MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan, serta Sarana dan
Prasarana Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun
Anggaran 2O 16 terdiri atas:
a. dana alokasi khusus lisik reguler bidang kesehatan;
b. dana alokasi khusus Iisik reguler sarana dan
prasarana penunjang subbidang sarpras kesehatan;
dan
c. dana alokasi khusus nonlisik bidang kesehatan.
Pasal 3
(1) Dana alokasi khusus fisik reguler bidang kesehatan,
dan dana alokasi khusus lisik reguler sarana dan
prasarana penunjang subbidang sarpras kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan
huruf b diarahkan untuk kegiatan:
a. subbidang pelayanan kesehatan dasar;
b. subbidang pelayanan kesehatan rujukan; dan
c. subbidangpelayanankefarmasian.
(21 Kegiatan subbidang pelayanan kesehatan dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. rehabilitasi bangunan Puskesmas rusak sedang
atau berat;
-5-
Pasal 4
Penggunaan kegiatan yang dibiayai dengan dana alokasi
khusus fisik reguler sarana prasarana penunjang
subbidang sarpras kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) pelaksanaannya tidak duplikasi
dengan sumber pendanaan 1ain.
Pasai 5
(1) Dana alokasi khusus nonfisik Bidang Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c
digunakan untuk kegiatan:
a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK);
b. akreditasiPuskesmas;
c. akreditasi rumah sakit; dan/atau
d. Jaminan Persalinan (Jampersal)
(2\ Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a meliputi:
a. upaya kesehatan promotif dan preventif;
b. dukungan manajemen di Puskesmas; dan
c. dukungan manajemen dinas kesehatan
Kabupaten/ Kota.
(3) Kegiatan akreditasi Puskesmas sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf b meliputi:
a. pendampingan akreditasi Puskesmas; dan
b. survei akreditasi Puskesmas.
(4) Kegiatan akreditasi rumah sakit sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf c meliputi:
a. pendampingan akreditasi rumah sakit; dan
7
Pasal 6
Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Kesehatan, serta Sarana dan Prasarana
Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran
2016 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
(1) Kepala Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Direktur
Rumah Sakit Provinsi, dan Direktur Rumah Sakit
Kabupaten/Kota harus melakukan pelaporan secara
berjenjang dan berkala setiap tiga bulan.
(2) Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 8
Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan
pembinaan dan pengawasan secara berjenjang terhadap
penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan serta
Sarana dan Prasarana Penunjang Subbidang Sarpras
Kesehatan Tahun Anggaran 2016, sesuai dengan tugas dan
kewenangan masing-masing.
Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
20t6.
-9-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA