Anda di halaman 1dari 4

BAB VIII

DESAIN JARINGAN TERSIER DAN BANGUNAN

8.1 Layout Petak Tersier


Untuk menentukan layout, aspek-aspek berikut akan dipertimbangkan.
Kebutuhan air di sawah Q = 1.11 lt/dt/Ha.
- luas petak tersier
- batas-batas petak tersier
- bentuk yang optimal
- kondisi medan
- jaringan irigasi yang ada
- eksploitasi jaringan
Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 sampai 100 ha.
Ukurannya dapat ditambah sampai 150 ha jika keadaan topografi memaksa
demikian. Sedangkan kriteria umum untuk pengembangan petak tersier adalah
sebagai berikut :
Ukuran petak tersier = 50 100 ha
Ukuran petak kwarter =8- 15 ha
Panjang saluran tersier = < 1500 m
Panjang saluran kwarter = < 500 m
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka dibuat suatu
perencanaan layout petak tersier dengan daftar petak tersier, disajikan pada Tabel .
Tabel Petak Tersier
No Petak Tersier A ( Ha)
1 AS1-ka 6.58
2 AS2-ka 17.05
3 AS2-tg 21.62
4 J1-ki 8.08
5 J2-Tg 95.60
6 J2-ka 54.19
7 J3-ki 48.59
8 J4-Tg 153.83

71
72

9 J4-ki 63.61
10 J4-ka 37.95
11 SM1-ki 5.90
12 SM2-ki 5.40
13 SM3-ki 18.80
14 SM3-Tg 29.21
15 SD1-ka 3.10
16 SD2-ka 4.40
17 SD3-ka 4.60
18 SD4-ka 0.96
19 SD5-ka 22.40
20 SD5-Tg 57.78

8.2 Perencanaan Saluran


Dimensi Saluran dihitung dengan berdasarkan rumus Strickler
Pada Petak tersier SM.1 ki
Contoh : Saluran Tersier BBSM1-T1
A = 5.90 Ha
Q = 0.015 m3/dt

Ketentuan :
n = 2.31
K = 35
w = 0.30
m = 1

Penyelesaian :
Dicoba :
b = 0.30 m
h = 0.13 m
73

A = (b + m x h) h
= (0.30 x 1x 0.13) 0.13
= 0.06 m2

P = b + 2h (1+m2)
= 0.30 +2x0.13 (1 x12)
= 0.67 m

R = A/P
= 0.06 /0.67
= 0.08 m

V = Q/A
= 0.005 / 0.06
= 0.268 m/dt < V Kontrol

I = ((V)/(K*R2/3))2
= ((0.268)/(35*0.082/3))2
= 0.001605

Untuk selanjutnya perhitungan dimensi saluran dilakukan dengan cara yang


sama dan dengan memeperhatikan kemiringan medan.

8.3 Perencanaan Bangunan


Yang dimaksud dengan bangunan pada jaringan tersier adalah Box Tersier,
Box Kwarter serta bangunan pelengkap lainnya.
74

Pada perencanaan box digunakan tinggi drempel yang sama sehingga air
dapat dibagi secara proporsional pada setiap elevasi.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


Q Cd 1,7 b h 1
3/2

dimana :
Q = debit, m3/det
Cd = koefisien debit = 0,85
B = lebar ambang, m
h1 = kedalaman air di hulu ambang, m

Contoh :
Petak Tersier SM.3-ki
Box Tersier T.1
A = 10.20 Ha
Q = 0.015 m3/dt

Dengan coba-coba
h = 0.15 m

maka (b) didapat


b = 0.18 m diambil b = 0.20 m

Anda mungkin juga menyukai