BAB III
HASIL ASUHAN
A. Gambaran Kasus
1. Pengkajian
Keluhan utama klien adalah sesak nafas dan batuk dengan sedikit
dahak.
25
26
mengalami kecelakaan, klien juga tidak ada riwayat hipertensi, TBC, atau
DM.
Kepala dan leher, struktur simetris, kebersihan rambut dan kepala baik,
tidak tampak adanya lesi, hematom atau bekas trauma kepala, tidak ada
keluhan sakit kepala (migren dan vertigo). Pada leher terlihat adanya
pelebaran vena jugularis, tidak ditemui adanya pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada keluhan sulit atau sakit saat menelan, dan tidak ada keterbatasan
pergerakan kepala dan leher.
Mulut dan gigi, bentuk normal, kebersihan mulut dan gigi baik, tidak
ditemui adanya peradangan dan pendarahan pada mulut dan gigi, mukosa
bibir lembab, fungsi mengunyah baik, klien tidak menggunakan gigi palsu.
Dada, pernafasan dan sirkulasi, bentuk dada seperti tong (barrel chest),
diameter AP: lateral (1:1), klien bernafas dengan otot bantu pernafasan
(sternokleidomasteudeus), terlihat cuping hidung mengembang saat bernafas,
irama nafas tidak teratur, nafas klien cepat dan dangkal dengan frekuensi 32
x/menit, pada palpasi taktil fremitus melemah, perkusi bunyi hipersonor pada
dada/paru, pada auskultasi terdengar bunyi nafas abnormal/ronkhi, tidak
terdengar bunyi jantung tambahan, irama jantung teratur dengan frekuensi
cepat yakni 110x/mnt. Klien mengeluh sesak nafas dan sulit mengeluarkan
nafas, mengeluh batuk berdahak dan sudah berusaha dengan keras untuk
mengeluarkan dahak tapi dahak tidak mau keluar, tidak ada nyeri dada. Hasil
pemeriksaan rontgen tertulis hipererated pulmo dextra at sinistra pelebaran
interkosta. Kesan Emfisema Pulmonum.
haemoroid, tidak ada kesulitan atau nyeri saat buang air besar (bab) dan buang
air kecil (bak).
5 5
kekuatan otot 5 5
Frekuensi minum sering, berat adan klien 35 kg kurang dari berat badan ideal
yaitu sekitar 44,1 kg.
(normalnya 2,1 7,4 mg/dl), alk. fosfatase 129 u/l (normalnya 36 92 u/l),
SGPT 12 u/l (normalnya 8 45 u/l), SGOT 22 u/l (normalnya 16 40 u/l),
kreatinin 1,2 mg/dl (normalnya 0,5 1,7 mg/dl), kolesterol 238 mg/dl
(normalnya 131 250 mg/dl), protein total 6,9 g/dl (normalnya 6,8 8,0 g/dl),
urea 19 mg/dl (normalnya 10 45 mg/dl), gula darah puasa 104 mg/dl
(normalnya 70 110 mg/dl).
Terapi yang didapatkan klien pada tangal 12 Mei 2004 adalah infus D5
% diselingi dengan RL (iv), antasid syrup 3x1 cth, paracetqamol 3 x 500 mg
dan vit. B6 3 x 1 tablet.
Data fokus, pada inspeksi klien tampak kurus dan lemah, dada
berbentuk barrel chest, pernafasan cuping hidung mengembang, konjungtiva
tampak anemis, pernafasan klien cepat dan dangkal terlihat klien bernafas
dengan menggunakan otot bantu pernafasan (sternokleidomasteudeus). Pada
palpasi taktil premitus melemah, kulit teraba hangat dengan suhu 38 o C,
Terdapat nyeri tekan pada area epigatrium. Pada perkusi bunyi hipersonor
pada dada/paru. Pada auskultasi terdengar bunyi nafas ronkhi, bising usus
terdengar dengan Frekuensi 15 x/menit.
31
Matriks 1
B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
No. Data Masalah Etiologi
1 2 3 4
1 Data Subyektif: Kerusakan Adanya jebakan
Klien mengeluh sesak nafas pertukaran gas. udara pada paru
Klien mengeluh sulit saat dan kerusakan
mengeluarkan nafas. pada alveoli.
