Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Blok Sistem Tubuh Manusia adalah blok keempat pada semester I dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
memaparkan kasus Tn. Angky, 40 tahun , sudah bekerja selama 10 tahun sebagai
seorang sopir bus antar provinsi datang ke praktik dokter dengan keluhan nyeri
punggung bawah dan sendi lutut. Pada saat dilakukan anamnesis, Tn. Angky
mengatakan bahwa dia bekerja selama 14 jam sehari.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Data Tutorial


Tutor : Trisnawati, S.Si, M.Kes
Moderator : Riska Desmarani
Notulis : Karisa Arteha Liusukada
Sekretaris : Yola Akma Rinda
Waktu : Senin, 13 Januari 2014
Rule tutorial : 1. Dilarang mengaktifkan ponsel.
2. Dilarang makan di dalam ruangan.
3. Dilarang keluar tanpa izin tutor.
4. Boleh menjawab/mengajukan pertanyaan setelah
ditunjuk oleh moderator.

2.2. Skenario
Tn. Angky, 40 tahun , sudah bekerja selama 10 tahun sebagai seorang sopir bus
antar provinsi datang ke praktik dokter dengan keluhan nyeri punggung bawah dan
sendi lutut. Pada saat dilakukan anamnesis, Tn. Angky mengatakan bahwa dia
bekerja selama 14 jam sehari.

2.3. Seven Jump Step


2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Sendi Lutut : Hubungan antara tulang paha, tulang kering, dan
lutut
2. Anamnesis : Proses mengingat kembali riwayat penyakit
pasien berdasarkan ingatan dari pasien.
3. Keluhan :Terlahirnya perasaan susah, mengeluarkan
perasaan susah.
4. Nyeri : Berasa sakit, rasa yang menimbulkan
penderitaan.
5. Punggung bawah : Punggung bagian bawah.
6. Punggung : Bagian belakang tubuh dari leher sampai tulang
ekor.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 2


2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Tn. Angky, 40 tahun, bekerja sebagai sopir bus antar provinsi selama 10 tahun
mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan sendi lutut.
2. Saat dilakukan anamnesis, Tn. Angky mengatakan bahwa dia bekerja selama
14 hari.

2.3.3 Analisis Masalah


1. Tn. Angky, 40 tahun, bekerja sebagai sopir bus antar provinsi selama 10 tahun
mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan sendi lutut.

a. Bagaimana hubungan usia, pekerjaan, dan keluhan yang diderita Tn.


Angky?
Jawab:
Pada usia 40 tahun cairan sinovial pada sendi berkurang sehingga
menyebabkan rasa sakit pada sendi, karena tidak ada lagi yang melumasi
sendi tersebut. (Snell, 2012)
Pekerjaan yang menuntut seseorang teteap pada posisinya, perubahan
posisi dalam bekerja akan menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan
dengan postur yang dinamis, memilki resiko muskuloskletal disorder lebih
rendah dibandingkan dengan pekerjaan yang mengharuskan postur statis.
Hal ini disebabkan karena postur tubuh yang statis dapat meningkatkan
risiko yang berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah (terjadinya
obstruksi) dan nutrisi pada jaringan otot. Bergerak sangat diperlukan untuk
pemberian nutrisi pada discus, sehingga pekerjaan statis dapat mengurangi
nutrisi tersebut. Selain itu pekerjaan statis menyebabkan peregangan otot
dan ligamen daerah punggung, hal ini merupaka faktor risiko timbulnya
nyeri punggung bawah. (Riihiimaki,1988)

b. Anatomi tubuh manakah yang digunakan Tn. Angky saat mengendarai bus?
Jawab:
1) Ekstrimitas Superior.
2) Ekstrimitas Inferior.
3) Columna Vertebrae.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 3


c. Bagaimana struktur anatomi punggung?
Jawab:
1) Tulang
- 7 vertebrae cervicalis.
- 12 vertebrae thoracalis.
- 5 vertebrae lumbalis.
- 5 vertebrae sacralis.
- 4 vertebrae coccygis.

Gambar 1 Columna Vertebralis

2) Otot
Otot pada punggung dibagi menjadi tiga kelompok utama:
a) Otot-otot Superficial
-M trapezius
-M Latissimus dorsi
-M levator scapulae
-M Rhomboideus major
-M rhomboideus minor

b) Otot-otot Intermedia
-M serratus posterior
-M serratus anterior

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 4


-M serratus superior
-M serratus inferior
-M levatores costarum

c) Otot-otot Profunda Punggung


-M Semispinalis capitis
-M longissimus capitis
-M longgisimus cervicis
-M iliocostralis cervicis
-M spinalis throracis
-M iliocostalis throracis
-M semispinalis throracis
-M multifus
-M longissimus thoracis
-M iliocostralis lumorum
(Snell, 2006)

Gambar 2 Otot-otot Intermedia

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 5


Gambar 3 Otot-otot Profunda Punggung

3) Sendi
Discus Intervertebralis berperan sebagai peredam benturan . Terdiri dari
Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus. Anulus Fibrosus merupakan
bagian pinggir discus, terdiri dari jaringan fibrocartilago, didalamnya
terdapat serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamel yang
konsentris. Nucleus Pulposus merupakan masa yang lonjong dan zat
gelatin yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen dan sedikit
sel-sel tulang rawa.
(Snell, 2006)

d. Bagaimana struktur anatomi lutut?


