Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MATA KULIAH STUDI DAN KELAYAKAN MANAJEMEN PROYEK

PROPOSAL USAHA / RANCANGAN USAHA


ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR

Oleh:

Margaretha Letek Hayong 26020213140080

Yuanita Safitri 26020213140095

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor perikanan Indonesia sebenarnya sangat potensial. Namun, masih banyak
kendala yang menyebabkan pasar ekspor perikanan Indonesia belum tergarap secara optimal.
Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang peluang pasar. Masalah lain adalah
kurangnya usaha pengolahan produk perikanan sehingga produk yang dijual selama ini
merupakan produk belum diolah, serta minimnya diversifikasi produk yang dijual karena
sejauh ini ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk udang (58 %), dan tuna (18
%).Untuk meningkatkan produktivitas perikanan Indonesia dapat dilakukan melalui
perikanan budidaya. Banyak jenis ikan yang dapat dibudidayakan di dalam kolam atau
tambak. Salah satunya adalah usaha budidaya lobster air tawar. Kegiatan budidaya lobster air
tawar ini cukup menjanjikan karena permintaannya yang tinggi sementara produksi belum
dapat memenuhi pasar yang ada. Hal ini disebabkan oleh masih sedikit orang yang
menggeluti kegiatan budidaya lobster air tawar. Saat ini yang menjadi kendala dalam
melakukan kegiatan budidaya lobster air tawar adalah indukan yang masih harus didatangkan
dari luar negeri.
Meskipun di Indonesia sudah ada yang menyediakan induk untuk dibudidayakan,
jumlahnya masih belum mencukupi untuk budidaya skala besar dan strain lobsternya masih
terbatas (Iskandar, 2003). Selain itu pengusahaan lobster air tawar membutuhkan investasi
yang tidak sedikit. Diperlukan biaya yang cukup besar untuk mempersiapkan dan
melaksanakan usaha ini. Meskipun tingkat keberhasilannya tinggi karena lobser air tawar
tergolong hewan yang mudah dibudidayakan, tetapi besarnya biaya yang dikeluarkan harus
diperhitungkan dengan hasil yang akan diperoleh. Besar kecilnya investasi yang dikeluarkan
disesuaikan dengan skala usaha yang dilakukan dan tingkat pendapatan atau keuntungan
yang ingin diperoleh. Karena itu diperlukan analisis kelayakan usaha lobster air tawar untuk
mengetahui apakah usaha lobster air tawar ini layak untuk dijalankan sehingga investasi yang
dikeluarkan unutk melakukan usaha ini tidak sia-sia dan dapat membuahkan hasil
yang diharapkan.
1.2 Wilayah, dan Teknis
Wilayah untuk kegiatan usaha sangat tergantung pada kondisi sesuai dengan kriteria
program terutama budidaya Lobster. Difokuskan pada wilayah pesisir, yakni Kec. Gunung
Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat
II. TEKNIS BUDIDAYA LOBSTER

