Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN DAN PENGENDALIAN MIKROORGANISME

1. PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
A. DEFINISI PERTUMBUHAN MIKOORGANISME
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua
komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada
organisme uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah pertambahan jumlah
sel, yang berarti juga pertambahan jumlah organisme. Umur suatu sel ditentukan setelah
pembelahan sel selesai.
Sedangkan umum kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel
tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisi di dalam substratnya
mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat.
B. SYARAT-SYARAT PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Mikroorganisme untuk pertumbuhannya memerlukan nutrisi dan faktor
lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponen-komponen
tertentu untuk pertumbuhannya, yaitu :
1. Energi, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan
kebutuhan energinya, yaitu : mikroorganisme fototrof dan kemotrof.
Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumber
energinya, sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal dari
oksidasi senyawa organik seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti
H2S atau NaNO2.
2. Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : mikroorganisme autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme autotrof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon
anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme
heterotrof memerlukan sumber karbon organik, misalnya glukosa.
3. Sumber nitrogen, mikroorganisme mengambil sumber N dalam bentuk gas
nitrogen, amonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organik (mis. asam
amino).
4. Elemen non metal, terutama sulfur dan fosfor.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 1


5. Elemen metal, terdiri dari Ca2+, Zn 2+, Na, Cu2+, Mn2+ ,Mg2+, Fe2+, Fe2+ dalam
bentuk garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam osmoregulasi,
mengatur aktivitas enzim, dan transfer elektron.
6. Vitamin, penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit.
Juga berperan sebagai koenzim.
7. Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga nutrien dengan
berat molekul rendah dapat melewati membran sel.
Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikoorganisme.
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme
yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
C. BENTUK, SUSUNAN, DAN SIFAT MEDIA
Bentuk, susunan, dan sifat media ditentukan oleh senyawa penyusun media,
persentase campuran, dan tujuan penggunaan.
1. Bentuk Media
Ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar-agar,
gelatin , maka dikenal 3 bentuk media, yaitu media padat, media semi padat
(semisolid), dan media cair.
a. Media padat, memerlukan 12-15 g agar-agar untuk 1000 ml media. Media
padat digunakan untuk menumbuhkan bakteri, ragi, dan jamur.
b. Media cair, bila ke dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat.
Digunakan untuk membiakkan alga, bakteri, dan ragi.
c. Media semipadat, penambahan zat pemadat hanya 50 % atau kurang dari
yang seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba yang memerlukan
sedikit air dan hidup anaerobik atau fakultatif.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 2


2. Susunan Media
Susunan media dapat berbentuk :
a. Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, nasi, telur, daging, roti, dan sebagainya. Kentang, roti dan nasi biasanya digunakan
untuk menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk
menumbuhkan virus.
b. Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya
Czapek Dox Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
c. Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan
alami dan bahan sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar, dan sebagainya.
3. Sifat Media
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi,
diferensiasi dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibedakan menjadi :
a. Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
satu atau lebih kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
b. Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi
kesempatan terhadap suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan
berkembang lebih cepat dari yang lainnya yang bersama-sama dalam
suatu sampel. Misalnya pada media kaldu selenit/kaldu tetrationat dalam
waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti pertumbuhannya
sedangkan Salmonellla akan tetap tumbuh.
c. Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau
lebih mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis
lainnya. Misalnya media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media
EMB agar untuk Coliform.
d. Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba tertentu serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB
agar untuk Coliform, media agar darah untuk menumbuhkan bakteri
hemolitik.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 3


e. Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa
atau benda-benda tertentu dengan bantuan mikroba.

D. TEKNIK PEWARNAAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME


Tidak semua mikroorganisme mempunyai zat warna. Mikroorganisme yang
tidak berwarna dapat ditembus cahaya, sehingga sukar diamati. Oleh karena itu
diperlukan pewarnaan. Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat
fisik dan kimia dapat diketahui.
Langkah-langkah utama teknik pewarnaan :
1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia
seperti sabun, formalin, fenol.
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
Teknik pewarnaan bakteri, dapat dibedakan menjadi :
1. Pewarnaan Sederhana (1 zat warna)untuk melihat bentuk dan susunan sel.
2. Pewarnaan Diferensial (lebih dari 1 zat warna) untuk melihat bentuk, susunan
dan sifat sel. Beberapa contoh pewarnaan diferensial :
a. Pewarnaan Gram -> dinding sel
b. Pewarnaan Tahan Asam -> dinding sel
c. Pewarnaan untuk melihat Struktur flagel, kapsul, spora, Inti
PEWARNAAN SEDERHANA
Berdasarkan asam-basa dari zat warna
Asam (-) : Eosin, Nigrosin, Merah Kongo
Basa (+) : Met. Biru, Safranin, Kristal Violet
pH ~ 7 -> Sel Bakteri (-)