Jawab:
Struktur anatomi lutut:

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 6


Gambar 4 Anatomi Lutut

Persendian
Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint ini ditutupi oleh lapisan
hyaline cartilage yang tipis yang disebut articular cartilage, yang merupakan
bantalan pada persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang
dikelilingi oleh kapsul sendi. Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat
kedua tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu
terjadi gerakan.

Sendi lutut disarafi oleh :


1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis
(Fitriani, Jurnal FK USU)

e. Bagaimana mekanisme nyeri?


Jawab:
Stimulus nodious kerusakan jaringan pelepasan bahan kimia
endogen aktivitas nosiseptor transmisi impuls nociceptif ke SSP
integrasi informasi nociceptif pada level spinal integrasi pada level
supraspinal respon nyeri (Kurfak, 2005)

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 7


f. Tipe gerakan sendi apa yang biasa digunakan Tn. Angky?
Jawab:

Tipe pergerakan sendi yang memungkinkan pada Tn. Angky terdapat


pada pergerakan diarthrosis atau pergerakan bebas, pada os femur dan os
tibia terdapat sebuah pergerakan sendi engsel yang memungkinkan
pergerakan satu arah yaitu pergerakan flexi dan ekstensi
Pada os karpal dan os radius terjadi pergerakan sendi engsel yang
memungkinkan terjadinya pergerakan satu arah yaitu flexi dan ekstensi .
Pada os tibia/fibula dan os tarsal ada sendi ensel yang memungkinkan
gerakan flexi dan ektensi.
Pada os humerus dan os scapula terjadi pergerakan adduksi dan abduksi.
Pada leher dengan kepala terdapat gerakan elevasi dan depresi.
(Snell,2006)

g. Apa penyebab nyeri punggung bawah dan sendi lutut?


Jawab:
1) Peradangan otot dan kapsul pembungkus sendi akibat peregangan yang
berlebihan karena pengaruh usia.
2) Menipisnya tulang rawan sendi.
3) Kelainan congenital.
4) Trauma dan gangguan mekanis.
5) Kelainan alat visera dan retroperitonium.
6) Kelainan sikap tubuh ( postur).

h. Apa penyebab nyeri punggung bawah dan sendi lutut pada Tn. Angky?
Jawab:
1) Degenerasi fungsi tubuh.
2) Kondisi duduk yang statis.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 8


2. Saat dilakukan anamnesis, Tn. Angky mengatakan bahwa dia bekerja selama 14
jam sehari.
a. Bagaimana hubungan antara bekerja selama 14 jam sehari dengan keluhan
yang diderita Tn. Angky?
Jawab:
-Pekerja yang lama duduknya 90-300 menit terbukti meningkatkan faktor
resiko terjadinya nyeri punggung, adanya gerakan sendi secara terus
menerus selama 14 jam bisa menyebabkan nyeri pada lutut. (Kurt, 2007)

-Saat manusia duduk, beban maksimal lebih berat 6-7 kali dari berdiri.
Tulang atlas yang menyangga tengkorak mengalami beban terberat, jika
riding position-nya salah, bagian tulang belakang yakni vertebrae lumbalis
2-3 (mendekati tulang piggul) akan terserang nyeri punggung bawah.
(Sukarto, 2007)

b. Bagaimana akibat duduk sebagai sopir bus antar provinsi selama 14 jam
sehari terhadap tulang punggung?
Jawab:
Posisi duduk yang salah dalam waktu lama dapat menyebabkan kelainan
pada columna vertebralis:
1) Kyphosis
Kyphosis adalah lengkung sagital yang berlebihan di daerah thoracal
columna vertebralis. Keadaan ini disebabkan oleh kelemahan otot atau
perubahan struktur corpus vertebrae atau discus intervertebralis.
2) Lordosis
Lordosis adalah lengkung sagital yang berlebihan di daerah lumbal.
Lordosis dapat disebabkan oleh bertambahnya isis abdomen, misalnya
pada orang hamil.
3) Scoliosis
Scoliosis adalah deviasi lateral pada columna vertebralis. Scoliosis
paling sering ditemukan di daerah thoracal.
(Snell, 2006)

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 9


Gambar 5 Kyphosis

Gambar 6 Lordosis

Gambar 7 Scoliosis

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 10


c. Apa saja sistem syaraf yang mempersarafi otot yang menyebabkan
timbulnya rasa nyeri di punggung bawah dan lutut?
Jawab:
- M. Obliquus externus abdominis
a. N. Illiohypogastricus
b. N. illioinguinalis
- M. Obliquus internus abdominis
a. N. Illiohypogastricus
b. N. illioinguinalis
(Snell, 2006 dan Sobotta edisi 22)

d. Apa NNI dalam skenario ini?


