Anda di halaman 1dari 179

Dr.

Luwiharsih,MSc

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


JABATAN SEKARANG :
Ka Bidang Diklat KARS
Ka Kompartemen Mutu PERSI 2015 2018

PENDIDIKAN
SI Fakultas Kedokteran Unair
SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah Sakit
PENGALAMAN KERJA

o Surveior & Pembimbing Akreditasi RS


(1995 sekarang )
o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 2010 )
o Ka Sub Dit RS Pendidikan, Kemkes ( 2005 2007 )
o Ka Sub Dit RS Swasta, Kemkes ( 2001 2005 )
o Ka Sub Dit Akreditasi RS, Kemkes (1995 2001)
Tujuan pengorganisasian
program PPI adalah
mengidentifikasi dan
menurunkan risiko infeksi
yg didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf,
tenaga profesional
kesehatan, tenaga kontrak,
tenaga sukarela,
mahasiswa dan
pengunjung
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Risiko infeksi dan kegiatan
program dapat berbeda
dari satu rumah sakit ke
rumah sakit lainnya,
tergantung pada kegiatan
klinis dan pelayanan RS,
populasi pasien yang
dilayani, lokasi geografi,
jumlah pasien dan jumlah
pegawai.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014

Program akan efektif apabila
mempunyai pimpinan yang
ditetapkan, pelatihan staf
yang baik, metode untuk
mengidentifikasi dan proaktif
pada tempat berisiko infeksi,
kebijakan dan prosedur yang
memadai, pendidikan staf dan
melakukan koordinasi ke
seluruh rumah sakit

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


ANGGOTA :
1. KOMITE PPI
POKJA
2. TIM PPI
PPI 3. IPCN
4. IPCLN

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


FOKUS AREA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Program kepemimpinan dan


1. koordinasi (PPI 1; 2; 3; 4)

Fokus dari program


2. (PPI 5; 5.1; 6; 7; 7.1; 7.1.1; 7.2; 7.3; 7.4; 7.5)

Prosedur Isolasi (PPI 8 )


3.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


FOKUS AREA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Teknik pengamanan dan hand hygiene


4.
( PPI 9)

Integrasi program dng peningkatan mutu


dan keselamatan pasien (PPI 10; 10.1;
5. 10.2; 10.3; 10.4; 10.5; 10.6)

Pendidikan staf tentang program (PPI 11)


6.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI.1.
Satu atau lebih individu
mengawasi seluruh
kegiatan PPI. Individu
tersebut kompeten
dalam praktek PPI yang
diperolehnya melalui
pendidikan, pelatihan,
pengalaman atau
sertifikasi IPCN

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


1. Satu atau lebih individu
mengawasi program
pencegahan dan
pengendalian infeksi

PERSIAPAN RS
Tetapkan IPCN 1 perawat
untuk 100-150 TT
Buat SK IPCN bisa SK
sendiri atau jadi satu dng SK
Komite PPI/Tim PPI
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
2. Kualifikasi Individu yg kompeten
sesuai ukuran RS, tingkat risiko,
ruang lingkup program dan
kompleksitasnya

PERSIAPAN RS

- File kepegawaian IPCN


ijazah dan sertifikat
pelatihan PPI
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
3. Individu yang menjalankan
tanggung jawab pengawasan
sebagaimana ditugaskan atau
yang tertulis dalam uraian tugas

