Anda di halaman 1dari 4

Mengkafani mayat

1. Hukum Mengkafani Mayit.


Allah telah mengistimewakan bani Adam dari yang lainnya yaitu dengan syariat
penyelenggaraan jenazah berupa upacara pemakaman jasad mereka. Maka setelah mayit
muslim dimandikan, ia wajib dikafani dengan sesuatu yang menutupi seluruhjasadnya.
Dengan demikian hokum mengkafani mayit adalah fardhu kifayah bagi kaum muslimin yang
ditinggalkan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Mushab bin Umair salah seorang
syuhada pada perang uhud, dikafani dengan kain kafan pendek, kemudian Rasulullah
memerintahkan para sahabat
menutup kepala, badan , dan kedua kakinya dengan tumbuh-tumbuhan idzkhir.
(Diriwayatkan Al-Baihaqi, Ad- Daruquthni, dan Imam Syafii. Sanad hadits ini baik).

2. Ketentuan Dalam Mengkafani.

Dari hadits diatas bahwasanya dapat diketahui kain kafan untuk mayat laki-laki adalah terdiri
dari 3 lapis, karena Rasulullah dikafani dangan 3 lapis kain putih terbuat dari kapas dan tanpa
ada baju gamis, atau sorban di dalamnya. Kecuali orang yang sedang ihram, ia dikafani
dangan pakaian ihramnya, tidak diberi wangi-wangian, dan kepalanya tidak ditutup, agar ia
tetap dalam keadaan ihram, karena Rasulullah bersabda tentang orang yang jatuh dari hewan
kendaraannya pada hari Arafah kemudian meninggal dunia,
Mandikanlah dia dengan air dan kapur barus, kafani dengan kedua pakaiannya, jangan tutup
kepalanya karena ia dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah. (Muttafaqun
Alaih) Sedangkan kain kafan untuk mayat wanita terdiri dari 5 lapis, karna pada masa
hidupnya wanita lebih banyak membutuhkan kain untuk menutup auratnya maka begitu juga
ketika
matinya `

3. Proses Pengkafanan.
a.Tata cara Mengkafani Setelah selesai memandikan, kita persiapkan peralatan untuk
megkafani jenazah. Peralatan tersebut di antaranya kain kafan yang putih bersih, untuk laki-
laki tiga lembar kain dan untuk wanita lima lembar. Selain itu kita siapkan juga kapas, kapur
barus halus, minyak wangi, dan keperluan lainnya.

Pertama, kita potong kain kafan sesuai dengan panjang jenazah ditambah sekitar tiga jengkal
atau 70 cm untuk tempat mengikat. Untuk jenazah laki-laki, tiga lembar sama panjang
sedangkan untuk wanita dua lembar sama panjang, satu lembar kain panjang (bawahan), satu
lembar baju, dan satu lembar kerudung. Atau tiga lembar sama panjang, satu lembar baju
panjang/ gamis dan satu lembar kerudung (semuanya lima lembar).

Selanjutnya kita sediakan lima helai atau lebih (yang penting ganjil) tali pengikat yang dibuat
atau dipotong dari setiap sisi kain kafan. Setelah itu lalu kita bentangkan kain kafan satu per
satu di atas dipan/ keranda/tikar dengal tempat untuk posisi kepala mengarah kiblat. Jangan
lupa, di bawah kain-kain tersebut sudah diletakkan tali pengikatnya. Lalu kita taruh kapas di
atas kafan
terutama untuk bagian dubur dan taburi kain kafan itu dengan kapur barus halus dan minyak
wangi secukupnya. Setelah semua siap, kita pun bisa mengangkat jenazah dan meletakkan
di atasnya. Kita lapisi bagian qubul, seluruh persendian, luka-luka (kalau ada) dengan kapas
yang sudah ditaburi kapur barus halus, lalu lipat selembar demi selembar, dimulai dapi
bagian kanan jenazah. Lalu kita ikat jenazah dengan ikatan yang mudah dibuka di bagian
sebelah kiri dengan tujuan agar pengubur mudah melepaskan ikatan tersebut di dalam liang
lahat. b.Cara mengikat tali-tali pengikat pada kain kafan.
1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang
lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu
dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa taliitu sendiri.

