Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK

Penatalaksanaan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


Tennis Elbow
Desy Kurniawati Tandiyo
SMF Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi,
Surakarta, Indonesia

ABSTRAK
Tennis elbow atau epikondilitis lateral merupakan kasus nyeri siku bagian lateral. Penatalaksanaan kedokteran fisik dan rehabilitasi bertujuan
mengatasi inflamasi; mempercepat penyembuhan; mengurangi overuse; dan memperbaiki fleksibilitas, kekuatan dan ketahanan jaringan
lunak. Penatalaksanaan dengan cara tidak melakukan aktivitas yang memprovokasi, analgesik, modalitas fisik dan pembidaian. Modalitas fisik
berupa cryotherapy, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), ultrasound dan phonophoresis, Extracorporeal Shock-Wave Therapy (ESWT)
dan Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER) kekuatan rendah. Terapi latihan dengan pembebanan progresif ekstensor
pergelangan tangan. Dengan penatalaksanaan yang baik, pasien dapat kembali bekerja atau berolahraga dengan modifikasi beban dan latihan
khusus. Intervensi penting lainnya berupa modifikasi tempat kerja, edukasi dan latihan postur.

Kata kunci: Tennis elbow, penatalaksanaan, kedokteran fisik dan rehabilitasi

ABSTRACT
Tennis elbow or lateral epicondylitis is the most common presentation of lateral elbow pain. The goals of physical medicine and rehabilitation
treatment are to control the inflammation; to reduce overuse; and to improve soft-tissue flexibility, strength and endurance. Treatment
involves discontinuation of provocative activities, analgesics, physical modalities and bracing. Physical modalities include cryotherapy; TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation); ultrasound and phonophoresis; Extracorporeal Shock-Wave Therapy (ESWT); and Low Level Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER). Therapeutic exercise include progressive loading of the wrist extensors. With proper
treatment, patients can return to activities with modification. Workstation modifications, education, and postural retraining are important
interventions. Desy Kurniawati Tandiyo. Rehabilitation of Tennis Elbow.

Key words: Tennis elbow, treatment, physical medicine and rehabilitation

PENDAHULUAN Kelainan kedua yang sering ditemukan pada atas seperti penggunaan komputer; meng-
Tennis elbow atau epikondilitis lateral merupa- populasi pekerja adalah tendinitis. Tendinitis angkat barang berat; pronasi dan supinasi
kan kasus nyeri siku bagian lateral. Kelainan ini adalah inflamasi tendon, yaitu tempat per- lengan yang kurang tepat; dan vibrasi ber-
dikenal sejak tahun 1883 digambarkan sebagai lekatan otot ke tulang. Lokasi tendinitis pada ulang. Pada atlet, kelainan ini kebanyakan
cedera karena tenis, terjadi pada lebih dari 50% umumnya adalah bahu (tendinitis rotator cuff, dihubungkan dengan olahraga yang
pemain tenis. Namun juga dapat disebabkan supraspinatus, biceps), siku seperti epikondilitis menggunakan raket, namun dapat terjadi
oleh aktivitas lain yang memberikan beban lateral atau pergelangan tangan seperti pada pemain golf, baseball, dan perenang.
berulang pada otot lengan bagian lateral.1,2,3 penyakit deQuervain (tendinitis ekstensor Pada tenis, insiden sebesar 30-40%, lebih
abduktor ibu jari) (Moore, 1992).5 sering pada pemain tenis laki-laki, walaupun
Gejala khas epikondilitis adalah nyeri dan pada populasi umum dilaporkan tidak ada
mungkin bengkak di daerah insersio kaput EPIDEMIOLOGI perbedaan insiden laki-laki dan perempuan.1,2
ekstensor komunis pada epikondilus lateral Insiden kelainan ini pada populasi umum
humerus, sering disebabkan kelainan jaringan antara 1-3%. Epikondilitis lateral lebih sering ETIOLOGI
konektif kolagen pada perlekatan aponeurosis. terjadi pada usia lebih dari 35 tahun, paling Kondisi ini disebabkan karena6:
Kelainan ini umumnya terjadi akibat posisi banyak ditemukan pada usia 40-50 tahun. - Olahraga yang membutuhkan gerakan
kerja yang tidak tepat atau aktivitas olah- Meskipun disebut tennis elbow, 95% kasus repetitif
raga. Pada pasien usia pertengahan, dapat dilaporkan terjadi pada bukan pemain tenis. - Pemakaian berlebihan atau mekanisme
disebabkan perubahan degeneratif jaringan Kelainan ini lebih sering pada pekerjaan yang yang tidak tepat pada tendon ekstensor atau
konektif.4 membutuhkan aktivitas repetitif ekstremitas supinator

