandibular (TMJ) berada tepat dibawah telinga yang menghubungkan rahang bawah (mandibula)
dengan maksila (pada tulang temporal). Sendi temporomandibular ini unik karena bilateral dan merupakan
sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks (Pedersen, 1996).
Kondil tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh diskus
yang halus, disebut meniskus atau diskus artikulare. Diskus ini tidak hanya perperan sebagai pembatas
tulang keras tetapi juga sebagai bantalan yang menyerap getaran dan tekanan yang ditransmisikan melalui
sendi. Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fossa articulare dan eminensia artikulare. Seperti
yang lain, sendi temporomandibular juga dikontrol oleh otot, terutama otot penguyahan, yang terletak
disekitar rahang dan sendi temporomandibular. Otot-otot ini termasuk otot pterygoid interna, pterygoid
externa, mylomyoid, geniohyoid dan otot digastrikus. Otot-otot lain dapat juga memberikan pengaruh
terhadap fungsi sendi temporomandibular, seperti otot leher, bahu, dan otot punggung (Pedersen, 1996).
Ligamen dan tendon berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang lain.
Kerusakan pada ligamen dan tendon dapat mengubah kerja sendi temporomandibular, yaitu mempengaruhi
gerak membuka dan menutup mulut (Pedersen, 1996).

Mandibula memiliki dua cabang.


1. Cabang posterior (tersembunyi pada gambar di atas belakang beberapa ligamen yang memegang
tulang rahang kuat di tempat) sesuai snuggly menjadi berongga pada tulang Temporal, tepat di
depan telinga.
2. Cabang anterior adalah untuk lampiran dari otot temporalis (Pedersen, 1996).

2.2.3 Peran Otot Mastikasi dalam Temporomandibular Joint

TMJ juga dikontrol oleh otot, terutama otot pengunyahan yang terletak di sekitar rahang dan sendi
temporomandibula. Walaupun banyak otot pada kepala dan leher, tetapi istilah otot mastikasi biasanya
menunjuk pada empat pasang otot yaitu otot masseter, otot temporalis, otot pterigoideus lateralis dan otot
pterigoideus medialis (Dipoyono, 2008).
1. M. Masseter
M. masseter merupakan otot multilapis yang kuat di sudut rahang bawah (Sloane, 2003). Otot ini
terdiri dari pars atau caput superficialis dan pars profunda. Pars superficialis keluar dari tepi bawah arcus
zygomaticus jauh ke belakang ke sutura zygomaticotemporalis. Pars profunda keluar dari seluruh panjang
permukaan dalam arcus zygomaticus dan dapat dibagi menjadi pars profunda media dan interna. Suplai
saraf m. masseter berasal dari cabang mandibularis dari n. cranialis V (trigeminus), melalui cabang yang
berjalan melintasi incisura mandibulae. Fungsi m. masseter adalah mengangkat rahang bawah dan
menariknya sedikit ke depan. Bersama dengan m. pterygoideus medialis dari sisi yang sama, otot ini
berfungsi mengatur posisi angulus mandibulae pada bidang vertikal (Dixon, 1993).

2. M. Temporalis
M. temporalis merupakan otot lebar seperti kipas angin di samping kepala dan diatas telinga (Sloane,
2003). Serabut otot berinsersi terutama pada aponeurosis intramuscularis yang datar, melekat pada ujung,
tepi anterior dan permukaan medial processus coronoideus mandibulae. Beberapa serabut bagian dalam
melekat pada tepi anterior processus coronoideus ke bawah sampai ke perlekatan membrana mukosa cavum
oris. Suplai saraf m. temporalis berasal dari cabang mandibularis n. cranialis V (n. trigeminus). Serabut
anterior m. temporalis berfungsi mengangkat mandibula; serabut posterior berfungsi untuk menarik
processus condylaris ke belakang masuk ke fossa mandibularis atau fossa glenoidalis dan membantu
menghilangkan tekanan dari caput mandibulae ketika gigi geligi mengkerot (clenching) (Dixon, 1993).

