POLIKISTIK GINJAL
Oleh Kelompok 1 :
Mulyanus
Patarina Virginia Marpaung
Perdi Nepada Fortunatus
Putri Dewanti
A. Latar Belakang
Penyakit polikistik ginjal merupakan kelainan genetik yang ditandai
dengan adanya banyak kista pada ginjal. Ginjal merupakan suatu organ yang
memiliki fungsi salah satunya menyaring darah terhadap zat-zat yang tidak
dibutuhkan dalam tubuh kemudian menjadi sebuah produk yang disebut urin.
Pada saat kista mulai berkembang dan membesar pada ginjal maka akan
terjadi penggantian struktur normal ginjal yang berakibat pada penurunan
fungsi ginjal dan pada akhirnya akan menyebabkan gagal ginjal. Polikistik
ginjal dapat juga menyebabkan kista pada organ-organ lain seperti hati dan
pankreas serta masalah pada pembuluh darah otak dan jantung.
Penyakit polikistik ginjal dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyakit
ginjal polikistik yang bersifat ginjal polikistik dominan autosomal dan ginjal
polikistik resesif autosomonal. Penyakit ginjal polikistik resesif autosomonal
adalah penyakit yang jarang terjadi (1:6000 hingga 1:40.000), melibatkan
mutasi local dari kromosom 6. Pada anak-anak yang dapat bertahan selama
sebulan pertama kehidupan, 78% akan bertahan hingga melebihi 15 tahun.
Diagnosis dini dan pengobatan hipertensi secara agresif dapat memperbaiki
diagnosis pada anak-anak. Sedangkan penyakit ginjal polikistik dominan
autosomal adalah penyakit ginjal yang paling sering diwariskan dan
prevalensinya sekitar 1:500.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum
Tim penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan pada penyakit
polikistik ginjal.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada penyakit polikistik ginjal
tim penulis diharapkan mampu :
a. Melakukan pengkajian
b. Merumuskan diagnosa keperawatan
c. Membuat perencanaan sesuai dengan diagnosa yang ditemukan
d. Melaksanakan implementasi sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.
C. Rumusan Masalah
Untuk penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi
kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
penyakit polikistik ginjal.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah 3 bab :
BAB I Pendahuluan: Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan makalah,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis : Terdiri dari defenisi, etiologi, pathofisiologi,
klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan.
BAB III Penutup: Terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Polycystic Kidney Disease atau Penyakit Ginjal Polikistik adalah
penyakit herediter dimana ekspansi progresif kista-kista berisi cairan
menyebabkan ginjal sangat membesar dan sering menyebabkan gagal ginjal
(Jameson, J.Larry, 2012).
Penyakit kistik pada ginjal merupakan sekelompok heterogen penyakit
yang terdiri atas penyakit herediter, perkembangan, tidak herediter dan
didapat (Robbins, 2007).
Polycystic Kidney Disease adalah keadaan dimana korteks dan medula
dipenuhi dengan besar kista berdinding tipis dari milimeter sampai beberapa
sentimeter dengan diameter. Kista membesar dan menghancurkan jaringan di
sekitarnya dengan kompresi. Kista diisi dengan cairan dan mungkin berisi
darah atau nanah (Lewis, Sharon L.2014).
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri yang dirasakan tumpul di daerah lumbar namun kadang-kadang
juga dirasakan nyeri yang sangat hebat, ini merupakan tanda terjadinya
iritasi di daerah peritoneal yang diakibatkan oleh kista yang ruptur. Jika
nyeri yang dirasakan terjadi secara konstan maka itu adalah tanda dari
perbesaran satu atau lebih kista.
2. Hematuria
Hematuria adalah gejala selanjtnya yang terjadi pada polikistik. Gross
Hematuria terjadi ketika kista yang rupture masuk kedalam pelvis ginjal.
Hematuria mikroskopi lebih sering terjadi disbanding gross hematuria
dan merupakan peringatan terhadap kemungkinan adanya masalah ginjal
yang tidak terdapat tanda dan gejala.
3. Infeksi saluran kemih
Sama halnya batu di saluran kemih, Kista Ginjal juga menyebabkan
timbulnya infeksi pada ginjal maupun saluran kencing. Gejala infeksi ini
pada umumnya sama seperti demam, diikuti gangguan berkemih. Saat
kencing terasa nyeri dan panas, kemudian sering kali merasa ingin
kencing, akan tetapi kalau sudah berkemih biasanya tidak bisa lancar,
terkadang juga bisa timbul kencing darah (hematuria). Infeksi menahun
seperti ini yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
4. Hipertensi
Kebanyakan pasien dengan PKD memiliki tekanan darah tinggi. Aliran
darah ke ginjal menurun, sehingga mengaktifkan sistem rennin-
angiotensin dan meningkatkan tekanan darah.
