Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Penelitian studi kasus ini mengambil lokasi di Rumah Sakit TK II

Pelamonia Makassar. Di rumah sakit ini peneliti mendapat ruang

perawatan anak yaitu perawatan Dahlia terdiri dari kepala ruangan,

wakil kepala ruangan dan beberapa tenaga kesehatan. Satu pasien yang

menjadi subyek penelitian ini mendapatkan fasilitas kelas II E (An.S).

Kondisi ruang perawatan pasien kelas II E (An.S) dalam sekamar

terdiri dari 4 tempat tidur, secara fisik bersih, suasana dan situasi

ruangan cukup tenang.

2. Data yang diperoleh dengan merujuk pada masalah atau tujuan.

Pada bab ini penulis akan membahas hasil studi kasus pada satu

pasien tentang gambaran penerapan asuhan keperawatan anak dengan

Demam Thypoid dalam pemenuhan kebutuhan Nutrisi di ruang Dahlia

Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar. Prinsip dari pembahasan ini

dengan memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari

tahap pengkajian, diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan untuk masalah

yang menjadi prioritas.


3. Data yang diperoleh kemudian dinarasikan.

a. Pengkajian

Penulis menggunakan metode Asuhan Keperawatan yang

meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan

Evaluasi Keperawatan.

Pengkajian yang dilakukan dengan metode wawancara kepada

orang tua klien dan pengkajian dengan melihat berdasarkan data

dalam status klien.

Pasien bernama An. S tempat tanggal lahir Makassar 09 Maret

2017, umur 6 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam,

pendidikan sekolah dasar, alamat jln kumis, nomor rekam medik

309207, tanggal masuk rumah sakit 19 Juli 2017, pengkajian

dilakukan pada tanggal 19 Juli 2017.

Keluhan utama yang dirasakan klien, orang tua klien

mengatakan klien sulit menelan. Merasakan mual muntah dan sulit

makan

Riwayat kesehatan sekarang nenek klien mengatakan sejak 1

minggu yang lalu sebulum masuk rumah sakit An. S Demam, mual

muntah, lemah, sulit menelan, nyeri perut dan nafsu makan klien

kurang Porsi makan klien tidak teratur, oleh keluarga klien dibawa

ke klinik terdekat, oleh dokter klien diberi obat dan dianjurkan

untuk istirahat di rumah, beberapa hari kemudian demam tidak

turun dan mual muntah, oleh keluarga An. S di bawa ke RS TK II


Pelamonia Makassar. Di IGD An. S dicek Darah, dan dokter

mendiagnosa bahwa An. S menderita Demam Typhoid.Saat di IGD

Dokter menganjurkan untuk rawat inap dan selanjutnya An. S di

pindahkan ke kamar II E Dahlia RS TK II Pelamonia Makassar.

Riwayat kesehatan masa lalu, nenek klien mengatakan An. S

mengatakan An. S sebelumnya batuk, demam, sulit makan dan

mual muntah. Nenek klien mengatakan, klien belum pernah di

operasi, cidera maupun mempunyai riwayat alergi terhadap

makanan, minuman, dan obat obatan. Nenek An. S mengatakan

An. S lahir dengan kehamilan cukup bulan. An. S lahir dengan

persalinan normal di RS TK II Pelamonia Makassar atas indikasi

robekan pirenium dengan berat badan lahir 2400 gram. Kondisi

An. S saat lahir sehat dan tidak ada kelainan. Nenek An. S

mengatakan An. S sedah mendapatkan imunisasi dasar lengkap,

yaitu BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis sesuai dengan umur

dan jadwal imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan An. S,

berat badan sekrang 16 kg, lingkar lengan 15 cm, lingkar kepala 52

cm, lingkar dada 55 cm, lingkar perut 56 cm An. S tidak

mempunyai kebiasaan seperti menghisap jari, dan lain-lain.