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 4


SIFAT ZAT WARNA :
1. Pewarnaan Asam (pewarnaan negatif / tidak langsung) : Sel tidak terwarnai, latar belakang
terwarnai.
2. Pewarnaan Basa (pewarnaan langsung) : sel terwarnai.
3. Pewarnaan Gram
Prinsip : Kemampuan dinding sel mengikat zat warna karena perbedaan sifat kimia
dan fisika dinding sel Empat tahapan perwarnaan gram :
1. Pemberiaan pewarna dasar kristal violet, semua sel ungu
2. Pemberian pewarna penguat (mordan) lugol/iodine, terbentuk kompleks cv-i, sel ungu tua
3. Pencuci warna dasar : alkohol 96 %
4. Pewarna pembanding : menggantikan warna dasar, safranin
Pewarnaan tahan asam
Mewarnai genus mycobacterium, spesies spesies tertentu dari genus nocardia
Prinsip : zat lipoid dinding sel bakteri-bakteri di atas tebal , sulit ditembus zat warna, tetapi
sudah terwarnai sulit dicuci dengan etanol.
Tahapan :
1. Warna dasar : karbol fuchsin + pemanasan.
2. Pencucian : alkohol asam ( 3% hcl dalam 95% etanol).
3. Pembanding : metilen biru
hasil : Mycobacterium dan Nocardia berwarna merah bakteri lain biru
4. Pewarnaan flagel : Tidak difiksasi panas, flagel mordant, karbol fuchsin, flagel merah.
5. Pewarnaan spora : zat warna dasar malakit hijau, pembanding safranin, endospora
berwarna hijau, sel vegetatif berwarna merah.
Pewarnaan kapsul : Tidak difiksasi panas
pewarna dasar : kristal violet
pencuci, pembanding : CuSO4
sel berwarna violet , kapsul berwarna biru muda.
Pengamatan mikroorganisme
Jarak lensa-objek :
40 10 5,00 mm
40 x 10 0,46 mm

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 5


100 x 10 0,13 mm
Pada pengamatan bakteri, jarak lensa-objek sangat dekat, udara n=1,0 tidak
dapat membiaskan cahaya masuk ke lensa. Akibatnya objek tidak dapat terlihat
dengan sempurna atau sama sekali tidak terlihat . Supaya cahaya dapat dibiaskan ke
lensa, perlu media yang indeks biasnya sama dengan objek gelas (n = 1,52), yaitu
minyak imersi (n = 1,52).

2. PENGENDALIAN MIKROORGANISME
Pengendalian pertumbuhan mikroba pada prinsipnya adalah menghambat atau mencegah
pertumbuhan mikroorganisme.
Pengendalian mikroorganisme berdasarkan dua hal :
1. Dengan membunuh mikroorganisme
2. Dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme biasanya secara fisika dan secara kimia baik
membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Agen yang membunuh sel-sel yang
diistilahkan sidal, agen yang menghambat pertumbuhan sel-sel (tanpa membunuh mereka) yang
disebut sebagai statis. Dengan demikian, bakterisida berarti membunuh bakteri, dan
bakteriostatik berarti menghambat pertumbuhan sel-sel bakteri. Bakterisida berarti membunuh
bakteri, fungisida berarti membunuh jamur, dan sebagainya.
Dalam mikrobiologi, istilah sterilisasi sangat erat berkaitan dengan pengendalian
pertumbuhan mikroorganisme yang merupakan penghancuran secara sempurna atau
penghapusan semua organisme yang terdapat di dalam atau pada suatu zat yang akan
disterilkan. Prosedur Sterilisasi melibatkan penggunaan panas, radiasi atau bahan kimia, dan juga
penghancuran sel secara fisika.
Pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk menekan reproduksi mikroba. Sehingga
dengan pengendalian mikroorganisme kita dapat mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan
perusakan bahan oleh mikroorganisme. Dengan cara membunuh mikroorganisme atau membuat
kondisi yang membuat mikroorgenisme tidak dapat tumbuh. Membunuh dan membatasi
pertumbuhan mikroorganisme khususnyan sangat penting dalam penyediaan dan pemeliharaan
untuk keamanan makanan. Pengendalian mikroorganisme juga merupakan praktek medis modern

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 6


dan antimikroba untuk mencegah dari infeksi dan menurunkan penyebaran
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan
diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan kimia. Dalam
pengendalian mikroorganisme umumnya dikenal :
A. Secara Fisika
1. Pemanasan suhu tinggi
a. Pendidihan
b. Pasteurisasi
c. Tyndalisasi
d. Autoklaf
2. Pendinginan dan pembekuan
3. Pengeringan (pengangkatan H2O)
4. Radiasi
a. Radiasi Ultraviolet
b. Cahaya Ultraviolet
c. Radiasi sinar-X dan pengion lainnya
5. Filtrasi
a. Filter bakteriologis
B. Secara Kimia
1. Antimikroba
a. Antiseptik
b. Desinfektan
2. Pengawet
3. Antibiotik
4. Antimikrobal inhibisi