Alamat korespondensi email:tandiyo.desy@yahoo.co.id

CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014 385


TEKNIK

- Teknik menggunakan raket yang salah: PEMERIKSAAN FISIK melawan tahanan pemeriksa, atau pemeriksa
backhand yang salah, ukuran genggaman Pada pemeriksaan didapatkan lokasi nyeri menekan genggaman dorsofleksi pasien
yang tidak tepat di depan dan di bawah epikondilus. Nyeri ke arah fleksi melawan tahanan pasien.
dapat menjalar ke proksimal atau distal. Tes Thomson positif bila didapatkan nyeri
PATOFISIOLOGI Kadang didapatkan pembengkakan di depan pada epikondilus lateral atau kompartemen
Brown dkk. melaporkan kelainan ini karena epikondilus.4,8 ekstensor lateral.
robekan mikro pada ekstensor karpi radialis
brevis. Nirschl melaporkan pemakaian Pemeriksaan khusus: Tes Mill3
repetitif akan menekan vaskuler yang Tes Cozen3,6 Pasien berdiri. Lengan sedikit pronasi dengan
menyebabkan anoksia dan hiperplasi angio- - Pemeriksa memegang siku dengan ibu pergelangan tangan sedikit dorsofleksi dan
fibroblastik. Sedangkan menurut Finnoff, jari di epikondilus lateral. Nyeri epikondilus siku fleksi. Dengan satu tangan, pemeriksa
epikondilitis lateral disebabkan karena per- lateral timbul jika pasien menggenggam, memegang siku pasien dengan tangan lain-
ubahan patologis (misalnya hiperplasia posisi lengan pronasi, ekstensi pergelangan nya memegang lengan bawah distal bagian
angiofibroplastik) bukan proses inflamasi tangan dan deviasi radial, melawan pemeriksa lateral atau memegang lengan bawah. Pasien
tetapi lebih disebabkan karena proses (tes ini lebih sensitif jika dilakukan pada siku diminta untuk melakukan supinasi lengan
degeneratif. Istilah yang tepat untuk kondisi dengan posisi ekstensi penuh) (gambar 1.A). bawah melawan tahanan tangan pemeriksa.
ini adalah epikondilosis lateral dibanding- - Ekstensi pasif pada siku dengan penekan- Tes Mill positif bila didapatkan nyeri pada
kan epikondilitis lateral.1,2,6 an fleksi pergelangan tangan (gambar 1.B). epikondilus lateral dan/atau ekstensor lateral.
Tes Cozen positif bila didapatkan nyeri pada
Kelainan ini berhubungan dengan epikondilus lateral atau kompartemen Tes Motion Stress3
penggunaan repetitif otot-otot ekstensor ekstensor lateral. Pasien duduk. Pemeriksa palpasi epikondilus
lengan bawah. Pada sebagian besar kasus, lateral dengan pasien posisi fleksi siku, pronasi
letak kelainan biasanya pada insersio tendon Tes Chair3 lengan bawah, dan siku posisi ekstensi dengan
ekstensor karpi radialis brevis; lebih jarang Pasien diminta mengangkat kursi. Lengan gerakan kontinu. Tes positif bila didapatkan
ditemukan pada ekstensor karpi radialis ekstensi dengan lengan bawah pronasi. nyeri pada epikondilus lateral dan/atau otot
longus, ekstensor digitorum komunis, dan Tes Chair positif bila didapatkan nyeri pada ekstensor lateral dengan gerakan tersebut.
ekstensor karpi ulnaris. Penemuan patologis epikondilus lateral dan tendon ekstensor
meliputi degenerasi musin dan jaringan lengan. PEMERIKSAAN PENUNJANG
granulasi di daerah subtendon.1,2,7 Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus.
Tes Bowden3 Pemeriksaaan radiologis anterioposterior dan
GEJALA KLINIS Pasien diminta mempertahankan alat peng- lateral biasanya normal, pada posisi oblik pada
Gejala klinis epikondilitis lateral cukup jelas. ukur tekanan darah sekitar 30 mmHg yang epikondilus lateral mungkin ada kalsifikasi
Beberapa pasien menunjukkan lokasi nyeri dipegang tangan pasien. Tes Bowden positif pada tendon ekstensor. Foto radiologis siku
biasanya sekitar insersio tendon ekstensor bila didapatkan nyeri pada epikondilus lateral untuk menyingkirkan artritis atau hilangnya
lengan bawah pada epikondilus lateral. dan tendon ekstensor lengan. fragmen tulang.2,6
Nyeri biasanya timbul dengan memberi
tahanan pada pergelangan tangan pada Tes Thomson3 PENATALAKSANAAN
posisi jari telunjuk ekstensi dan tangan posisi Pasien diminta mengenggam tangan dan siku Penatalaksanaan kedokteran fisik dan
menggenggam. Posisi pergelangan tangan dalam keadaan ekstensi dengan tangan sedikit rehabilitasi pada epikondilitis lateral sama
fleksi pasif dengan siku ekstensi sering dorsifleksi. Pemeriksa melakukan imobilisasi prinsipnya dengan penatalaksanaan jaringan
menimbulkan nyeri. Kurangnya fleksibilitas siku bagian dorsal dengan satu tangan dan lunak yaitu mengatasi inflamasi; memper-
dan kekuatan sering tampak pada otot-otot tangan satunya menggenggam tangan cepat penyembuhan; mengurangi overuse;
ekstensor pergelangan tangan dan bahu pasien. Kemudian pasien diminta untuk posisi memperbaiki fleksibilitas, kekuatan, dan ke-
posterior.1,6 ekstensi pada tangan yang menggenggam tahanan jaringan lunak; dengan cara tidak