PERSIAPAN RS
- Uraian tugas IPCN jadi satu
dng SK penetapan IPCN
- Laporan pelaksanaan Kegiatan
oleh IPCN
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Bekerja purna waktu dengan ratio 1
IPCN untuk tiap 100 150 TT di RS
Dalam bekerja IPCN dapat dibantu
IPCN/
beberapa IPCLN (Infection prevention
ICN
and control link nurse) dari tiap unit,
terutama yg berisiko terjadinya infeksi
Kriteria :
Perawat dng pendidikan min D 3 &
memiliki sertifikasi pelatihan PPI/IPCN
URAIAN TUGAS
Memiliki komitmen di bidang PPI
BUKU PEDOMAN Memiliki pengalaman sebagai Ka
MANAJERIAL PPI, ruangan atau setara
hal 16 17 Memiliki kemampuan leadership,
inovatif dan confident
Bekerja purna waktu
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian
infeksi yang terjadi di lingkungan kerja RS.
2. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan
isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada
Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan
tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama
Komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah
penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau
sebaliknya. luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan
memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah
sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk thd
limbah, laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan
daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika
yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi
surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan,
pengunjung dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang
berkembang di
masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam
mendeteksi mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah
sakit.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
TUGAS DAN
TANGGUNG SURVEILANCE & KLB
JAWAB IPCN

MONITORING/AUDIT

EDUKASI/PENYULUHAN

MEMBERIKAN SARAN-SARAN

LAPORAN KEGIATAN

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Ada penetapan mekanisme
STAN
koordinasi untuk seluruh
DAR
kegiatan PPI yang
PPI 2
melibatkan dokter, perawat
dan tenaga lainnya sesuai
ukuran dan kompleksitas
rumah sakit. Komite PPI &
Tim PPI
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Elemen Penilaian PPI.2.

1. Ada penetapan mekanisme untuk koordinasi


program pencegahan dan pengendalian infeksi

2. Koordinasi kegiatan PPI infeksi melibatkan dokter

3. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan perawat

4. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan profesional PPI

5. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan urusan rumah


tangga (housekeeping)

6. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan tenaga lainnya


sesuai ukuran dan kompleksitas rumah sakit.
KOMITE PPI
- Ketua
- Sekretaris IPCN
- Anggota

Tim PPI
- Ketua : Dokter
- Anggota IPCN

IPCLN Infection
prevention control
link nurse
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Ketua sebaiknya dokter (IPCO/Infection
Prvention and Control Officer)
Sekretaris sebaiknya IPCN
Anggota :
Dokter wakil dari tiap SMF
Buat :
Dokter ahli epidemiologi
Dokter Mikrobiologi/Patologi klinik
Kebijakan
Petugas Lab Prosedur
Petugas farmasi Pedoman/pan
Perawat PPI/IPCN duan
Petugas CSSD Program
Petugas Laundry
Petugas IPSRS/Maintenance
Petugas Sanitasi
Petugas House keeping
Petugas K-3 RS
Petugas Kamar Jenazah
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan RS
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan
program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi
masalah atau KLB infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan
kepada
Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian
antibiotika yang rasional di RS berdasarkan hasil pantauan
kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan
menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient
safety. integrasi PPI dan PMKP
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara
periodik
mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah
sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi
bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, reno-
vasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan
linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila
diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-2 yg
menyimpang dari standar prosedur / monitoring
surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Kriteria IPCO :
1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat
dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar
PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola
resistensi antibiotika.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan
surveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat
pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami
pencegahan dan pengendalian infeksi.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Kriteria IPCLN :

1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki


sertifikasi PPI.

2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan


pengendalian infeksi.