Jawab:
1) Bekerja
Rasulullah saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik?
Beliau menjawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik, (HR
Ahmad dan Baihaqi).

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:


Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu
bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia
meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun
tidak. (HR. Bukhari dan Muslim).

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 11


2.3.4 Kerangka Konsep

Tn. Angky 40 tahun, bekerja


sebagai sopir bus antar provinsi
selama 10 tahun dan bekerja
selama 14 jam sehari.

Keadaan duduk statis. Degeneratif fungsi Obstruksi pembuluh darah.


tubuh.

Nyeri punggung
bawah dan sendi lutut.

2.3.5 Kesimpulan
Tn. Angky, 40 tahun, bekerja sebagai sopir bus antar provinsi selama 10 tahun
mengalami nyeri punggung, nyeri sendi lutut dikarenakan faktor usia dan lama
pekerjaan yang menyebabkan degenerasi fungsi tubuh, posisi duduk yang statis dan
obstruksi pembuluh darah.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 12


2.4 Learning Issue

No. Pokok What I What I Dont What I have How I Will


Pembahasaan Know Know to Prove Learn

1. Anatomi Anatomi Osteologi, Tulang-tulang Internet


Punggung columna Arthrologi, di punggung, (Jurnal,
vertebralis. Myologi, kelainan pada ebook, etc)
Saraf columna dan Text
Punggung. vertebralis. Book
2. Anatomi Lutut Sendi pada Osteologi, Gerakan yang Internet
lutut. Arthrologi, dapat (Jurnal,
Myologi, dilakukan pada ebook, etc)
Saraf pada sendi lutut. dan Text
lutut. Book
3. Nyeri Penyebab Mekanisme Penyebab Internet
timbulnya nyeri, timbulnya rasa (Jurnal,
nyeri. Penyebab nyeri pada ebook, etc)
nyeri. punggung dan Text
bawah dan Book
sendi lutut.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 13


2.5 Sintesis Masalah
1. Anatomi Punggung.
2. Anatomi Lutut.
3. Gerak Anatomis.
4. Nyeri.
5. NNI.
6. Kelainan tulang punggung.

2.5.1 Anatomi Punggung


1) Tulang
- 7 vertebrae cervicalis.
- 12 vertebrae thoracalis.
- 5 vertebrae lumbalis.
- 5 vertebrae sacralis.
- 4 vertebrae coccygis.

Gambar 8 Columna Vertebralis

2) Otot
Otot pada punggung dibagi menjadi tiga kelompok utama:
a) Otot-otot Superficial
-M trapezius

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 14


-M Latissimus dorsi
-M levator scapulae
-M Rhomboideus major
-M rhomboideus minor

b) Otot-otot Intermedia
-M serratus posterior
-M serratus anterior
-M serratus superior
-M serratus inferior
-M levatores costarum

c) Otot-otot Profunda Punggung


-M Semispinalis capitis
-M longissimus capitis
-M longgisimus cervicis
-M iliocostralis cervicis
-M spinalis throracis
-M iliocostalis throracis
-M semispinalis throracis
-M multifus
-M longissimus thoracis
-M iliocostralis lumorum
(Snell, 2006)

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 15


Gambar 9 Otot-otot Intermedia

Gambar 10 Otot-otot Profunda Punggung

3) Sendi
Discus Intervertebralis berperan sebagai peredam benturan .
Terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus. Anulus Fibrosus
merupakan bagian pinggir discus, terdiri dari jaringan fibrocartilago,
didalamnya terdapat serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamel

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 16


yang konsentris. Nucleus Pulposus merupakan masa yang lonjong dan
zat gelatin yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen dan
sedikit sel-sel tulang rawa.
(Snell, 2006)

2.5.2 Anatomi lutut


Struktur anatomi lutut:

Gambar 11 Anatomi Lutut

Persendian
Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint ini ditutupi oleh lapisan
hyaline cartilage yang tipis yang disebut articular cartilage, yang merupakan
bantalan pada persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang
dikelilingi oleh kapsul sendi. Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat
kedua tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu
terjadi gerakan.

