Anda di halaman 1dari 8

BAB I

STATUS PASIEN
1.1 Identifikasi Pasien
Nama : Hasnah Binti M. Harun
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lebak Rejo Lr Langgar no 1001, Palembang
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SLTA
Ruangan : Komering 1.2
MRS : 14 Agustus 2017

1.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama: luka tidak sembuh-sembuh pada telapak kaki kanan sejak + 3
minggu SMRS
b. Keluhan tambahan: tidak ada
c. Riwayat Perjalanan Penyakit: +3 minggu SMRS pasien mengeluh luka di telapak
kaki kanan, luka awalnya kecil lama-lama membesar, luka bengkak tercium bau tidak
sedap, pasien merasakan mual (+), muntah (-), demam (+), lemas (+), BAK sedikit,
BAB tidak ada keluhan. Pasien sebelumnya pernah merawat lukanya dengan petugas
dari RS Bhayangkara, luka dibersihkan dengan rutin tetapi luka tetap membesar dan
belum sembuh. Akhirnya pasien berobat ke RSMH
d. Riwayat pengobatan:
- Novorapid 2x8 IU
- Levemir 1x14 IU
e. Riwayat Penyakit atau Kelainan Sistemik
- Riwayat kencing manis + 10th
- Riwayat darah tinggi +10 tahun
Penyakit atau Kelainan Sistemik Ada Disangkal
Alergi : debu, dingin
Penyakit Jantung
Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Penyakit Diabetes Melitus
Penyakit Kelainan Darah
Penyakit Hepatitis A/B/C/D/E/F/G/H
Kelainan Hati Lainnya
HIV/ AIDS
Penyakit Pernafasan/paru
Kelainan Pencernaan
Penyakit Ginjal
Penyakit Rinosinusitis
Epilepsi

f. Riwayat Penyakit Gigi dan Mulut Sebelumnya


Riwayat cabut gigi (-)
Riwayat tumpat gigi (-)
Riwayat membersihkan karang gigi (-)
Riwayat trauma (-)

g. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari.

1.3 Pemeriksaan Fisik (Jumat, 18 Agustus 2017, pukul 14.00 WIB)


a. Status Umum Pasien
1. Keadaan Umum Pasien : Tampak sakit sedang.
2. Kesadaran : Compos mentis.
3. Vital Sign
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respiration rate : 22 x/menit
Temperatur : 36,50C
4. Berat Badan :68 kg
5. Tinggi Badan :160 cm
6. Kesan Gizi : Baik
b. Pemeriksaan Ekstra Oral
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar getah bening submandibula
Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

c. Pemeriksaan Intra Oral


Debris : Ada di regio a,c,d,f
Plak : Ada di regio a,c,d,f
Kalkulus : Ada di semua regio
Perdarahan papila interdental : Tidak ada
Gingiva : Tidak ada kelainan
Mukosa : Tidak ada kelainan
Palatum : Tidak ada kelainan
Lidah : Terdapat lesi berupa lapisan.plak berwarna
putih yang.tersebar pada seluruh permukaan
bagian atas lidah, bisa dikerok dan
meninggalkan dasar kemerahan serta sakit
setelah dikerok.
Dasar mulut : Tidak ada kelainan
Hubungan rahang : Orthognathi
Kelainan gigi : lihat status lokalis

d. Odontogram
e. Status Lokalis

Gigi Lesi Sondase CE Perkusi Palpasi Diagnosis/ ICD Terapi


18 Radix - Td - - Gangren Radix Pro extraksi
Nekrosis Nekrosis Pulpa Cresopane +
38 - Td - -
pulpa (D6) cavit

f. Temuan
a. Plak dan debris diregio a,c,d,f dan kalkulus disemua regio
b. Gangren Radix pada 18
c. Nekrosis pulpa pada 38
d. Missing teeth pada 46
e. Lidah terdapat plak berwarna putih

g. Perencanaan
a. Plak dan kalkulus gigi : Pro scaling
b. Gangren Radix pada 18 : Pro Extraksi
c. Nekrosis pulpa pada 38 : Cresopane + cavit
d. Missing teeth pada 46 : Pro protesa
e. Lidah terdapat plak berwarna putih : dilakukan swab lidah untuk pemeriksaan
mikrobiologi
f. Dental Health Education