Status nutrisi : Nenek An. S mengatakan bahwa An. S di

berikan ASI mulai dari sejak lahir sampi umur 5 bulan. Selanjutnya

di berikan susu formula dan mkanan sereal mulai dari umur 5

sampai umur 1 tahun. Sebelum sakit nafsu makan An. S tidak


teratur, makan dengan menu makanan nasi, sayur, lauk, buah dan

air putih. Selama sakit An. S nafsu makannya menurun. Makan

hanya 1 sampai 2 sendok saja dari menu yang dihidangkan dari RS.

Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis pada An. S

adalah keadaan klien lemah dengan tingkat kesadaran penuh, nilai

Glaslow Coma Scala : 15 Eyes=4, Verbal=6, Motorik=5. Hasil

pemeriksaan suhu tubuh klien 38,90C, pernafasan 22 kali per menit

dengan irama teratur, nadi 116 kali per menit dengan irama tidak

teratur dan teraba cepat.

Bentuk kepala mesochepal dengan kulit kepala kotor. Mata

simetris kanan-kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis

.telinga tidak ada serumen, simetris.Hidung simetris dan tidan

terdapat secret .Pada mulut mukosa bibir kering. Warna gusi

kemerahan. Tekstur lidah terlihat putih kotor. Leher simetris,

terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

Hasil pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium

pada An. S, pada tanggal 19 Juli 2017 dengan hasil RBC 4.84

106/mm3 (3,40-5,20 106/mm3), HGB 11.9 g/Dl (9,6-15,6 g/Dl),

HCT 36,8 % (34,0-48,0 %), MCV 82.1 Um3 (76,0- 94,0 Um3),

MCH 26.6 Pg (23,0-31,0 Pg), MCHC 32.3 g/Dl (32,0-36,0 g/Dl),

RDW 13.2 % (11,0-16,0 %), PLT 508 % (150-450 %), MPV 9.7

106/mm3 (9,0-13,0 106/mm3), PCT 0.49 Um3 (0.17-0.35 Um3),

PDW 9,8 fL (11,5-14,5 fL). Dari hasil uji widal pada tanggal 19
Juli 2017 yaitu salmonella thypi O didapatkan1/320 dengan nilai

(positif).

Terapi yang di dapatkan oleh An s pada tanggal 19 Juli 2017

yaitu infuse Ringer Laktat 12 tetes per menit makro, injeksi Intr

vena cefotaxime 3x300 mg, injeksi Intravena ondansentron 3x300

mg, Ranitidin amp. Tanggal 20 Juli 2017, infuse Ringer Laktat

12 tetes per menit makro, injeksi intravena Cefotaxime 3x300 mg,

injeksi intravena ondansentron 3x300 mg, Ranitidin amp.

b. Diagnosa Keperawatan

Dari data hasil pengkajian dan observasi tersebut diatas,

penulis melakukan analisa data, kemudian membuat prioritas

diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang

dialami pasien atau yang harus segera dilakukan penanganan

segera.

Hasil pengkajian didapatkan analisa data. Data subjektif :

nenek klien mengatakan cucunya mengalami nafsu makan kurang

dan sulit menelan. Data objektif ; terlihat sulit menelan, kulit

tampat kemerahan, mukosa bibir kering, lidah nampak kotor,

turgor kulit cukup kering, nadi 116 per menit dengan tidak teratur,

dan teraba kencang, pernafasan 22 kali per menit dengan irama

teratur.
Berdasarkan analisa data di atas, maka penulis menegakkan

diagnosa keperawatan kekurangan nutrisi berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat..

c. Perencanaan

Penulis akan membahas rencana keperawatan sesuai dengan

prioritas masalah pada pasien. Rencana keperawatan dengan tujuan

keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x12

jam diharapkan masalah keperawatan Nutrisi teratasi dengan

criteria hasil : diharapkan nafsu makan teratur tidak merasakan

mual dan nyeri uluhati, berat badan meningkat, suhu tubuh dalam

rentang normal (36,5-37,50C) dan stabil, nadi dalam rentang

normal 60 sampai 100 kali per menit dengan irama teratur dan

teraba kuat, respirasi dalam rentang normal 16 sampai 24 kali per

menit dengan irama teratur dan teraba kuat. Anjurkan keluarga

klien untuk memberikan makanan yang mengandung cukup cairan,

kalori dan tinggi protein, serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh

yang mengandung serat seperti tahu, labu siang, wortel dengan

rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan banyak.

Intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan

adalah kaji pola makan klien rasional mengidentifikasi kebutuhan

nutrisi, kaji adanya mual, muntah rasional dapat mempengaruhi


pola makan klien. Anjurkan klien makan porsi kecil tapi sering

rasional memaksimalkan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Berikan

perawatan mulut secara teratur rasional nmenurunkan rasa tidak

nyaman pada mulut, anjurkan pentingnya masukan nutrisi rasional

proses penyembuhan memerlukan masukan cukup tingkat kalori

tinggi protein.

d. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada hari rabu

19 Juli 2017 jam 11.00. kaji pola makan. Respon subyektif klien

yaitu keluarga klien mengatakan nafsu makannya masih kurang

.Obyektif klien nampak masih malas makan. Kaji adanya mual,

muntah. Respon subyektif dari klien yaitu nenek klien mengatakan

cucunya merasakan mual pada saat makan. Respon obyektifnya

klien terlihat muntah pada saat makan. menganjurkan klien makan

porsi kecil tapi sering. Respon subyektif nenek klien mengatakan

cucunya masih sulit makan. Objektifnya klien nampak makannya

masih kurang. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga

klien tentang peningkatan masukan nutrisi. Respon subyektif

keluarga klien mendengarkan. Objektifnya nutrisi sedikit

terpenuhi.

Hari kamis 20 Juli 2017 jam 11.30. kaji pola makan. Respon

subyektif klien yaitu keluarga klien mengatakan nafsu makannya


masih kurang .Obyektif klien nampak masih malas makan. Kaji

adanya mual, muntah. Respon subyektif dari klien yaitu nenek

klien mengatakan cucunya merasakan mual pada saat makan.

Respon obyektifnya klien terlihat muntah pada saat makan.

menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering. Respon

subyektif nenek klien mengatakan cucunya masih sulit makan.

Objektifnya klien nampak makannya masih kurang. Memberikan

penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang peningkatan

masukan nutrisi. Respon subyektif keluarga klien mendengarkan.

Objektifnya nutrisi sedikit terpenuhi.

Pada hari jumat 21 Juli 2017 jam 12.30 kaji pola makan.

Respon subyektif klien yaitu keluarga klien mengatakan nafsu

makannya masih kurang .Obyektif klien nampak masih malas

makan. Kaji adanya mual, muntah. Respon subyektif dari klien

yaitu nenek klien mengatakan cucunya merasakan mual pada saat

makan. Respon obyektifnya klien terlihat muntah pada saat

makan. menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering. Respon

subyektif nenek klien mengatakan cucunya masih sulit makan.

Objektifnya klien nampak makannya masih kurang. Memberikan

penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang peningkatan

masukan nutrisi. Respon subyektif keluarga klien mendengarkan.

Objektifnya nutrisi sedikit terpenuhi.


e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan metode SOAP yaitu S=Subyektif

(klien mengatakan) O=Obyektif (klien terlihat) A= Assesment

(masalah apakah sudah teratasi atau belum) P=Planning (intervensi

di lanjutkan atau di hentikan). Evaluasi pada hari rabu 19 Juli 2017

adalah data subyektif : keluarga klien mengatakan nafsu makan

masih kurang. Obyektif : klien nampak masih malas makan.

Analisis : masalah belum teratasi. Perencanaan : intervensi di

lanjutkan : Anjurkan keluarga klien member makanan porsi kecil

tapi sering, anjurkan klien makanan yang mengandung cukup

cairan, kalori dan tinggi protein serta susu 2 gelas sehari, dan tidak

boleh mengandung serat seperti tahu, labu siang, wortel.

Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik jika nafsu makan

An. S masuh kurang.

Evaluasi hari kedua, kamis 20 Juli 2017 jam 12.00. data

subyektif : keluarga klien mengatakan nafsu makan masih kurang.

