Anda di halaman 1dari 20

BAB XI.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Lingkup Pekerjaan
Satuan Kerja : Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi kalimantan Tengah
PPK : Pengembangan Kawasan Permukiman 2
Program : Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilah (PISEW)
Kegiatan : Pembangunan Infrastruktur PISEW Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito
Selatan Provinsi Kalimantan Tengah
Pekerjaan : Peningkatan Jalan Beton Desa Mahajandau Kecamatan Mangkatip Kabupaten
Barito Selatan
Lokasi : Mahanjandau Mangkatip

BAB I
UMUM
Mobilisasi
a. Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari Concrete mixer kapasitas 0,3-0,6 m32 buah, Water Pump
70 100 mm,Jack Hammer danAlat Bantu dilakukan kurang lebih 7 hari setelah mendapatkan Surat
Perintah Mulai Kerja.
b. Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk
kantor baik untuk direksi lapangan maupun pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat dipakai untuk kantor maupun tempatrapatantaradireksilapangan,pengawaslapangan.
c. Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan dan aman,
serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis. Pembuatan Laboratorium
bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana pekerjaan agar sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
d. PembuatanPapanNamaProyek.
Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas, berisikan Data
pekerjaan tersebut.

Pekerjaan Persiapan
Guna kelancaran pekerjaan, sebagian lebar jalan ditutup (arus lalu-lintas dialihkan). Kemudian dilakukan
penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian rencana pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran dan
pematokan. Setelah itu, badan jalan dibersihkan dari kotoran kotoran yang ada seperti rumput akar-akar serta
sampah yang dapat mengganggu proses pekerjaan. Apabila ada badan jalan yang tidak sesuai dilakukan
pembentukanbadanjalan.Untuk pekerjaan box culvert dikerjakan sebagian agar tidak mengganggu lalu lintas
kendaraan maupun masuknya material ke lokasi, apabila diperlukan dibuat jembatan sementara.
Pekerjaan Utama
Pada paket pekerjaan ini Pekerjaan Utama adalah Pekerjaan Jalan beton. Selain Pekerjaan Utama terdapat
juga pekerjaan pendukung yang terdiri dari :
1. Pek. Timbunan Pasir Urug
2. Pek. Beton K175 (perkerasan jalan beton)
3. Pek. Baja Tulangan U24 Polos (pembesian)
4. Pek. Pondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan
5. Pek. Pembongkaran

Pelaksanaan Pekerjaan
Langkah-langkah pekerjaan dilapangan adalah sebagai berikut :
a. Pek. Timbunan Pasir Urug
1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,penghamparan dan pemadatan tanah, atau bahan
bebutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis
,kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
2. Timbunan yang dicakup dalam hal ini,yaitu timbunan biasa dari sumber galian.
3. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau
bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pekerjaan permanen seperti diuraikan dalam pasal 3.2.2. Spesifikasi Umum Bina
Marga.
4. Pekerjaan ini juga mencakup timbunan secara manual atau mekanis, dikerjakan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditujukan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
5. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang
merata akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan.
6. Setelah di hampar sesuai dengan ketebalan setelah itu basahi dengan air agar pasir menyatu atau
padat baru di lakukan pengecoran.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

3.2..2 Timbunan Pasir Urug Meter Kubik

b. Pek. Beton K175 (perkerasan jalan beton)


Persyaratan umum :
Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang
memiliki karakteristik tertentu.
Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus
akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen
akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan
akhir yang halus.
Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan ke
dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan
pengerjaan selama pencampuran.
Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan
kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan.
Peraturan (Code) Beton Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI Tahun
1971 atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton,
terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi
khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.
Persyaratan Bahan:
Semen Portland
Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan
memenuhi syarat S.400 menurut Standar Semen Indonesia (NI-8-1972)
Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis merk atas
persetujuan konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya mempunyai ventilasi cukup dan tidak
kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm diatas lantai. Tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan setiap
pengiriman semen baru dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.
Pasir
Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat zat alkali dan substansi substansi yang
dapat merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari
5 %.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
Air
Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan bahan organis dan bahan lain yang dapat merusak mutu
beton maupun mempengaruhi daya lekat semen dan harus memenuhi NI-3
Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu
pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber
yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan dan dengan keadaan mutu (sifat)
yang diberikan pada Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga perempat ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan.
(acuan)
Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.
Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan
demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik menggunakan
pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

Persyaratan Pelaksanaan :
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia
l991.Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur
dari contoh kubus yang bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.
Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi
,dipakai "campuran yang direncanakan" (Designed
Mix).Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.

Pengadukan Beton
Bahan-bahan pembentuk beton dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu
MOLEN'. Tim Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi
atau konsistensi

Pengakutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.

