mamae
OLEH :
MUSNI ERLINDA
11111614
MUSNI ERLINDA
11111614
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada
payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun
komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial. Dampak fisik berupa
penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di amputasi, rasa nyeri dan perubahan
fisik karena efek samping dari pengobatan yang dijalani pasien. Dampak psikologis dapat berupa
reaksi psikologis terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi, rangkaian terapi atau
pengobatan yang di jalani pasien dan kondisi fisik yang baru. Dampak sosial yang dapat terjadi
yaitu perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan dari tempat pasien, perubahan peran dan
tugas karena tidak mampu melakukan tugasnya sebagai salah satu anggota keluarga
(Rachmadahniar,2005).
Menurut Kumar dkk (2009), kurva insident usia pada kanker payudara bergerak naik terus
sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang di temukan pada wanita usia 20 tahun. Angka tertingi pada
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah
kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati. Sementara
data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker
payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat kanker
payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena
kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian
Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara
mengalami rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi berkembang dan penting.
Payudara merupakan salah satu organ paling penting bagi wanita yang erat kaitannya dengan
fungsi reproduksi dan kewanitaan (kecantikan). Karena itu gangguan payudara tidak sekedar
memberikan gangguan kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan
Amerika Serikat tercatat lebih dari lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas,
Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi
Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA
dan IIIB sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana
Dari data yang penulis kumpulkan di RSUP DR.M. DJAMIL Padang tercatan angka
kejadian penderita kanker payudara meningkat 3 tahun terakhir. Yaitu pada tahun 2011 wanita
yang mengidap kanker payudara yaitu 234 orang diantaranya 14 orang meninggal dunia , pada
tahun 2012 terhitung sebanyak 272 orang orang wanita mengidap kanker payudara diantaranya 13
orang meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2013 terhitung 312 orang wanita terkena kanker
Peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara yaitu melalui
kesehatan tentang penyakit kanker payudara,upaya preventif yaitu mencegah infeksi pada luka
post op dengan cara perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik,upaya kuratif meliputi
pemberian pengobatan dan penganjuran klien untuk mematuhi terapi,serta upaya rehabilitative
meliputi perawatan luka di rumah dan menganjurkan untuk meneruskan terapi yang telah
diberikan.Peran perawat dalam aspek psikologis yaitu memberikan informasi dan dukungan positif
kepada jlien tentang proses pengobatan yang akan di jalani bahwa itu adalah alternative untuk
pengobatan
Berdasarkan data tersebut maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kanker
payudara pada studi kasus ini supaya bisa memberikan asuhan keperawatan secara mendalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
Bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara di ruang HCU
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara di ruang
2. Tujuan Khusus
e) Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatan yang telah diberikan terhadap klien dengan
kanker payudara
payudara.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam melakukan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi institusi kesehatan dan tenaga kesehatan dalam
3. Bagi Akademik
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau masukan untuk menambah wawasan bagi
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami tentang penyakit
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-
2005,sumber : Harianto,dkk).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari parenkim, stoma areola, dan papila
Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Keterangan:
1. Korpus (badan)
2. Areola
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,di atas otot
dada.Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama yaitu:
1) Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi
susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan
pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu beberapa lobulus yang
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran
kecil(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
2) Areola
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putingndan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
3) Papilla / Puting
Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).
3. Etiologi
genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini.
Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan
kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.
Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein
yang menekan atau menigkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan
oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama-
estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul kanker payudara terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
1) Umur
Semakin bertambahnya umur meningkat resiko kanker payudara. Wanita paling sering
terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah wanita 40 tahun
juga dapat terserang kanker payudara, namun resikonya lebih rendah dibandingkan wanita berusia
diatas 40 tahun.
Resiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya
paparan hormone estrogen dan progesterone pada wanita yang berpengaruh terhadap proses
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara.
Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal
4) Riwayat keluarga
Terdapat peningkatan resiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita
kanker payudara tertentu. Apabila BRCA 1 (Breast Cancer 2),yaitu suatu kerentanan terhadap
kanker payudara, untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85%
pada umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial. Pada studi genetik ditemukan bahwa
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan resiko untuk
mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain
cohort, wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis)
mempunyai resiko 2,0 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara 4,0 kali lebih besar
1) Riwayat kehamilan
Usia lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan resiko mengalami kanker payudara.
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang
kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai resiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita
yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang
multipara atau belum pernah melahirkan mempunyai faktor resiko 4,0 kali lebih besar
dibandingkan wanita multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker
payudara (RR=4,0)
pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor resiko terjadinya kanker
payudara.
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan
progestron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer
payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai resiko
4) Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara daripada
waita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan
desain case control menunjukkan bahawa diperkirakaan resiko bagi wanita yang merokok untuk
terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok
(OR=2,36).
Radiasi diduga meningkatkan resiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi
ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan resiko kanker payudara.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan resiko bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam sehari
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan genetik berkaitan
dengan kanker payudara namun ap yang menyebabkan genetik masih belum diketahui.Meskipun
belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui namun bisa diindentifikasi melalui
pencegahan.Hal yang selalu harus diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa kanker payudara
tidak mempunyai faktor resiko yang terindentifikas kecuali lingkungan hormonal mereka.Di masa
faktor resiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari
kelangsungan hidup yang harus meningkat dan pengobatan dini (Prince,A Sylvia.2006).
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal,
mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma mammae telah
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M,
1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi yang
berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.Proliferasi abnormal
sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi
perubahan secara biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi
terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam
denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong dan
diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim pengoreksi.
Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan mengenali kesalahan
resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses pembelahan.pada titik ini, kesalahan
DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif
menghambat pewarisan kesalahan sel-sel keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel
tersebut akan menjadi mutasi permanen dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap
irreversible
(Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promoter,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun
dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat
non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen
produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000). Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi
maligna. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh
karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini timbul
perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Kanker payudara menginvasi secara lokal
dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau keduanya.
Kanker payudara yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama paru-paru,
Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat penyebaran
kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium hanya di kenal pada
tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan suatu stadium,harus
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di rasakan pada stadium dini
menyebabkan bayak penderita yang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut akan
mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk di sembuhkan. Bila kanker payudara
dapat di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan (Ramli M, 2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin bayak , seperti:
1) Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama benjolan makin
2) Saat benjolan mulai membesar,barulah mulai terasa nyeri saat ditekan, karena terbentuk penebalan
3) Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena terjadi pembengkakan.
4) Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
5) Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam yang tadinya berwarna
6) Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak sedang hamil.
7) Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah diobati.
8) Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau dorange) akibat dari neoplasma menyekat
1) Stadium I
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak ada fixasi/
infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis
diberikan tujuannya agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium
selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2) Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa kelenjer
getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-
sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan
tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita
adalah 30-40%.
3) Staium III A
sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama lain. Menurut data Depkes, 87%
4) Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih dari sepertiga
permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening axila melekat satu sama lain atau ke
jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian
payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5) Stadium IV
supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh
lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher.
Tindakan yang harus dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative
8. Komplikasi
1. Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe bersirkulasi umum tidak
berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan sistem limfe di angkat maka sistem kolater dan
axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan
setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi limfedema keluasan biasanya
berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan
2. Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang meningkatkan kadar
9. Pemeriksaan Diagnostik
Ada beberapa pemeriksaan penunjang.Namun secara umum terbagi 2 yaitu non invasive dan
invasive.
a. Non Invasive
1. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang diradiasikan pada
payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba
(radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk melakukan
mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia
nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar
antara 83%-95%.
2. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat berguna dan akurat
dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam membedakan antara kista dengan
massa padat. Namun untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat divisualisasi dan
massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi. Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan
Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi kelainan payudara sekarang sudah
mulai diselidiki. Teknik ini mengambil peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan area
supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan stging pada proses keganasan.
b. Invasiv
1. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20 atau yang lebih kecil)
dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan
difiksasi segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat, prosedur
ini sangat akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi
jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan sekitar. Teknik
stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi hal umum diamerika serikat. Kelemahan
teknik ini adalah ketidak mampuan untuk menentukan secara akurat resptor estrogen dan
progesterone pada specimen yang sangat kecil. Untuk menegtahui resptor menggunakan teknik ini
sudah dikembangkan namun masih belum merata keberadaanya dilaboratorium patologi anatomi.
2. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan. Hal tersebut
lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk
menentukan reseptor estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran
histopatologi.
3. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
a. Biopsy Eksisi
Istilah biopsy Eksisi merujuk pada istilah yang berarti dengan mengangkat seluruh massa yang
terlihat dan biasanya dengan sedikit batas jaringan yang sehat. Hal tersebut perlu direncanakan
secara hati-hati dan curiga lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi bisa dilakukan dengan lokal
anestesi. Namun dengan kenyamanan pasien biasa dilakukan dengan sedasi intravena. Poting beku
biasa dilakukan dan bisa disimpan untuk tes resptor estrogen dan progesterone.
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi biasanya dilakukan biopsy insisi
dengan hanya mengambil sedikit jaringan. Hal ini bisa dilakukan dalam anestesi lokal dan cukup
Skrinning mammografi bisa digunakan untuk melihat lesi mencurigakan sebelum muncul
secara klinis. Dan hal tersebut bisa dijadikan petokan dalam melakukan biopsy jarum dengan
bantuan mammografi. Teknik ini dilakukan atas dasar prinsip menghilangkan lesi secara presisi
tanpa mengorbankan jaringan sehat sekitar. Pasien dilakukan mamografi yang disesuaikan dengan
film aslinya dan dilakukan introduks berdasarkan gambaran film tersebut. Jadi bisa disimpulkan
Untuk lesi yang tidak teraba anamun terlihat gambarannya melalui ultrasound. Bisa dilakukan
dengan pasien pada posisi supine, dan payudara discan menggunakan tranducer. Lalu kulitnya
ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard. Aspirasi kista juga bisa dilakukan
Setelah menekan daerah puting maka akan keluar cairan .cairan yang bisa keluar bisa diusap
pada gelas kaca difikasi dan dapat dilihat untuk dievaluasi secara sitologi. Dilaporkan, sitologi dari
NDS memiliki hasil negative palsu sebesar 18% dan positif sebesar 2,5% jadi dibutuhkan ketelitian
f. Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari puting sering terkait dengan gatal atau nipple discharge biasa
diperbolehkan untuk dilakukan biopsy puting. Sebuah potongan nipple /areola complex bisa
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya tergantung pada
stadium klinik payudara. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi pembedahan/ operasi,
radioterapi/ penyinaran, kemoterapi, dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang
kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II.
gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi
ini selalu diikuti dengan pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan
pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara
di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara
setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu
makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung
menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan
mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh karena itu
tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel kanker,
terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat
atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker
payudara dan secara tidak langsung akan menurun angka kematian akibat kanker payudara.
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang
memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup
dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan melalui promosi kesehatan yang
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki
faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya
menghindari diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker payudara yang dapat
dilakukan dengan:
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.Serat akan menyerap zat-zat yang
bersifat karsinigen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe. Kedelai mengandung
flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai ektrogen
nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel
saluran kelenjer susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu
zat antioksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak,
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri dari pada oleh
dokter. Karena itu, wankita hares mewaspadai setiap [perubahan yang terjadi pada payudara.
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di Indonesia
karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini
memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dan bulan ke bulan. Pemeriksaan
optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu
retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika
ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jikan suadah menopause maka pilihlah satu hari
tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan. 17,23
Langkah 1 : Berdiri didepan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan dipinggang dan
dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan
yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau
hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan
membentuk lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah puting.
Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan
ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau di bawah kulit
Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila keluar
Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan
rata. Berbaringlah dengan lengan kanan dibelakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk
diletakan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan
lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat
yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian
pengobatan.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis Pada Klien Ca Mammae
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses keperawatan,
suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan
untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara dan
pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian diolah, dianalisa yang kemudian akan menghasilkan
suatu diagnosa keperawatan yang membutuhkan perencanaan untuk mengatasi masalah yang
timbul dan muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan yang
meliputi:
1) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan, alamat,
2) Riwayat Kesehatan
a. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak
,hyperplasia tipikal.
b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai
resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal
e. Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang memakai penyedap dan
pengawet.
f. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang relative
g. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas, dan
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui
a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan,
makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak
hamil.
d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga
e. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah, ansietas.
f. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60
tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.
c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah 40
tahun.
d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi badan, tekanan darah,
b. Kepala
1) Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh kemoterapi, kulit
2) Wajah
3) Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh nutrisi yang tidak
4) Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung yang disebabkan
klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-paru.
4) Bibir
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
5) Gigi
Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya pembuluh darah dan caries positif
6) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
c. Leher
a) Inspeksi
Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan
Pada stadium 2
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara dengan
Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan tumor
Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan kanker
sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan
otot dada.
Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan mestastase
b) Palpasi
Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan
lain
Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan
lain
Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan
lain
Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan
Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah metastase
ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru paru mengalami
c) Perkusi
Pada stadium 1
Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum mengalami
metastase.
Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana parenkim paru
lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru paien yang disebabkan
pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika kanker telah
Pada stadium 4
biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru pasien
didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari kanker mammae
d) Auskultasi
Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan inspirasi
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada,
Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru clan inspirasi lebih
panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga dapat
terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-)
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan inspirasi yang
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada
daerah suprasternal, interscapula: campuran antara element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas
Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras nadanya
lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan seperti: Ronchi
dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, dan
mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya
Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras,
nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat
suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke bagian
tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan ekspansi
paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru.
e. Jantung (Kardiovaskuler)
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas jantung kiri RIC V,1
f. Auskultasi
g. Mammae (payudara)
1. Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah dan payudara
2. Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba pembesaran
kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
h. Perut
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Tympani
i. Genitourinaria
j. Ekstremitas
Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi
k. Sistem intergument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak elastis
a. Nutrisi
1) Makan
2) Minum
b. Eliminasi
1) Miksi
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna kekunangan,pekat dan bau
khas
2) Defekasi
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau kemerahan,
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian payudara
d. Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci rambut 1 kali dalam
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci rambut 2 kali
Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan dalam keluarga dan
perubahan yang dialami sejak klien sakit, penangguang jawab biaya perawatan klien selama sakit
8) Data psikologi
Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah sakit, harapan klien
terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah diobati,dukungan dari keluarga baik dalam
9) Data spritual
Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit tertinggal dan agak terganggu di bandingkan
dengan sehat rutin dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap penyakit tetap optimis selama
X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah ada penyebaran
d. Respon Hormone
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas. Biopsi jarum
halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot dengan spuit 10 cc sampai
jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi anatomi untuk mengetahui apakah
f. Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam serum
missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam dll)dapat membantu dalam
a) Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
h. Sinar X dada
ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat pada pasien (Gusneli,2007)
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan penyakit(kompressi atau dekstruksi, jaringan
saraf, infiltrasi syaraf, atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi dan adanya
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh diafragma sekunder terhadap
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
iritasi lambung, penyimpangan, rasa mual, distress emosional, control nyeri batuk (Marilynn
E.doenges, 2000)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi, peningkatan energi (status
hipermetabolik) kebutuhan psikologis atau emosional berlebihan dan perubahan kimia tubuh: efek
6. Gangguan rasa nyaman: cemas berhubungan dengan krisis situasi (kanker) ancaman pada
perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari
keluarga, transmisi atau penularan perasaan interpersonal, perubahan gambaran tubuh (Marilynn
E doenges 2000).
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau radioterapi misal
kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi, kelelahan
8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta pengobatan penyakit berhubungan
N Tujuan dan
Diagnosa
o Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Hasil
c. Berikan tindakan
kenyamanan dasar
(misal : reposisi
menyenagkan membantu
seperti memfokuskan
d. Dorong penggunaan
keterampilan
manajement nyeri
(misal teknik
relaksasi, visualisasi,
teraupetik
Kolaborasi meningkatkan rasa
a. kembangkan kontrol
rencana manajemen
dan dokter
a. rencana terorganisasi
mengembangkan
menjadi partisipasin
dalam manajemen
nyeri di rumah
komplikasi dari
kanker, meskipun
respon individual
berbeda.saat
perubahan penyakit
atau pengobatan
terjadi,penilaian dosis
perlukan
pola nafas pola nafasa. Atur posisi kliena. Isi rongga abdomen
mengeluarkan
pelan-pelan
menerima Apa
nafas
Kolaborasi:
dalam mengatasi
mensuplai O2 yang
lumen trakeobroncial
c. Penambahan
b. Ukur tinggi, berat
kaya nutrient ,
cairan dingin,
d. Keefektifan penilaian
makan
e. Control faktor
lingkungan misalnya
sedap atau
kebisingan.hindari
makanan terlalu
manis, berlemak atau e. Dapat menriger
Kolaborasi: muntah
a. tinjau ulang
pemeriksaan
laboratorium sesuai
dengan indikasi
transferin serum,dan
albumin
a. Membantu
mengidentifikasi
derajat
ketidakseimbangan
biokimia atau
malnutrisi dan
mempengaruhi
an energy (status
b. Melakukan pasien control dan mampu
aktivitas sesuai
dengan kemampuan.
d. Pantau respon
fisiologi
aktivitas,perubahan
pada TD atau
d. Toleransi sangat
jantung/pernafasan.
Kolaborasi : pada tahap proses
a. Berikan 02 penyakit.
suplemen sesuai
indikasi
a. Adanya anemia/
hipoksemia
menurunkan
ketersediaan 02 untuk
memperberat
keletihan.
perubahan status
b. Mau berpartisipasi dengan kanker.
terbuka dimana
c. Membantu pasien
individu mengenal
dengan menyentuh
e. Memberikan
penerimaan individu.
f. Proses kehilangan
bagian tubuh
depannya.
g. Reaksi umum
4. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan pada kasus kanker payudara
kanker payudara diman ini telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Lukman and
Sorensen, 2000).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses akhir dari keperawatan khususnya pada kanker payudara
dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan dari implementasi kanker payudara tercapai
Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker (Siswono, 2003).
Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan diberbagai negara berkembang dan kurang
lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Demikian pula di Bali, kini jumlah kasusnya
meningkat dan menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker serviks dan cenderung bergeser ke
arah yang lebih muda. 2
2.1.3 Etiologi Kanker Payudara (Ca mammae)
a. Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi
terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara
diantaranya:
1. Faktor reproduksi : Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,
payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.
3. Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara
Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak : Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat
dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun
6. Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker
radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik : Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam
riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
4
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1,
yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara
sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
8. Faktor Genetik : Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada
beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah
beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.Gen pensupresi tumor
yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen
BRCA2.