Sendi lutut disarafi oleh :


1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis
(Fitriani, Jurnal FK USU)

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 17


Tulang yang membentuk sendi lutut antara lain:
1) Tulang Femur (Tulang paha)
Tulang femur termasuk tulang panjang yang bersendi ke atas dengan
pelvis dan ke bawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis
proximal diaphysis dan epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi
dalam persendian lutut adalah epiphysis distalis. Epiphysis distalis merupakan
bulatan sepasang yang disebut condylus femoralis lateralis dan medialis. Di
bagian proximal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut
epicondylus lateralis dan epicondylus lateralis. Pandangan dari depan, terdapat
dataran sendi yang melebar ke lateral yang disebut fades patellaris yang nantinya
bersendi dengan tulang patella. Dan pandangan dari belakang, diantara condylus
lateralis dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossa intercondyloidea
(Platser W, 1993).
2) Tulang patella (Tulang tempurung lutut)
Tulang patella merupakan tulang dengan bentuk segitiga pipih dengan
apeks menghadap ke arah distal. Pada permukaan depan kasar sedangkan
permukaan dalam atau dorsal memiliki permukaan sendi yaitu fades articularis
lateralis yang lebar dan fades articulararis medialis yang sempit (Platser W,
1993).
3) Tulang Tibia (Tulang kering)
Tulang tibia terdiri dan epiphysis proximalis, diaphysis distalis.
Epiphysis proximalis pada tulang tibia terdiri dari dua bulatan yang disebut
condylus lateralis dan condylus medialis yang atasnya terdapat dataran sendi
yang disebut fades artikularis lateralis dan medialis yang dipisahkan oleh
ementioiniercondyloidea (Evelyn, 2002).
Lutut merupakan sendi yang bentuknya dapat dikatakan tidak ada kesesuaian
bentuk, kedua condylus dari femur secara bersama sama membentuk sejenis
katrol (troclea), sebaiknya dataran tibia tidak rata permukaanya, ketidak sesuaian
ini dikompensasikan oleh bentuk meniscus (Platser W, 1993). Hubungan-
hubungan antara tulang tersebut membentuk suatu sendi yaitu: antara tulang
femur dan patella disebut articulatio patella femorale, hubungan antara tibia dan
femur disebut articulatio tibio femorale. Yang secara keseluruhan dapat
dikatakan sebagai sendi lutut atau knee joint (Evelyn, 2002).

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 18


4) Tulang Fibula
Tulang fibula ini berbentuk kecil panjang terletak disebelah lateral dan
tibia juga terdiri dari tiga bagian yaitu: epiphysis proximalis, diaphysis dan
epiphysis distalis. Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibula yang
ke proximalis meruncing menjadi apex capitulis fibula. Pada capitulum terdapat
dua dataran yang disebut fades articularis capiluli fibula untuk bersendi dengan
tibia. Diapiphysis mempunyai empat crista lateralis, crista medialis, crista
lateralis dan fades posterior. Epiphysis distalis ke arah lateral membulat disebut
maleolus lateralis (mata kaki luar) (Evelyn, 2002).

2.5.3 Gerak Anatomis


Pergerakan struktur tubuh baik gerak (motion) maupun perpindahan
(movement) terjadi karena kontraksi otot. Otot dapat menggerakkan bagian-bagian
kerangka maupun organ internal secara relatif satu sama lain. Semua pergerakan itu
diklasifikasikan berdasarkan arah struktur yang digerakkan. Pada anatomi manusia,
semua deskripsi posisi dan pergerakan didasarkan pada asumsi bahwa tubuh berada
pada rentang medial dan abduction penuh dalam posisi anatomis.
Pergerakan bisa memberi tekanan yang signifikan pada sendi yang terlibat. Semua
gerak (motion) dianggap sebagai kontribusi campuran maupun tunggal oleh
perpindahan (movement) yang mengikutinya. Gerak memiliki lawan dan diperlakukan
sebagai pasangan.
Untuk menggambarkan berbagai pergerakan tubuh, sembari menjelaskan dan
menganalisis latihan, kita menggunakan terminologi kinesiologi atau studi tentang
gerak.

TERMINOLOGI GERAK ANATOMIS

Pergerakan ini adalah relatif terhadap tubuh, dan bukan terhadap posisi tubuh di
dalam ruang.
1. Anterior atau Ventral bagian depan tubuh.
2. Posterior atau Dorsal bagian belakang tubuh.
3. Superior bagian atas tubuh.
4. Inferior bagian bawah tubuh.
5. Medial menuju garis tengah tubuh.
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 19
6. Lateral menjauh dari garis tengah tubuh.
7. Proksimal mendekati batang tubuh.
8. Distal menjauhi batang tubuh.
9. Superficial dekat dari permukaan tubuh.
10. Deep jauh di bawah permukaan tubuh.
11. Cephalic berkaitan arah kepala.
12. Caudal berkaitan dengan tulang ekor.
13. Unilateral, Ipsilateral, Isolateral mengacu pada satu sisi.
14. Bilateral mengacu pada kedua belah sisi.