2.1 Klasifikasi dan Anatomi Lobster Air Tawar

Lobster air tawar merupakan salah satu genus dari kelompok udang (Crustacea) yang
hidupnya hanya di air tawar. Lobster air tawar banyak terdapat di danau, rawa, dan sungai.
Di habitat aslinya, jenis udang besar ini biasanya hidup ditempat yang memiliki tempat
berlindung seperti celah-celah bebatuan dan akar pohon. Daerah penyebarannya meliputi
Asia dan Australia, Seperti Papua dan Quinsland.6 Berdasarkan daerah penyebarannya
tersebut, lobster air tawar dapat dibagi ke dalam 3 famili, yakni famili astacidae dan
cambaridae yang tersebar di belahan bumi utara, seperti Amerika dan Eropa, serta famili
parastacidae yang tersebar di belahan bumi selatan seperti Asia dan Australia. Di Indonesia,
lobster air tawar berasal dari famili parastacidae (Iskandar, 2003). Lobster air tawar memiliki
beberapa nama umum seperti Crayfish, Crawfish, dan Crawdad. Lobster air tawar
diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum : Arthopoda
Sub Filum : Crustacea
Kelas : Malacostrada
Famili : Parastacidae
Ordho : Decapoda
Genus : Cherax
Spesies : Cherax lorentzi, Cherax albertisi, Cherax lorentzi auranus
Lobster air tawar merupakan spesies yang tidak memiliki tulang dalam (internal
skeleton), tetapi seluruh permukaan tubuh dan organ luarnya terbungkuscangkang (external
skeleton). Proses pembentukan cangkang membutuhkan bahan berupa kalsium dan terjadi
setelah proses pergantian semua cangkang berlangsung sempurna. Tubuh lobster dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu bagian kepala (chepalothorax) dan perut (abdomen). Jika dilihat dari
organ tubuh luar, lobster air tawar memiliki beberapa alat pelengkap sebagai berikut:
1. Sepasang antena yang berperan sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi
lingkungan.
2. Sepasang antanela yang berfungsi untuk mencium pakan, 1 mulut, dan sepasang capit
(celiped) yang lebar dengan ukuran lebih panjang dibandingkan dengan ruas dasar
capitnya.
3. Enam ruas badan (abdomen) agak memipih dengan lebar badan rata-rata hampir sama
dengan lebar kepala.
4. Ekor. Satu ekor tengah (telson) memipih, sedikit lebar, dan dilengkapi dengan duri-
duri halus yang terletak di semua bagian tepi ekor, serta 2 pasang ekor samping
(uropod) yang memipih.
5. Enam pasang kaki renang (pleopod) yang berperan untuk berenang. Kaki renang pada
induk betina yang sedang bertelur memberikan gerakan untuk meningkatkan
kandungan oksigen terlarut di sekitarnya. Kaki renang juga digunakan untuk
membersihkan telur atau larva dari kotoran yang terendap.
6. Empat pasang kaki untuk berjalan (walking legs).

2.2 Sifat dan Tingkah Laku Lobster Air Tawar

Lobster air tawar memiliki sifat dan tingkah laku khusus yang tidak dimiliki
oleh jenis ikan lainnya. Sifat-sifat dan tingkah laku lobster air tawar tersebut
adalah:
a. Pergantian Cangkang (molting)
Dalam siklus hidupnya, lobster sering melakukan pergantian cangkang (molting). Molting
terjadi seiring dengan perkembangan ukuran tubuhnya, sejak masih kecil hingga dewasa.
Namun semakin dewasa, pergantian cangkang akan semakin berkurang. Molting merupakan
saat yang rawan bagi lobster. Saat itu tubuhnya tidak terlindungi oleh apapun sehingga sangat
lemah dan mudah dimangsa oleh lobster lain. Karena itu pada saat sedang molting biasanya
lobster
akan berdiam diri di dalam lubang persembunyiannya.
b. Mengkonsumsi Pakan
Lobster tidak begitu senang dengan panas matahari sehingga hidupnya banyak dihabiskan di
dalam lubang-lubang persembunyian. Lobster air tawar bergerak sangat lamban pada siang
hari, tetapi akan berubah agresif pada malam hari. Hal ini karena lobster termasuk hewan
nocturnal yaitu hewan yang aktif mencari makan pada malam hari. Makanan Lobster antara
lain biji-bijian, sayuran, lumut, daging segar, cacing, dan bangkai binatang sehingga
digolongkan sebagai hewan
omnivora. Lobster air tawar juga termasuk hewan yang suka memakan jenisnya sendiri.
Biasanya ini terjadi saat tidak tersedia pakan yang memadai. Sifat kanibal ini juga timbul saat
lobster lain dalam keadaan lemah dan tidak dapat mempertahankan diri, khusunya pada saat
molting.
c. Sistem Reproduksi
Lobster hanya akan kawin jika menemukan pasangan yang cocok. Meskipun bertemu dan
saling terangsang, lobster tidak akan melakukan perkawinan jika tidak cocok. Di habitat
aslinya, lobster mulai kawin pada saat berumur 1 tahun dan terjadi pada awal musim
penghujan. Perkawinan biasanya dilakukan pada malam hari. Sepuluh hari setelah kawin,
telur yang dibuahi oleh induk jantan akan terlihat melekat di bawah perut induk betina. Telur
ini akan menetas 1,5 bulan
setelah pembuahan.
III. STUDI KELAYAKAN PROYEK