Gambar 1. M. temporalis dan M. mesetter

3. M. Pterygoideus Lateralis
M. pterygoideus lateralismerupakan otot pendek berkepala dua, merentang dari kondilus mandibular
rahang bawah ke tulang di belakang mata (Sloane, 2003). Keluar sebagai dua bagian atau dua caput, yaitu:
a. Caput atas (superior) dari pars infratemporalis ala major ossis sphenoidalis antara foramen ovale dan
crista berupa tendon
b. Caput bawah (inferior) keluar dari permukaan luar atau lateral lamina lateralis processus pterygoidei
ossis sphenoidalis (Dixon, 1993).
Suplai saraf m. pterygoideus lateralis berasal dari n. mandibularis cabang n. cranialis V (trigeminus).
Caput superior m. pterygoideus lateralis berfungsi menarik discus articularis ke depan dan pada saat
bersamaan caput condylaris akan ditarik ke depan oleh caput inferior. Kedua m. pterygoideus lateralis
bekerja bergantian untuk memajukan mandibula. Otot ini juga berperan pada gerak membuka mulut melalui
gerak rotasi mandibula di sekitar sumbu horizontal. M. pterygoideus lateralis dari salah sebuah sisi akan
bekerja sama dengan m. pterygoideus medialis untuk menggerakkan dagu melintas garis median ke arah
sisi wajah yang berlawanan, seperti misalnya pada gerak rahang yang mengunyah (Dixon, 1993).

4. M. Pterygoideus Medialis
M. pterygoideus medialis merupakan otot berkepala dua yang tebal di bagian dalam rahang bawah;
terletak antara sudut rahang bawah dan rahang atas (Sloane, 2003). Keluar melalui dua caput, yaitu:
a. Caput profunda yang besar dari permukaan medial lamina lateralis processus pterygoidei dan sebagian
tuber palatina, membentuk batas anterior bagian bawah fossa pterygoidea
b. Caput superficialis yang lebih kecil keluar dari tuber maxillae, juga dari bagian tuber palatina yang
terlihat diantara maxilla dan lamina lateralis processus pterygoidei pada ujung bawah fossa
pterygopalatina (Dixon, 1993).
Suplai saraf m. pterygoideus medialis berasal dari n. mandibularis cabang n. cranialis V
(trigeminus). M. pterygoideus medialis berfungsi mengangkat rahang bawah dan memajukannya. Selain
itu juga berfungsi mengungkit angulus mandibulae ke madial (Dixon, 1993).

B. Kalenjar Submandibularis

Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu kelenjar saliva mayor dan
kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan
kelenjar sublingualis (Dawes, 2008; Roth and Calmes, 1981)

Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di depan telinga,
antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka di bawah
lengkung zigomatik (Leeson dkk, 1990; Rensburg, 1995). Kelenjar parotis terbungkus dalam selubung
parotis (parotis shealth). Saluran parotis melintas horizontal dari tepi anterior kelenjar. Pada tepi anterior
otot masseter, saluran parotis berbelok ke arah medial, menembus otot buccinator, dan memasuki rongga
mulut di seberang gigi molar ke-2 permanen rahang atas (Leeson dkk., 1990; Moore dan Agur, 1995).
Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar kedua, terletak pada dasar mulut
di bawah korpus mandibula (Rensburg, 1995). Saluran submandibularis bermuara melalui satu sampai tiga
lubang yang terdapat pada satu papil kecil di samping frenulum lingualis. Muara ini dapat dengan mudah
terlihat, bahkan seringkali dapat terlihat saliva yang keluar (Moore dan Agur, 1995).
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak paling dalam. Masing-
masing kelenjar berbentuk badam (almond shape), terletak pada dasar mulut antara mandibula dan otot
genioglossus. Masing-masing kelenjar sublingualis sebelah kiri dan kanan bersatu untuk membentuk massa
kelenjar yang berbentuk ladam kuda di sekitar frenulum lingualis (Moore dan Agur, 1995).
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis, kelenjar labialis, kelenjar
palatinal, dan kelenjar glossopalatinal (Rensburg, 1995). Kelenjar lingualis terdapat bilateral dan terbagi
menjadi beberapa kelompok. Kelenjar lingualis anterior berada di permukaan inferior dari lidah, dekat
dengan ujungnya, dan terbagi menjadi kelenjar mukus anterior dan kelenjar campuran posterior. Kelenjar
lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan margin lateral dari lidah. Kelenjar ini bersifat murni
mukus (Rensburg, 1995).
Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. Kelenjar ini bersifat mukus dan
serus. Kelenjar palatinal bersifat murni mukus, terletak pada palatum lunak dan uvula serta regio
posterolateral dari palatum keras. Kelenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang sama dengan kelenjar
palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan glossopalatinal (Rensburg, 1995).
Fungsi kelenjer ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan cairan pertama yang mencerna
makanan. Deras nya air liur dirangsang oleh adanya makanan di mulut, melihat, membaui, dan memikirkan
makanan.
Fungsi saliva atau ludah adalah cairan yang bersifat alkali. Ludah mengandung musin, enzim
pencerna, zat tepung yaitu ptialin dan sedikit zat padat. Fungsi ludah bekerja secara fisis dan secara kimiawi.

sumber : Pearce, Evelyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Diagnostic Radiology Anatomy Modules. 1994.University of Washington, Departement of
Radiology : Washington

Anda mungkin juga menyukai