3. Memiliki kemampuan leadership.


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di
unit rawat inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya
kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap
personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya
infeksi nosokomial pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing,
konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan Standar Isolasi.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Susun SK Komite PPI
dan Tim PPI, lengkapi
dng uraian tugas
Susun kebijakan
manajemen
Susun kebijakan teknis
Susun SPO-2
Susun program
Notulen rapat Komite
PPI
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
a. Kebijkan kewaspadaan isolasi
Kebersihan tangan PPI 9
Penggunaan APD PPI 9
Peralatan perawatan pasien PPI 7.1
Pengendalian lingkungan PPI 7.2 dan PPI 7.3
Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan
linen PPI 7.1
Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
PPI 5
Penempatan pasien PPI
Hygiene respirasi/etika batuk PPI 11
Praktik menyuntik yang aman PPI 7
Isolasi dengan dugaan emerging disease PPI 8
b. Kebijakan tentang pengembangan SDM PPI PPI 11
c. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yg
melibatkan Tim PPI luwiPPI 7.1 9-11 Des 2014
PPI-progsus
d. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional PPI 6
e. Kebijakan pelaksanaan surveilans PPI 6
f. Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yg
melibatkan Tim PPI termasuk Kebijakan renovasi bagunan
PPI 7.5
g. Kebijakan tentang kesehatan karyawan PPI 5
h. Kebijakan penanganan KLB PPI 6
i. Kebijakan penempatan pasien PPI 8
j. Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK, Pneumoni
PPI 6
k. Kebijakan tentang penerapan buku pedoman manajerial dan
buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi RS
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
1. SPO kebersihan tangan PPI 9
2. SPO penggunaan APD PPI 9
3. SPO penggunaan peralatan perawatan pasien PPI 7.1
4. SPO Pengendalian kesehatan lingkungan Penangan
limbah infeksius dan non infeksius ; benda tajam & jarum,
darah dan komponen darah PPI 7.2 dan PPI 7.3
5. SPO pemrosesan peralatan pasien & penatalaksanaan
linen &laundry PPI 7.1
6. SPO kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
PPI 5
7. SPO penempatan pasien PPI 8
8. SPO hygiene respirasi/etika batuk
luwi PPI-progsus PPI 11
9-11 Des 2014
9. SPO praktik menyuntik yg aman PPI 7
10. SPO praktik untuk lumbal punksi PPI 7
11. SPO tentang pencegahan dan pengendalian IAD, ISK,
HAP, VAP, IDO, flebitis dan dekubitus PPI 6
12. SPO tentang isolasi (airborne, contact dan droplet)
PPI 8
13. SPO Kebersihan Tangan, Tertusuk Jarum PPI 9
14. SPO tentang skrining dan penanganan MRSA PPI 5
15. SPO Surveillance dan KLB SPO 6
16. SPO single use reuse SPO 7
17. SPO penanganan makanan SPO 7.4
18. SPO pengambilan spesimen -->
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI.3.
Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu
pengetahuan terkini, pedoman praktek yang akseptabel sesuai dengan
peraturan dan perundangan yang berlaku, dan standar sanitasi dan
kebersihan.
Elemen Penilaian PPI.3.
1. Program PPI berdasarkan ilmu pengetahuan terkini
2. Program PPI di RS berdasarkan pedoman praktik yang diakui
3. Program PPI perundangan yang berlaku
4. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan standar
sanitasi dan kebersihan dari badan-badan nasional atau lokal.
Program PPI & acuan-acuan untuk penyusunan program

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Acuan Penyusunan Program :
Iptek terbaru, pedoman praktik yg akseptabel, peraturan &
perundangan, standar sanitasi & kebersihan

Identifikasi Rencana
Program PPI
masalah Perbaikan

ICRA

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Acuan Program :
Pedoman PPI di RS dan fasilitas yan
kes lainnya dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya (kesiapan
menghadapi Emerging Infectious
Disiesae)
Pedoman manajerial PPI
ACUAN Pedoman surveilans infeksi
PROGRAM PPI Pedoman Instalasi Pusat Sterlisasi di
RS
Pedoman PPI di ICU
Manajemen linen RS
Pedoman Sanitasi RS
Pedoman hand hyegine WHO
dll

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Susun program PPI dengan mengacu ke
pedoman-pedoman PPI

Dalam menyusun program lihat juga PPI 5

Buat daftar acuan PPI yg dipakai

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI.4.
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang cukup
untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian
infeksi.

Elemen Penilaian PPI.4.