BIDANG ANATOMIS

Gerak manusia digambarkan dalam tiga dimensi berdasarkan sistem bidang dan
sumbu. Tiga bidang imajiner diposisikan membelah tubuh pada sudut sedemikian
sehingga saling berpotongan di pusat massa tubuh. Dalam posisi anatomisnya, pusat
gravitasi (COG = centre of Gravity) manusia berada di promontori sakrum (sacral
promontory).
1. Bidang Sagital juga dikenal sebagai Bidang Median atau Anteroposterior adalah
bidang imajiner yang membentang dari depan ke belakang dan dari atas ke bawah.
Bidang ini membelah tubuh menjadi bagian medial (kiri) dan bagian lateral (kanan).
2. Bidang Frontal juga dikenal sebagai bidang Coronal atau Lateral membentang
dari sisi ke sisi dan dari atas ke bawah. Bidang ini membelah tubuh menjadi bagian
anterior (depan) dan belakang (posterior).
3. Bidang Transversal atau bidang Horizontal, membentang dari sisi ke sisi dan dari
depan ke belakang, membelah tubuh menjadi bagian superior (atas) dan inferior
(bawah).
Bidang sagital tegak lurus terhadap bidang frontal yang tegak lurus terhadap bidang
horizontal. Bidang-bidang ini hanyalah titik acuan. Ketiganya adalah sarana untuk
menggambarkan gerak.
SUMBU ANATOMIS

Sumbu digunakan untuk menggambarkan gerak rotasi otot dan tulang.


1. Sumbu longitudinal atau sumbu kutub merentang dari utara ke selatan terhadap
posisi anatomis.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 20


2. Sumbu horizontal atau sumbu bilateral merentang dari timur ke barat terhadap
posisi anatomis.
3. Sumbu antero-posterior merentang dari depan ke belakang terhadap posisi
anatomis.

1. GERAK PADA BIDANG SAGITAL

1. Fleksi suatu gerak sendi yang memperkecil sudut sendi di antara dua tulang atau
lebih. Gerak ini terjadi di sekitar sumbu transversal. Gerak fleksi menggerakkan
sendi dari posisi netral ke posisi apapun pada arah yang sama dengan gerak natural
sendi. Atau, jika Anda telah pada posisi ekstensi, gerak fleksi mengembalikan sendi
ke posisi netral.
2. Ekstensi gerak kebalikan dari fleksi. Ekstensi adalah gerak meluruskan di sekitar
sumbu transversal ketika sendi bergerak dari posisi fleksi kembali ke posisi
anatomis netral pada bidang sagital.
3. Hiper-ekstensi adalah gerakan melampaui posisi netral atau lebih dari nol derajat.
Hiper dalam konteks ini bukan berarti berlebihan, atau lebih besar dari normal, atau
terlalu banyak tapi sekadar di lebih dari netral atau nol.
4. Dorsifleksi gerak fleksi pada sendi pergelangan kaki ke arah atas, membawa kaki
mendekati tungkai bawah.
5. Plantar fleksi gerak fleksi pada sendi pergelangan kaki ke arah bawah telapak
kaki, membawa kaki menjauhi tungkai bawah.

2. GERAK PADA BIDANG FRONTAL

1. Abduksi gerak ke samping, menjauhi tubuh pada posisi anatomis.


2. Hiper-abduksi gerak abduksi melampaui sudut optimal yang memungkinkan
3. Adduksi kebalikan dari abduksi, mengarah kembali ke posisi anatomis.
4. Hiper-adduksi gerak adduksi melebihi garis tengah tubuh.
5. Elevasi gerak bahu kearah telinga, seperti ketika mengangkat bahu untuk
mengatakan, Saya tidak tahu.
6. Depresi kebalikan elevasi, kembali ke posisi anatomis.
7. Fleksi Lateral menekuk leher atau batang tubuh ke samping.

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 21


8. Inversi gerak memutar kaki sehingga sisi medial telapak kaki terangkat ke
dalam kombinasi supinasi dan adduksi.
9. Eversi gerak memutar kaki sehingga sisi lateral telapak kaki terangkat ke luar
Kombinasi pronasi dan abduksi.

3. GERAK PADA BIDANG TRANSVERSAL

1. Abduksi horizontal suatu gerak unik pada bidang transversal. Misalnya, berdiri
dengan lengan lurus terentang ke samping, lurus setinggi bahu dan sejajar lantai.
Pindahkan lengan ke arah depan tubuh, sepanjang garis bahu dan sejajar lantai.
2. Adduksi horizontal kebalikan abduksi horisontal. Misalnya, berdiri dengan
kedua lengan terjulur ke depan tubuh, sejajar lantai. Pindahkan lengan ke
samping tubuh, sepanjang garis bahu, sejajar lantai.

2.5.4 Nyeri
a. Klasifikasi Nyeri
Penggolongan nyeri yang sering digunakan adalah klasifikasi berdasarkan satu
dimensi yaitu berdasarkan patofisiologi (nosiseptif vs neuropatik) ataupun berdasarkan
durasinya (nyeri akut vs kronik).

