Anda di halaman 1dari 11

TERAPI STROKE TINGKAT AKUT

Stroke adalah suatu kejadian yang berkembang karena terjadinya jejang perubahan
metabolic yang menimbulkan kerusaka saraf denagan lama bervariasai setelah terhentinya
aliran darah ke suatau bagian otak.Dengan demikian untuk mengurangi morbidibilitas
dan mortabilias perlu dilakukan ntervensi secara cepat.Salah satu tugas terpenting dokter
sewaktu menghadapi deficit neurologic akut loka dan neukonvulsif adalah menentukan
apakah kausannya pendarahan atau iskemik infark.Terapi darurat kedua untuk tipe
stroke tersebut berbeda ,karena teapi untuk pembentukan thrombus dapat memicu
pendarahan pada CVA hemoragik.Pendekatan pada terapi darurat memiliki tiga tujuan
(1) mencehgah edera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah iskemik
noninfark,(2)membalikkan cedera saraf sedapat mungkin dan (3) mencegah cedera
neurologic lebih lanjut dengan melindungi sel di daerah penumbra iskemik dari kerusakan
lebih lanjut oleh jejang glutamate.

Terapi yang terbukti efektif dalam memulihkan fungsi otak dan memperkcil kerusakan
neuron setelah stroke iskemik adalah (1) aspirin yang diberikan dalam 48 jam (2) terapi
trombolitik yang diberi ke dalam 3 jam dan (3)perawatan intensif di unit stroke
khusus.Diunit ini corolid stenting dilaporkan cukup berhasil untuk memulihkan perfusi ke
daerah otak yang terkena.Pada kasus anterosklerosis dengan thrombosis.Karena stroke
akut akut sering berkaitan dengan disfungsi jantung dan aritmia,maka dilakukan
pemantauan EKG saat pasien dimasukkan ke perawatan intensif.Telah dibuktikan bahwa
ada stroke iskemik atau hemarogik yang sedang samapai besar,interval QT serig
memanjang ,suatu temuan yang diketahui berkaitan dengan distrimia fatal.Dengan
demikian pemberian obat yang meningkatkan interval QT dikontransdikasikan pada
pasien dengan stroke akut.

Pendekatan dalam piata laksanaanyang optimal pada pendarahan intraserebrum masih


diperdekatkan.Meluasnya pendarahan secara dini merupakan penyebab utama kematian
dan kecacatan dan belum ada intervensi yang handal yang dpat menaganinya.Setelaha
periode akut stroke pasien harus mendapatkan terapi anthipertensi jangka panjang.
TERAPI MEDIS

Neuroprotrksi

Pada stroke iskemik akut,dalam batas-batas waktu tertentu sebagaian besar cedera jarigan neuron
dapat dipulihkan.Mempertahankan fungsi jaringan adlah tujuan dari aa yang disebut sebagai
strategi neuprotektf.Hipotermia adalah terapi neuprotektf yang sudah lama digunakan pada kasus
trauma otak dan terus diteliti pada stroke.Cara kerja metode ini adalah menurunkan aktivitas
metabilisme dan tentu saj kebutujan oksigen sel-sel neuron.Dengan demikian neuron terlindungi
dari kerusakan lebih lanjut akibat hipoksia berkepanjangan atau eksitotokalatis yang dapat rjadi
akibat jenjang glutamal yang biasanya timbul setelah cedera sel neuron.The Cleveland clinic
telah meneliti pemakain selimut dingin dan mandi air es dalam 8 jam awitan gejala dan
mempertahankan ipotermia ke suhu 89,6% F selam 12 sampai 72 jam sementara pasien
menapatkan bantuan untuk mempertahankan kehidupan.Selama rehabilitasi pasien yang diberi
terapi hipoterik cenderung mengalami kebih sedikit kecacatan (skala rankin) dan daerah infark
yang lebih kecil daripada kelompok control.

Pendekatan lain untuk memepertahankan jaringan adalah pemakain obat neuroprotektif.Banyak


rest stroke yang meneliti obat dapat menurunkan metabolism neuron mencegah pelepasan zat-zat
respons dipenumbra iskemik yang mngelilingi daerah infark pada stroke.meningkatnya
pengetahuan tentang patofisiologi cedear sel otak iskemik telah mendoong para peneliti untuk
brfokus pada pengembangan antagonis kalsium,antagonis glukmal antoksidan an berbagai enis
obat mereaspons tektif lainya.Tantangan dalam mengusahakan neuroproteksi pasien cedera
adalah menentukan obat yang selektif untuk neuron iskemik yaitu memiliki indeks terapetik
(dosis letal + diis terapetik) yang baik.Berbagai agen telah diuji,termasuk notroksida.