Yang dimaksud proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan


sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit), atau suatu aktiivitas dimana
dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan
datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Proyek
adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk
kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-
sumber yang digunakan dalam pelaksanaan proyek dapat berupa barang-barang modal, tanah,
bahan-bahan setengah jadi, bahan-bahan mentah, tenaga kerja, dan waktu. Sedangkan
Gittinger (1986) mengatakan bahwa proyek yang bergerak dalam bidang pertanian adalah
suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang
modal yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu.
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek, biasanya
proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil. Kriteria keberhasilan suatu proyek dapat
dilihat dari manfaat investasi yang terdiri dari:
1. Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri (sering juga disebut sebagai
manfaat finansial).
2. Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (disebut juga manfaat
ekonomi nasional).
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat di sekitar proyek.

Menurut Gittinger (1986), pada proyek pertanian ada enam aspek yang harus
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan yaitu:
1. Aspek Pasar
Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan, perusahaan harus menggunakan
alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Yang dimaksud dengan
bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002). Analisis aspek
pasar pada studi kelayakan mencakup permintaan, penawaran, harga, program
pemasaran yang akan dilaksanakan, serta perkiraan penjualan.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber-sumber dan pemasaran hasil-
hasil produksi. Aspek teknis terdiri dari lokasi proyek, besaran skala oprasional untuk
mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, proses
produksi, serta ketepatan penggunaan teknologi.

3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan. Aspek-aspek
manajemen yang dilihat pada studi kelayakan terdiri dari manajemen pada masa
pembangunan yaitu pelaksana proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan pelaksana studi
masing-masing aspek, dan manajemen pada saat operasi yaitu bentuk organisasi, struktur
organisasi, deskripsi jabatan, personil kunci, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

4. Aspek Hukum
Terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan, jaminan-jaminan yang dapat
diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertfikat, dan izin yang diperlukan
dalam menjalankan usaha.

5. Aspek Sosial Lingkungan


Terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara, pengaruhnya terhadap devisa
negara, peluang kerja, dan pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan.

6. Aspek Finansial
Pengaruh finansial terhadap proyek. Tujuan dilakukannya analisis proyek adalah untuk
mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek dan
menghindari pemborosan sumber-sumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan
proyek yang tidak menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap peluang investasi
yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan,
menentukan prioritas investasi.

3.1 Teori Biaya dan Manfaat


Dalam analisa proyek, tujuan-tujuan analisa harus disertai dengan definisi biaya-biaya
dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatau yang mengurangi suatu
tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan . Biaya dapat juga
didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan
terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya bersifat jangka
panjang, seperti: tanah, bangunan, pabrik, mesin.
2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada
saat proyek mulai dilaksanakan, seperti: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja.
3. Biaya lainnya, seperti: pajak, bunga, dan pinjaman. Manfaat juga dapat diartikan
sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat
proyek dapat dibedakan menjadi:
Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan
sebagai akibat dari investasi, seperti: peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak
langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti: rekreasi.
Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek
yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penilaian investasi adalah perbandingan
antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-
manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat
bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek.