5. Pembesaran ginjal
Pembesaran pada pasien ADPKD ginjal ini merupakan hasil dari
penyebaran kista pada ginjal yang akan disertai dengan penurunan fungsi
ginjal, semakin cepat terjadinya pembesaran ginjal makan semakin cepat
terjadinya gagal ginjal.
6. Aneurisma pembulu darah otak
Kejadian aneurisma otak (outpouching dan penipisan dinding arteri)
lebih tinggi pada pasien dengan PKD. Aneurisma ini dapat pecah,
menyebabkan perdarahan dan kematian mendadak.
D. Patofisiologi
Kista timbul dari segmen mana pun pada nefron atau duktus kolektivus.
Kista dapat timbul karena sel epitel tubulus kehilangan polarisasi normalnya.
Jelasnya, Na+/K+ ATPase yang secara normal hanya terdapat pada
permukaan basolateral sel epitel tubulus, juga terdapat pada permukaan apical
epitel kistik abnormal. Sel tubulus ginjal normal berhenti berproliferasi
sebelum kelahiran, namun pada pasien dengan penyakit ginjal polikistik
dominan autosomal, sel epitel pada kista terus berproliferasi. Kadar faktor
pertumbuhan epidermal atau EGF (Epidermal Growth Factor) yang tinggi
terdapat pada kista dan hal ini meningkatkan proliferasi sel epitel pada kista.
Analisis pada sel yang di isolasi pada kista menunjukan bahwa sebagian besar
kista di peroleh secara klon, mengimplikasikan kista berasal dari satu sel.
Mengingat penyakit ini bersifat dominan, individu yang terkena bersifat
heterozigot, namun banyak kista tidak lagi heterozigot dan telah kehilangan
alel normalnya. Hal ini menunjukan bahwa pembentukan kista membutuhkan
dua faktor yaitu mutasi sel induk (germline) dan mutasi somatik.
PKD adalah kelainan bawaan di mana kista berisi cairan yang tumbuh
dan berkembang pada nefron. Pada jenis domiman,hanya beberapa nefron
yang terkena kista sampai mencapai 30-an. Pada jenis resesif, hampir 100%
dari nefron terdapat kista sejak lahir. Kista berkembang di mana saja pada
nefron akibat pembelahan sel ginjal yang abnormal.
Seiring waktu, kista kecil menjadi lebih besar (sampai beberapa
sentimeter) dan menyebar lebih luas. Kista yang tumbuh merusak glomerulus
dan membran tubular. Kista ini dipenuhi cairan dan membesar, nefron dan
fungsi ginjal menjadi kurang efektif.
Jaringan ginjal akhirnya digantikan oleh kista yang tidak mempunyai
fungsi yang terlihat seperti gugusan anggur. Ginjal menjadi sangat besar.
Setiap ginjal yang terkena penyakit ini, kistik bisa membesar dua atau tiga
kali dari ukuran normal, menjadi besar seperti sepak bola, dan mungkin berat
10 atau lebih. Organ perut lainnya mengalami desakan, dan pasien
mengalami nyeri. Kista yang berisi cairan juga bisa meningkatkan risiko
infeksi, pecah, dan perdarahan, yang menyebabkan peningkatan rasa sakit.
Kebanyakan pasien dengan PKD memiliki tekanan darah tinggi. Aliran
darah ke ginjal menurun, sehingga mengaktifkan sistem rennin-angiotensin
dan meningkatkan tekanan darah. Pengendalian hipertensi adalah prioritas
utama.
Kista dapat terjadi juga pada jaringan lain, seperti hati dan pembuluh
darah. Sehingga dapat mengurangi fungsi hati. Selain itu, kejadian aneurisma
otak (outpouching dan penipisan dinding arteri) lebih tinggi pada pasien
dengan PKD. Aneurisma ini dapat pecah, menyebabkan perdarahan dan
kematian mendadak. Untuk alasan yang belum diketahui, batu ginjal terjadi
pada 8% sampai 36% dari pasien dengan PKD. Masalah katup jantung
(misalnya, prolaps katup mitral), hipertrofi ventrikel kiri, dan divertikula
kolon juga umum pada pasien dengan PKD (Ignatavicius, Workman.2013)
ADPKD terjadi sebagai-ADPKD 1, dipetakan ke lengan pendek
kromosom 16 dan dikodekan untuk protein 4,300- asam amino; ADPKD-2,
dipetakan ke lengan pendek kromosom 4. Autosomal Dominant recessive
disease terjadi pada 1 10,000-1 di 40.000 kelahiran hidup dan telah
diterjemahkan ke kromosom 6.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Urine
a. Proteinuria
b. Hematuria
c. Leukosituria
2. Pemeriksaan Darah
Pada penyakit yang sudah lanjut menunjukkan uremia dan anemia karena
hematuria kronik
3. Ultrasonografi ginjal
Unltasonografi ginjal merupakan suatu teknik pemeriksaan noninvasive
yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan kista.
