Nomor 1/Triwulan IiJanuarl 1991
ASPEK KEPRANATAAN
PEMBANGUNAN
KOTA BARU
-Oleh Djoko Sujarto:”
Pembangunan ‘Kota Baru’ pada hakekatnya merupaken suatu
upaya pengembangan suatu ‘bagian wilayah baru’ atau suatu
‘kota kecil’ menjadi suatu permukian yang mempunyai
kelengkapan perkotaan. Suatu pembangunan ‘kota baru’ akan
merupakan pembangunan permukiman berskala besar.
Di dalam upaya ini akan tersangkut berbagai komponen
perkotaan lengkap yang akan mendukung eksistensi kota
tersebut yaitu yang mencakup berbagai unsur komponen
kegiatan fungsional perkotaan, sarana perkotaan dan prasarana
erkotaan seperti jaringan jalan dan utilitas umumnya.
Atas dasar pengertian tersebut maka suatu pembangunan ‘kota
Baru’ akan memerlukan dukungan investasi yang sangat besar
terutama di dalam unsur unsur berikut ini :
1. Investasi untuk pengadaan lahan yang meliputi biaya
pembebasan lahan, pembangunan (pematangan) lahan, dan
pengadministrasian lahan.
2. Investasi dalam pengadaan fasilitas kota seperti perbelanjaan,
hiburan dan rekreasi, terminal, pendidikan, kesehatan,
peribadatan, balai pertemuan, olah raga, taman kota, falur
pengamanan, jalur pemeliharaan kota dan pekuburan.
3. Investasi_prasarana kota seperti jalan, air bersih, drainase,
sanitasi lingkungan, persampahan, listrik, telepon dan gas.
4. Investasi dalam pembangunan perumahan.
8. Investasi untuk pemeliharaan guna menjaga eksistensi dan
kelanggengan berbagai komponen kota yang merupakan aset
kota baru tersebut.
Untuk memungkinkan hal tersebut akan diperlukan suatu
pertimbangan ekonomi dan kebijaksanaan tertentu, khususnya
yang menyangkut pembangunan kota baru.
Mengingat luasnya ruang lingkup pengaturan kota yang
mencakup berbagai aspek tersebut maka suatu perencanaan
cara pengelolaan (management) kota dan cara pendanaan
pembangunan (financing) merupakan hal penting untuk
dipersiapkan guna menghadapi pengembangan kota baru,
JURNAL PWK = 11Sistem Politik Perekonomian
dan Pengelolaan Kota Baru
Pengembangan Kota Baru mempunyai kaitan yang
‘sangat erat dengan perekonomian dan kebijaksanaan
pembangunan kota dari negara di mana kota baru
{ersebut dikembangkan.
Kebijaksanaan Kota Baru merupakan kerangka dasar
yang berlandaskan kepada prinsip untuk menerapkan
Konsepsi Kota Baru sebagal salah satu pendekatan di
dalam perencanaan pembangunan nasional dan
regional. Oleh karena itu kebijaksanaan
pembangunan kota baru perlu diintegrasikan dengan
pembangunan sosial dan ekonomi untuk dapat
mencapai suatu lingkungan yang diharapkan untuk
kepentingan permukiman penduduk secara merata
Dari suatu studi perbandingan di beberapa negara
industri maju dan negara negara berkembang, maka
dapat dikemukakan bahwa dari segi Sistem Politik
Perekonomian dan Kebijaksanaan Pembangunan
Kota ada tiga jenis pembangunan Kota Baru yall
a. Pembangunan Kota Baru dalam sistem politik
‘ekonomi tercampur (mixed economic system), Di
alam sistem ini sebagian sistem perekonomian
ditangani oleh sektor swasta tetapi sesuai dengan
pengawasan, pengendatian dan perencanaan
yang disusun oleh sektor pemerintah. inggris,
merupakan salah satu contoh yang jelas dari suatu
negara yang menyelenggarakan pola
pembangunan kota baru yang dilandas! oleh
sistem perekonomian campuran ini
Pembangunan Kota Baru di Inggris sudah
merupakan bagian dari Pola Kebijaksanaan
Pembangunan Nasional yang mengikut sertakan
sektor swasta yang dikendalikan dan berdasarkan
rencana dati pemerintah, Dengan berdasar
kepada sistem ini di Inggris misainya kota-kota
baru dikelola dengan sistem kepranataan yang
dibentuk berdasarkan 'Undang Undang Kota Baru’
(New Town Act). Sistem tersebut adalah yang
dikenal sebagai 'New Town Development
Corporation’. Lembaga ini merupakan suatu
badan usaha pemerintah daerah (semacam
BUMD). Development Corporation ini mempunyai
kewenangan penuh di dalam suatu Kota baru
untuk menangani berbagai segi pembangunan
fisik, pengoperasian dan pemeliharaan kota serta
pemberian perijinan pembangunan kota dan
pemasaran kepada para investor. Secara
struktural Development Corporation’ ini berada di
dalam sistem pemerintahan daerah (County).