Ada beberapa istilah dalam mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme, diantaranya


adalah sebagai berikut :
1. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi
mikroorganisme pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 7


lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus
membunuh sebagian besar populasi mikroba.
2. Desinfeksi
Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap peralatan, lantai,
dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada
benda dan hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
3. Antiseptis
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk
melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau
menghambat aktivitas mikroba.
4. Sterilisasi
Proses menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril. Sterilisasi
seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara.
Namun secara umum dalam pengendalian mikroorganisme dibagi dalam teknologi fisika
maupun kimia yang banyak digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba (tertentu),
walaupun mungkin tidak sampai sempurna steril. Namun umumnya mencegah pembusukan
makanan atau menyembuhkan penyakit menular merupakan tujuan utama.
A. Secara Fisika
Beberapa cara fisika dapat digunakan untuk mengendalikan populasi mikroba. Misalnya
seperti temperatur tinggi dan radiasi ionisasi. Metode Pengendalian Mikroorganisme secara
fisika adalah teknik mematikan mikroorganisme dengan tujuan menghilangkan semua
mikroorganisme yang ada pada bahan atau alat dengan proses dan sarana fisik. Dengan cara
fisika mikroorganisme dapat dikendalikan, yaitu dibasmi, dihambat atau ditiadakan dari suatu
lingkungan.
1. Pemanasan Suhu Tinggi
Pada suhu-suhu tertentu mikroorganisme dapat dimatikan. Waktu yang diperlukan untuk
membunuh tergantung pada jumlah organisme, spesies, sifat produk yang dipanaskan, pH, dan
suhu. Autoklaf merupakan instrumen yang digunakan untuk membunuh semua mikroorganisme
dengan panas, umumnya digunakan dalam proses pengalengan, pembotolan, dan prosedur
pengemasan steril.
a. Pendidihan

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 8


Pendidihan 100 o selama 30 menit dengan cara merebus bahan yang akan
disterilkan (memerlukan waktu lebih banyak di ketinggian). Membunuh semua
mikroorganisme yang patogen maupun non patogen kecuali beberapa endospora dan dapat
menonaktifkan virus.
b. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah penggunaan panas yang ringan dengan suhu terkendali untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme patogen dengan berdasarkan waktu kematian termal bagi
tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi dalam produk atau makanan. Dalam kasus
pasteurisasi susu, waktu dan suhu tergantung tujuan untuk membunuh jenis potensial yang
patogen yang terdapat dalam susu yang diinginkan.
Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab
kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk susu, rum,
anggur dan makanan asam lainnya.
Selama proses ultrapasteurisasi, juga dikenal sebagai ultra high-temperature (UHT)
pasteurisasi, susu dipanaskan sampai suhu 140 C. Pada metode langsung, susu dikontakkan
langsung dengan uap pada suhu 140 C selama satu atau dua detik. Sebuah film tipis susu
dimasukkan melalui sebuah kamar tekanan uap tinggi, sehingga terjadi pemanasan susu
seketika. Susu lalu didinginkan oleh dengan sedikit vakum yang bertujuan ganda menghilangkan
kelebihan air dalam susu dari kondensasi uap. Dalam metode tidak langsung ultrapasteurisasi,
susu dipanaskan dalam sebuah pelat penghantar panas. Butuh beberapa detik untuk suhu susu
mencapai 140 C, dan selama waktu itu susu yang terpapar panas. Jika ultrapasteurisai ini
dibarengi dengan kemasan aseptik, hasilnya adalah produk yang tahan lama tanpa memerlukan
pendinginan.
c. Tyndalisasi
Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi
dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di
dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit
dalam waktu tiga hari berturut-turut.
d. Autoklaf
Autoklaf adalah alat sterilisasi yang mempergunakan uap dan tekanan yang diatur.
Autoklaf merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 9