3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan,
mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah
kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa tali pengikat kain kafan itu di buka saat
jenazah sudah dimasukan kedalam liang lahat. Hal ini sesuai dengan keterangan dari
ulamamdalam kitab Fiqhus sunnah oleh Syaikh Sayyid Sabiq, beliau menyebutkan:
Dianjurkan ketika menguburkan jenazah, menumpukan jasadnya pada bagian tubuh sebelah
kanan dan menghadapkan wajahnya kearah kiblat. Lalu bagi yang meletakkan jenazah
keliang lahat hendaklah sambil berdoa:

dan melepas tali pengikat kain kafan.

4. Kesimpulan.

Dari keterangan diatas maka dapat kita jadikan bantahan terhadap syubhat yang menyebutkan
bahwa jenazah seseorang yang tidak dibuka tali kafannya akan menyebabkan jasadnya tidak
tenang di alam kubur dan menyebabkan bangkitnya arwah kembali ke dunia untuk meminta
tolong kepada orang yang ditinggalkannya untuk membuka ikatan tali kafannya. Jelas hal
tersebut merupakan sebuah khurafat yang tidak ada landasannya dalam Quran dan Sunnah.
Lalu bagaimanakah tanggapan kita atas permasalahan seputar kain kafan yakni, bolehkah
kain kafan berjahit?, dan apa hokum dari melepas tali pengikat kain kafan saat penguburan
jenazah? Bisa ditarik kesimpulan, bahwa kain kafan itu tidak berjahit, dan terdapat
pengecualian dalam hal ini yaitu pada orang yang terbunuh dimedan peperangan, mereka
tidak dikafani sebagaimana orang biasa, mereka dikafani dengan pakaian yang mereka
kenakan, Adapun tali pengikat pada mayit, dari kesimpulan diatas, hendaklah ketika mayit itu
dikafani, lalu diikat pada bagian- bagiannya, hendaklah tidak mengikatnya terlalu kencang
dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah
dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur ketika wajah mayit dihadapkan ke arah kiblat
MENGKAFANI JENAZAH.
a. Ukuran kain kafan yang digunakan.
Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang disediakan
adalah 90 cm. 1 : 3.
b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah.
1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.
2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.
3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.
4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.
5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya dan
bagian bawahnya.
c. Tata cara mengkafani.
1. Jenazah laki-laki.
Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang putih bersih dari
kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain tersebut.
a. Cara mempersiapkan tali pengikat kain kafan.
1. Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan. Misalnya lebarnya 60
cm maka panjangnya 180 cm.
2. Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian dipintal dan
diletakkan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.
b. Cara mempersiapkan kain kafan.
3 helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu , diletakkan diatas
usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian kepala.
c. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.
1. Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang berukuran lebar 60 cm
dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya seperti popok bayi.
2. Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayyit, letakkan
pula potongan kapas diatasnya.
3. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang
langsung melekat pada tubuh mayyit.
d. Cara memakaikan kain penutup auratnya.
1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau sejenisnya. Bubuhi
anggota-anggota sujud.
2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan
yang lainnya.
3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana
memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.
e. Cara membalut kain kafan :
1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari kepala sampai
kaki .
2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.
f. Cara mengikat tali-tali pengikat.
1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang lebih itu
dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu dilipat
kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan, mengikat
tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar
mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.
4. Mengkafani jenazah wanita.
Jenazan wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju
kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya
150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm.
Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali, kemudian
dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut
diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.
a. Cara mempersiapkan baju kurungnya.
1. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua, kemudian
persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.
2. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki kepalanya.
3. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang, dan lipatlah lebih
dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua
helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm.
b. Cara mempersiapkan kain sarung.
Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung tersebut
dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.
c. Cara mempersiapkan kerudung.
Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut dibentangkan diatas
bagian atas baju kurung.
d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.
1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.
2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.
3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya, letakkan juga
potongan kapas diatasnya.
4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain sarung serta baju
kurungnya.
e. Cara melipat kain kafan.
Sama seperti membungkus mayat laki-laki.
f. Cara mengikat tali.
Sama sepert membungkus mayat laki-laki.
Catatan :
1. Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun adalah membalutnya dengan
sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain.
2. Cara mengkafani anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun adalah dengan
membalutnya dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain.

Anda mungkin juga menyukai