Luwiharsih,MSc
PENDIDIKAN
SI Fakultas Kedokteran Unair
SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah Sakit
PENGALAMAN KERJA
PERSIAPAN RS
Tetapkan IPCN 1 perawat
untuk 100-150 TT
Buat SK IPCN bisa SK
sendiri atau jadi satu dng SK
Komite PPI/Tim PPI
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
2. Kualifikasi Individu yg kompeten
sesuai ukuran RS, tingkat risiko,
ruang lingkup program dan
kompleksitasnya
PERSIAPAN RS
PERSIAPAN RS
- Uraian tugas IPCN jadi satu
dng SK penetapan IPCN
- Laporan pelaksanaan Kegiatan
oleh IPCN
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Bekerja purna waktu dengan ratio 1
IPCN untuk tiap 100 150 TT di RS
Dalam bekerja IPCN dapat dibantu
IPCN/
beberapa IPCLN (Infection prevention
ICN
and control link nurse) dari tiap unit,
terutama yg berisiko terjadinya infeksi
Kriteria :
Perawat dng pendidikan min D 3 &
memiliki sertifikasi pelatihan PPI/IPCN
URAIAN TUGAS
Memiliki komitmen di bidang PPI
BUKU PEDOMAN Memiliki pengalaman sebagai Ka
MANAJERIAL PPI, ruangan atau setara
hal 16 17 Memiliki kemampuan leadership,
inovatif dan confident
Bekerja purna waktu
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian
infeksi yang terjadi di lingkungan kerja RS.
2. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan
isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada
Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan
tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama
Komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah
penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau
sebaliknya. luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan
memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah
sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk thd
limbah, laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan
daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika
yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi
surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan,
pengunjung dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang
berkembang di
masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam
mendeteksi mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah
sakit.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
TUGAS DAN
TANGGUNG SURVEILANCE & KLB
JAWAB IPCN
MONITORING/AUDIT
EDUKASI/PENYULUHAN
MEMBERIKAN SARAN-SARAN
LAPORAN KEGIATAN
Tim PPI
- Ketua : Dokter
- Anggota IPCN
IPCLN Infection
prevention control
link nurse
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Ketua sebaiknya dokter (IPCO/Infection
Prvention and Control Officer)
Sekretaris sebaiknya IPCN
Anggota :
Dokter wakil dari tiap SMF
Buat :
Dokter ahli epidemiologi
Dokter Mikrobiologi/Patologi klinik
Kebijakan
Petugas Lab Prosedur
Petugas farmasi Pedoman/pan
Perawat PPI/IPCN duan
Petugas CSSD Program
Petugas Laundry
Petugas IPSRS/Maintenance
Petugas Sanitasi
Petugas House keeping
Petugas K-3 RS
Petugas Kamar Jenazah
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan RS
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan
program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi
masalah atau KLB infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan
kepada
Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
Identifikasi Rencana
Program PPI
masalah Perbaikan
ICRA
SDM :
- Komite PPI (PPI 2) SURVEILANCE
- Tim PPI (PPI 2) (PPI 6 EP 1-3)
- IPCN (PPI 1)
- IPCLN (PPI 4) KESEHATAN &
ICRA
KESELAMA
(PPI 6 EP 4 & TAN KERJA
PPI 7 EP 1-)
(PPI 5 EP2)
DIKLAT PPI : (PPI 11) PROGRAM
- Staf RS PPI
- Px & pengunjung
- Mhs praktik (PPI 5)
ISOLASI, APD,
STERILISASI &
HAND
LAUNDRY
HYGIENE
(PPI 7.1)
ANGGARAN (PPI 4): (PPI 8 & 9)