dipertahankan pada suhu serta yang ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki. Pada
alat ini bahan-bahan yang akan disterilkan dipanaskan sampai 121 oC selama 15 sampai 20 menit
pada tekanan uap 15 pon per inci persegi (kirakira 1,5 atmosfir). Uap air jenuh memanaskan
bahan-bahan tadi sehingga dengan cepat disterilkan dengan melepaskan panas yang laten.
Dengan kondensasi sejumlah 1600 ml uap pada 100 oC dan tekanan 1 atmosfir, akan terjadi
embun sejumlah 1 ml dengan melepaskan 518 kalori. Air yang mengembun tadi akan
menyebabkan keadaan lembab yang cukup utuk membunuh kuman.
Udara merupakan penghatar panas yang buruk, oleh sebab itu harus dikeluarkan dari
ruangan otoklaf. Rongga di dalam otoklaf tidak boleh terlalu penuh diisi dengan benda-benda
yang akan disterilakan supaya dapat terjadi aliran uap yang cukup baik. Autoklaf dipergunakan
untuk mensterilkan pembenihan, barang-barang dari karet, semperit, baju, pembalut dan lain-
lain.
2. Pendinginan dan pembekuan
Umumnya mikroorganisme hanya tumbuh sangat sedikit atau tidak sama sekali pada
suhu 0 o C. Makanan akan tahan lama jika disimpan di temperatur rendah untuk memperlambat
laju pertumbuhan dan pembusukan akibat adanya mikroorganisme (misalnya susu). Tetapi suhu
rendah tidak berarti bebas bakteri. Kasus psychrotrophs, dari psychrophiles memang benar
merupakan penyebab pembusukan yang biasa pada makanan pada makanan yang
didinginkan. Meskipun beberapa mikroba masih dapat tumbuh dalam suhu sangat dingin
serendah minus 20 o C, unutuk kebanyakan makanan diawetkan untuk mencegah pertumbuhan
mikroba dalam freezer rumah tangga.
3. Pengeringan (pengangkatan H 2 O)
Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada keadaan kekurangan
air(A w <0.90). Pengeringan sering digunakan untuk mengawetkan makanan (misalnya buah-
buahan, biji-bijian, dll). Metode ini melibatkan penghilangan air dari produk oleh panas,
penguapan, beku-pengeringan, dan penambahan garam atau gula. Pengeringaan sel mikroba serta
lingkungannya sangat mengurangi atau menghentikan aktivitas metabolik. Diikuti dengaan
sejumlaah sel. Pada umumnya lamanya mikroorganisme bertahan hidup setelah pengeringan
bervariasi tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Yaitu :
a. Jenis mikroorgaanisme
b. Bahan pembawa yang akan dipakai untuk mengeringkan mikroorganisme

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 10


c. Kesempurnaan proses pengeringan
d. Kondisi fissik (cahaya, suhu, kelembaban yang dikenakan pada organisme yaang
dikeringkan.
Pengeringan di udara dapat membunuh sebagian besar kuman. Namun spora tidak
terpengaruh oleh pengeringan, karena itu merupakan cara yang kurang memuaskan.
4. Radiasi (UV, x-ray, radiasi gamma)
Banyak mikroorganisme pembusukan dapat segera dibunuh oleh radiasi. Di beberapa
negara bagian Eropa, buah-buahan dan sayuran yang diradiasi untuk meningkatkan umur
penyimpanan hingga 500 persen. Praktek ini dapat digunakan untuk pasteurisasi jus buah dengan
mengalirkan jus di atas sumber cahaya ultraviolet intensitas cahaya tinggi. Sistem UV untuk
penggunaan air tersedia pribadi, perumahan dan komersial untuk dapat digunakan dalam
pengendalian bakteri, virus dan kista protozoa.
Macam-macam radiasi yang digunakan :
1. Radiasi Ultraviolet
Ultraviolet merupakan unsur bakterisidal utama pada sinar matahari yang meneyebabkan
perubahan-perubahan di dalam sel berupa :
a. Denaturasi protein
b. Kerusakan DNA
c. Hambatan repikasi DNA
d. Pembetukan H2O2 dan peroksida organik di dalam pembenihan
e. Merangsang pembentukan kolisin pada kuman kolisigenik dengan merusak
penghambatnya di dalam sitoplasma.
2. Cahaya Ultraviolet
Dipergunakan untuk :
a. Membunuh mikrooganisme
b. Membuat vaksin kuman dan virus.
c. Mencegah infeksi melalui udara pada ruang bedah, tempat-tempat umum dan
laboratorium bakteriologis.
3. Radiasi sinar-X dan pengion lainnya

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 11


Radiasi pengion memiliki kapasitas lebih besar untuk menginduksikan perubahan-
perubahan yang mematikan pada DNA sel. Cara ini berguna untuk sterilisasi barang-barang
sekali pakai misalnya benang bedah, semperit sekali pakai, pembalut lekat dan lain-lain.
Menurut FDA, radiasi tidak membuat makanan menjadi radioaktif, juga tidak terlihat
perubahan rasa, tekstur, atau penampilan. Radiasi produk pangan untuk mengendalikan penyakit
yang terbawa makanan pada manusia umumnya telah disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
Organisasi Kesehatan Dunia dan American Medical Association. Dua bakteri penyebab penyakit
penting yang dapat dikendalikan oleh iradiasi meliputi Escherichia coli dan spesies Salmonella.
4. Filtrasi
Ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara :
a. Filter bakteriologis
Filter Bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang tidak
tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll. Teknik
filtrasi prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja.
Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae),
Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
b. Filter udara
Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High Efficiency
Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang
tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow).