1. Pimpinan rumah sakit menunjuk staf yang cukup untuk program
pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Pimpinan rumah sakit mengalokasikan sumber daya yang
cukup untuk program pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Ada sistem manajemen informasi untuk mendukung program
pencegahan dan pengendalian infeksi
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Komite PPI , IPCN dan IPCLN ada SK Dir nya dan jumlah cukup
Sarana kesekretariatan
Ruangan sekretariat & tenaga sekretariat diupayakan full time
Komputer dan printer
ATK
Sarana komunikasi
Anggaran atau dana untuk kegiatan
Diklat
Pengadaan fasilitas untuk PPI APD, handrub, desinfectan, dll
Pemeriksaan kuman
Sistem manajemen Informasi
Soft ware untuk pengolahan data surveilans

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI.5.

Rumah sakit menyusun dan menerapkan program yang


komprehensif untuk mengurangi risiko dari infeksi terkait
pelayanan kesehatan pada pasien dan tenaga pelayanan
kesehatan.

Elemen Penilaian PPI.5.

1. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko


infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien

2. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko


infeksi terkait pelayanan kesehatan pada tenaga kesehatan.
(lihat juga KPS.8.4)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Elemen Penilaian PPI.5.

3. Program termasuk kegiatan surveillance yang sistematik dan


proaktif untuk menentukan angka infeksi biasa (endemik)
acuan buku surveilance Kemkes

4. Program termasuk sistem investigasi outbreak dari penyakit


infeksi (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien 5, EP 1). acuan
buku surveilance Kemkes

5. Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku

6. Tujuan penurunan risiko dan sasaran terukur dibuat dan


direview secara teratur.

7. Program sesuai dengan ukuran, lokasi geografis, pelayanan


dan pasien RS.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Komite PPI menyusun program PPI

Dalam menyusun program lihat PPI 3

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Sistem INTEGRASI KEGIATAN
manajemen DNG PMKP (PPI 10-10.5)
data

SDM :
- Komite PPI (PPI 2) SURVEILANCE
- Tim PPI (PPI 2) (PPI 6 EP 1-3)
- IPCN (PPI 1)
- IPCLN (PPI 4) KESEHATAN &
ICRA
KESELAMA
(PPI 6 EP 4 & TAN KERJA
PPI 7 EP 1-)
(PPI 5 EP2)
DIKLAT PPI : (PPI 11) PROGRAM
- Staf RS PPI
- Px & pengunjung
- Mhs praktik (PPI 5)
ISOLASI, APD,
STERILISASI &
HAND
LAUNDRY
HYGIENE
(PPI 7.1)
ANGGARAN (PPI 4): (PPI 8 & 9)
HYGIENE &
- APD SANITASI
- Desinfectan (PPI 7.2, 7.3
- Diklat, & 7.4)
- Periksa kuman luwi 4 feb 2016
Acuan Penyusunan Program :
Iptek terbaru, pedoman praktik yg akseptabel, peraturan &
perundangan, standar sanitasi & kebersihan

Identifikasi Rencana
Program PPI
masalah Perbaikan

ICRA

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


INFECTION
CONTROL RISK
ASSESSMEN
(ICRA)

RISK ASSESSMENT KELOLA RISIKO PROGRAM PPI

IDENTIFIKASI MENCEGAH
MASALAH PPI DI MASALAH TERJADI
RS &
MENYELESAIKAN
MASALAH
luwi-edit 18 mei 2014
Standar PPI 5.1

Seluruh area pasien, staf dan pengunjung rumah sakit


dimasukkan dalam program pencegahan dan pengendalian
infeksi. Lihat program di PPI 5 tujuan & sasaran program PPI

Elemen Penilaian PPI 5.1.