9. Umur : Pada tahun 2001, dari 447 kasus kanker payudara yang berobat di RS Kanker Dharmais
Jakarta 9,1% diantaranya adalah perempuan berusia kurang dari 30 tahun. Semakin bertambahnya
umur meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah
usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang kanker payudara,
namun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun. Penelitian Devi Nur Octaviana
tahun 2011 yang berjudul faktor-faktor risiko kanker payudara pada pasien kanker payudara wanita
di rumah sakit kanker Dharmais Jakarta menyatakan bahwa kelompok kasus kanker payudara
banyak terdapat pada rentang usia 40-49 tahun yaitu sebesar 41,7% , kemudian pada rentang usia 50-
59 tahun yaitu sebesar 37,5 %. Menurut penelitian rini indrati (2005) kasus kanker yang terjadi pada
rentang usia 20-
5
29 tahun sebanyak 1,9% , 30-39 tahun sebanyak 21,2% , 40-49 tahun sebanyak 38,5% , 50-59 tahun
sebanyak 32,7% , 60-69 tahun adalah 3,8% dan >70 tahun adalah 1,9%. Adapun penggolongan
kategori umur sebagai berikut :
a. 26 35 : dewasa awal
b. 36 45 : dewasa akhir
c. 46 55 : lansia awal.
d. 56 65 : lansia akhir
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula
mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut
menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah
bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995)
.6
2.1.5 Klasifikasi Kanker Payudara (Ca mammae)
a. Klasifikasi Patologik
1. Pagets disease
Pagets disease merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai
eksema menahun putting susu, yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa
teraba. Sedang pada umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis
yang buruk namun pada pagets disease prognosisnya lebih baik. Pagets disease merupakan suatu
kanker intraduktal yang tumbuh dibagian terminal dari duktus laktiferus. Secara patologik cirri-
cirinya adalah: sel-sel paget(seperti pasir), hipertrofi sel epidermoid, infiltrasi sel-sel bundar di
bawah epidermis.
2. Kanker duktus laktiferus
Comedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intraductal, sering dengan nekrosis
sentral sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti terisi kelenjar, jarang sekali comedo
carcinoma hanya pada saluran saja biasanya akan mengadakan infiltrasi kesekitarnya menjadi
infiltrating comedo carcinoma.
3. Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis, ini adalah kanker yang lazim ditemukan 75 %
kanker payudara adalah tipe ini. Karena banyak terdiri dari fibrosis umumnya agak besar dan keras.
Kanker ini disebut juga dengan tipe scirrbus yaitu tumor yang mengadakan infiltrasi ke kulit dan
kedasar.
7
4. Medullary carcinoma
Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae, biasanya tidak seberapa keras, dan
kadang-kadang disertai kista dan mempunyai kapsul. Tumor ini kurang infiltratif disbanding dengan
tipe scirrbus dan mestatasis ke ketiak sangat lama. Prognosis tumor ini lebih baik dari tipe-tipe tumor
yang lain.
5. Kanker dari Lobulus
Kanker lobulus sering timbul sebagai carcinoma in situ dengan lobulus yang membesar. Secara
mikroskopik, kelihatan lobulus atau kumpulan lobulus yang berisi kelompok sel-sel asinus dengan
bebrapa mitosis. Kalau mengadakan infiltrasi hamper tidak dapat dibedakan dengan tipe scirrbus.
2.1.6 Klasifikasi Klinik Kanker Payudara ( Ca mammae)
a. Steinthal I : kanker payudara besarnya sampai 2 cm dan tidak memiliki anak sebar.
b. Steinthal II : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar dikelenjar ketiak.
c. Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan
supraklavikular, atau infiltrasi ke fasia pektoralis atau ke kulit atau kanker payudara yang apert
(memecah ke kulit).
d. Steinthal IV : kanker payudara dengan metatasis jauh misal ke tengkorak, tulang punggung, paru-
paru, ahti dan panggul.
8
Tabel 2.1.6 Klasifikasi klinik kanker payudara menurut Peplau 1963 TUMOR
SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya
tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau
kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang,
tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm,
dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan
fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-
5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan
fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang
ukurannya telah menunjukkan
perluasan secar langsung ke dalam
dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak
homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak
homolateral tapi masih bisa
digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak
homolateral yang melekat terfiksasi
satu sama lain atau terhadap
jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral
supraklavikuler atau intraklavikuler
terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan
ke dalam kulit di luar payudara