Struktur ‘Development Corporation’ adalah
sebagai berikut
1. Ketua (Chairman) yang bertindak sebagai
kepala daerah kota baru
JURNAL PWK - 12
2. Wakil Ketua (Deputy Chairman) yang bertindak
sebagai wakil dan juga sekretaris Ketua.
3. Anggota yang terditi dari § sampai 7 orang.
Anggota ini ditunjuk secara pribedi dari
kalangan projesional cendekiawan atau tokoh
yang dianggap memiliki pengalaman dan
engetahuan tentang bidang pembangunan
kota atau mengenai kota baru tersebut.
Anggota ini tidak mewakill suatu badan ata
organisasi massa
4, Dinas-dinas pelaksana teknis yang untuk setiap
kota baru di inggris bervarias! macamnya.
Tetapi umumnya terdid dati Dinas Tata Kota
(Town Planning Department); Dinas Pekerjaan
Umum (Public Works Department); Dinas
Pemasaran (Marketing Department) dan Dinas
Masalah Kemasyarakatan (Civil Affairs
Department). Untuk beberapa kota bart ada
yang membentuk Dinas Pariwisata (Tourism
Department). Untuk Kota Baru Milton Keynes
ada suatu lembaga khusus setata Dinas yang
disebut ‘Urban Studies Centre’ Lembaga ini
bertugas membuat studi-studi tentang
perkembangan dan prospek kota yang
dimaksudkan untuk memberikan masukan
bagi Dinas dinas tain di dalam pembangunan
kota serta memberikan informasi kepada para
investor yang akan menanamkan modalaya di
Milton Keynes atau juga bertindak sebagai
lembaga Hubungan Masyarakat (Public
Relations) dari Milton Keynes Development
Corporation.
Untuk beberapa kota baru yang dianggap
sudah berkembang dari segi penduduknya
maupun fungsi dan Kegiatan usahanya maka
peranan ’Development Corporation’ ini akan
diambil alin oleh suatu 'Komist Kota Barut atau
"New Town Commission’. Ketentuan ini diatur
oleh pasa-pasal yang termasuk di dalam ‘New
Town Act 1959! tentang ‘Commission for the
‘New Town in England and Wales’ untuk Inggris
dan Wales dan ' Commission for the New Town
in Scotland’ untuk Skotlandia. Komisi ini
merupakan badan yang bertugas untuk
mengalihkan wewenang pemerintahan di kota
baru dari badan ‘Development Corporation’
kepada Pemerintah Daerah dalam bentuk
County ataupun Municipality.
b. "Pembangunan Kota Baru! yang dikembangkan di
dalam negara dengan ‘sistem perencanaan
perekonomian terpusat’ atau ‘centrally planned
economic system’. Sistem perekonomian
demikian terdapat pada negara negara sosialis.
Kegiatan perekonomian sepenuhnya tergantung
kepada investasi dan wewenang sektor
Nomor 1/Triwulan Januasi 1991pemerintah (public sector investment) yang
berazaskan konsep sosialistik. Atas dasar sistem
Ini maka perencanaan dan pembangunan kota
kota baru di beberapa negara sosialis, khususnya
di Sovyet Rusia sepenuhnya menjadi wewenang
dan kebijaksanaan pemerintah yang dibentuk di
bawah sistem 'komune’.
, ‘Pembangunan Kota Baru’ yang dikembangkan di
negara yang mempunyal ‘sistem perekonomian
bebas' atau ‘ree or private enterprise economic
‘systems’. Didalam sistem ni ister perekonomian
tergantung sepenuhnya kepada 'mekanisme
pasar’. Amerika Serikat merupakan contoh yang
menganut sistem ini. Di bawah sistem
perekonomian bebas ini perencanaan dan
pembangunan kota baru berada di dalam
‘Wewenang sektor swasta. Dengan demikian maka
motivasi Keuntungan merupakan fandasan utama,
Investasi yang besar termasuk berbagal bentuk
risiko finansial menjadi tanggung jawab sektor
‘swasta, Pembangunan kota baru sangat menarik
bagi sektor swasta (real estate) apabila
mekanisme pasar sedang berada dalam keadaan
yang balk. Di dalam hal ini suatu kota-kota baru
akan berada di dalam wewenang suatu badan
konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan
swasta yang bergerak di berbagai macam bidang
Usaha seperti usaha pembangunan perumahan,
usaha pembangunan pusat perbelanjaan, usaha
perangkutan (transportasi), usaha pengadaan air
bersih, usaha perlistrikan, usaha perteleponan
serta lembaga-lembaga pendidikan dan
kesehatan swasta. Konsorsium inidikoordinasikan.
oleh salah satu badan usaha yang terkuat
(prominent company) yangmempunyai hubungan
koordinatif dengan pemerintah (state)
Sistem Kelembagaan Pembangunan
Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Berdasarkan sistem porokonomian Indonesia, maka
di dalam kaitannya dengan program-program
pembangunan perumahan dan pemukiman terdapat
suatu kaitan fungsional antara peranan pemerintah
dan sektor swasta. Jadi peranan pemerintah dalam
program-program pembangunan perumahan dan
pemukiman adalah sangat penting, sedangkan soktor
swasta yang bergerak di bidang pembangunan
Perumahan dan pemukiman merupakan ‘partner’
‘yang sangat potensial
Pada saat ini telah ada badan-badan kelembagaan
Pemerintah maupun semi pemerintah (BUMN) yang
mempunyai kaitan langsung dengan masalah dan
program pembangunan kota, pemukiman dan
perumahan. Badan-badan kelembagaan tersebut
merupakan potensi yang sangat penting di dalam
kemungkinan pengelolaan pembangunan Kota Baru
Nomor 1/Triw
n Wanvari 1991
dilndonesia yang pada hakekatnya merupakan suatu
bagian dari bentuk pembangunan perumahan dan
pemukiman berskala besar.
Lembaga dan badan-badan utama yang terkalt
dengan tanggung Jawab kebljaksanaan perumahan
dan pemukiman di Indonesia dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional
(GKPN) yaitu suatu badan kelembagaan tingkat
Pusat yang dibentuk berdasarkan Kepres No.35
Tahun 1974 yang kemudian diperbaharui dengan
Kepres No.8 Tahun 1985. BKPN merupakan
koordinasi yang terpadu antar berbagal lembaga
yang terkait dalam masalah pembangunan
perumahan rakyat. Pada dasamya fungs! BKPN
adalah
a. Mengintegrasikan berbagai kebljaksanaan
seldoral yang berkaitan dengan pembangunan
Perumahan dan pemukiman di dalam rangka
merumuskan kebijaksanaan baru
b. Meneliti dan mengarahkan pemecahan
permasalahan yang berkaitan dengan
Pembinaan, pengembangan dan
Pembangunan perumahan dan perukiman
beserta prasarana lingkungannya.
2. Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat yang
dibentuk berdasarkan Kepres No.25 Tahun 1983
dengan fungsi pokok :
a, Mempersiapkan perumusan kebijaksanaan
pemerintah mengenal segala sesuatu yang
berkaitan dengan masalah perumahan
b. Merencanakan segala sesuatu secara toratur
dan menyeluruh dalam rangka perumusan
kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah
perumahan
c. Mengkoordinasikan kegiatan di bidang
perumahan rakyat guna tercapainya kerjasama
Yang serasi, selaras, teratur, buat dan mantap
dalam rangka pelaksanaan program
pemerintah secara menyeluruh
d. Mengkoordinasikan kegiatan operasional
Perum Perumnas dan BTN sepanjang
berkaitan dengan polaksanaan program
pemilikan rumah
e. Melaporkan, memberikan keterangan ,
memberikan pertimbangan dan saran-saran
mengenai pembangunan bidang perumahan
kepada Presiden.
3. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yaitu badan non departemen pusat
yang antera lain juga bertanggung jawab dalam
merumuskan pembangunan bidang perumahan
dan pemukiman.
SJURNAL PWK.- 134, Badan-badan yang bertanggung jawab dalam
kebijaksanaan dan juga pembangunan
perumahan dan pemukiman yaitu_departemen
departemen sektoral terutama Departemen
Pokerjaan Umum, Departemen Dalam negerl,
Departemen Keuangan dan Departemen Sosial.
. Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan (TKPP)
yang dibentuk oleh Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Ketua_ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
‘dengan memperhatikan saran-saran dari Menteri
Pekerjaan Umum, Menteri Dalam negeri dan
‘menteri Keuangan.
Landasan yang mendasari pembentukan TKPP ini
adalah bahwa perlunya dikembangkan
serangkaian kebijaksanaan dan program
pembangunan yang terarah dan terpadu di dalam
menangani kebutuhan prasarana perkotaan untuk
kota-kota di Indonesia yang semakin tumbuh dan
berkembang
Tugas pokok TKPP adalah untuk 'melaksanakan
koordinasi sinkronisasi serta pengendalian dan
pemantauan pelaksanaan kebijaksanaan dan
kegiatan program pembangunan perkotaan’
Badan-badan yang terkait fangsung dengan
pembangunan kota, perummahan dan pemukiman
adalah :
a. Pemerintah Daerah dengan unsur-unsur
Bappeda serta dinas-dinas sektoralnya di
Daerah Tingkat | dan ll. Pemerintah Daerah
sangat penting peranannya di dalam
pembangunan perumahan dan pemukiman ini
terutama di dalam hal pemberian perijinan
lokasi, penunjukkan lahan yang
memungkinkan untuk pengembangan
perumahan dan pemukiman dalam skala
besar. Peranan Pemerintah Daerah dalam
penanganan pembangunan ini dapat dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun
1987 tentang ‘Penyerahan Sebagian Urusan
Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum
Kepada daerah’.
b. Badan Pembangunan Perumahan yang berupa
Badan Usaha Milik Negara Perum Perumnas
dengan cabang-cabangnya.
Peranan Perum Perumnas di dalam
pembangunan perumahan dan pemukiman
adalah membantu Departemen Pekerjaan
Umum dalam pelaksanaan pembangunan fisik.
‘Badan Usaha inl di bentuk berdasarkan Kepros.
No.29 Tahun 1974, sebagai suatu Perusahaan
Umum Negara ‘di bawah Departemen
Pekerjaan Umum.
Tugas utamanya adalah ‘membangun
lingkungan perumahan yang lengkap dengan
prasarana dan sarananya dengan hunian
JURNAL PWK - 14
hunian yang dapat dimiliki oleh kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah dan
‘menengah dan ditunjang oleh Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) dari BTN, PT Papan Selahtera
maupun bank-bank swasta’.
Kebijaksanaan dasar Perum Perumnas
menekankan kepada upaya membangun
perumahan sampai yang berskala besar guna
‘menunjang kebutuhan perumahan di
kota-kota metropolitan dan kota-kota besar
lainnya yang disebabkan oleh karena adanya
kebutuhan yang mendesak dan dalam jumlah
yang besar’ (Perumnas Tahun 2000)
Sedangkan untuk kota-kota Kecil yang telah
ada diprogramkan pembangunan perumahan
secara selektif menurut tingkat kebutuhannya,
¢. Soktor Swasta yang bergerak di bidang
pperusahaan pem bangurtan perumahan. Sejak
beberapa tahun terakhir ini telah tumbuh dan
berkembang usaha usaha seltor swasta yang
membangun perumahan dan pemukiman
borskala besar. Usaha ini telah bergerak di
dalam pengadaan perumahan sederhana,
‘menengah maupun mewah.
Kemungkinan Sistem Kelembagaan
Kota Baru di Indonesia
Sistem kelembagaan yang mengelola kota baru di
Indonesia saat ini pada dasarnya adalah oleh
Pemerintah Daerah. Hal inl adalah karena sistem
pengelolaan tersebut di dasarkan kepada kenyataan
bahwa kota baru merupakan suatu perwujudan dari
suatu wilayah wewenang pemerintahan. Pada
dasarnya yang mengatur sistem ini adalah Undang
Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dl
Daerah.
Namun demikian untuk beberapa jenls ‘kota baru’
sistem pengelolaannya merupakan kombinasi dari
suatu badan khusus dengan Pemerintah Daerah.
‘Seagal contoh dapat dikemukakan beberapa kota
baru perusahaan, dimana pengelolaan dan unsur
unsur pelaksana teknis, operasional dan
pemeliharaannya dilaksanakan oleh perusahaan
yang bersangkutan.