HYGIENE &
- APD SANITASI
- Desinfectan (PPI 7.2, 7.3
- Diklat, & 7.4)
- Periksa kuman luwi 4 feb 2016
Acuan Penyusunan Program :
Iptek terbaru, pedoman praktik yg akseptabel, peraturan &
perundangan, standar sanitasi & kebersihan
Identifikasi Rencana
Program PPI
masalah Perbaikan
ICRA
IDENTIFIKASI MENCEGAH
MASALAH PPI DI MASALAH TERJADI
RS &
MENYELESAIKAN
MASALAH
luwi-edit 18 mei 2014
Standar PPI 5.1
2. Latar belakang
EMERGING/
SALURAN
RE-
KENCING
EMERGING
SURVEILANCE
MULTI PERALATAN
DRUG INTRAVAS
RESISTEN KULER
ORGANISM INVASIF
LOKASI
OPERASI
SURVEILENS
(Masalah yang ada)
Pola Pneumonia/VAP
Antimikroba
dan lain-lain
masalah yang ada
Infeksi Aliran
Darah Primer
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI TEGAKKAN KONTEKS
IDENTIFIKASI RISIKO
ASESMEN RISIKO
EVALUASI RISIKO
RISK REGISTER
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014 63
RISK ASESSMENT
Current Systems
II PENERAPAN ISOLASI
1Tidak adanya penerapan standar isolasi
VV KEJADIAN HAIs
1CLABSI (IAD)
2CA-UTI (ISK)
3VAP
4HAP
5SSI (IDO)
infeksi
Tidak adanya program yang mengacu pada
2 kebijakan diatas
Kegagalan menerapkan program yang mengacu
3 pada kebijakan diatas
Risiko kejadian tertusuk jarum/benda tajam atau
4 terkena cairan tubuh infeksius
IX Kesehatan karyawan
ISSU
Referensi :
Penelitian VD Rosenthal, DG Maki dan INICC 2008:
Kecenderungan penurunan HAIs bila kumpulan langkah / bundle
diterapkan:
1992-1998 : 6.0 per 1000 hari pemakaian alat
1995-2003 : 4.9 per 1000 hari pemakaian alat
2007-2008 : 1.5 per 1000 hari pemakaian alat
DI LUAR CSSD
SE
TRI
loading unloading KA
DRYING
Outsorcing laundry
Sewa linen
SAMPAH
INFECTIOUS
BENDA TAJAM Ijin transporter
& JARUM
PIHAK KE-3/
OUTSOURCING
Ijin
incenerator/
pengelolaan B-
3
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Limbah RS adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan RS
dalam bentuk padat, cair dan gas.
Limbah padat RS adalah semua limbah RS yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan RS yang terdiri dari limbah medis padat dan
non medis.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan RS diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman
dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan RS yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal
dari kegiatan pembakaran di RS seperti insinerator, dapur,
perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitotoksis.
Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada
orang lain.
Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker
yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
SAMPAH
INFECTIOUS
BENDA TAJAM Ijin transporter
& JARUM
PIHAK KE-3/
OUTSOURCING
Ijin incenerator
Apron Goggle
Bila gaun permeable, Bila melakukan
untuk mengurangi tindakan
penetrasi cairan, dengan
tidak dipakai sendiri kemungkinan timbul
aerosol
ICRA PPI 6 EP 4
1. Risiko infeksi terkait dengan
(IDENTIFIKASI RISIKO INFEKSI DI
pelayanan kesehatan ditelusuri RS)
ditelusuri
luwi PPI-HIPPPI 180315
INDIKATOR AREA KLINIK PMKP 3.1
1.
2. INSIDEN KESELAMTAN
PASIEN
3.
4.
5.
6.
7. DATA SURVEILANCE
8.
9.
Data IRS/IAK
Analisis data Pelaporan
no10
Validasi data
Untuk IAK baru/ada
perubahan
MERAH &
KTD KUNING
RISK
GRADING BIRU &
KNC HIJAU
INVESTIGASI
OVERVIEW PMKP
SEDERHANA 163
TK RIKS Deskripsi Dampak
DIKLAT
PPI
Edukasi
bila Staf
ada Profesi
infeksi
Staf
Ruang
Isolasi
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Bentuk Komite PPI, Tim PPI dan tetapkan IPCN dan IPCLN
Susun Pedoman, kebijakan dan SPO untuk PPI acuan buku dari
Kemenkes, WHO dan CDC
Buat Program PPI
Lakukan ICRA
Lakukan Surveilance
Lakukan audit/monitoring
Lakukan diklat PPI pegawai dan pasien
Buat Laporan kegiatan