1) Nosiseptik vs Neuropatik
Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptik dan nyeri
neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya stimuli noksius
(trauma, penyakit atau proses radang). Dapat diklasifikasikan menjadi nyeri visceral
(berasal dari rangsangan pada organ viseral), atau nyeri somatik (berasal dari jaringan
seperti kulit, otot, tulang atau sendi). Nyeri somatik sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu superfisial (dari kulit) dan dalam (dari yang lain). Pada nyeri
nosiseptik sistem saraf nyeri berfungsi secara normal, secara umum ada hubungan yang
jelas antara persepsi dan intensitas stimuli dan nyerinya mengindikasikan kerusakan
jaringan. Perbedaan yang terjadi dari bagaimana stimuli diproses melalui tipe jaringan
menyebabkan timbulnya perbedaan karakteristik. Sebagai contoh nyeri somatik
superfisial digambarkan sebagai sensasi tajam dengan lokasi yang jelas, atau rasa
terbakar. Nyeri somatik dalam digambarkan sebagai sensasi tumpul yang difus. Sedang

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 22


nyeri viseral digambarkan sebagai sensasi cramping dalam yang sering disertai nyeri
alih (nyerinya pada daerah lain).
Nyeri neuropatik adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya
kerusakan atau disfungsi dari sistim saraf baik perifer atau pusat. Penyebabnya adalah
trauma, radang, penyakit metabolik (diabetes mellitus, DM), infeksi (herpes zooster),
tumor, toksin, dan penyakit neurologis primer. Dapat dikategorikan berdasarkan sumber
atau letak terjadinya gangguan utama yaitu sentral dan perifer. Dapat juga dibagi
menjadi peripheral mononeuropathy dan polyneuropathy, deafferentation pain,
sympathetically maintained pain, dan central pain. Nyeri neuropatik sering dikatakan
nyeri yang patologis karena tidak bertujuan atau tidak jelas kerusakan organnya.
Kondisi kronik dapat terjadi bila terjadi perubahan patofisiologis yang menetap setelah
penyebab utama nyeri hilang. Sensitisasi berperan dalam proses ini. Walaupun proses
sensitisasi sentral akan berhenti bila tidak ada sinyal stimuli noksius, namun cedera
saraf dapat membuat perubahan di SSP yang menetap. Sensitisasi menjelaskan mengapa
pada nyeri neuropatik memberikan gejala hiperalgesia, alodinia ataupun nyeri yang
persisten. Nyeri neuropatik dapat bersifat terus menerus atau episodik dan digambarkan
dalam banyak gambaran seperti rasa terbakar, tertusuk, shooting, seperti kejutan listrik,
pukulan, remasan, spasme atau dingin. Beberapa hal yang mungkin berpengaruh pada
terjadinya nyeri neuropatik yaitu sensitisasi perifer, timbulnya aktifitas listrik ektopik
secara spontan, sensitisasi sentral, reorganisasi struktur, adanya proses disinhibisi
sentral, dimana mekanisme inhibisi dari sentral yang normal menghilang, serta
terjadinya gangguan pada koneksi neural, dimana serabut saraf membuat koneksi yang
lebih luas dari yang normal.

2) Akut vs Kronik
Nyeri akut diartikan sebagai pengalaman tidak menyenangkan yang kompleks
berkaitan dengan sensorik, kognitif dan emosional yang berkaitan dengan trauma
jaringan, proses penyakit, atau fungsi abnormal dari otot atau organ visera. Nyeri akut
berperan sebagai alarm protektif terhadap cedera jaringan. Reflek protektif (reflek
menjauhi sumber stimuli, spasme otot, dan respon autonom) sering mengikuti nyeri
akut. Secara patofisiologi yang mendasari dapat berupa nyeri nosiseptif ataupun nyeri
neuropatik. Nyeri kronik diartikan sebagai nyeri yang menetap melebihi proses yang
terjadi akibat penyakitnya atau melebihi waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan,
biasanya 1 atau 6 bulan setelah onset, dengan kesulitan ditemukannya patologi yang

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 23


dapat menjelaskan tentang adanya nyeri atau tentang mengapa nyeri tersebut masih
dirasakan setelah proses penyembuhan selesai. Nyeri kronik juga diartikan sebagai nyeri
yang menetap yang mengganggu tidur dan kehidupan sehari-hari, tidak memiliki fungsi
protektif, serta menurunkan kesehatan dan fungsional seseorang. Penyebabnya
bermacam-macam dan dipengaruhi oleh factor multidimensi, bahkan pada beberapa
kasus dapat timbul secara de novo tanpa penyebab yang jelas.