‘Tetapi sistem wilayah pemerintahannya disesuaikan
dengan sistem pemerintahan yang umum yaitu
adanya wilayah kecamatan dan kelurahan,
Beberapa sistem yang mungkin dapat dikembangkan
adalah sistem-sistem sebagai berikut inl :
1. Pengelolaan Kota Baru oleh Pemerintah Daerah
dalam bentuk Kota Administratif untuk suatu
ibukota Kabupaten
2. Pengelolaan oleh suatu otorita untuk suatu kota
baru yang berkaitan dengan suatu kegiatan usaha
Nomor 1/Triwulan ijJanuarl 1991yang dikelola oleh pemerintah , misalnya untuk
suatu kota yang berkaitan dengan suatu kegiatan
khusus seperti instalasi ketenagaan atau kawasan
industri
3. Suatu Konsorsium Perusahaan Swasta yang
dikoordinasikan oleh badan pemerintah sampai
suatu masa tertentu kemudian mengalihkan
kepada Pemerintah daerah, misalnya untuk suatu
kota baru yang dibangun oleh beberapa developer
{perusahaan real estate), seperti suatu
permukiman berskala besar.
4, Pengelolaan oleh suatu departemen atau instansi
sektoral tertentu sampai suatu. masa tertentu
kemudian mengalihkan kepada Pemerintah
daerah, misalnya permukiman transmigrasi atau
PIR berskala besar.
5, Pengelolaan dilaksanakan oleh suatu badan
gabungan yang dikoordinasikan oleh Pemerintah
Daerah dengan pembagian wewenang yang
meliputi bidang kepemerintahan, perencanaan
dan kesejahteraan masyarakat oleh pemerintah
daerah dan bidang operasional, pemoliharaan
teknis oleh developer swasta
Hal-hal penting yang dapat ditarik dari keadaan sistem
kelembagaan yang telah ada yang berkaitan dengan
kebijaksaan dan pembangunan perumahan dan
pemukiman tersebut adalah kemungkinan
eranannya di dalam pengembangan Kota Baru,
Sebagaimana telah ditekankan pada bagian-bagian
terdahulu bahwa suatu pembangunan perumahan
dan pemukiman berskala besar dapat merupakan
“embrio’ untuk menuju kepada pengembangan ‘Kota
Baru’
Pada saat ini tampak adanya kecenderungan
engembangan kawasan-kawasan perumahan dan
pemukiman dalam skala besar yang tersebar secara
sporadis di dalam wilayah kota maupun di bagian
witayah pinggiran kota. Pembangunan ini
dilaksanakan baik oleh pemerintah melalui Perum
Perumnas maupun oleh usaha sektor swasta
(perusahaan real estate). Upaya yang telah
dikembangkan tersebut sebenarnya merupakan
potensi kearan pengembangan kota-kota baru.
Dari segi pengelolaannya maka indonesia saat ini
telah cukup memiliki berbagai badan kelembagaan
baik yang bertanggung jawab i dalam perumusan
kebijaksaannya, pengkoordinasiannya maupun
pembangunan fisiknya.
Dengan melandaskan kepada sistem kelembagaan
serta sistem perekonomian yang berlaku di Indonesia
maka di dalam pembangunan ‘kota baru’ ini dapat
difikirkan peranan-peranan sebagai berikut:
a. Peranan Kebljaksanaan Pengembangan Kota
Baru tingkat Nasional:
Nomor 1/Triwulan i,lanuati 1991
1. Bappenas
Departemen Dalam negeti
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup_
4, Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat
5. Badan Kebjjaksanaan Perumahan nasional
(BKPN)
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
7. Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan
(TKPP)
Peranan Kebijaksanaan Pembangunan Fisik Kota
Baru Tingkat Nasional :
1. Departemen Pekerjaan Urnum
2. Departemen Dalam Negeri
3. Departemen Keuangan
4. Departemen Sosial
5. Departemen Perhubungan
6. Badan Pertanahan nasional
7. Kantor Menteri Negara KLH
8. Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat
¢. Peranan Pembangunan fisik Kota Baru
1, Dengan wowenang dan restu yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah Perum Perumnas
yang selain sebagai unsur yang metaksanakan
pembanguan fisik perumahan serta berbagal
prasarana dan sarananya juga dapat berperan
sebagai koordinator di dalam usaha
Pengadaan lahan untuk pembangunan
Perumahan dan pemukiman berskala besar.