1.4. Pemeriksaan Penunjang (3 Juli 2017)


Pemeriksaan Hasil Rujukan normal Kesan

Hematologi

Hemoglobin 14,7 g/dL 13,4-17,40 g/dL Normal

Eritrosit 5,13 /mm3 4,4-6,3x106/mm3 Normal

Leukosit 7,4 /mm3 4,73-10,89/mm3 Normal

Hematokrit 46 % 41-51% Normal

Trombosit 265.000/mm3 170.000-396.000/mm3 Normal

Hitung jenis Basofil = 0 % Basofil = 0-1% Normal


Leukosit
Eosinofil = 2 % Eosinofil = 1-6%
Neutrofil = 59% Neutrofil = 50-70%
Limfosit = 31% Limfosit = 20-40%
Monosit = 8% Monosit = 2-8%

SGOT 23 U/l 0-38 U/l Normal

SGPT 31 U/l 0-41 U/l Normal

Pemeriksaan Lab (14 November 2016)


Pemeriksaan Hasil Rujukan normal Kesan
Anti HBc Reactive Non Reactive: >1.0 Abnormal
Reactive <=1.0
Anti HBe Non Reactive Non Reactive: >1.0 Normal
Reactive <=1.0

1.5. Lampiran Foto Pasien


BAB III

ANALISIS MASALAH

Tn. Syairin, 34 Tahun pernah konsul ke bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang dan
didiagnosis Hepatitis B kronik. Pasien datang ke poliklinik gigi dan mulut RSMH mengeluh gigi
berlubang dan adanya bercak keputihan pada lidah.
Saat datang ke bagian Gigi dan Mulut, keadaan umum pasien tampak kompos mentis,
denyut nadi 80x/m, laju pernapasan 20x/m, suhu 36,50 C dan tekanan darah 120/80 mmHg. Pada
pemeriksaan ekstraoral, dijumpai bentuk wajah simetris. Pada pemeriksaan intraoral bagian
mukosa bukal dalam batas normal, gusi merah dan membengkak (-), plak (+) diregio a,c,d,f dan
kalkulus (+) pada semua regio. Pada lidah terdapat lesi berupa lapisan plak berwarna putih yang
tersebar merata pada seluruh bagian atas permukaan lidah.
Pada pemeriksaan intra oral bagian mukosa bukal labial dan palatum dalam batas normal
namun, ditemukan debris di regio a,c,d,f dan hubungan rahang ortognatia. Debris disebabkan
oleh sisa makanan yang menempel dan indikasi kurangnya perlindungan kesehatan gigi dan
mulut (oral hygiene) pasien. Hal ini menjadi faktor resiko terjadinya infeksi karena apabila oral
hygiene yang buruk jumlah bakteri yang berkolonisasi di gigi meningkat 2-10 kali lipat dan
memungkinkan lebih banyak bakteri melewati jaringan dan masuk ke pembuluh darah,
menimbulkan peningkatan prevalensi dan besarnya bakteremia.
Pada status lokalis, ditemukan adanya gangrene radiks pada gigi 18 merupakan tempat
subur bagi perkembangbiakan bakteri. Bakteri-bakteri penyebab infeksi kemungkinan besar
berkumpul di daerah Radix, menyebabkan kondisi oral pasien menjadi lebih buruk dan
menimbulkan gangren. Kemudian ditemukan juga nekrosis pulpa pada gigi 38 yang lesinya telah
mengenai bagian pulpa dan terdapatnya kematian pada sistem saraf pada gigi tersebut.
Penderita Hepatitis B kronik mengalami masalah pada sistem imun yaitu imunodefisiensi
sekunder atau didapat merupakan defisiensi yang tersering ditemukan. Faktor imun yang
berperan dalam pertahanan terhadap jamur yaitu respon imun humoral dan seluler. Faktor imun
seluler diperkirakan mempunyai peranan yang lebih penting. Pada penderita Hepatitis B juga
terjadi gangguan mekanisme imunoregulasi. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa sistem
imun pada penderita hepatitis B kronis rentan mengalami penurunan karena mengalami
gangguan kemotaksis lekosit dan fagositosis akibat replikasi dari HBV DNA yang terus terjadi.
Selain itu pada Hepatitis B kronis laju aliran saliva juga bekurang yang mana hal ini
menyebabkan proses pembilasan dan sifat antibakterial dari air ludah juga menurun sehingga
menimbulkan kerentanan pada pasien untuk mengalami infeksi oportunistik. Secara umum pada
kasus Hepatitis B kronis merupakan faktor risiko untuk menimbulkan perubahan yang terjadi di
rongga mulut, yaitu kandidiasis, pemeriksaan klinis didapatkan lidah terdapat lesi berupa lapisan
plak berwarna putih, bisa dikerok dan meninggalkan dasar kemerahan. Diagnosis lesi pada lidah
pasien yaitu Suspek kandidiasis e.c Hepatitis B kronis.

Anda mungkin juga menyukai