Data Obyektif:
Nafas klien cepat dan dangkal
dengan Frekuensi 32 x/menit.
Klien bernafas dengan cuping hidung
mengembang dan dengan menggunakan
otot bantu pernafasan
(sternokleidomasteudeus).
Taktil premitus menurun
Perkusi paru bunyi hipersonor
Dada berbentuk tong (barrel chest).
Hb = 10,8 %
Hasil foto dan rontgen dada
menunjukkan hipererated pulmo dextra et
sinistra pelebaran interkosta kesan
Emfisima polmunom.
Data Obyektif:
Klien tampak tidak menghabiskan
makanan dalam porsi yang disediakan RS.
Tampak klien hanya menghabiskan
sepertiga dari porsi yang disediakan di RS.
32
Konjungtiva anemis
Klien tampak kurus dan lemah
TB 149 Cm
BB 35 Kg
BBI 44,1 Kg
Berat badan klien kurang 9,1 Kg dan
berat badan ideal
Data Obyektif:
Klien tampak meringis saat perawat
mempunyai pada daerah epigastrium
Data Obyektif:
Klien tampak lemah dan lebih
banyak berbaring di tempat tidur
Skala aktivitas klien 3, dengan
dibantu sebagian oleh perawat dan perlu
pengawasan saat beraktivitas
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Nafas : 32 x/menit
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental dan
berlebih.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan adanya jebakan udara pada
paru dan kerusakan alveoli.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual/muntah.
4. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada mukosa gaster.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan ketidak adekuatan
oksigen untuk aktivitas.
33
Matriks 2
A. Rencana Keperawatan
Perencanaan
No. Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
yang adekuat
akan mengganti
1 2 3 4 5
Cairan yang
keluar selama
pernafasan
cepat.
Kolabor
asi 6. Fisioterapi
6. Berikan dada dilakukan
bantuan fisio sebagai usaha
terapi dada. mengeluarkan
sputum.
7. Bronkodilator
merilekskan
7. Berikan otot halus dan
obat sesuai menurunkan
indikator: spasme jalan
Bronkodilator, nafas,
ekspetoran, ekspektoran
SOD. diberikan
karena adanya
batuk
menekap dan
perlu ditekan
untuk
menghemat
energi.
1 2 3 4 5
Data Obyektif:
Nafas klien cepat dan hidung- membran- sentral
dangkal mengembang mokusa. mengidentifik
dengan frekuensi 32 x / menit tidak ada asikan
Klien bernafas dengan lagi. beratnya
cuping hidung 3. Klien hipoksemia
mengembang Dan bernafas tidak
menggunakan otot bantu menggunakan 3. Berikan posisi 3. Posisi yang
pernafasan otot Bantu senyaman nyaman
(sternokleidomastedeus). pernafasan. mungkin. memungkin-
Takstil premitus 4. Irama nafas kan klien
menurun teratur dan bernafas
Perkusi paru bunyi dalam, dengan
hipersonor. dengan mudah.
frekuensi 16-
24x/menit. 4. Awasi 4.Gelisah dan
kesadaran/ ansietas
status mental. adalah
manifestasi
umum
hipoksia.
GDA
memburuk
disertai
bingung/samn
olen
menunjukkan
disfung
siserebral
yang
berhubungan
dengan
hipoksemia.
5. Palpasi 5. Penurunan
premitus. getaran fibrasi
diduga adanya
udara terjebak
6. Nafas dalam
6. Ajarkan dan dapat
dorong klien mengatur
untuk irama
melakukan pernafasan
latihan nafas dan lebih
dalam secara menghemat
perlahan sesuai energi.
dengan toleransi
keadaan klien 7.Dapat
36
7. Berikan O2 memperbaiki/
tambahan SOD
1 2 3 4 5
hasil GDA Dan mencegah
toleransi klien memburuk-
nya hipoksia
4. Berikan 4. Rasa
perawatan oral tidak enak,
sering. bau dan
penampilan
adalah
pencegah
utama
terhadap
nafsu makan
dan dapat
membuat
mual dan
muntah
37
dengan
peningkatan
1 2 3 4 5
kesulitan
nafas.
5..Anjurkan 5. Makan
kepada klien an yang
untuk makan hangat dapat
selagi mengurangi
makanan rasa mual
masih hangat. saat makan.
6..Berikan 6. Selera
makanan makan
kesukaan jika biasanya
tidak ada muncul
kontra karena
indikasi. adanya
makanan
kesukaan.
7. anjurkan klien
makanan 7. Makan
dalam porsi an dalam
kecil tapi porsi kecil
sering. memungkin-
kan
mengurangi
kejenuhan
klien pada
makanan.
Kolaborasi
8. Berikan 8. Multivitamin
cairan dan elektrolit
elektrolit dan dapat
multivitamin membantu
SOD. asupan nutrisi
dan cairan
tubuh klien.
1 2 3 4 5
Data Obyektif: 2. Ajarkan 2.Teknik
Klien tampak meringis teknik relaksasi an
saat perawat mempalpasi relaksasi dan posisi yang
pada daerah efigastrium. beri posisi nyaman
yang nyaman akan
membantu
mengurangi
nyeri.
3.Makanan
3. Berikan mempunyai
makan sedikit efek
demi sedikit menetralisir
tapi sering. asam lambung
serta
mencegah
distensi
lambung.
membantu
mengurangi
nyeri.
1 2 3 4 5
5. Berikan 5. Nutrisi
asupan nutrisi sebagai
40
6..Anjurkan 6. Seranga
keluarga n sesak nafas
1 2 3 4 5
untuk Tidak dapat
mengawasi diperkirakan
klien saat waktunya
beraktivitas. sehingga klien
harus diawasi
saat
beraktivitas.
7.Berikan 7. Oksigen
asupan tambahan
oksigen meningkatkan
adekuat dan
memperbaiki
toleransi
aktivitas.
41
Matriks 3
C. Implementasi
Hari Nomor
No. Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal Diagnosa
1 2 3 4 5 6
1 Rabu I 10.00 1. Mengkaji 1. Terdengar bunyi
12 Mei bersihan jalan nafas nafas abnormal
2004 dengan mengauskultasi ronkhi.
bunyi nafas klien.
10.20 2. Mengatur posisi
semi fowler 2. Klien
mengatakan lebih
mudah bernafas
10.30 3. Menganjurkan dengan posisi
untuk memperbanyak demikian.
minum air hangat 3. Klien tampak
mengangguk-angguk
12.35 4. Kolaborasi dan mau mengikuti
a. Drip anjuran perawat
aminophilin 1
amp/kolf infus 4. Obat diberikan
b. Codein 3 sesuai order dokter.
x 1 tab.
13 Mei
2004 16.05 1. Menurut klien nyeri
1. Menilai skala nyeri terasa ringan (skala 1)
pada ulu hati klien 2. Ia sudah
16.10 2. Menganjurkan menggunakan teknik
menggunakan teknik relaksasi
relaksasi 3. Menurut klien Ia
3. Menganjurkan kompres akan
1 2 3 4 5 6
dingin yang diletakkan di mencoba
daerah nyeri melakukannya
20.00 4. Kolaborasi 4. Obat sudah diberikan
Inj. Ulsikur 3x1 amp iv SOD
Antasid syr 3x1 cth
Paracetamol 3x500 mg.
12 Jumat II 11.00
14 Mei 1. Irama nafas tidak
2004 1. Mengukur irama teratur, frekuensi
frekuensi dan kedalaman nafas cepat 26 x/menit
nafas klien dan nafas masih
11.10 dangkal
2. Klien mengatakan
2. Memberikan lebih mudah dalam
45
4. Kolaborasi
- Drif Aminophilin 1
amp/kolf infus
1 2 3 4 5 6
3. Kolaborasi
Inj. Ulsikur 3x1 amp iv
antasid syrup 3x1 cth
Paracetamol 3 x 500 mg.
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
sputum,
5. Menganjurkan cuci 5. Klien memahami
tangan setelah anjuran yang
menyentuh botol diberikan perawat
6. Melakukan postural. 6. Sputum dapat
drainase (clopping) dikeluarkan
1 2 3 4 5 6
Matriks 4
B. Evaluasi
Hari No Perkembangan
No Jam Paraf
Tanggal Dx (SOAP)
1 2 3 4 5 6
3 Kamis 16.40 III S : Klien masih tidak nafsu makan, bila makan ia
13 Mei 2004 akan merasa mual.
: Klien mengatakan hanya mampu menghabiskan
sepertiga dari porsi yang disediakan.