Perum Perumnas juga dapat berperan sebagai
koordinator bagi beberapa perusahaan
pembangunan swasta di dalam membangun
perumahan dan pemukiman berskala besar
Perum Perumnas mungkin dapat diidentikan
dengan ‘New Town — Development
Corporation’, yaitu badan pembangunan dan
pengelola kota baru sampal saat tertentu yang
kemudian kolak menyerahkannya kepada
Pemerintah daerah
2 Perusahaan perusahaan —Swasta
Pembangunan Perumahan yang dapat
berperan sebagai suatu badan usaha yang
membantu pemerintah dalam pengadaan
perumahan dan pemukiman berskala besar
dengan koordinasi dari Pemerintah daorah
atau Perum Perumnas. Dalam hal menyangkut
beberapa perusahaan swasta dapat
diorgasisasikan dalam suatu bentuk
konsorsium,
3. Yang paling memungkinkan, setelah adanya
upaya peningkatan Kemampuan teknis. dan
JURNAL PWK «15manajemen kota, adalah secara bertahap
ditangani sepenuhnya oleh pemerintah daerah
Tingkat I yang berkaitan atau oleh suatu
tingkatan kecamatan apabila kota baru ini
merupakan bagian dari suatu DT Il. Dalam hal
ini segala unsur kegiatan kota baru yang
menyangkut pemerintahan, pengetolaan,
Pengawasan, pengendalian dan kepekerjaan
umumnya sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah.
Jadi kemungkinan sistem pengelolaan Kota Baru
yang dapat dikembangkan di Indonesia tersebut,
dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
PERENCANAANPENGELOLAAN PEMERINTAR.] _ STATUS
DAN TEKNIS | -ANKOTA [KEWENANGAN
PELAKSANAAN] (PRASARANA | "BARU
DAN SARANA
OTA)
Pemerintah|Pemerintah|Pemerintan|Sejak awal oi
Daorah atau|Dacrah Daerah seba-|kelola olen}
Pusat loai Kotamdya| Ponda
atau Kout
intah|Koordinas)
[Badan Otorita [Badan Otorita
[Pomorintah eq|Perum Pe intah|- Koordinasi
Perum Pe-lrumnas yang) Secara ber-
umnas yang] mengkoordi tahap ise.
mengkoordi-- [nasikan suatu| rahkan kepa
pasikan suatulKonsorsium| da Pemda
konsorsium|padan-badan|
badan usahalusana waste
Jewasta
Suatu Badan Tekris|Pemorintah|: Koordinasl
temen tertentu| yang dibentuk| Daerah Secara berta
Joleh Depart hap diserah
men yang]
bersangktan
Sumber dana pembangunan unsur-unsur kota baru
dapat dimungkinkan dari soktor seltor seperti yang
terlinat pada halaman berikut.
d. Peranan Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan Kota Baru
Peranan Pengawasan dan pengendalian
Pembangunan Kota Baru termasuk di dalamnya
perijinan perencanaan (planning permit) dan
perijinan pendirian bangunan berada pada
lembaga yang dianut sebagai sistem pengelolaan
kota baru,
Untuk pemberian ijn lokasi dibertakukan batasan-
batasan sebagaimana yang berlaku saat ini yaitu
sesuai dengan berbagai ketentuan dari
Departemen Dalam Negati cq, Direktorat Agraria
(dahulu), sebelum diperbaharui melalui Badan
Pertanahan Nasional.
SURNAL PWK «16
Mengingat kota baru sebagaimana yang
diterangkan di atas akan mempunyai sistem dan
pola perkembangan yang khusus maka,
khususnya untuk kota baru muri dan mandiri
akan diperlukan perangkat peraturan
perundangan khusus.
Sebagai suatu contoh, di negara Inggris untuk
pegangan pelaksanaan ketertiban pembangunan
kota baru ini ada undang undang khusus yang
berkaitan dengan kota baru, seperti misalnya ‘New
Town Act 1946' yang diperbaharui menjadi ‘New
‘Town Act 1959" dan kemudian menjadi New Town
‘Act 1965’ dan ’Green Belt Act’ yang mengatur
penataandan ketentuan hukum serta penggunaan
tanah di witayah jaiur hijau baik untuk kota yang
telah ada maupun untuk Kota baru.
Dengan demikian apabila memang kelak ‘Kota
Baru’ ini akan menjadi salah satu cara pemecahan
masalah perumahan dan perkotaan maka suatu
peraturan khusus apakah itu berbentuk Undang
Undang, Keppres, PP, Peraturan Menteri, atau
Peraturan Daerah akan sangat esensial untuk
membekali para pengendali dan pengawas
pembangunan kota baru ini
Segala peraturan perundangan initetap mengacu
kepada Undang Undang Tata Ruang dan Undang
Undang Tata Guna Tanah (yang saat ini masih
dalam taraf Rancangan) sebagal payungnya.