Keluhan meliputi nyeri siku bagian distal


yang menjalar ke lengan atas maupun ke sisi
luar lengan bawah. Nyeri sering bertambah
dengan pergerakan sendi siku; mengangkat
benda ringan seperti cangkir kopi dengan
lengan yang meregang dapat menyebabkan
nyeri.4 Pada tenis, backhand swing biasanya
memperberat keluhan, juga menggenggam
atau aktivitas yang membutuhkan ekstensi
pergelangan tangan dan gerakan lengan A B
pronasi supinasi yang repetitif.2 Gambar 1 Tes Cozen6

386 CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014


TEKNIK

melakukan aktivitas yang memprovokasi, obat titik; 2) kemudian lapisan otot lebih dalam depigmentasi kulit dan atrofi, kelemahan
analgesik, modalitas fisik, dan pembidaian.1,2 (supinator) bagian lateral sampai fosa kubiti struktur, dan ruptur tendon pada kasus yang
dan 2-3 cm di bawahnya sepanjang radius lebih jarang. Injeksi dapat diulang tidak lebih
Pada trauma akut, istirahatkan ekstremitas diterapi dengan dosis 4-6 J/titik dan 3) dari 3 kali setahun. Efikasi jangka panjang
yang terkena dan hindari aktivitas yang me- terakhir pada daerah epikondilus diterapi masih dipertanyakan.1,2
nimbulkan keluhan; dapat digunakan obat dengan dosis 8-20 J. Total dosis 30-50 J.1,2,4,8
analgetik antiinflamasi dan cryotherapy.1,8 Terapi latihan dibutuhkan dalam penanganan
Pada umumnya, diperlukan pembidaian yaitu kasus ini. Daerah yang terkena trauma di-
Modalitas fisik digunakan untuk mengurangi wrist splint dengan lateral counter-forestrap persiapkan untuk adaptasi aktivitas sehari-
nyeri dan inflamasi serta dapat mem- atau neutral wrist splint. Pembidaian ini penting hari, meskipun dapat terjadi trauma berulang.
percepat penyembuhan jaringan lunak; untuk mengoreksi latihan yang salah atau Manipulasi jaringan lunak merupakan
meliputi cryotherapy, TENS (Transcutaneous ukuran genggaman raket tenis yang tidak teknik memperbaiki ekstensibilitas jaringan
Electrical Nerve Stimulation), ultrasound, dan tepat.2 dan mempercepat penyembuhan luka.
phonophoresis. Klaiman dkk. membanding- Pembebanan progresif pada ekstensor
kan phonophoresis menggunakan gel Injeksi kortikosteroid digunakan bila terapi pergelangan tangan dimulai dengan pe-
kortikosteroid dengan ultrasound pada konservatif gagal. Injeksi intratendon regangan pasif (gambar 2,3), selanjutnya
beberapa kelainan jaringan lunak seperti sebaiknya dihindari, aktivitas dibatasi 7 latihan tahanan progresif pada daerah
epikondilitis lateral. Kedua modalitas positif sampai 10 hari setelah prosedur, dan pasien muskulotendineus yang dapat diterima tanpa
mengurangi nyeri, tetapi tidak berbeda diberitahu risiko efek sampingnya seperti meningkatkan nyeri. Penguatan dimulai
signifikan. Extracorporeal Shock-Wave Therapy
(ESWT) dilaporkan 48-73% berhasil. Terapi
Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation (LASER) berkekuatan rendah dibagi
dalam 3 fase yaitu: 1) semua titik nyeri pada
bahu dan otot lengan atas, ditambah dengan
lengan bawah dan tenar, dengan dosis 1-2 J/