B. Secara kimia
1. Antimikroba
Antimikroba adalah zat kimia yang membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Antimikroba termasuk bahan pengawet kimia dan antiseptik, serta obat yang
digunakan dalam pengobatan penyakit menular pada tanaman dan hewan. Antimikroba
didapatkan dari sintetis atau berasal dari alam, dan mereka memiliki efek atau sidal statis pada
mikroorganisme.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 12


a. Antiseptik
Antiseptik cukup berbahaya jika digunakan pada kulit dan selaput lendir, dan tidak boleh
digunakan secara internal. Contohnya seperti merkuri, perak nitrat, larutan yodium, dan deterjen.
b. Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan yang membunuh mikroorganisme, tetapi tidak mencakup
spora mikroorganisme, dan tidak aman digunakan untuk jaringan hidup, desinfektan hanya
digunakan pada benda mati seperti meja, lantai, peralatan, dll. Efeknya terhadap permukaan
benda atau bahan juga berbeda-beda. Ada yang serasi dan ada yaang bersifat merusak. Oleh
karena itu perlu diketahui perilaku bahan kimia yaang akan digunakan sebagai desinfektan. Ciri-
ciri Desinfektan yang ideal :
a. Aktivitas antimikrobial, persyaratan yaang pertama ialah kemampuan substansi untuk
mematikan mikroorganisme. Pada konsentrasi rendah, zat tersebut harus mempunyai
aktivitas antimikrobial dengaan spektrum luas.
b. Kelarutan, yaitu harus dapat larut dalam air atau pelarut lain.
c. Stabilitas.
d. Tidak bersifat raacun bagi manusia maupun hewan dan tumbuhan.
e. Homogenitas, harus mempunyaai komposisi yang seragam sehingga bahan aktifnya
selalu terdapat dalam setiap aplikasi.
f. Mempunyaai aktivitas antimikrobial pada suhu kamar.
g. Kemampuan untuk menembus permukaan suatu barang.
h. Tidak bergabung dengan bahan organik.
i. Tidak menimbulkan karat dan warna.
j. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap.
k. Berkemampuan sebagai deterjen

Contoh-contoh desinfektan seperti Hipoklorit, senyawa klorin, senyawa alkali, tembaga


sulfat, senyawa amonium kuartener, formalin dan senyawa fenol.
a. Formaldehida
Berguna untuk mensterilkan vaksin kuman dan untuk menginaktifkan toksin kuman tanpa
mempengaruhi sifat antigenitasnya. Larutan formaldehida dengan kosentrasi 5 sampai 10 persen

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 13


di dalam air akan membunuh sebagian besar kuman. Formaldehida bersifat bakterisidal,
sporisidal, dan juga dapat membunuh virus.
b. Fenol
Dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat bedah dan untuk membunuh kuman yang
tercecer di laboratorium. Larutan yang dipakai biasanya berkadar 3 persen.
c. Sabun dan deterjen
Bersifat bakterisidal dan bakteristatik terhadap kuman Gam negatif dan beberapa jenis
kuman tahan asam. Deterjen bekerja dengan cara berkumpul pada selaput sitoplasma kuman
sehingga mengganggu fungsi normalnya atau dengan denaturasi protein dan enzim.
d. Alkohol
Etil alkohol sangat efektif pada kadar 70 persen daripada 100 persen. Namun tidak
membunuh spora.
e. Desinfektans dalam bentuk aerosol dan gas
Uap SO2, klor dan formalin dipergunakan sebagai desinfektan berupa gas, demikian juga
propilen glikol yang merupakan desinfektan yang kuat.
2. Pengawet
Merupakan bahan statis yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, dan paling sering digunakan dalam makanan. Bahan yang dapat digunakan
tidak berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan tidak beracun. Contohnya adalah kalsium
propionat, natrium benzoat, formaldehid, nitrat dan belerang dioksida.
3. Antibiotik
Berdasarkan sumber pembuatannya Antibiotik dibagi 3, yaitu :
a. Antibiotik sintetik
Antibiotik sintetik berguna dalam pengobatan penyakit dari mikroba maupun
virus. Contohnya adalah sulfonilamid, isoniazid, etambutol, AZT, asam nalidiksat dan
kloramfenikol. Perlu diperhatikan bahwa definisi mikrobiologi mengenai antibiotik
mengharuskan bahwa antibiotik akan digunakan untuk tujuan membunuh mikroba dan tidak
digunakan untuk terapi terhadap penyakit yang tidak berasal dari mikroba. Oleh karena itu,
farmakologi membedakan kemoterapi agen mikrobiologi sebagai "antibiotik sintetik".