Perencanaan Tata Ruang
Pembangunan Kota Baru
Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.2 Tahun
1987 tentang Pedoman Perencanaan Kota, di dalam.
Keputusan Menteri PU No.640/KPTS/1986 tentang,
Perencanaan Tata Ruang Kota maupun di dalam SKB
Menteri Dalam Negeri - Menteri PU No.650-1595 ;
No.503/KPTS/1985. dikatakan bahwa penyusunan
rencana pembangunan kota wewenangnya diberikan
kepada Pemerintah Daerah dengan bimbingan dan
peranan konsultatif berada pada tingkat
pemerintahan di atasnya atau pemerintah pusat.
Didalam hal masih adanya keterbatasan kemampuan
teknis maupun perangkat personilnya maka
Pemerintah Daerah dalam hubungan ini dapat
meminta bantuan kepada suatu. badan konsultan
yang dapat dinyatakan sebagai mempunyai
kemampuan keahlian maupun teknis di dalam
penyusunan rencana kota sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di Indonesia.
Pada dasamya apa yang dimengerti sampai sekarang
berdasarkan SKB, Permendagri maupun SK Men PU
tersebut mengenai prosedur perencanaan kota
tersebut pada umumnya diterapkan pada kota kota
Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang,
Nomor 1/Triwulan WJanuari 1991No. Unsur Pembangunan Kota Baru Pengelolaan Sumber Pemblayaan
J. |PENGEMBANGAN CNGKUNGAN
lPERUMAHAN
1. Pembangunan rumah baru Swasta, masyaraiat, Poruminas waste, BTN, masyarakat
2: Perbaikan Lingkungan Swasta, emerntah, masyarakat Swaste, APBD, Swadaya
Fata usar Pemerintah swasta JAPBD. Swasta, Perurnnes
fi” |PENGEMBANGAN FASILITAS SOSIAL | 7
1. Fasitas Kesehatan Pemerintah,sawsta [Pomerintah,swasta
2 Fasilitas penciian Permerniah swacta JPomerintah swasta
5 Fasilias sosialbucaya Pomerintan Pemerintah
s:Fastas rekon, rman ah, swasta Pemerintan,swasta
[5 Fasitas pemerintanan femerintan APBD, APEN
It. |PENGEMBANGAN FASILITAS q 4
PEROAGANGAN & WIDUSTEI
1. Pasar bosar Swasta, omerntah SSwaste, APBD, npces
2: Periokoan & pusat perbelaniaan [Ss wasta Swasta
Is. Grosir Swasta Swaste
lk Komersial lSwasta Swasta
5. industsi Swasta Swasta
fo: dust urmah Masyarakat Masyarakat dengan bantuan pemerintah
stau waste (oapak Anghat)
IV. |BENGEWBANGAN FASIUTAS
Jaokuran
h.tecminat Pemecintan Pemerintan, swasta
2 Stasiun Korota Api Pomecintan Pemerintan
fs. ToxminalTrok Pemerintan Pemerintan
Vv. |PENGEMBANGAN FASILITAS a :
PaRWnSATA
h. kepaciwisataan waste, patungan swasta, pamerintah
2: Pembangunan sarana akornodasi |Swast'e Swaste
(hota, cama maksn)
vi. JPEMBANGUNAN PRASARANA KOTA|
saeu
Laan
alan Aten Primer Pemerntan Pusat Pemerintan Pusat
2 Jalan fter so kuncer PPomerintah Pusat atu OTL Pemerintah pusat OT
s. elan Kolltor Pemerintah OTT Pemerintah BY!
Satan Kollar Sekunder |Pemointah OT i atau developer swasta|Pemerniah, Swasla, Patungan
Jateu oterta
Is. alan Lokal Pier Pomerintah OT Watau otra Pemerntah atau Otorta
5 Jalan Cokal Sekunder Pemmrintah OTH, swasta Pemerntan OF I, Swasta
tas enum:
fairbersih Pemerintan eq PDAM, developer dengan|Pemerintan, Loan Luar; Developer
kontal pemerintan Patungan
[2 rainase/Sanitasi [Pemerintan, developer dengan kontol|Pemerntan; Developer; Patungan
lpemerintan
.Persampanan [Pemerintan, developer. swadaya|Pemerintah; Developer; swadaya
Imasyarakat Imacyarakat
Js. Tetepon [Pemerntah (Perumtet) Pemerintah (Perumtel)
S.ttateik [Pemerintah (PLN) Pemeritah (Perumal)
Nomor 1/¥riwulan iiJanuati 1991
JURNAL PWK - 17Ketentuan prosedural ini memang diarahkan kepada
usaha untuk menata kembali kota kota yang telah ada.