1. Semua area pelayanan pasien di rumah sakit dimasukkan


dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi

2. Semua area staf di rumah sakit dimasukkan dalam program


pencegahan dan pengendalian infeksi

3. Semua area pengunjung di rumah sakit dimasukkan dalam


program pencegahan luwi
dan pengendalian
PPI-progsus 9-11 Des 2014 infeksi
Susun program PPI lihat PPI 3, PPI 5

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


1. Pendahuluan

2. Latar belakang

3. Tujuan umum & khusus PPI 5.1

4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan

5. Cara melaksanakan kegiatan

6. Sasaran PPI 5.1

7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya

9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


1. Surveilance & investigasi outbreak
2. Penggunaan APD
3. Pelaksanaan hand hygiene
4. Hygiene dan sanitasi
5. Sterilisasi, termasuk single use Re-use
6. Laundry dan linen
7. Pengelolaan sampah infeksius
8. Pengelolaan sampah benda tajam & jarum
9. Kesehatan dan keselamatan staf
10. Ruang isolasi
11. Penyusunan ICRA

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 6.
Rumah sakit menggunakan pendekatan
berdasar risiko dalam menentukan fokus dari
program pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit adalah pencegahan,
pengendalian dan pengurangan infeksi terkait
pelayanan kesehatan.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


1. Rumah sakit telah menetapkan fokus Surveilance
program melalui pengumpulan data Penetapan fokus
yang ada di Maksud dan Tujuan a) surveilance a) sd f)
sampai f)
2. Data yang dikumpulkan a) sampai f) Pengumpulan data,
dievaluasi/dianalisis. analisis & interpretasi
data surveilance
3. Berdasarkan evaluasi/analisis data, Rencana tindak lanjut
maka diambil tindakan memfokus atau surveilance action
memfokus ulang program pencegahan plan
dan pengendalian infeksi.
4. Rumah sakit melakukan asesmen ICRA Infection
terhadap risiko paling sedikit setiap Control Risk
tahun dan hasil asesmen Assessment setahun
didokumentasikan luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014 sekali
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan tempat infeksi yang
relevan sebagai berikut :
a. Saluran pernafasan, seperti : prosedur dan peralatan terkait dengan
intubasi, dukungan ventilasi mekanis, tracheostomy dan lain sebagainya.
Data VAP, HAP
b. Saluran kencing, seperti : prosedur invasif dan peralatan terkait dengan
indwelling urinary kateter, sistem drainase urin dan lain sebagainya
Data ISK
c. Peralatan intravaskuler invasif, seperti insersi dan pelayanan kateter
vena sentral, saluran vena periferi dan lain sebagainya IADP, Sepsis
Klinis (IADP pd neonatus/bayi), Phlebitis
d. Lokasi operasi, seperti pelayanan dan tipe pembalut luka dan prosedur
aseptik terkait IDO/ILO
e. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologis, multi drug
resistant organism, virulensi infeksi yang tinggi.
f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging) infeksi di
masyarakat. luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Pengumpulan data kesehatan yang penting
secara terus menerus sistematis,
analisis dan interpretasi dan didesiminasikan
kepada pihak pihak yang berkepentingan
SURVEILANS secara berkala untuk digunakan
dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi suatu
tindakan pelayanan kesehatan

Salah satu program dari PPI


Aktifitas yang sangat penting dan luas
Dilakukan oleh IPCN yang berkompteten
Secara aktif dan terus menerus
,
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
SALURAN
PERNAFASAN

EMERGING/
SALURAN
RE-
KENCING
EMERGING

SURVEILANCE

MULTI PERALATAN
DRUG INTRAVAS
RESISTEN KULER
ORGANISM INVASIF

LOKASI
OPERASI

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Infeksi Luka
Operasi

Pola Infeksi Saluran


mikroorganisme Kemih

SURVEILENS
(Masalah yang ada)

Pola Pneumonia/VAP
Antimikroba
dan lain-lain
masalah yang ada
Infeksi Aliran
Darah Primer
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI TEGAKKAN KONTEKS

IDENTIFIKASI RISIKO

MONITOR DAN REVIEW


ANALISA RISIKO

ASESMEN RISIKO

EVALUASI RISIKO

KELOLA RISIKO PROGRAM

RISK REGISTER
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014 63
RISK ASESSMENT

TATA KELOLA RISIKO

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan Pimpinan
IDENTIIKASI RISIKO medis, pimpinan keperawatan dan Komite PMKP
Issue infeksi atau berdasarkan program PPI

Lakukan grading risiko beri skor pada probabilitas ,


dampak dan current system di RS
ANALISA RISIKO Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan
Pimpinan medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan
lainnya.