Proses Pelaksanaan pengecoran Beton


Beton yang berasal dari molen dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan
secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan concrete
vibrator. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat concrete vibrator tersebut selain
meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal,
pemadatan dibantu dengan menggunakan vibrator beton, kemudian dilakukan perataan manual.
Kotak yang pertama dicor kemudian pengecoran dilanjutkan pada kotak berikutnya.
Setelah slab beton selesai dipadatkan maka pelat beton tersebut ditutupi dengan atap plastik untuk
menghindari sinar matahari secara langsung yang dapat membuat beton mengering tidak secara
alamiah juga untuk mencegah terjadinya retak tambut.
Membuatan alur (grooving) dilakukan secara manual setelah beton dalam keadaansetengah
mengeras 3 - 4 jam sesudah pengecoran.
Pada hari kedua setelah pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar karung
goni di atas plat beton dan disiram dengan air 3 kali sehari selama seminggu.
Pada hari ketiga setelah pengecoran maka mal (bekesting) samping dibuka dilanjutkan dengan
pemasangan mal memanjang (samping) tanpa memasang mal melintang karena pelat beton yang
sudah dicor berfungsi sebagai mal melintang.
Kemudian sebagai pemisah antara dua pelat beton (yang sudah dicor dengan hendak dicor)
dilekatkan gabus (styro foam) dengan tebal 0,5 cm untuk membentuk deletasi (celah) untuk muai
dan susut plat beton.
Demikianlah sistem pengecoran tersebut dilakukan pada satu sisi jalan dengan lebar 3 meter dan
diselesaikan sesuai dengan panjang rencana jalan itu
Setelah pengecoran pada sisi kiri selesai sesuai dengan panjang jalan rencana,pemasangan mal
(bekesting) pada sisi kanan jalan tersebut dilakukan lagi. Hanya saja mal memanjang pada salah
satu sisi sudah tidak diperlukan lagi karena sudah ada pelat beton yang telah dicor. Pengecoran
dilanjutkan dengan memakai system yang sama hanya pada sisi memanjang
Kemudian pada saat pengecoran akan dilakukan, disisipkan/dilekatkan gabus (styro foam) di antara
kedua pelat beton (antara pelat beton lama dan yang baru yang akan dicor) pada sisi/sambungan
memanjang agar tidak terjadi lekatan dan membuat dilatasi (celah) untuk muai susut pelat beton.

Pengedalian Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses pencampuran di batching plant dilakukan oleh pengawas
teknik kontraktor, staf teknis dinas, dan pengawas teknik konsultan terhadap komposisi dan berat
masing-masing agregat sesuai dengan job mix formula.
Sedangkan pada pengecoran dilapangan dilakukan pengambilan sampel 2 kubus tiap 5 m3
campuran. Lalu dilakukan perendaman dilokasi pekerjaan.
Setelah dilakukan pengetasan terhadap kuat tekan kubus beton dengan umur 7, 14 dan 28 hari
dengan menggunakan fasilitas peralatan laboratorium beton.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

7.1.(7).a Beton Mutu Sedang fc = 20 MPa Meter Kubik

7.1.(10) Beton Mutu Rendah fc = 10 MPa Meter Kubik

c. Pek. Baja Tulangan U24 Polos (pembesian gorong-gorong)


1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan danpemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakkan yang sempurna antara tulangan beton, Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak
boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Bahan-Bahan : Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984,
Bristish Standard No.785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan
bertegangan tinggi harus BJTP 40 atau 32 yang sesuai dengan SII 0136- 1984 British Standard
No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi, tegangan, leleh baja
tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40.0 atau 32 kg/mm2 .
Penyimpangan : Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberi atas
kaki dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.
Penekukan Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mempersiapakan daftar tekukan
(Bending schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara
tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
british Styandard 4466 : 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan
dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkim
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau tengkungan, maka
dikerjakan dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang
yang ditekuk.
Pemasangan Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja yang pilar
dingin dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian
tubuh utama beton. Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sarna dengan kekuatan yang ditetapkan
untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus dikencangkan
dengan kawat yang ditanam didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar konstruksi atau
lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari
Direksi. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan
Harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan
harus disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permuKaan suatu
batang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian
pekerjaan.

2) Pekerjaan Bekisting
Semua bekisiting harus dirancang dan dibuat hingga dibuat dinilai memuaskan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan rancangannnya untuk menyetujui dalam jangka waktu yang cukup
sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan
harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Dipadatkan dan mengeras. Beksiting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang
sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk didalam atau block antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai, bagian
dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam belen sekurang-kurangnya harus
berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul
akibat pengikat atau pengantara yang harus ditutup dengan rapih segera setelah bekisting dibuka
dengan spasi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus maka bekisiting harus dilapisi dengan
tripleks bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi. Pada umumnya bekisting, Direksi akan
lebih dari 3 kali sebelum memasang kayu bekisting, Direksi akan memlih panil kayu yang boleh
dipakai ulang, panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak
bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain
oleh Direksi. Direksi untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda
lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

7.3.(1) Baja Tulangan U24 Polos Kilogram

d. Pekerjaan Pondasi Cerucuk Galam sebagai Proteksi pada daerah sungai/longsor


Pekerjaan Pasangan Pondasi Cerucuk Galam di pasangan pada tempat tertentu yang badan jalannya
mengalami longsor akibat gerusan air sungai.

Bahan :
Kulit kayu Galam untuk bahan cerucuk tidak perlu dikupas.
Kayu Galam yang digunakan dengan diameter disesuaikan dengan gambar rencana dan intruksi
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas

Peralatan
Gergaji kayu
Kapak
Palu 5 kg
Linggis
Cangkul
Alat pengangkut tanah
Alat pancang cerucuk
Alas pemukul tiang

Cara Pemasangan :
Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia, alat pancang cerucuk
Runcingkan bagian ujung bawah cerucuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah memukul
kepala tiang pada ketinggian tertentu
Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul dcngan stabil dan
tetap tegak lurus.
Pukul tiang dengan palu pemukul pada ujung atas cerucuk yang sudah diberi topi sampai kedalaman
rencana.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

7.6.(1) Pondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan Meter Panjang

Palangkaraya, Agustus 2016

PPK. Pengembangan Kawasan Permukiman 2


TA. 2016,

Ttd.

EVA PRASUSANTI, ST.


NIP. 1984126 201101 2 002

Anda mungkin juga menyukai