3.2 Analisis Kelayakan Investasi


Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur kemanfaatan proyek dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto.
Perbedaannya terletak pada konsep Time Value of Money yang diterapkan pada perhitungan
berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan
manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada
masa sekarang, sedangkan perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu:
ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus
manfaat yang diterima (Gittinger, 1986). Konsep nilai waktu uang (time value of
money) menyatakan bahwa nilai sekarang (present value) adalah lebih baik daripada nilai
yang sama pada masa yang akan datang (future value). Ada dua sebab yang menyebabkan
hal ini terjadi
yaitu: time preference sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat ini
lebih disenangi daripada jumlah yang sama namun tersedia di masa yang akan datang dan
produktivitas atau efisiensi modal. Modal yang dimiliki saat sekarang memiliki peluang
untuk mendapatkan keuntungan di masa datang melalui kegiatan yang produktif) yang
berlaku baik secara perorangan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Kadariah et al.
(2001) juga mengungkapkan bahwa kedua unsur tersebut berhubungan timbal balik di dalam
pasar modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga, sehingga
dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk membandingkan arus biaya dan
manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak merata. Untuk tujuan itu, tingkat suku
bunga ditentukan melalui proses discounting.
IV. ANALISIS USAHA

4.1 Rincian biaya


4.1.1 Investasi
No Item Panjang (m)/Luas (m2) Harga Jumlah Total Harga Umur Ekonomis (th) Depresiasi
1 Lahan 1300 m2 21,200,000 1 21,200,000
2 Bangunan 35 m2 10,000,000 1 10,000,000 15 666,667
3 Indukan (set) 750,000 5 3,750,000 5 750,000
4 Kolam Pemijahan 168 cm x 46 cm 200,000 3 600,000 5 120,000
5 Kolam Pemeliharaan 70 m2 5,000,000 5 25,000,000 15 1,666,667
6 Pipa Paralon 20 cm 1,250 40 50,000 5 10,000
7 Jaringan/Serokan 15,000 3 45,000 5 9,000
8 Timbangan Kecil 45,000 1 45,000 10 4,500
9 Timbangan Besar 110,000 1 110,000 10 11,000
10 Balas Lampu 25,000 1 25,000 5 5,000
11 Bambu untuk pagar 10,000 1 10,000 10 1,000
12 Pompa Air 350,000 1 350,000 5 70,000
13 Selang Pompa Air 4m 60,000 1 60,000 5 12,000
14 Akuarium 1 m x 0,5 m x 0,5 m 175,000 4 700,000 10 70,000
15 Aerator 170,000 7 1,190,000 5 238,000
16 Selang Aerator 50 m 100,000 1 100,000 5 20,000
17 Naungan Kolam 35 m2 170,000 1 170,000 5 34,000
18 Naungan Lobster 500 1,050 525,000 2 262,500
Jumlah 63,930,000 3,950,333

4.1.2 Biaya Operasional


Tabel Biaya Variabel
No Ket Item spec Harga jml Total Harga
1 Benih 28,000 200 5,600,000
2 Transportsi Pembelian Benih 150,000 2 300,000
3 Pakan untuk Bibit a. PSP 1 karung (5 kg) 21800 147 3,204,600
B. PSC 1 karung (10 kg) 15600 294 4,586,400
c. Cacing Sutera per kilo 50000 100 5,000,000
d. FFF999 1 karung (10 kg) 14500 441 6,394,500
4 Pakan Untuk Pembesaran a. FF999 1 karung (10 kg) 14500 2000 29,000,000
b. 781-2 1 karung (30 kg) 9000 3000 27,000,000
c. 781 1 karung (20 kg) 9150 4000 36,600,000
5 Obat a. OTC Sachet 35000 4 140,000
b. Viternal Liter 70000 5 350,000
c. Ovaprim Mililiter 24000 10 240,000
6 Biaya Panen 4,000,000
7 Biaya Bahan Bakar Liter 6500 1200 7,800,000
8 Biaya Keamanan Orang 2 150000 300,000
Jumlah 130,515,500