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 14


b. Antibiotik Alami
Antibiotik alami adalah antibiotik yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat
membunuh atau menghambat mikroorganisme lainnya. Definisi yang lebih luas antibiotik
merupakan bahan kimia yang berasal dari alam (dari semua jenis sel) yang memiliki efek untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan sel-sel jenis lain. Sejak klinis antibiotik sebagian
besar dihasilkan oleh mikroorganisme dan digunakan untuk membunuh atau menghambat
Bakteri menular.
Antibiotik yang bermolekul rendah (non-protein) yaitu molekul diproduksi sebagai
metabolit sekunder, terutama oleh mikroorganisme yang hidup di tanah. Sebagian besar
mikroorganisme ini membentuk beberapa jenis spora atau sel dorman lainnya, dan ada dianggap
ada hubungan (selain temporal) antara produksi antibiotik dan proses sporulasi. Di antara produk
antibiotik yang paling menonjol adalah Penicillium dan Cephalosporium, yang merupakan
sumber utama beta-laktam antibiotik (penisilin dan turunannya). Dalam Bakteri, yang
Actinomycetes, khususnya Streptomyces spesies, menghasilkan berbagai jenis antibiotik
termasuk aminoglikosida (misalnya streptomisin), macrolides (misalnya eritromisin), dan
tetrasiklin. Endospora Bacillus sp menghasilkan antibiotik polipeptida seperti polimiksin dan
bacitracin.
c. Antibiotik semisintetik
Antibiotik semisintetik adalah antibiotik yang molekulnya diproduksi suatu mikroba
kemudian dimodifikasi oleh ahli kimia organik untuk meningkatkan sifat antimikroba antibiotik
tersebut atau membuat mereka unik agar dapat dipatenkan secara farmasi.

Jenis-jenis Antibiotik berdasarkan cara kerjanya :


1. Inhibitor pada sintesis dinding sel
Antibiotik yang bekerja sebagai inhibitor sintesis dinding sel umumnya menghambat
beberapa tahapan dalam sintesis peptidoglikan bakteri. Umumnya antibiotik mengerahkan
toksisitas selektif terhadap Eubacteria untuk mengurangi efek terhadap dinding sel manusia.
Jenis-jenis antibiotik yang bekerja sebagai inhibitor :
a. Beta Laktam
Kimiawi antibiotik yang mengandung beta laktam cincin beranggota-4. Antibiotik jenis
ini adalah produk dari dua kelompok jamur, Penicillium dan cetakan Cephalosporium, dan

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 15


kemudian diwakili oleh penisilin dan sefalosporin. Antibiotik beta laktam menghambat langkah
terakhir dalam sintesis peptidoglikan, akhir-silang antara antara rantai samping peptida,
diperantarai oleh karboksipeptidase bakteri dan enzim transpeptidase. Beta laktam dalam
antibiotik ini biasanya bakterisida dan menunggu sel tumbuh secara aktif untuk mengerahkan
toksisitas mereka.
b. Penisilin Ami
Seperti penisilin G atau penisilin V yang diproduksi oleh fermentasi Penicillium
chrysogenum. Antibiotik jenis ini efektif terhadap streptokokus, gonococcus dan staphylococcus,
dan derivatnya telah dikembangkan. Namun spektrumnya dianggap sempit karena tidak efektif
terhadap Gram-negatif batang.
c. Semisintetik penisilin
Pertama kali muncul pada tahun 1959. Cetakan A menghasilkan bagian utama dari
molekul (-aminopenisilanat asam 6) yang dapat dimodifikasi secara kimia dengan penambahan
rantai samping. Banyak dari senyawa ini telah dikembangkan untuk memiliki manfaat yang
berbeda atau keuntungan atas penisilin G, seperti spektrum meningkatnya aktivitas (misalnya
efektivitas terhadap batang Gram-negatif), merupakan derivat penisilin dan efektivitasnya jika
diberikan secara oral. Contohnya Amoxycillin dan Ampisilin yang memperluas spektrum
terhadap Gram -negatif dan efektif secara oral.
d. Asam Klavulanat
Asam Klavulanat adalah bahan kimia yang kadang-kadang ditambahkan dalam
penyiapan penisilin semisintetik. Biasanya yang ditambah dengan amoksisilin klavulanat adalah
clavamox atau Augmentin. Klavulanat ini bukan merupakan antimikroba. Cara kerjanya adalah
menghambat enzim beta laktamase yang telah sensitif karena merupakan beta laktam-
penisilinase. Meskipun tidak beracun, penisilin kadang-kadang menyebabkan kematian bila
diberikan kepada orang-orang yang alergi. Di AS ada 300-500 kematian setiap tahunnya karena
alergi penisilin. Pada individu alergi beta laktam molekul menempel pada protein serum yang
memulai suatu respon inflamasi diperantarai-IgE.

e. Cephalolsporins
Cephalolsporins adalah antibiotik beta laktam dengan modus serupa dengan penisilin
yang dihasilkan oleh spesies Cephalosporium. Memiliki toksisitas rendah dan spektrum yang

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 16


agak lebih luas daripada penisilin alami. Mereka sering digunakan sebagai pengganti penisilin
terhadap bakteri Gram-negatif, dan di profilaksis bedah. Mengalami degradasi oleh beberapa-
beta laktamase bakteri, tetapi cenderung resisten terhadap beta-laktamase
dari S. Staphylococcus.
f. Bacitracin
Bacitracin adalah antibiotik polipeptida yang dihasilkan oleh spesies Bacillus. Hal ini
mencegah pertumbuhan dinding sel dengan menghambat pelepasan subunit muropeptide dari
peptidoglikan dari pembawa molekul lipid yang membawa subunit ke luar membran. Sintesis
asam pada mikroba yang mengharuskan pembawa yang sama, juga terhambat. Bacitracin
memiliki toksisitas tinggi sehingga tidak boleh untuk penggunaan sistemik tersebut. Hal ini
karena dalam banyak persiapan antibiotik topikal, tidak diserap oleh usus, oleh karena itu
diberikan untuk "mensterilkan" usus sebelum operasi.
2. Inhibitor
Inhibitor mengacaukan struktur membran sel atau menghambat fungsi membran
bakteri. Integritas dari luar membran sitoplasma sangat penting untuk bakteri, dan senyawa yang
mengacaukan membran dengan cepat membunuh sel. Namun, karena kesamaan dalam fosfolipid
dan eukariotik membran bakteri, tindakan ini jarang cukup spesifik untuk memungkinkan
senyawa-senyawa ini untuk digunakan secara sistemik. Satu-satunya antibiotik antibakteri
penting klinis yang bertindak dengan mekanisme ini adalah Polymyxin, diproduksi
oleh polymyxa Bacillus. Polimiksin efektif terutama terhadap bakteri Gram-negatif dan biasanya
terbatas pada penggunaan topikal. Mengikat Polymyxins untuk membran fosfolipid dan dengan
demikian mengganggu fungsi membran. Polimiksin kadang-kadang diberikan untuk infeksi
saluran kemih yang disebabkan oleh Pseudomonas yang resisten gentamisin, karbenisilin dan
tobramycin. Keseimbangan antara efektifitas dan kerusakan pada ginjal dan organ lainnya
sehingga obat ini hanya diberikan di bawah pengawasan yang ketat di rumah sakit.

Umumnya Protein inhibitor sintesis merupakan terapi antibiotik yang berguna sebagai
tindakan dalam penghambatan beberapa langkah dalam proses kompleks penerjemahan. Cara
kerjanya pada proses yang terjadi di ribosom dari tahap aktivasi asam amino atau cetakan ke
tRNA tertentu. Kebanyakan memiliki afinitas atau spesifisitas untuk 70S (sebagai lawan 80S)
ribosom, dan mencapai toksisitas selektif dengan cara ini. Contoh antibiotiknya

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 17


adalah tetrasiklin, kloramfenikol, macrolides (misalnya eritromisin) dan aminoglikosida
(misalnya streptomisin).
3. Mempengaruhi pada Asam Nukleat
Beberapa antibiotik mempengaruhi sintesis DNA atau RNA, atau mengikat DNA atau RNA
sehingga pesan mereka tidak bisa dibaca. Dengan demikian tentu saja dapat menghambat
pertumbuhan sel. Sehingga penggunaan obat ini kurang benar, karena dapat mempengaruhi sel-
sel hewan dan sel bakteri sama sehingga tidak memiliki aplikasi terapeutik. Dua kelas inhibitor
sintesis asam nukleat yang mempunyai aktivitas selektif terhadap procaryotes dan beberapa obat-
obatan medis seperti kuinolon dan rifamycins.
a. Kuinolon
Kuinolon adalah antibiotik yang memiliki spektrum yang luas dan cepat membunuh
bakteri dan diserap dengan baik setelah pemberian oral seperti nalidiksat. Asam ciprofloxacin
termasuk dalam ke grup kuinolon. Bertindak dengan menghambat aktivitas girase DNA bakteri,
mencegah fungsi normal DNA. Beberapa kuinolon menembus makrofag dan neutrofil sehingga
lebih baik daripada kebanyakan antibiotik karena itu berguna dalam pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh parasit intraseluler. Namun, penggunaan utama dari asam nalidiksat pada
kurang efektif pada infeksi saluran kemih (ISK). Senyawa ini efektif terhadap beberapa jenis
bakteri Gram-negatif seperti E. coli, Enterobacter aerogenes, K. pneumoniae dan spesies yang
umum penyebab ISK. Namun biasanya tidak efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa, dan
bakteri Gram-positif resisten. Namun, fluoroquinolone, Ciprofloxacin (Cipro) baru-baru ini
direkomendasikan sebagai obat pilihan untuk profilaksis dan pengobatan anthrax.
b. Rifamycins
Rifamycins adalah produk dari Streptomyces. Rifampicin merupakan turunan
semisintetik dari rifamycin yang aktif terhadap bakteri Gram-positif (termasuk Mycobacterium
tuberculosis) dan beberapa bakteri Gram-negatif. Rifampisin bertindak sangat khusus pada RNA
polimerase eubacteria dan tidak aktif terhadap polimerase RNA dari sel-sel hewan atau terhadap
polimerase DNA. Mengikat antibiotik ke subunit beta polimerase ketika masuknya nukleotida
pertama yang diperlukan untuk mengaktifkan polimerase, sehingga menghalangi sintesis
mRNA. Telah dibuktikan memiliki efek bakterisidal yang lebih besar terhadap
M.tuberculosis dibandingkan obat anti-tuberkulosis lainnya, dan telah menggantikan isoniazid
sebagai salah satu obat lini depan yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, terutama ketika

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 18


resistansi isoniazid terjadi. Hal ini efektif baik secara oral dan menembus ke dalam cairan
serebrospinal karena itu berguna untuk pengobatan meningitis tuberkulosis, serta meningitis
yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis.
4. Inhibitor Kompetitif
Penghambat kompetitif merupakan daya kerja sebagian besar semua antibiotik
sintetik. Kebanyakan merupakan "analog faktor pertumbuhan", bahan kimia yang secara
struktural mirip dengan faktor pertumbuhan bakteri tetapi tidak memenuhi fungsi metabolisme
dalam sel. Beberapa antibiotik jenis merupakan bakteriostatik dan beberapa bakterisida. Contoh
antibiotik jenis ini adalah sulfonamid.
Sulfonamid.
Diperkenalkan sebagai antibiotik oleh Domagk pada tahun 1935, yang menunjukkan
bahwa salah satu senyawa (prontosil) memiliki efek penyembuhan tikus dengan infeksi yang
disebabkan oleh streptokokus beta-hemolitik. Modifikasi kimia dari senyawa sulfanilamide
memberikan senyawa dengan aktivitas antibakteri yang lebih luas dan bahkan lebih
tinggi. Parasulfonamid yang dihasilkan memiliki aktivitas antibakteri yang sama luas, namun
sangat berbeda dalam tindakan farmakologis. Bakteri yang hampir selalu peka terhadap
sulfonamid adalah Streptococcus pneumoniae, streptokokus beta-hemolitik dan E. coli. Para
sulfonamid sangat berguna dalam pengobatan ISK tanpa komplikasi yang disebabkan
oleh E. coli, dan dalam pengobatan meningitis meningokokus. Sulfonamid yang biasa digunakan
dalam pengobatan adalah sulfanilamide, Gantrisin dan trimetoprim.
Parasulfonamid adalah inhibitor dari enzim bakteri yang dibutuhkan untuk sintesis asam
tetrahydrofolic (THF), bentuk vitamin asam folat penting untuk transfer karbon reaksi-
1. Sulfonamid secara struktural mirip dengan para aminobenzoic acid (PABA), substrat untuk
enzim pertama di jalur THF, dan kompetitif menghambat langkah itu. Trimethoprim secara
struktural mirip dengan dihydrofolate (DBD) dan kompetitif menghambat langkah kedua dalam
sintesis THF dimediasi oleh reduktase DBD. Sel hewan tidak mensintesis asam folat sendiri
tetapi mendapatkannya dengan cara mengubah sebagai vitamin. Karena hewan tidak membuat
asam folat, mereka tidak terpengaruh oleh obat-obatan sulfonamid.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 19


KESIMPULAN

Pengendalian mikroorganisme dapat mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,


membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan
perusakan bahan oleh mikroorganisme. Dengan cara membunuh mikroorganisme atau membuat
kondisi yang membuat mikroorgenisme tidak dapat tumbuh. Membunuh dan membatasi
pertumbuhan mikroorganisme khususnyan sangat penting dalam penyediaan dan pemeliharaan
untuk keamanan makanan. Pengendalian mikroorganisme juga penting pada praktek medis
modern dalam menurunkan penyebaran mikroorganisme. Mikroorganisme dapat dikendalikan
dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau
proses fisika atau bahan kimia.
Pengendalian mikroorganisme juga merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
dalam kehidupan, lingkungan dan keselamatannya. Manusia tidak akan pernah terlepas dengan
mikroorganisme baik yang patogen maupun dan non patogen. Namun ketika berhadapan dengan
mikroorganisme patogen pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk :
1. Mencegah infeksi dan penularan penyakit berbahaya.
2. Menjaga kelangsungan hidup dari gangguan mikroorganisme yang patogen.
3. Memungkinkan untuk mengkonsumsi makan yang aman dan bebas dari mikroba yang
berbahaya.
4. Pada kondisi tertentu manusia diharuskan hidup dalam lingkungan yang bebas gangguan
dari mikroorganisme.
5. Dalam kebutuhan sehari-hari seperti makanan yang harus higienis dan bersih, serta bebas
daari mikroorganisme yang merugikan.
6. Pengendalian mikroorganisme memungkInkan kita untuk dapat mengobati pada serangan
infeksi mikroba tertentu.
7. Terutama sebagai paramedis adalah kunci utama dalam pengendalian mikroorganisme
sehingga harus benar-benar menguasai dan dapat melakukan penanganan pengendalian
mikroorganisme secara tepat.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 20


DAFTAR PUSTAKA

http://www.textbookofbacteriology.net/.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/.
http://www.analisismuslim.blogspot.com/ pengendalian-pertumbuhan-mikroorganisme.html.

http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/pengendalian-mikroorganisme/
http://Andreas. wordpress.com/2010/08/11/Pertumbuhan_Mikroorganisme_Biologi_Online.htm

(Di akses pada jumat, 20 September 2013)

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 21

Anda mungkin juga menyukai