Obturator palatal sering dibuat untuk bayi dengan sumbing palatum yang mengalami
kesukaran menyusu atau mengalami gangguan masuknya makanan atau cairan ke rongga
hidung.4 Bayi yang mengalami bibir sumbing murni biasanya tidak mengalami pada pemberian
makan dengan Air Susu Ibu (ASI) atau susu botol. Bayi dengan celah palatum mengalami
kesukaran makan yang lebih besar; karena kesukaran dalam mengisap, menyusui sering tidak
berhasil. Minum botol biasanya dapat dicapai, tetapi diperlukan kesabaran. Dengan menggunakan
putting belah-silang yang dapat dikompressi sangat membantu, dan menyangga bayi pada posisi
tegak selama menyusui dapat mengurangi regurgitasi hidung dengan resiko aspirasi. 3 Tindakan
operasi pertama dikerjakan untuk menutu celah bibirnya, biasanya pada umur 3 bulan. Komdisi
bayi harus sehat, tercermin dari berat badan yang cukup yaitu 5 kg ke atas, Hb diatas 10gr persen
dan tidak ada infeksi, leukosit dibawah 10.000.2,4 Cara operasi yang umum dipakai adalah dengan
cara Millard. Tindakan operasi berikutnya adalah menutup langitan (palatoplasty), dikerjakan
sedini mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu berbicara lengkap, sehingga pusat bicara di
otak belum membentuk bicara. Kalau operasi dikerjakan terlambat, sering hasil operasi dalam hal
kemampuan mengeluarkan suara normal tak sengau, sulit dicapai. Setelah operasi, pada usia anak
dapat belajar dari orang lain, speech therapist dapar diminta mengajar/melatih anak bicara
normal. Penutupan sumbing palatum lunak dengan sliding flap phyaryngeal, dianjurkan pada usia
1 tahun untuk membantu mendorong perkembangan bicara yang normal. Bila ini telah dilakukan
tetapi suara yang keluar masih sengau dapat dilakukan pharyngoplasty. Operasi ini adalah
membuat bendungan pada pharynx untuk memperbaiki fonasi, biasanya dilaukan pada umur 6
tahun ke atas. Pada umur 8-9 tahun dilakukan tindakan operasi penambahan tulang pada celah
alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli orthodonti nanri mengatur pertumbuhan gigi di kanan
kiri celah supaya normal. Graft tulang diambil dari bagian spongius crista illiaca . tindakan
operasi terakhir yang mungkin diperlukan dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang muka
medekati selesai pada umur 15-17 tahun. Sering ditemukan ditemukan hipoplasi pertumbuhan
maxilla sehingga gigi geligi depan atas/rahang atas kurang maju pertumbuhannya. Dapat
dilakukan bedah ortognatik, memotong bagian tulang yang tertinggal pertumbuhannya dan
merubah posisinya maju ke depan.2
1
Komplikasi
Cheilognatopalatoschisis terjadi pada lebih dari 50% semua kelahiran sumbing dan
merupakan gangguan paling berat bagi bayi yang baru lahir, karena dapat menyebabkan
komplikasi pneumonia aspirasi akibat salah telan. Komplikasi lain yang terjadi adalah gangguan
pertumbuhan gigi, gangguan bicara dan gangguan psikologi. Jika menjalar sampai sudut mata,
kelainan ini disebut celah oblik wajah.4 Bila cacat terbentuk lengkap sampai langit-langit, bayi
tak dapat menghisap. Karena sfingter pada muara tuba Eustachii kurang normal lebih mudah
terjadi infeksi ruang telinga tengah. Kemudian ini harus diingat supaya tidak sampai terjadi otitis
media perforate,conge serta gangguan pendengaran. Kesulitan untuk menyusu sering terjadi
refluks susu ke dalam hidung yang menimbulkan distress pada bayi.2,4
2. Pusponegoro AD, Kartono D, Sumardi R, Luthfia SC, Ramli M, RAchmat KB,dll. Kumpulan kuliah
ilmu bedah. Jakarta : Binarupa Aksara. 1999. H.420-4
3. Susi N, Symasi RM, Tiara MN, Hartanto H, Vera. Buku ajar pediatric Rudolph. Jakarta : EGC. 2007.
h. 166-8
4. Sudiono J. Gangguan tumbuh kembang dentokraniofasial. Jakarta: EGC. 2008. h.6-12