b. Penyebab Nyeri
Pekerja yang lama duduknya 90-300 menit terbukti meningkatkan faktor resiko
terjadinya nyeri punggung, adanya gerakan sendi secara terus menerus selama 14 jam
bisa menyebabkan nyeri pada lutut. (kurt J, 1996). Semakin lama duduk, bekerja lebih
dari 12 jam sehari bisa meningkatkan resiko nyeri sebesar 1,6 %.
Pada 70 % pasien setengah baya , nyeri punggung dapat terjadi dikarenakan
adanya degeneratif vertebra lumbosakral, stress, trauma, dan adanya pekerjaan yang
memaksa untukl mengangkat beban berat, terjadinya spondi lolistesis, spondilitis
ankilosis, kelelahan, dan karena duduk atau beridir yang terlalu lama. (Buku Ajar
Kedokteran ed1, J. jeyaratnam, david koh, alih bahasa : dr suryadi, editor alih bahasa :
dr retna neary elseria sihombong dan palupi widyastuti,SKM))
Usia merupakan faktor yang mendukung terjadinya nyeri punggung belakang,
karena pada usia lanjut terjadilah penurunan fungsi-fungsi tubuh (degeneratif fungsi
tubuh), terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda, selain itu
tulang rawan yang melapisi lutut akan menipis, dan berkurangnya cairan synovial.
Pada usia lanjut biasanya osteoarthritis (radang sendi menurun) menyebabkan
tulang rawan yang melindungi dan menjaga tulang belakang menjadi memburuk.
Gangguan ini dipikirkan menjadi penyebab, setidaknya pada bagian, terhadap
penggunaan dan sobekan pada tahun-tahun penggunaan. Piringan diantara tulang
belakang memburuk, mempersempit ruang disana dan menekan akar saraf tulang
belakang. Tonjolan tulang yang tidak biasa (spurs) bisa terbentuk pada tulang belakang
dan juga menekan akar saraf tulang belakang. Seluruh perubahan ini dapat
menyebabkan nyeri tulang belakang seperti kekakuan.
Sendi pinggul dan lutut adalah dua sendi yang paling sering terasa nyeri karena
paling banyak menerima beban. Penyebab utama nyeri kedua sendi tersebut juga bukan
penyakit rematik atau asam urat. Pada usia di bawah 45 tahun, penyebab utama nyeri
kedua sendi ini adalah peradangan otot dan kapsul pembungkus sendi akibat peregangan

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 24


yang berlebihan, seperti misalnya karena olah raga atau terpeleset. Sementara di atas
umur 45 tahun, penyebab utama nyeri kedua sendi tersebut adalah pengapuran
sendi (osteoartritis), bukan, penyakit rematik atau asam urat, seperti keyakinan banyak
orang. Pengapuran sendi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh menipisnya
tulang rawan sendi. Tulang rawan berfungsi melapisi setiap ujung tulang pembentuk
sendi, sehingga sendi dapat bergerak bebas tanpa rasa sakit. Jika tulang rawan tersebut
menipis, ujung tulang tidak dilapisi lagi oleh tulang rawan dan akan saling bergesekan
secara langsung sehingga mengakibatkan rasa nyeri.
Terdapat hubungan antara beban kerja dengan keluhan nyeri punggung. Keluhan
nyeri punggung dapat disebabkan oleh posisi duduk yang kurang nyaman atau kurang
istirahat. Nyeri sendi dapat disebabkan oleh gerakan fleksi melebihi 70 derajat karena
terlalu sering menginjak kopling. Sehingga terjadi kontraksi otot serta ketegangan
tendonnya, kestabilan sendi tidak dapat dipertahankan apabila terjadi berulang dan
lama. Gesekan tersebut dapat menyebabkan nyeri pada sendi lutut. (fitriningsih, 2013)

c. Mekanisme Dasar Nyeri


Mekanisme dasar terjadinya nyeri adalah proses nosisepsi. Nosisepsi adalah
proses penyampaian informasi adanya stimuli noksius, di perifer, ke sistim saraf pusat.
Rangsangan noksius adalah rangsangan yang berpotensi atau merupakan akibat
terjadinya cedera jaringan, yang dapat berupa rangsangan mekanik, suhu dan kimia.
Bagaimana informasi ini di terjemahkan sebagai nyeri melibatkan proses yang
kompleks dan masih banyak yang belum dapat dijelaskan.
Deskripsi makasnisme dasar terjadinya nyeri secara klasik dijelaskan dengan empat
proses yaitu transduksi, transmisi, persepsi, dan modulasi. Pengertian transduksi adalah
proses konversi energi dari rangsangan noksius (suhu, mekanik, atau kimia) menjadi
energi listrik (impuls saraf) oleh reseptor sensorik untuk nyeri (nosiseptor).
Sedangkan transmisi yaitu proses penyampaian impuls saraf yang terjadi akibat adanya
rangsangan di perifer ke pusat. Persepsi merupakan proses apresiasi atau pemahaman
dari impuls saraf yang sampai ke SSP sebagai nyeri. Modulasi adalah proses
pengaturan impuls yang dihantarkan, dapat terjadi di setiap tingkat, namun biasanya
diartikan sebagai pengaturan yang dilakukan oleh otak terhadap proses di kornu dorsalis
medulla spinalis (Meliala, 2004).