Tabel Biaya Penyusutan Per siklus (4 bulan)


No Sarana dan Prasarana Masa Pakai (tahun) Satuan (bulan) Harga Rincian Biaya Total Harga
1 Terpal 2 24 75000000 3125000 6,250,000
2 Jaring 2 24 8000000 333333.3333 666,667
3 Pompa Air 4 48 3300000 68750 68,750
4 Pipa Paralon 2 24 300000 12500 25,000
5 Penyimpanan Pakan 5 60 8000000 133333.3333 106,667
6 Pembuatan kolam 5 60 20000000 333333.3333 266,667
Jumlah 7,383,750
Tabel Biaya Tetap
No Uraian Jumlah Total Harga
1 Perawatan Kolam 1 kali/4 bulan 500000
2 Gaji Pegawai 2 Orang 2500000
Jumlah 3000000

Total Biaya Operasional = Biaya tetap + Biaya tidak tetap + biaya penyusutan
140,899,250

Cashflow
Th ke Invest Operational Cost Income Net Benefit (NB) df 14% PV 14% df 10% PV 10% df 7% PV 7%
0 38,358,000 (38,358,000) 1 (38,358,000) 1 (38,358,000) 1 (38,358,000)
1 25,572,000 (25,572,000) 0.877193 (22,431,579) 0.909091 (23,247,273) 0.934579 (23,899,065)
2 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.769468 5,431,748,807 0.826446 5,833,967,562 0.873439 6,165,691,982
3 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.674972 4,764,691,936 0.751315 5,303,606,875 0.816298 5,762,328,955
4 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.59208 4,179,554,330 0.683013 4,821,460,795 0.762895 5,385,354,164
5 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.519369 3,666,275,728 0.620921 4,383,146,177 0.712986 5,033,041,274
6 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.455587 3,216,031,340 0.564474 3,984,678,343 0.666342 4,703,776,892
7 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.399637 2,821,080,123 0.513158 3,622,434,857 0.62275 4,396,053,170
8 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.350559 2,474,631,687 0.466507 3,293,122,598 0.582009 4,108,460,907
9 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.307508 2,170,729,550 0.424098 2,993,747,816 0.543934 3,839,683,090
10 140,899,250 7,200,000,000 7,059,100,750 0.269744 1,904,148,728 0.385543 2,721,588,924 0.508349 3,588,488,869
NPV 14% 30,568,102,652 NPV 10% 36,896,148,673 NPV 7% 42,920,622,237
IRR 28.37%
Inv 7% (62,257,065)
Bicp-1 39,394,390,433
PP (1.96) 1th
11.52 11 bln
15.6 15 hr
V. Analisa Kelayakan Lingkungan

Dalam suatu pembangunan ini diperlukan suatu penelitian-penelitian/pembelajaran


mengenai kelayakan usaha karena hal ini menyangkut kelangsungan proyek itu sendiri,
apakah dapat bertahan atau tidak. Ada berbagai aspek yang dikaji dalam studi kelayakan
bisnis salah satunya adalah aspek lingkungan hidup. Aspek lingkungan hidup berkaitan erat
dengan lingkungan sekitar pembangunan proyek ini sendiri yakni mengacu pada analisis
AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan). Dari peraturan Perundang-Undangan
dalam aspek lingkungan, pada proyek pembangunan tambak budidaya abalon ini masih
dianggap layak karena tidak menimbulkan limbah yang membahayakan. Kemudian untuk
aspek ekonomi dan social pembangunan proyek ini diharapkan dapat meningkatkan lapangan
pekerjaan bagi lingkungan sekitar.
VI. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, semoga langkah ini dapat mengembangkan suatu
bisnis, khususnya bagi perusahaan kami dan untuk masyarakat luas pada umumnya. Semoga
Allah SWT memberikan berkat dan Rahmat-Nya bagi kita semua, sebelum dan sesudahnya
kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai