4.1.1 Pemeriksaan Tekanan high pressure heater hasil pemeriksaan awal terhadap tekanan high pressure dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.1 Kondisi Tekanan HP heater sebelum dilakukan
perbaikan Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.2 Kondisi Temperatur suhu HP heater sebelum dilakukan
perbaikan Sumber: Dokumentasi Pribadi Dari gambar diatas terlihat bahwa tekanan high pressure heater 5,129 KPa dan temperatur 400C, sehingga pemanasan lanjutan yang dilakukan high pressure water secondary tidak maksimal. Tekanan normal high pressure water secondary adalah 10,789 Kpa dan tekanan temperatur adalah 2200 C. Penurunan pada tekanan high pressure water secondary juga akan berpengaruh terhadap aliran uap yang masuk ke dalam main steam menuju superheater tersebut, sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan pasokan pemanasan uap yang dapat dihasilkan oleh PLTU, karena jumlah uap panas yang masuk ke boiler tidak maksimal. Dari pemeriksaan yang dilakukan penyebab terjadi penurunan tekanan disebabkan oleh keretakan atau kebocoran yang terjadi pada vent valve saluran outgoing water secondary HP heater 2 unit 4, sehingga menyebabkan tekanan fluida yang dialirkan oleh pipa heater mengalami penurunan tekanan panas pada saat bekerja. Kebocoran pada vent valve selain mempengaruhi pada tekanan panas yang dihasilkan juga berakibat pada korosinya komponen valve seperti kontrol valve, spindel dan steam yang mengakibatkan tidak sempurnanya bukaan dan tutupan valve serta dapat merusak komponen lainnya yang berada disekitar vent valve
Kebocoran dan retak
pada sisi las
Stem dan Flens
Gambar 4.3 Kondisi vent valve sebelum dilakukan perbaikan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Kebocoran dapat dilihat dari adanya bagian retak pada posisi sambungan las dan uap panas mengakibatkan fleks dan korosi pada komponen vent valve. Kerusakan juga terjadi pada bagian spindel, flens dan stem yang mengakibatkan tidak sempurnaan pengontrolan katup untuk pembuangan uap/gas yang terjebak atau berlebihan Stem pada bagian valve sangat mempengaruhi besarnya kehilangan tekanan fluida apabila stem tidak dapat menutup sempurna pada bagian tersebut. Sehingga dalam perbaikan vent valve semua harus diganti dan dipasang vent valve yang baru di las menggunakan las argon tic
4.1.2 Melakukan Pengelasan Pada Bagian Pipa Vent Valve
Gambar 4.4 Pengelasan Pipa Vent valve
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pengelasan argon Tungsten Iner Gas pada vent valve dilakukan sebelum melakukan pekerjaan pada unit high pressure yang sedang off, bertujuan untuk penyambungan pipa pada sisi bawah 10 cm dan sambungan sisi atas 20 cm serta flange 90 derajat dengan panjang cerobong 15 cm. Penggunaan las argon adalah untuk mempermudah penyatuan pada bagian awal las dan juga tidak menimbulkan kerak pada bagian sisi dalam pipa sambungan serta kekutan hasil las yang diperuntukan untuk dilewati aliran fluida bertekanan tinggi. Pengukuran api dari las argon harus maksimal sehingga sambungan hasil las tidak mudah retak.
Gambar 4.5 Pengukuran las Tungsten Iner Gas
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar diatas terlihat bahwa Gas argon selalu digunakan pada
pengelasan tungsten inert gas (TIG). Gas ini adalah hasil destilasi dari udara, destilasi udara akan menghasilkan nitrogen 78 %, oksigen 21 % dan 1 % gas lainnya termasuk gas argon. Keistimewaan gas argon adalah bisa digunakan untuk pengelasan semua logam sedangkan untuk pengukur aliran gas (flowmeter) digunakan untuk melidungi proses pencairan dalam pengelasan. Di dalam alat ini mempunyai bola dalam tabung gelas yang berfungsi sebagai penunjuk ukuran gas yang dikehendaki dengan satuan cubic feet per hour (CFH) serta Flowmeter yang dilengkapi dengan ekonomiser. Fungsi ekonomiser adalah untuk menghemat gas.
4.1.3 Pelepasan Hand Valve
Gambar 4.6 Pelepasan Hand Valve
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Hal yang pertama harus dilakukan dalam pelepasan valve
adalah dengan melepas hand valve untuk mempermudah sisi pemotongan bagian bawah yang terkopel dengan pipa high pressure heater.
4.1.4 Pemotongan Vent Valve
Gambar 4.7 Pemotongan Vent Valve
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pemotongan vent valve menggunakan gerinda dengan mata cut diposisikan pada pipa bagian bawah yang terkopel dengan pipa high pressure heater. Setelah terlepas maka ratakan sisi bagian atas untuk penyambungan dengan vent valve yang baru dirakit tersusun menggunakan 2 valve sebagai pengontrol aliran pelepasan buangan uap.
4.1.5 Pemasangan Vent Valve Pada Outgoing Water Secondary
HP 2 Heater
Gambar 4.8 Pemasangan Vent Valve
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemasangan Vent Valve diatas saluran HP heater di las
menggunakan las argon Tungsten Iner Gas dengan posisi vent valve berada pada bagian atas dan posisi berdiri tegak. Pengelasan dilakukan pada sisi pipa bawah yang terkopel dengan pipa saluran HP heater
4.2 Pemeriksaan Hasil dan indikator setelah High Pressure Heater
operasi
Setelah venting valve terpasang maka high pressure heater dapat
dioperasikan kembali. Setelah HP heater operasi didapat tekanan panas HP sebagai berikut : Gambar 4.9 Nilai Tekanan di Transmitter Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.10 Temperatur HP Heater
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa setelah dilakukan
pemasangan vent valve pada tekanan menjadi 10789 Kpa nilai yang terbaca pada transmitter yang sebelumnya hanya 5129 KPa , sedangkan temperatur 400C bar menjadi 2200 C. Dilihat dari hasil tersebut maka tekanan HP heater dan temperatur dalam kondisi normal.