Selain itu juga dapat terlihat gambaran dari cairan yang terdapat dalam
cavitas karena pantulan yang ditimbulkan oleh cairan yang mengisi kista
akan memberi tampilan berupa struktur yang padat.
Ultrasonografi ginjal dapat juga digunakan untuk melakukan screening
terhadap keturuan dan anggota keluarga yang lebih mudah untuk
memastikan apakah ada atau tidaknya kista ginjal yang gejalanya tidak
terlihat (asymptomatic).
4. MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) lebih sensitif dan dapat
mengidentifikasi kistik ginjal yang memiliki ukuran diameter 3 mm. MRI
dilakukan untuk melakukan screening pada pasien polikistik ginjal
autosomal dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya memiliki
riwayat aneurisma atau stroke.
5. Computed tomography (CT)
Sensitifitasnya sama dengan MRI tetapi CT menggunakan media kontras.
6. Biopsi
Biopsi ginjal ini tidak dilakukan seecara rutin dan dilakukan jika
diagnosis tidak dapat ditegagkan dengan pencitraan yang telah dilakukan.
F. Penatalaksanaan Medik
Pengobatan dan Perawatan termasuk:
1. Antibiotik untuk infeksi.
2. Hidrasi yang memadai untuk menjaga keseimbangan cairan.
3. Drainase bedah abses kistik atau perdarahan retroperitoneal.
4. Operasi untuk sakit keras (gejala umum) atau analgesik untuk sakit perut.
5. Dialisis atau transplantasi ginjal untuk gagal ginjal yang progresif.
6. Nefrektomi tidak dianjurkan (penyakit ginjal polikistik terjadi bilateral,
dan infeksi bisa kambuh di ginjal yang tersisa) (Merkle, Carrie J. 2005).
G. Komplikasi
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan komplikasi umum dari penyakit ginjal
polikistik. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
kerusakan lebih lanjut ke ginjal dan meningkatkan risiko penyakit jantung
dan stroke.
2. Hilangnya fungsi ginjal
Hilangnya progresif fungsi ginjal adalah salah satu komplikasi yang
paling serius dari penyakit ginjal polikistik. Hampir setengah dari mereka
yang menderita penyakit gagal ginjal memiliki pada usia 60. Jika Anda
memiliki tekanan darah tinggi atau darah atau protein dalam urin Anda,
Anda memiliki risiko lebih besar dari gagal ginjal. Penyakit ginjal
polikistik menyebabkan ginjal secara bertahap kehilangan kemampuan
mereka untuk menghilangkan limbah dari darah dan menjaga
keseimbangan tubuh cairan dalam tubuh dan bahan kimia. Sebagai kista
membesar, mereka menghasilkan tekanan dan mempromosikan jaringan
parut di daerah normal yang tidak terpengaruh dari ginjal. Ini hasil efek
dalam tekanan darah tinggi dan mengganggu kemampuan ginjal untuk
menjaga limbah dari bangunan ke tingkat beracun, suatu kondisi yang
disebut uremia. Saat penyakit bertambah parah, stadium akhir ginjal dapat
menyebabkan kegagalan pada fungsi ginjal. Ketika stadium akhir gagal
ginjal terjadi, Anda akan membutuhkan dialisis ginjal yang sedang
berlangsung atau transplantasi untuk memperpanjang hidup Anda.
3. Pertumbuhan kista di hati
Kemungkinan mengembangkan kista hati untuk seseorang dengan
penyakit ginjal polikistik meningkat dengan usia. Sementara kedua pria
dan wanita mengalami kista, perempuan sering mengalami kista lebih
besar. Pertumbuhan kista dapat dibantu oleh hormon wanita.
4. Pengembangan suatu aneurisma di otak
Pembesaran lokal dari suatu arteri di otak anda dapat menyebabkan
perdarahan (hemorrhage) jika pecah. Orang dengan penyakit ginjal
polikistik memiliki resiko lebih tinggi dari aneurisma, terutama yang lebih
muda dari usia 50. Risiko lebih tinggi jika Anda memiliki riwayat
keluarga yang terkena aneurisma atau jika Anda memiliki tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol.
5. Kelainan katup jantung
Sebanyak seperempat orang dewasa dengan penyakit ginjal polikistik
mengembangkan prolaps katup mitral. Ketika ini terjadi, katup tidak lagi
menutup dengan benar, yang memungkinkan darah bocor ke belakang.
6. Masalah Colon
Kelemahan dan kantong atau kantung di dinding usus (diverticulosis)
dapat berkembang pada orang dengan penyakit ginjal polikistik.
7. Sakit kronis
Nyeri merupakan gejala yang umum untuk orang dengan penyakit ginjal
polikistik. Hal ini sering terjadi di sisi atau belakang. Rasa sakit juga
dapat dikaitkan dengan infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
DAFTAR PUSTAKA