Obyektif : klien nampak masih malas makan. Analisis : masalah

belum teratasi. Perencanaan : intervensi di lanjutkan : Anjurkan

keluarga klien member makanan porsi kecil tapi sering, anjurkan

klien makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat

seperti tahu, labu siang, wortel. Kolaborasi dengan dokter

pemberian antipiretik jika nafsu makan An. S masuh kurang.


Evaluasi hari ketiga 21 Juli 2017 jam 12. Subyektif : nenek

klien mengatakan cucunya sudah sedikit rajin makan. Obyektif :

klien nampak nafsu makannya meningkat dan klien sudah tidak

mual lagi. Analisis : masalah teratasi. Perencanaan : intervensi di

lanjutkan.

B. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas Penerapan Asuhan keperawatan

Anak dengan Demam Thypoid Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di

Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Pembahasan pada bab ini

terutama membahas adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara teori

dengan kasus. Disamping itu, penulis akan membahas faktor pendukung,

faktor penghambat dan kesenjangan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada satu pasien dengan proses keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Pada tahap ini, penulis tidak mengalami kesulitan karena pengumpulan

data dengan menggunakan format pengkajian anak (wawancara dan

observasi).

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Saputra (2013), data pengkajian sesuai teori yang

didapatkan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi, akan ditemukan adanya batuk , sesak, sputum ,


nyeri dada, dan lemas. Dari pengkajian pada tanggal 19 Juli 2017

didapatkan keluhan utama yang dirasakan klien, orang tua klien

mengatakan klien nafsu makannya kurang adanya mual, muntah dan

demam

Menurut Hernia (2014), didapatkan hasil pemeriksaan fisik pasien

sesuai dengan teori pada pasien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi proses pemasukan dan pengolahan zat makan oleh

tubuh manusia yang bertujuan untuk menghasilkan energi yang

nantinya akan digunakan aktivitas tubuh erta mengeluarkan zat sisa.

Pada pasien mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dari

Riwayat kesehatan sekarang nenek klien mengatakan sejak 1 minggu

yang lalu sebulum masuk rumah sakit An. S mual, muntah, sertai

nafsu makan yang tidak teratur, lemah, susah tidur, nyeri perut dan

demam. Hasil pemeriksaan pada An. S lidah terlihat putih dan kotor,

bibir nampak kering, suhu tubuh 38,90C, anak rewel, warna kulit

tampak kemerahan.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum An. S lemah,

lidah nampak kotor, bibir nampak kering (coated tongue), suhu tubuh

klien 38,90C, irama nadi lemah dan tidak beraturan,warna kulit tampak

kemerahan, klien tampak rewel.

Pada Demam Typhoid reaksi kuman salmonella thypi yang

menginfeksi tubuh yang dapat menyebabkan adanya tanda tanda infeksi

seperti suhu badan panas, warna kulit tampak kemerahan, akral tubuh
hangat. Suhu tubuh akan memproduksi panas dan menyebabkan akral

tubuh hangat dan kulit tampak kemerahan (Sodikin, 2012).

Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada An. S

didapatkan hasil salmonella thypi O abnormal dengan hasil 1/320

(positif). Diagnose pasti untuk Demam Typhoid selain tanda dan gejala

yang menunjukkan positif, disertai adanya keabnormalan nilai uji widal

yang dapat mengarah ke Demam Typhoid (Sodikin, 2012).

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Saputra (2013) diagnosa keperawatan yang dapat muncul

pada pasien anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

diantara lain:

a. Kekurangan Nutrisi

b. Kelebihan Nutrisi

Sedangkan dalam studi kasus ini sesuai kebutuhan pasien

ditegakkan satu diagnosa keperawatan yaitu kekurangan nutrisi

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Penegakan diagnosa

tersebut ditandaidengan, data subyektif, nenek klien mengatakan

cucunya mual, muntah dan sulit makan. Data obyektifnya yaitu klien

nampak sulit makan dan terlihan mual, kulit tampak kemerahan, klien

tampak rewel. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya

kuman salmonella thypi O positif dengan hasil 1/320.


3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah tahap menyusun prioritas masalah,

merumuskan tujuan dan kriteria hasil, memilih strategi asuhan

keperawatan, melakukan konsultasi dengan kesehatan lain dan

menuliskan atau mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan.

Berdasarkan masalah keperawatan hipertermi. Maka penulis

membuat tujuan . setelah dilakukan tindakan 3x12 jam diharapkan

masalah keperawatan Nutrisi teratasi dengan criteria hasil : diharapkan

nafsu makan klien sudah teratur dan stabil, nadi dalam rentang normal

60 sampai 100 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat,

respirasi dalam rentang normal 16 sampai 24 kali per menit dengan

irama teratur dan teraba kuat. Intervensi keperawatan yang penulis

buat tentang masalah nutrisi yaitu : kaji pola makan klien observasi

tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali dengan rasional untuk mengetahuai

pentingnya nafsu makan klien dan tanda-tanda vital merupakan acuan

untuk mengetahui keadaan umum klien. Berikan penjelasan kepada

klien dan keluarga klien tentang peningkatannya pemenuhan nutrisi

dengan rasional agar klien dan keluarga klien mengetahui tentang

nutrisi dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul. Anjurkan

keluarga klien untuk memberikan makanan yang mengandung cukup

cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2 gelas sehari, dan tidak

boleh yang mengandung serat seperti tahu, labu siang, wortel dengan
rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan banyak.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap melakukan rencana yang telah dibuat

pada pasien. Adapun kegiatan yang ada dalam implementasi meliputi

pengkajian ulang, memperbaharui data dasar, meninjau dan merevisi

rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat dan melaksanakan

intervensi keperawatan yang telah direncanakan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis yaitu kaji pola

makan klien. Respon subyektif klien yaitu nenek klien mengatan

cucunya masih sulit makan. Obyektifnya klien nampak malas makan.

Kaji adanya mual muntah, Respon subyektif nenek klien mengatan

cucunya sering mual pada saat makan, Obyektifnya klien nampak mual

pada saat makan dan menelan. Memberikan penjelasan kepada klien

dan keluarga klien tentang pentingnya pemenuhan nutrisi. Respon

subyektif keluarga klien mau mendengarkan dan mengerti. Objektifnya

keluarga klien mengerti.


5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan

metode SOAP (subyektif, obyektif, assessment, planning). Subyektif :

keluarga klien mengatakan An. S sudah tidak mual, muntah pada saat

makan dan pola makannya sudah tertur. Obyektif : klien nampak rajin

makan suhu tubuh 370C, klien sudah tidak rewel, nadi dengan irama

teratur. Assesment : masalah keperawatan kekurangan nutrisi teratasi.

Planning : tetap mempertahankan intervensi ini dikarenakan mencegah

resiko terjadinya kekurangan nutrisi berulang yaitu dengan cara.

Memberikan makanan yang dia sukai dan menganjurkan klien makan

sedikit tapi sering, menganjurkan keluarga untuk mengikatkan

pentingnya makan pada An. S agar tidak terjadi kekurangan nutrisi,

memberikan penjelasan pada keluarga klien tentang peningkatan

kebutuhan nutrisi.

Hasil analisis kondisi An. S dengan kebutuhan nutrisi, setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x12 jam masalah keperawatan

kekurangan nutrisi.
C. Keterbatasan

Penulis akan membahas hal-hal yang mempengaruhi hasil studi kasus

atau keterbatasan dalam pengumpulan data, kemudian penulis terlebih

dahulu mencari informasi tentang kasus Demam Thypoid pada anak.

Dimana data tersebut berasal dari petugas kesehatan yang bekerja di

ruangan tersebut. Kemudian dalam pengkajian pasien tersebut harus

melewati banyak perizinan yaitu dari kepala ruangan, petugas kesehatan

yang bertugas pada hari itu kemudian orang tua atau keluarga dan tentunya

pasien.

Anda mungkin juga menyukai