Namun demikian bagi suatu Kota Baru dengan
sendirinya prosedur tersebut dapat juga dipakai
dengan modifikasi tertentu.
Yang terpenting dalam hubungan ini adalah yang
menyangkut kewenangan untuk menyusun rencana
kota bagi kota baru tersebut
Mengingat perkembangan yang telah terjadi saat ini
dilndonesia sehubungan dengan pembangunan kota
baru ataupun suatu permukiman berskala besar maka
jelas batwa peranan sektor swasta sangat meningkat
‘tas dasar kenyataan ini maka dalam hubungan
pembangunan kota baru ini kewenangan
perencanaan kota juga dapat dilimpahkan kepada
badan swasta yang bertindak sebagai konsultan pada
pembangun (developer) pembangunan kota baru.
Di dalam berperannya konsultan swasta ini
seharusnya berkonsultasi dan bekerja sama dengan
badan-badan pemerintah daerah yang berwenang di
dalam perencanaan pembangunan Kola seperti
Bappeda DT {i ; Bappeda DT | serta dinas-dinas
seltoral di daorah maupun dinas-dinas vertikal yang
terkait seperti Dinas PU OT Il, Bagian Cipta Karya
Kanwil PU DT |, Bina Marga, PLN, Perumtel, PDAM,
dll
Di dalam penyusunan rencana kota maka sesuai
dengan ketentuan yang dimuat khususnya di dalam
SKB Menteri Dalam negeri dan Menteri PU_No.
650-1595 ; No.503/KPTS/1985 dan di dalam Surat
Keputusan Menteri PU No 640/KPTS/1987 dikatakan
bahwa terdapat suatu pembagian wewenang didalam
Penyusunan perencanaan tata ruang kota sesuai
dengan tingkatan dan jenis rencana tersebut
Untuk penyelenggaraan penyusunan Rencana Umum
Tata Ruang Perkotaan (RUTRP) misalnya
kewenangannya berada pada Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah Tingkat | yang mendapat
limpahan wewenang dari Pemerintah Pusat.
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) ; Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan Rencana Teknik
JURNAL PK - 18
Ruang Kota (ATRK) dapat dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat Il atau Pernbangun Kota
Baru yang akan menyusun rencana-rencana tersebut
dengan mengacu kepada arahan makro
sebagaimana yang digariskan di dalam RUTRP
wilayah,
Dalam hal penyusunan RUTRK ; ROTRK dan/atau
RTRK ini dilakukan oleh suatu badan swasta, maka
Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah
Tingkat atau ll dapat memberikan bantuan teknis balk
tenaga ahli maupun teknologinya,
Di dalam keadaan yang mendesak di mana suatu
pembangunan fisik harus sudah dapat dilakukan
sementara RUTRP, RUTRK ataupun RDTRK untuk
keseluruhan kota baru belum disusun maka
pembangun dapat saja menyusun suatu RTRK
dengan tetap memperhatikan wawasan serta
kemungkinan-kemungkinan dampaknya dalam
yyah yang lebih Iuas.
Pengesahan berbagai rencana yang telah disusun
seyogyanya mengikuti prosedur yang berlaku sesual
dengan ketetapan mengenai wewenang dan urutan
pengesahan rencana kota yang hatus ditempuh.
Suatu rencana apakah ity RUTRK atau RDTRK
sebaiknya tidak dilaksanakan sebelum secara legal
memperoleh pengesahan dari Pemerintah,
Kewenangan penyusunan rencana pembangunan
kota baru tersebut dapat dikemukakan sebagai
borikut ini
FTingkatan Rencana [Penyasuna Ren |Lembaga Pengesah
| Pemernah Pusat |Mendagdatas nama|
[aUTAP Kora Gare
PemdaDT! [Presiden (SKB 650.
1595:50KPTS/65)
JAUTRK Kola Bars |: Pernerinian Daerah |Mencagri
ort (Pormondage! No.
|. Devetoper swasta_|2/1987)
ROTRK Pemerintah Daerah |Gubernur KOH DT I
ort Jatau Bupati KOH DT}
- Developer swasta_|iiybs.
RIB Developer swasta_[Pemda DT l ybs
Nomor 1/Teiwutan liJanuari 1991