Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)
TENAGA AHLI PROGRAM PROVINSI WILAYAH 3
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KERANGKA ACUAN KERJA/
TERM OF REFERENCE (TOR) Perjalanan Dinas Personil : DARMAWANSYAH Posisi : Tenaga Ahli Madya Infrastruktur Desa Lokasi Tugas : KPW 3 Provinsi Sulawesi Tenggara Periode : 24 s/d 28 Agustus 2017 Lokasi Kunjungan : Kabupaten Buton Selatan
BAB I LATAR BELAKANG PERJALANAN DINAS
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa merupakan sebuah
instrumen kebijakan formal pembangunan bangsa yang meletakan desa sebagai sebuah komunitas masyarakat indonesia yang harus diberdayakan guna mencapai kemandirian dan kesejateraan masyarakat. Dengan demikian Undang-Undang tersebut merupakan sebuah ruang kebijakan yang memberikan otoritas kepada desa guna mengeksplorasi potensi lokalnya untuk pembangunan masyarakat baik secara pribadi maupun kolektif. Pembangunan bangsa selama ini dengan sistem sentralistik dan top down oleh banyak kalangan dipandang sebagai sistem yang telah menciptakan kegagalan dan ketergantungan bagi masyarakat. Implementasi selama ini seakan mengeksploitasi sumber daya masyarakat yang telah mendiskreditkan masyarakat khususnya masyarakat desa. Berbagai persoalan muncul seperti ketidak adilan, ketidakmerataan atau kesenjangan pembangunan yang kurang memberikan ruang eksplorasi sumber daya lokal sehingga kehadiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun
TOR Perjalanan Dinas TA Madya Infrastruktur Desa Bulan Agustus 2017 1
2014 Tentang Desa merupakan sebuah regulasi bangsa yang mencoba untuk mendesain pembangunan desa berbasis kearifan lokalnya. Untuk itu pembangunan desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. terdapat sejumlah paradigma pembangunan yang terdapat didalam UU tersebut antara lain : Rekognisi atau pengakuan terhadap hak asal usul desa, Subsidiartitas, Keberagaman bukan penyeragaman, Kebersamaan, Kegotongroyongan, Kekeluargaan, Musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, Kesetaraan, pemberdayaan, dan keberlanjutan. Sejumlah paradigma tersebut menjadi intisari spirit pembangunan desa dalam UU tersebut. harapannya bahwa UU Desa menjadi seperangkat regulasi yang legal formal yang mengakui dan memberi kewenangan kepada desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya berdasarkan hak asal usul desanya serta mengakomodir potensi lokalnya yang sangat multikuluralis. Dengan demikian pembangunan desa diharapkan pula dapat memberikan semangat baru pembangunan desa yang lebih partisipatif dan akomodatif dalam pencapaian kemandirian dan kesejahteraan masyarakat ditengah pengalaman ketidak adilan, ketidakmerataan serta kesenjangan dalam sejarah pembangunan bangsa khususnya dalam hubungan antara desa dengan pemerintahan supra desa, antara desa dengn masyarakat desa. Untuk itu lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa adalah sebuah bentuk pengakuan yang melegitimasi posisi dan kedudukan desa dan komunitasnya berdasarkan hak asul usulnya sekaligus mendorong perubahan desa sebagai sebuah identitas ke arah kemajuan. Walau demikian kehadiran UU Desa disatu sisi menjadi sebuah harapan, sementara disisi lain menjadi sebuah tantangan yang mesti dibangun dalam sebuah sinergisitas yang kolaboratif antar elemen masyarakat guna mencapai visi dan misi kemandirian dan kesejateraan masyarakat, khususnya masyarakat desa.