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 25


2.5.5 Nilai-nilai Islam

Dari Miqdan r.a. dari Nabi Muhammad Saw, bersabda: Tidaklah seseorang makan
lebih baik dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud a.s., makan dari hasil
usahanya sendiri. (H.R. Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw: Sesungguhnya Nabi Daud a.s.,
tidak makan kecuali dari hasil usahanya sendiri. (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh, seandainya
salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka
itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu
memberinya ataupun tidak. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-Awwam r.a., ia berkata: Rasulullah Saw
bersabda: Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa
utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar
dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu
lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi
ataupun tidak. (HR. Bukhari)

Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabda: Barang siapa pada malam hari merasakan
kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni
Allah (Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir )

Rasulullah saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau
menjawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan
semua perjualbelian yang dianggap baik, (HR Ahmad dan Baihaqi).

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 26


2.5.6 Kelainan Tulang Punggung

Posisi duduk yang salah dalam waktu lama dapat menyebabkan kelainan pada
columna vertebralis:
1) Kyphosis
Kyphosis adalah lengkung sagital yang berlebihan di daerah thoracal columna
vertebralis. Keadaan ini disebabkan oleh kelemahan otot atau perubahan struktur corpus
vertebrae atau discus intervertebralis. Misalnyapada remaja yang sakit-sakitan, tonus
otot yag berkurang karena belajar dalam waktu lama atau bekerja berjam-jam dengan
meja yang rendah. Pasien ini disebut berbahu bundar. Crush fractures atau destruksi
oleh tuberkulosis pada corpus vertebrae mengakibatkan kyphosis angular acutacolumn
vertebralis. Pada orang tua, osteoporosis (penipisan tulang abnormal) dan/atau
degenerasi discus intervertebralis menyebabkan kyphosis senilis, yang mengenai
columna vertebralis daerah cervical, thoracal dan lumbal.
2) Lordosis
Lordosis adalah lengkung sagital yang berlebihan di daerah lumbal. Lordosis
dapat disebabkan oleh bertambahnya isi abdomen, seeperti pada orang hamil atau
adanyatumor ovarii yang besar, atau dapat pula disebabkan oleh penyakit pada columna
vertebralis seperti pada spondylolisthesis. Kemungkinan keadaan ini merupakan
kompensasi postural pada kyphosis thoracicus atau penyakit articulatio coxae
(dislocatio congenitalis) tidak boleh dilupakan.
3) Scoliosis
Scoliosis adalah deviasi lateral pada columna vertebralis. Scoliosis paling sering
ditemukan di daerah thoracal dan dapat diakibatkan oleh kerusakan otot atau vertebrae.
Kelumpuhan otot-otot akibat poliomielitis dapat menimbulkan scoliosis hebat. Adanya
hemivertebrata kongenital dapat juga menyebabkan skoliosis. Seringkali scoliosis
bersifat kompensasi pada kaki yang pendek sebelah atau penyakit panggul (Snell,
2006).

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 27


DAFTAR PUSTAKA

Alcouffe, J dkk., 1999. Analysis by Sex Love Back Pain Among Workers from Small
Companies in the Paris Area : Sevety and Occupational Consequence.
Anonim. 2013. Nyeri Sendi. http://www.pantirapih.or.id [diakses tanggal 14 Januari
2014].
Fitriningsih,w.hariyono. 2013. Hubungan Umur, Beban Kerja dan Posisi Duduk Saat
Bekerja dengan Keluhan Nyeri Punggung pada Pengemudi Angkutan Kota di
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Jurnal KESMAD UAD.5(2):162-232)
Issebacher, KJ dkk., 2012. Prinsip Ilmu Penyait Dalam. Jakarta : EGC.
Guyton & Hall., 2007. Fisiologi. Jakarta : EGC.
Jeyaratman, J dan Koh, D., 2013. Buku Ajar Kedokteran ed1. Jakarta : EGC.
Price, SA dan Wilson, LM., 2002. Patofisiologi. Jakarta:EGC.
Mansjoer, A, dkk., 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Meliala, L. 2004. Terapi Rasional Nyeri. Medika Gama Press, Yogyakarta.
Painedu.org, 2008., Physiology of Pain. http://www.painedu.org [diakses tanggal 14
Januari 2014].
Price, SA dan Wilson, LM., 2002. Patofisiologi. Jakarta:EGC.
Snell,RS. 2006., Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC.
Setyanegara, Hasan,YR, dan Abubakar, S., 2013. Ilmu Bedah Saraf.
http://health.liputan6.com [diakses tanggal 14 Januari 2014].

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 4 Page 28

Anda mungkin juga menyukai