Lakukan skoring risiko yaitu probabilitas X dampak X


current sytem
EVALUASI RISIKO Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan
Pimpinan medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan
lainnya.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Probability
Expect it Likely Maybe Rare Never
5 4 3 2 1

Risk/ Impact (Health, Financial, Legal, Regulatory)


Loss of Temp loss of Prolonged Moderate Minimal
life/limb/ Function Length of Stay Clinical/ Clinical/
function Financial Financial
5 4 3 2 1

Current Systems

None Poor Fair Good Solid


5 4 3 2 1

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


SISTEM
PROBA RISIKO YANG CATAT
NO JENIS KELOMPOK RISIKO BILITAS (IMPAK) ADA SKOR AN
5 4 32 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
PENERAPAN PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN INFEKSI
I (PPI)
1Kegagalan melaksanakan tindakan pencegahan
2Kegagalan terlaksananya kegiatan kebersihan tangan
Kegagalan terlaksananya edukasi PPI terhadap pengunjung
3 RS

II PENERAPAN ISOLASI
1Tidak adanya penerapan standar isolasi

2Tidak terlaksananya pemakaian APD yang sesuai


Tidak terlaksananya kewaspadaan penularan secara
3 droplet
4Tidak terlaksananya kewaspadaan penularan secara kontak
5Tidak adanya ruangan isolasi bertekanan negatif

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


RISIKO SISTEM
N PROBA (IMPAK YANG CATAT
O JENIS KELOMPOK RISIKO BILITAS ) ADA SKOR AN
5 4 32 1 5 4 3 21 54 3 21

III KEBIJAKAN, SPO dan IK mengenai PPI

Tidak ada kebijakan dan Prosedur yang sedang


1 berlaku
Kegagalan menerapkan Kebijakan dan Prosedur
2 yang sedang berlaku

TANGGAP BENCANA dan RISIKO TERPAJAN PENYAKIT


IV MENULAR
Tidak adanya perencanaan mengenai tanggap
1 bencana
2Risiko terpajan TB
3Risiko terpajan HIV
4Terpajan H5N1/H1N1 luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
SISTE
PROB RISIKO M
N ABILIT (IMPA YANG CATA
O JENIS KELOMPOK RISIKO AS K) ADA SKOR TAN

VV KEJADIAN HAIs
1CLABSI (IAD)
2CA-UTI (ISK)
3VAP
4HAP
5SSI (IDO)

VVI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Tidak ada kebijakan mengenai penatalaksaan
1KLB
Ketidak mampuan menerapkan kebijakan
2terkait penatalaksanaan KLB

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


VII LINGKUNGAN
1Tidak adanya monitoring kebersihan lingkungan
Tidak adanya monitoring pemilahan dan pemakaian
2 disinfektan
serta tehnik disinfeksi
3Kegagalan mengidentifikasi risiko infeksi akibat kontruksi
4Kurangnya Pemantauan Hemodialisis
5Kurangnya Pemantauan Sterilisasi
6Kurangnya Pemantauan Loundry :
Kurangnya maintenance
Kurangnya kepatuhan petugas dalam penerimaan alat
Proses pengelolaan instrument
Proses pengepakan