Gambar 2 Peregangan ekstensor pergelangan tangan Gambar 4 Penguatan otot fleksor pergelangan tangan Gambar 5 Penguatan otot ekstensor pergelangan tangan
pasif konsentrik konsentrik

Gambar 6 Penguatan otot supinator lengan bawah Gambar 7 Penguatan otot pronator lengan bawah
Gambar 3 Peregangan fleksor pergelangan tangan pasif konsentrik konsentrik

CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014 387


TEKNIK

isometrik, selanjutnya latihan konsentrik dan lengan bawah. Tujuan pembidaian untuk aponeurosis ekstensor komunis. Dibutuhkan
kemudian latihan eksentrik. Penekanannya mengurangi tekanan kontraksi ekstensor rehabilitasi post operasi 4 sampai 6 bulan
pada otot ekstensor pergelangan tangan, lengan bawah dan mengalihkan tekanan sebelum kembali ke aktivitas biasa.1
fleksor pergelangan tangan, pronator, dan distal pada insersio epikondilus lateral.
supinator lengan bawah (gambar 4,5,6,7).1,8 Trauma di tempat kerja membutuhkan PROGNOSIS
evaluasi ergonomik. Modifikasi tempat kerja, Pasien dapat kembali bekerja atau ber-
Faktor overuse dalam olahraga mempunyai edukasi, dan latihan postur merupakan olahraga dengan modifikasi beban dan
kontribusi. Mekanisme backhand yang tidak intervensi penting.1,8 latihan khusus.1
tepat pada tenis, misalnya, berhubungan
dengan epikondilitis lateral. Koreksi teknik Pembedahan dilakukan pada kondisi kronis SIMPULAN
meliputi menggunakan dua tangan dalam yang tidak merespon terapi konservatif Gejala klinis dan pemeriksaan pada Tennis
backhand, menggunakan genggaman dan berhubungan dengan keterbatasan Elbow perlu diketahui agar dapat didiagnosis
besar yang nyaman, mengurangi tekanan fungsional. Pendekatan umumnya meliputi dan diberi penatalaksanaan yang tepat,
di bawah 55 lb, menggunakan raket ringan debridemen jaringan granulasi degeneratif sehingga memberikan hasil optimal dan
dan lebih fleksibel, bermain dengan bola yang berdekatan dengan insersio ekstensor pasien dapat kembali beraktivitas dalam
yang lebih lunak, dan menggunakan bidai karpi radialis brevis dan pelepasan parsial pekerjaan maupun olahraga.

DAFTAR PUSTAKA
1. Klaiman MD, Fink K. Upper Extremity Soft-Tissue Injuries. In: Frontera WR (editor-in-chief ). DeLisas Physical Medicine & Rehabilitation: Principles and Practice. Philadelphia: Lippincott Willam
& Wilkins, Wolters Kluwer. 2010. Ch. 35:907-22.
2. Finnoff JT. Musculoskeletal Disorders of The Upper Limb. In: Braddom RL. Physical Medicine & Rehabilitation. 2011. Philadelphia:Elsevier Inc. Ch. 38:817-41.
3. Buckup K. Clinical Tests for The Musculoskeletal System. New York:Thieme. 2004:103-14.
4. Kert J, Rose L. Clinical Laser Therapy. Low Level Laser Therapy. Scandinavian Medical Laser Technology. Copenhagen. 1989. Ch. 16.3:204-11.
5. Harberg M. Epidemiology of Neck and Upper Limb Disorders and Work Place Factors. In: Violante F, Amstrong T, Kilbom A. Occupational Ergonomic. Work Related Musculoskeletal Disorders
of The Upper Limb and Back. New York: Taylor & Francis Inc. 2000. Ch. 3:20-8.
6. Brown DP, Freeman ED, Cuccurullo S. Musculoskeletal Medicine. In: Cuccurullo SJ. Physical Medicine and Rehabilitation Board Review. New York: Demos Medical Publ.. 2004. Ch. 4:31-293.
7. Chiou P, Stein JB. Cumulative Trauma Disorders. In : Frontera WR (editor-in-chief ). DeLisas Physical Medicine & Rehabilitation : Principles and Practice. Philadelphia: Lippincott Willams &
Wilkins, a Wolters Kluwer. Ch. 36:923-36.
8. PERDOSRI. Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Wahyuni LK, Tulaar ABM. Jakarta: PT. Adhitama Multi Kreasindo 2012:147-8.

388 CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014

Anda mungkin juga menyukai