Anda di halaman 1dari 2

PERAN SISWA DALAM PEMBERANTASAN SARANG

NYAMUK DI LINGKUNGAN SEKOLAH


Posted on 16 Februari 2016by ronalap
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang menyita
perhatian kita akhir-akhir ini. Betapa tidak hampir seluruh wilayah indonesia
terutama wilayah perkotaan angka kasus DBD terus meningkat, namun tidak
menutup kemungkinan juga terjadi di wilayah pedesaan.

Sepanjang Januari 2016 Direktorat Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan


Zoonosis Kementerian Kesehatan mencatat 3.298 kasus DBD dengan jumlah
kematian sebanyak 50 kasus di Indonesia. Sementara di daerah KLB tercatat 492
kasus, 25 kasus diantaranya meninggal.

Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian


DBD, mengingat vektor DBD nyamuk Aedes aegypti jentiknya ada di sekitar
permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar ada di dalam
rumah. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan
PSN secara rutin. PSN secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor,
berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya
terjadinya penurunan kasus DBD.
Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat
berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah
penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah
tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan.

Anak sekolah termasuk kelompok yang rentan terkena DBD. Menurut dr. H.
Mohammad Subuh, MPPM Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kemenkes RI mengatakan bahwa kebanyakan usia yang mudah
terserang DBD berada di usia anak sekolah, terutama di jam-jam kegiatan belajar
yaitu jam 8 sampai 10 pagi. Terutama lagi seragam yang digunakan anak SD ialah
celana/rok pendek yang artinya sangat memiliki kemungkinan besar untuk anak
terkena DBD lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
Sebenarnya apa itu DBD dan bagaimana penularannya. Demam Berdarah
Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk ditandai
dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan, yang disebabkan oleh virus
dengue. Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah.
Nyamuk Aedes memiliki siklus hidup (tahapan kehidupan) secara sempurna,
antara lain telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Masa pertumbuhan dari
telur, jentik, kepompong hingga menjadi nyamuk sekitar 8-12 hari, tergantung dari
suhu dan kelembaban. Semakin tinggi suhu dan kelembaban semakin cepat masa
pertumbuhan nyamuk.
Salah satu upaya untuk mencegah dan membrantas kejadian demam berdarah
adalah dengan Pemberantas Sarang Nyamuk disingkat PSN. PSN adalah tindakan
pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras dan
memanfaatkan barang bekas yang masih bernilai (yang dikenal dengan istiah 3M).
PSN 3M merupakan kegiatan terencana secara terus menerus dan
berkesinambungan. Gerakan ini merupakan kegiatan yang paling efektif untuk
mencegah terjadinya penyakit DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan
perilaku hidup sehat.

Pemahaman PSN bagi anak sekolah berperan untuk menanamkan perilaku


PSN pada usia sedini mungkin, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan
perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih
mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Oleh karena itu
siswa perlu dilatih untuk menjadi Jumantik cilik atau juru pemantau jentik.

Jumantik Anak Sekolah adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan
dasar dan menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik
(Jumantik) di sekolahnya. Pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-PSN Anak
Sekolah dimaksudkan untuk ikut serta mendukung program pemerintah dalam
upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular demam berdarah dengue dan
chikungunya serta sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) sejak usia dini.

Selain mendidik mereka sebagai kader Jumantik PSN DBD di sekolah, juga
bertujuan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan sekitar,
sehingga anak-anak sekolah yang menjadi kader jumantik tersebut juga bisa menjadi
Kader dilingkungan tempat tinggalnya.

Peran dan tanggung jawab Jumantik-PSN di sekolah antara lain :

1. Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan sekolah secara


rutin seminggu sekali.
2. Membuat catatan/laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah
3. Melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Guru Penanggung Jawab Jumantik-
PSN sekolah seminggu sekali
4. Melakukan sosialisasi PSN 3M dan pengenalan DBD kepada rekan-rekan siswa-
siswi lainnya.
5. Berperan sebagai penggerak dan motivator siswa-siswi lainnya agar mau
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan sekolah
dan tempat tinggalnya.
6. Berperan sebagai penggerak dan motivator bagi keluarga dan masyarakat agar
mau melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan
tempat tinggalnya
Siswa sekolah memiliki peran dan potensi yang besar dalam pencegahan DBD,
karena bagaimanapun pencegahan itu lebih baik daripada mengobati. Siswa sekolah
yang tergabung dalam Jumantik diharapkankan dapat berkontribusi sebagai
motivator dan penggerak bagi siswa lainnya dalam kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk dilingkungan sekolah, termasuk dilingkungan keluarga dan tempat
tinggalnya, sehingga berdampak signifikan terhadap penurunan kasus dan kematian
DBD

Anda mungkin juga menyukai