Ketidakpatuhan penggunaan APD pada saat pengelolaan


instrumen dan distribusi
7Kurangnya Pemantauan Gizi :
Cara pencucian alat makan dan alat masak yang tidak
benar
Penggunaan APD
Penerimaan bahan Makanan yang tidak sesuai spesifikasi
Cara penyimpanan bahan makanan yang tidak tepat
Kegiatan pengolahan makanan yang kurang tepat
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
8Kurangnya Pemantauan Limbah
VII K3RS yang berhubungan dengan pajanan infeksi
I (bekerja sama dengan K3RS)
Tidak ada kebijakan yang mengatur K3RS yang
1 berhubungan dengan pajanan

infeksi
Tidak adanya program yang mengacu pada
2 kebijakan diatas
Kegagalan menerapkan program yang mengacu
3 pada kebijakan diatas
Risiko kejadian tertusuk jarum/benda tajam atau
4 terkena cairan tubuh infeksius

IX Kesehatan karyawan

1Kurangnya Staf Imunisasi

2Kurangnya Kepatuhan Tahunan Kebijakan Kesehatan

ISSU

X Pemberian obat Intra Vena 5


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Sering digunakan
Untuk memetakan risiko terhadap Probabilitas dan Dampak

Risk Matrix efektif :


Mudah digunakan dan dimengerti
Mempunyai deskripsi detail dan definitif
Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada
tingkat yang bisa ditolerir
Potensial
Risk/Masalah SCORE RANKING
Penanganan pasien 30 4
dengan VAP

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Susun action plan untuk pencegahan
risiko, berdasarkan ranking risiko
TATA KELOLA RISIKO

Lakukan monitoring, audit dan review


MONITORING,
AUDIT DAN
REVIEW

Risiko hasil dari risk assessment agar di


sampaikan/diinormasikan ke staf medis,
KOMUNIKASI DAN staf keperawatan dan manajemen
KONSULTASI

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


ACTION PLAN INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA)
No JENIS Potensi SKO PRI TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUA PROGRESS
KELOMPO al R ORIT UMUM KHUSUS SI /ANALISIS
K RISIKO Risk/Ma AS
salah
2 Aktivitas Penang 30 4 Menurun 1.Pasien yang 1.Membuat sebulan Bila perlu
pencegaha anan kan menggunakan pedoman/pros sekali merevisi
n tidak pasien tingkat ventilator edur prosedur
berjalan dengan morbidity tidak pencagahan
VAP dan mendapat VAP
mortality infeksi
pada tambahan :
pasien Ventilator
yang Associated
menggun Pneumoniae
akan
pernapas
an
mekanik
(ventilato
r)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


No JENIS SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASi PROGRESS
KELOMPOK UMUM KHUSUS /
RISIKO ANALISIS

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Tetapkan data PPI yang akan dimonitor
Buat profil indikator data surveilance
Lakukan pencatatan, analisis, dan
perbaikan
Buat ICRA (infection control risk
asssessment)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 7.
Rumah sakit mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan
risiko infeksi dan mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko
infeksi.

Elemen Penilian PPI 7.


1. Rumah sakit telah mengidentifikasi proses terkait dengan risiko
infeksi (lihat juga MPO.5, EP 1) mis : penggunaan cairan
infus/pemberian obat IV
2. Rumah sakit telah mengimplementasi strategi penurunan risiko
infeksi pada seluruh proses (lihat juga MPO.5, EP 1)
3. Rumah sakit mengidentifikasi risiko mana (lihat juga PPI. 7.1 sampai
dengan PPI.7.5) yang membutuhkan kebijakan dan atau prosedur,
edukasi staf, perubahan praktik dan kegiatan lainnya untuk
mendukung penurunan risiko
Infection control risk assessment (ICRA) pada EP 1, 2, 3
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Lampiran 1.b: Pendekatan Khusus untuk Pencegahan IADP
Jika angka surveilans IADP tinggi walaupun telah dilakukan langkah dasar PPI :
1. Mandikan pasien ICU yang telah dirawat >2 bulan dengan klorheksidin
tiap hari
2. Pakailah antiseptik atau antibiotika menyertai pemakaian kateter Sentral
pada pasien dewasa
3. Pakailah (bila ada) spon yang mengandung klorheksidin untuk dressing kateter
sentral pada pasien yang dirawat > 2 bulan
4. Pakailah antimicrobial locks / ulir diberi antimikroba pada pasien yang
dipasang kateter sentral dalam waktu lama