TOR Perjalanan Dinas TA Madya Infrastruktur Desa Bulan Agustus 2017 2
BAB II MAKSUD PERJALANAN DINAS
Kegiatan perjalanan dinas ini dilakukan dengan maksud dan tujuan :
1. Koordinasi dengan Stakeholder Kabupaten berkaitan dengan pengelolaan Dana Desa serta peran Pendamping Desa. 2. Koordinasi dengan Stakeholder Kabupaten berkaitan dengan pengelolaan Dana Desa serta peran Pendamping Desa. 3. Melakukan monitoring, evaluasi dan inventarisasi terhadap hasil pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa. 4. Melakukan penguatan teknis terhadap Tenaga Ahli di Kabupaten, Pendamping Desa di Kecamatan dan Pendamping Lokal Desa di Desa, berkaitan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur desa. 5. Melakukan umpan balik dan meminta masukan dalam rangka penyusunan panduan praktis perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, spesifikasi teknis serta panduan sederhana prasarana perdesaan.
TOR Perjalanan Dinas TA Madya Infrastruktur Desa Bulan Agustus 2017 3
BAB III LOKASI DAN JADWAL KUNJUNGAN
Lokasi dan Jadwal Kunjungan
KABUPATEN BUTON SELATAN 1. Tanggal 24 Agustus 2017 Perjalanan menuju Kab. Buton Selatan menggunakan angkutan laut (kapal laut) dan darat (roda empat), selanjutnya diskusi dan meminta masukan dengan TA Kabupaten. 2. Tanggal 25 Agustus 2017 Koordinasi dengan pihak kabupaten (Dinas PMD) terkait progres dan strategi percepatan penyerapan dana desa. Selanjutnya melakukan perjalanan menuju Kecamatan Sampolawa di Desa Bangun melakukan umpan balik serta penguatan bersama PD,PLD, Kades, BPD dan TPK terkait dengan pengelolaan APBDes TA. 2017, realisasi serapan dana desa dan kunjungan kelokasi kegiatan prasarana. 3. Tanggal 26 s/d 27 Agustus 2017 Perjalanan menuju Kecamatan Sampolawa di Desa Bangun (Lanjutan hari sebelumnya) dan perjalanan menuju kecamatan Batauga didesa Boogalampa melakukan umpan balik serta penguatan bersama PD,PLD, Kades, BPD dan TPK terkait dengan pengelolaan APBDes TA. 2017, realisasi serapan dana desa dan kunjungan kelokasi kegiatan prasarana. 4. Tanggal 28 Agustus 2017 Umpan balik hasil kunjungan lapangan bersama TA kabupaten dan Pendamping desa. Perjalanan dari kabupaten Buton Selatan ke Provinsi.
TOR Perjalanan Dinas TA Madya Infrastruktur Desa Bulan Agustus 2017 4
BAB IV HASIL/OUTPUT YANG DIHARAPKAN
Adapun hasil yang diharapkan dari Perjalanan Dinas Sebagai Berikut :
1. Para pihak baik kabupaten, kecamatan, desa maupun TA kabupaten, Pendamping desa dan pendamping lokal desa mengetahui tugas KPW 3 provinsi Sulawesi Tenggara secara umum serta dapat mengetahui fungsinya dalam pelaksanaan pendampingan. 2. Diketahuinya perkembangan progres dana desa ditingkat kabupaten dan peran pendamping dalam menyusun strategi percepatan progres dana desa. 3. Adanya data pembanding antara dokumen perencanaan dengan realisasi pelaksanaan ditingkat lapangan. 4. Terselesaikannya indikasi masalah internal TA Infrastruktur, adanya penguatan kapasitas terhadap pendamping disemua jenjang untuk membangun koordinasi yang baik dengan Pemda dalam upaya mengawal proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur desa secara bersama-sama. 5. Teridentifikasinya kebutuhan panduan praktis terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan prasarana desa
Kendari, 27 Juli 2017
Disusun oleh,
DARMAWANSYAH TA Madya Infrastruktur Desa
TOR Perjalanan Dinas TA Madya Infrastruktur Desa Bulan Agustus 2017 5