Antikoagulasi

The eroepean stroke initiative (2000) merekoemndasikan bahwa antikoagulan oral (INR 2,0
samapi 3,0) diidikasikan pada stroke yang disebabkan oleh fibrilasi yang lebih tinggi (INR 3,0
sampai 4,0) untuk pasien stroke yang memiliki katup prostetik mekanis agi pasien yang bukan
merupakan kandidat untuk terapi warfarin (Coumadin) maka dapat digunakan aspirin tersendiri
atau dalam kombinasi dengan dipiridamaol sebagai terapi antitrombolik awal untuk paofilaksis
stroke.

Trobolisis intravena

Satu-satunya obat yang telah disetujiaj oleh Us Food and drug administration (FDA) untuk terapi
stroke iskemik akut adalah aktivatot plasminogen jaringan (TPA) berbentuk rekombinanSetelah
disetujui pada bulan juni 11996,TPA dapat digunakan untuk menhindarai cedera otak dan angka
kamatian nasional yang telah diesuaikan dengan usian untuk stroke berkurang 1,1 % sejak tahun
1995.Keberasilan ini mnedorong diidensifikannya upaya-upaya untuk menyuluh masyarkat dan
oetugas kesehatan bahwa stroke adalah suatu kedaruratan dan bahwa gelaja stroke akut harus
diterapi sama segarnya seperti uka tembak pada kepala.Dengan demiian terapi dengan TPA
intravena tetap menjasi strandart perawatan untuk stroke akul dalam tiga jam pertama setelah
awitan gelaja.Namun hanya 1% samapi 2% pasien yang saat ini mendapat terapi,biasanya karena
mereka dating terlamabat ke unit gawat darurat di luar batas waktu 3 jam.Resiko terbesar
mengunakan terapo tromboik adalah pendarahan antraserebrum.Dengan demikina terapi harus
hanya bagi pasien yang telah disaring secara cermat dan yang tidak memenuhi satupun dari
criteria berikut ini :

Gambaran pendarahan intrakrarirum berupa massa yang membesar pada CT


Angiogram yang negative untuk adanya bekuan
Peningkatan waktu Peninprotombin yang mengisyaratkan kecenderungan pendarahan
Adanay pembuluh dan luka yang belum sembuh dari trauma atau pembedahan yang baru
terjadi
Tekanan darah diastolic yang sangat tinggi,hilangnya autoregulasi dalah suatu resiko
besar.
Selain itu pasien dengan riwayat baru-baru ini pernah mengunakan kokain atau amfetain
sering disingkirkan karena resiko pendarahan dari pembuluh otak bawah tekanan tinggi.

Trombolisis intraarteri

Pemkaian trombolisis intraarteri untuk pasien dengan stroke iskeik akut sedang dalam
penelitian,walaupun saat ini belum disetujui oleh FDA.Pasien yang beresiko besar mengalami
pendarahan akibat terapi ini adalah mereka yang skor national institute of health stroke scale
(NIHSS)NYA tinggi,memerlukan waktu lebih lama untuk rekanalisis pembuluh,kadar glukosa
darah yang lebih tinggi,dan dihitung trombosit yang rendah.

Terapi perfusi

Seripa dengan upaya untuk memulihkan sirkulasi otak pada kasus vasopasme saat
pemulihan dari pendarahan subaraknoid,pernah diusahakan induksi hipertensi sebagai usaha
untuk meningkatkan tekanan darah arteri rat-rata sehingga perfusi otak dapat meningkat.

Pengendalian edema dan terapi medis umum

Edema oatak terjai pada bagian besar kasus infark serebrum iskemik,terutama pada
keterlibatanpembuluh-pembuluh besar di daerah arteria serebri media.terapi konservatif dengan
membuat pasien sedikit dehidrasi dengan netrium serum normal atau sedikit meningkat.

Terapi bedah

Dekompresi bedah adalah suatu intervensi dratis yang masih menjalani uji klinis dan
dicadangkan untuk stroke yang paling massif.Pada prosedur ini salah satu sisi tengkorak
diangkat sehingga jaringan otak yang mengalami infark dan edema mengembang tanpa dibatasi
oleh struktut tengkorak yang kaku.Dengan demikian prosedur ini mencegah tekanan dan distorsi
pada jaringan yang masih sehat dan struktur batang otak.