O: Klien tampak menghabiskan sepertiga dari porsi
yang disediakan, terpasang infus D5% 20
1 2 3 4 5 6
tts/menit kunjungtiva masih anemis.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Berikan perawatan oral hygiene sesering
mungkin
2. Berikan makanan sedikit demi sedikit tapi
sering.
3. Berikan makanan kepada klien selagi
hangat.
4. Berikan Multivitamin dan antiemetik SOD.
5 Kamis 14.50 V S : Klien masih mengeluh sesak nafas dan lelah bila
13 Mei 2004 beraktifitas.
53
1 2 3 4 5 6
11.00
9 Jumat IV S : Menurut klien nyeri ulu hati sudah berkurang.
14 Mei 2004 O : Skala nyeri klien 1 (nyeri ringan)
: Klien masih tampak nyeri pada ulu hati
TD : 100/90 mmHg R : 26 x/mnt
N : 90 x/menit T : 36,3 0C.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji sekala nyeri
2. Anjurkan penggunaan teknik relaksasi.
3. Anjurkan kompres hangat pada area nyeri.
4. Beri obat SOD.
1 2 3 4 5 6
15 Sabtu 15.00 V S : Klien menyatakan ia masih beraktivitas tanpa
15 Mei 2004 bantuan.
O: Klien tampak berjalan ke kamar mandi sendiri,
klien hanya mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya secara mandiri sebagian.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Ukur nadi dan pernafasan sebelum dan
sesudah beraktivtas.
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
sesuai toleransi keadaan klien.
3. Berikan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari sesuai dengan
kebutuhan.
4. Berikan asupan nutrisi secara adekuat.
1 2 3 4 5 6
6. Lakukan postural Drainase.
7. Beri obat SOD
23 Senin 12.50 III S : Klien mengatakan bahwa mual tidak ada lagi,
17 Mei 2004 nafsu makan juga membaik membaik.
O : Klien tampak mampu menghabiskan porsi yang
disediakan.
: Berat badan 35,5 kg masih jauh dari berat badan
ideal yakni 44,1 kg.
: Konjungtiva kemerahan
A : Masalah belum teratasi
59
P : Lanjutkan intervensi
1. Berikan makanan selagi masih hangat.
2. Anjurkan klien untuk makan sedikit demi
sedikit tapi sesering mungkin.
3. Lanjutkan pemberian multivitamin SOD.
P : Lanjutkan intervensi
1. Berikan makanan selagi masih hangat.
2. Anjurkan klien untuk makan makanan
kesukaan yang tidak ada kontra indikasi.
3. Lanjutkan pemberian multivitamin SOD.
KEPUSTAKAAN
Lewis, Sharon Mantik, et al, 2000, Medical Surgical Nursing : Assesment and
Menegement of Clinical Problems, Edisi 1, St. Louis : CV. Mosby Company.
Price, Sylvia A, dan Lorvaine, MW, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 4, Buku 2, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soeparman, dkk, 1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik FKUI, 1998, Patologi, Jakarta : Bagian
patologi Anatomi FKUI.
BAB IV
63
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengkajian yang dilakukan terhadap Ny. M semua data baik data
subyektif dan maupun data obyektif dapat digunakan dan dikumpulkan sesuai dengan
tujuan khusus yang ingin dicapai, karena klien sangat kooperatif, sehingga
komunikasi dapat berjalan dengan baik.
Dari evaluasi yang dilakukan, kelima masalah keperawatan yang muncul pada
Ny. M, hanya sebagian masalah yang teratasi yaitu pada diagnosis 1 seperti sekret
yang tertahan pada jalan nafas dapat dikeluarkan, pada diagnosis 2 sesak nafas yang
dirasakan oleh klien sudah hilang, pada diagnosis 4 rasa nyeri pada ulu hati dapat
64
diatasi. Pada diagnosis 5 toleransi klien terhadap aktivitas mulai tecapai, klien tidak
sesak nafas lagi bila melakukan aktivitas yang ringan, sedangkan pada diagnosis 3,
masalah nutrisi belum teratasi, karena pemulihan status nutrisi memerlukan jangka
waktu yang relatif lama.
B. Saran - saran