Prosedur bedah yang lebih konservatif secara rutin digunakan pada pasien dengan
CVA.Pemilihan individu yang akan paling memeperoleh manfaat dari embedahan masih
merupakan tugas yang berat.Memperbaiki CBF adalah tujuan utama vensi bedah.pasien yang
menjalani tindakan ini sering mengalami masalah lain mempersulit,misalnya hiperteni,diabtes
mellitus dan penyakit kardivaskular yang luas.Prosedur dilakukan dengan pasien dibawah
anesthesia umum sehongga jalan nafas dan ventilasi dapat dikendalikan dengan baik.Digunakan
suatu pitau temporer untuk meminimalkan iskemik otak.Tekanan darah arteri perlu
dipertahankan norma atau sedikit meninggi agar sirkulasi oatak tetap memadai karena aliran
darah regional pada para pasien ini berbanding lurus dengan tekanan arteri sistematik.Prosedur
revaskularisasi dilakukan untuk meningkatkan aliran darah regional ke daerah-daerah tempat
sirkulasi terganggu.Revaskularisasi sebenarnya adaalah prosedur profilatik dan mungkin paling
bermanfaat bagi pasien dengan TIA atau mereka yang berbeda dalam tahap awal evolusi
thrombosis.Pasien denagn deficit neurologic yang sudah menetap tidak memperoleh manfaat dari
preosedur ini dan tidak dianggap sebagai kandidat.

Intervensi bedah pada kasus ini aneuzisma diarahakan untuk mencegah kekambuhan
pendarahan.Ligasi arteria karotis kaomi=unis di leher adalah tindakan paling konsevatif untuk
aneurisma,prosedur intrakanium seperti menjepit atau mengikat leher aneurisma,memerlukan
intervensi bedah untuk mayor.Aneurisma juga dapat dicat dengan perekat fisiologik yang
memebentuk suatu tutuo elastic dan mencegah pembuluh darah rupture.Sebelum dilakukan
pemebedahan perlu dilakukan ateriogram merupakan suatu ancaam serius bagi pasien karena (1)
zat warna seperti darah beas,dapat menyebabkan vasopasme karena iritasi dan (2) tekanan yang
diperlukan untuk memasukkan zat warna dapat menyebabkan pendarahan pada daerah yang
biasa mengalamu rupture.Pasien harus distabilkan sebelum dioperasi.Vasiopasme harus diatasi
atau diperkecil intuk mencapai tujuan ini,pasien disertakan dalam suatu protocol aneurisam yang
mungkin mencakup prosedur berikut yang disesuaikan dengan masing-masing pasien :
PEMULIHAn STROKE

Fenomena plastisitas otak

Banyak penelitian membagi proses pemuihan dari stroke menjadi tahapan-tahapan.Pada walnya
terjadi reperfusi jarinagan iskemik disertai oleh terhentinya peradangan yang dipicu oleh
glutamine yang dapat menyebabka kerusakan neuronlebih lanjut.Kerusakn neuron seyogyannya
berkurang sewaktu neuron-neuron didaerah penumbra iskemik mulai ulih.Keudian dalam
beberapa hari dan minggu setelah stroke akut,otak mulai melakukan proses melelahkan
memulihkan fungsi yang hiang.Proses belajar kembali bergantung pada kemampuan luar biasa
otak untuk mereorganisai dirinya sendiri (suatu fenomena yang di sebut plastisitas) dalam
memepajari suatu tuga atau sewaktu pulih dari cedera.PLastisitas adalah kemamuan unik yang
memedakan system saraf dari jaringan lain,karena jaringan neuron tidak memiliki kemampuan
seperti jaringn lain untuk melakukan regenerasi.Plastisitas otak paling besar adalah massa bayi
sampai remaja dini,saat pemebentukan banyak jalur saraf yang digunakan untuk keterampilan
bahasa dan motorik

Kemampuan untuk memepelajari bahasa dan keterampilan baru pada massa dewasa
menunjukkan bahwa otak tetap memiliki sebagai plastisitas sepanajang hidup seseorang.Belajar
di bagian oatak yang cedera melibatkan apa yang disebutjaringan saraf yang tersusun untuk
tugas khusus dan biasanya terletak didaerah otak tertentu yang sm.Salah satu contoh umum dalah
kortekas motorik,yang terletak tepat anterior dari siklus sentralis dan lobus frontalis.Demikian
juga korteks saraf untuk penglihatan terletak di korteks oksipitalis.Karena fenomena
plastisitas,region-regio khusus ini mungkin dapat berkembang dengan derajat bervariasi pada
orang yang berbeda,terutama melalui interaksi dengan lingkunagn namun lokasi dasar region-
regio ini dip eta korteks tetap dapat diperkirakan dari orang ke orang.

Peran plastisitas otak dalam pemulihan dari stroke

Hebatnya otak yang pernah mengalami kerusakan saraf kelihatannya menunjukkan suatu
bentukreorganisaikan fungsional alternative yang disebut plastisitase adaptifMekanisame
reqruitment telah diperlihatkan pada seseornag dengn kerusakan saraf akibat perubahan
generative kronik,srta pada seseornag setelah cedera akut seperti stroke dan trauma
kepala.Sehingga para peneliti telah mnemukan bahwa pengunaan pemindaian dengan positrom
emission tomography (PET) pada seornag dewasa dengan afisia yang disbabkan oleh stroke pada
daerah broca di hamisfer kiri dapat mengunakan daerah bayangan terbalik pada hamisfer kanan
untuk memulai bahasa.Tipe plastisitas ini melibatkan reqruitmen korteks yang terletak didalam
sistem yang sama dengan daerah otak yang rusak.Plastisitas ini juga mengkin melibatkan
pemakaian jalurjalur kompensatorik dari daerah yang baru direkrut ke medulla spinalis.,juga
menemukan bahwa sebagai pasien stroke merikrut jalur-jalur sraf di region otak yang secara
normal tidak terlibat dalam fungsi motorik.Sebagai contoh orang-orang yang mengalami paresis
(kelumpuhan) akibat stroke terbukti menggunakan sebagian dari korteks oksipitalis
(penglihatan),serta sebagian dari korteks motorik,saat mereka mencoba melakukan tugas motorik
misalanya menggerakkan jari tangan.Adaptasi ini adalah suatu meknisame kompensasi agar otak
dapat mengalokasikan berbagai fungsi sepert bicara dan melakukan gerakan di luar batas-batas
anatomic primer di korteksserebrum.Para ahli saraf menyebut proses rekruitmen korteks
nonprime dalam pemulihan akibat disfungsi stroke sebagai cross-modal plasticity

Proses rekruitmen neuron-neuron di dalam system yang sama seperti daerah yang rusak
tampaknya lebih mudah terjadi dibandingkan dengan proses cross-modal plasticity.Dengan
demikian,di daerah otak yang kerusakannya tidak parah,proses pemulihan fungsi berlangsung
lebih cepat,bahkan dalam waktu beberapa minggu.Namun di daerah-daerah tyang benar-benar
mengalami infark neuron,daerah yang rusak mungkin memerlukan waktu yang jauh lebih lama
untuk merekrut daerah otak baru dan kemudian untuk memepelajari kembai suatu tugas.Dengan
demikian pemulihan lebih lanjut masih dapat terjadi lama setelah proses stroke berlangsung.

Perkembangan teknik-teknik pencitraan fungsional memngkinkan kita menentukan titik-titik


aktifvitas neuron di otak untuh yang masih hidup saat individu sedang meakukan tigas
spesifik.Teknik yang paling luas digunakan dalam riset dan pemeriksakaan klinis dalah PET dan
MRI fungsinal (FMRI).Teknik PET memanfaatkan sifat penjejak radioaktif,yaitu mengeluarkan
positron.Partikel-partikel positron dilokasikan dan siukur oleh suatu alat pendeteksi yang
diletakkan disekeliling kepala subjek.Sebaliknya FMRI memeperoleh cutra dari perbedaan
respons hemoglobin teroksigensi dan terdeoksigenasi terhadap lapangan magnetic.Baik PET
maupun FMRI memeberikan data yang ditranslasikan ke dalam citra irisan potongan lintang otak
yang diambil di tingkat yang berbeda0beda.Teknik-teknik computer kemudian
mengombinasikan data yang terdapat di irisan-irisan tersebut untuk menghasilka citra tiga
dimensi otak.Selain ntuk memepelajari daerah saraf fungsional di otak yang tidak mengalami
cedera FMRI dan PET juga digunakan untuk mengidentifikasi daerah korteks yang mengalami
cedera dan penyakit.Aplikasi teknologi ini yang lebih baru adalah untuk mengungkapakan
daerah-daerah yang aktif saat pasien yang pernah mngalami stroke menyelesaikan suatu
tugas.Teknik baru ini memeperjelaskan bagaimana para ahli belajar mengenai fenomena
plastisitas dan rekruimen progresif daerah daerah potak fungsional selama individu melakukan
tgas tertentu.FMRI mungkin akan terbukti bermanfaat dalam membantu mengevaluasi tahap-
tahap pemulihan dan efektivitas tindakan rehabilitatik dalam memuluhkan fungsi.

PENENTUAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE

Protokol neurorehabilitasi

Spastisitas otot saraf yang terjadi setelah stroke menyebabkan ganguan besar pada kemampuan
fungsional.Berbagai terapi pernah icoba untuk menghilangkan spastisitas ini,Termasuk terapi
fisik,obat stimulasi listrik dan pembedahan.Para peneliti berusaha untuk mengevakuasi stroke
dalam aspek apakah jaringan dapat diselamatkan dengan intervensi terapik.Suatu upaya inovatif
untuk menghsailkan criteria diagnostic yang tepat dan petunjuk untuk terapi membandingkan
ukuran defek yang dideteksi oleh magnetic resonance diffusion weighted intaging (MR-DWI)
dengan ukuran defek yang diungkkan oleh MR perfusional weighted imaging (MR-
PWI).Perbandingan ini berdasarkan teori bahwa DWI mengukur jaringan infark dan PWI
mendeteksi difisit aliran darah.Apabila luas daerah kelainan pada DWI lebih kecil dariada yang
tamak pada PWI (DWI<PWI),jarigan otak beresiko mengalami infark karena adanya defisit
energi.Yaitu terdapat suatu daerah yang luas yang perfungsional kurnag dan lebih mengalami
disfungsi dari pada infark.Dalam hal ini jaringan dapat diselamatkan melalui intervensi terapetik
untuk memulihkan perfusi.

Apabila aliran darah tidak dipulihkan,ukuran infark akhir akan lebih besar.DWI yang lebih kecil
dari pada PWI terbukti merupakan gambaran predomin pada stroke akut,denagn perbedaan yang
berkurang dalam periode 24 jam pasca stroke.Namun apabila DWI lebih besar daripada
PWI,mungkin sudah terjadi reperfusi parsia atau total yaitu jarngan hidup yang tersisa sudah
terbentuk kembai aliran darah.Pada defek yanf seimbang (PWI=DWI) kemungkinan perbaikan
juga buruk,karena semua jaringan yang sebelumnya mengalami kekurangan perfusi sekarang
telah mengalami infark.Secara singkat kecuali apbila luas daerah infark (DWI) lebih kecil
daripada luas daerah deficit perfusi (PWI) maka kesempatan untuk membatasi dan mencegah
perluasan ukuran infark minimal.

Baru-baru ini terbukti bahwa karakteristik dari teknik-teknik pncitraan ini bermanfaat untuk
mengevaluasi efektivitas terapi stroke dan bahkan dalam membuat kemajuan prognosis tentang
pemulihan.Baird dan rekan-rekannya telah mengembankan dan menguji suatu Stoke recovery
scale(skala pemulihan stroke) yang mengunakan tiga predictor,National institute of helath
stroke scale (NIHSS) waktu antara awaitan stroke dan MR-DWI dan volume jarngan otak
iskemik yang terukur oleh MR-DWI. Hasi kuantitatif dari dua predictor (skor NIHSS dan waktu
dari awitan saampai pencitraan)dikelompokkan k dalam tiga kategori dan stu predictor (volume
lesi DWI) dibagi menjadi dua kategori kemudian setiap kategori diberi angka,dengan nol sebagai
skor total terendah yang mungkin dan 7 skor tertinggi.Penentuan skor diinterprestasikan sebagi
berikut 1.sampai3,kecil kemungkinannya mengalami pemulihan yang baik,3 sampai 4,mugkin 5
sampai 7 besar kemungkinanya mengalami pemulihan yang baik.Pada 3 sampai 6 bulan pasca
CVA ,standart yang igunakan untuk membandingkan the stroke recovery scale adalah skor
barthed suatu penilaian terhadap 10 aktivitas sehari-hari.Sensivitas uji yang diperoleh hanya 77%
dan spesifisitasnya 70%.Dengan demikian walaupun diperlukan penyempurnaan dan pengujian
skala baru,namun pengembangan skala tersebut menggambarkan manfaat potensial teknik
teknik pencitraan sebagai predictor dari pemulihan stroke.

PENCEGAHAN STROKE

Pencegahan primer stroke

Pendekatan pada pencegahan primer dalah mencegah dan mengobati factor-faktor resiko yang
dapat dimodifikasi.Hipertenasi adalah fktor resiko paling provalen dan telah dibuktikan bahwa
penurunan tekanan darah memiliki dampak sangat besar pada resiko stroke.Akhir-akhir ini
paerhatian ditujukan kepada pentingnya hiprtensi sistolik saja(isolated systolic hypertension
ISH) yang sekarang dianggap sebagai fakto resiko utama untuk sroke.Dibuktiakn bahwa terapi
aktif terhadap ISH secara bermakna enurunkkan resiko stroke.Terutama pada pasien berusia
lanjut.Paa sebuah uji klinis acak.penhidp ISH yang mendapat penyekat saluran kalsium
nitrendipin (Cardif nitrepin)memperlihatkan penurunan 42% dalam stroke fatal dan non fatal
selama periode rata-rata 2 tahun.

The European stroke initiative telah mempublikasikan rekomendasi untuk piata laksanaan
stroke yang encerminkan parktik yang sekarang dijalankkan.Rekomendasi pencegahan primer
yang paling terinci da banyak diteliti adalah bahwa antikoagulasi oral harus digunakan sebagai
profilaksis primer terhadap semua pasien dengan fibrilasi atrium yang beresiko tertinggi
mengalami stroke pengidap hipertensi usia lebih dari 75 tahun,embolisme sistemik atau
kekurangannya fungsi vertrikel kiri,ESI merekomendasikan INR sasaran sebesar 2,5 untuk
antikoagulasI.INR sasaran lebih rendah 2,0 untuk pasien berusia lebih dari 75 tahun yang
beresiko tinggi mengalami pendarahan otak.Karena fibrilasi atrium meningkatkan resiko
mengalami stroke hamper lima kali lipat,maka antikoagulasi pada populasi ini sangatlah
penting.Pendekatan pencegahan primer penting yang kedua adalah mempertimbangkan
edarterektomi karotis (CEA) pada pasien simtomatik dengan bising karoti terutama dengan
stenosis 60% sampai 90%.

Penatalaksanaan diabetes yang baik merupakan faktor penting lain dalam pencegahan stroke
primer.Menigkatkan kadar gula darh secara berkepaanjangan berkaitan erat dengan difusi sel
endotel yang pada gilirannya memicu terbentuknya aterosklerosis.Selain itu terdapat suatu
komponen kelainan metaboisme pada diabetes meitus yang baru diketahui yang disebut sebagai
keadaan protrombik,pada keadaan proerombik ini terjadi peningkatan kadar intibitor activator
plasminogen (plasminogen activator inbilitor ;PAI-1).Kecenderungan membentuk bekuan
abnormal semakin diprcepat oleh resistensi insulin,sehingga kecenderungan mengalami
koagulasi intravascular semakin meningkat.

Terdapat dua pendekatan utama pada pencegahan stroke (1) strategi kesehatan masyrakat atau
populasi dan (2) strategi resiko tinggi.Strategi populasi didasaarkan pada peraturan dan program
pendidikan yang bertujuan mengurangi perilaku beresiko pada seluruh perppulasi.Strayegi resiko
tinggi mengarahkan upayanya untuk orang-orang yang memiliki resiko stroke diatas rata-
rata.Agar hemat biaya pendekatan resiko tinggi harus didasarkan pada resiko
basal(absolute)sesoraang mengalami suatu kejadian dan bukan didasarkan hanya pada usia atau
pertimbangan resiko relative yang berakitan dengan suatu factor resiko.Pada seua kelompok usia
dan di semua kategori resiko perempuan memiliki resiko absolute yang lebih rendah dari pada
laki-laki.

Pencegahan sekunder stroke

Pencegahan sekunder mengacu pada kepala strategi untuk mencegah kekambuhan


stroke.Pendekatan utama adalah mengendalikan hipertensi CEA dan memakai obat antigreget
antitrombosit.Berbagai penelitian seperti the European stroke prevention study of antiplatelet
antiaggregan drug dan banyak mata analisis terhadap obat intubitor glikoproten IIIB/IIa jelas
memperliatkan efektifvitas obat antiagegasi trombosit dalam mencegah kambuhnya
stroke.Aggrenox adalah stu-satunya kombinasi aspirin dan dipiridamol yang telah dibuktikan
efektif untuk mencegah stroke sekunder.

Anda mungkin juga menyukai