Referensi :
Penelitian VD Rosenthal, DG Maki dan INICC 2008:
Kecenderungan penurunan HAIs bila kumpulan langkah / bundle
diterapkan:
1992-1998 : 6.0 per 1000 hari pemakaian alat
1995-2003 : 4.9 per 1000 hari pemakaian alat
2007-2008 : 1.5 per 1000 hari pemakaian alat

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


PPI STANDAR RISK ASSESMENT TATA KELOLA RISIKO
BIJAK SPO EDU PERUB KEG.
STAF PRATIK LAIN
7.1 Sterilisasi alkes 1.Pembersihan tdk
adekuat
2. Decon tdk adekuat
Laundry & linen
7.1.1 Alkes kadaluwarsa
Single use re use
7.2 Sampah infectious &
cairan tubuh
Darah & komponen
darah
Kamar mayat & post
mortem
7.3 Benda tajam & jarum
7.4 Dapur & makanan
Pengontrolan mesin
7.5 Dampak renovasi,
demolisi, pembangunan LUWI-PPI 1 SEPT 2014
Standar PPI 7.1.
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan
peralatan dan sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen
yang benar.
Elemen Penilaian PPI 7.1.
1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilisasi sentral
sesuai dengan tipe peralatan Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di RS
2. Metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan diluar
pelayanan sterilisasi sentral harus sesuai dengan tipe peralatan Pedoman
Instalasi Pusat Sterilisasi di RS
3. Manajemen laundry dan linen yang tepat sesuai untuk meminimalisasi risiko
bagi staf dan pasien. Pedoman manajemen linen RS
4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa semua metode
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi sama di seluruh rumah sakit.
Pengawasan oleh IPCN/ICN & PIC CSSD

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


CSSD
UNIT STERILISASI

DI LUAR CSSD

SINGLE USE RE-USE

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
dirty linen side clean linen side

SE
TRI
loading unloading KA

DRYING

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Penanganan, transport dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh,
sekresi, ekskresi dengan prosedur yang benar untuk mencegah kulit,
mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen, sehingga mencegah
transfer mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan ( kategori IB )
Buang terlebih dahulu kotoran (misal: feses), ke toilet dan letakkan linen
dalam kantong linen.
Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien. Jangan memanipulasi linen
terkontaminasi untuk hindari kontaminasi terhadap udara, permukaan dan
orang.
Cuci dan keringkan linen sesuai SPO. Dengan air panas 70oC, minimal 25
menit. Bila dipakai suhu < 70oC pilih zat kimia yang sesuai.
Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi.
Kantong tidak perlu double.
Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Swa kelola

Outsorcing laundry

Sewa linen

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 7.1.1
Ada kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi proses pengelolaan
perbekalan yang kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan
ulang (reuse) dari alat sekali pakai (single-use) bila peraturan dan perundangan
mengijinkan.
Elemen Penilaian PPI. 7.1.1.
1. Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan
perundangan di tingkat nasional dan ada standar profesi yang
mengidentifikasi proses pengelolaan peralatan yang kadaluwarsa
2. Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, ada kebijakan
termasuk utk item a) sampai e) di Maksud dan Tujuan.
3. Kebijakan telah dilaksanakan/diimplementasikan
4. Kebijakan telah di monitor.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Kebijakan single use ke re-use harus konsisten dengan
peraturan dan perundangan nasional dan standar profesi
termasuk identifikasi terhadap:
a. peralatan dan bahan/material yang tidak pernah bisa di
reuse;
b. jumlah maksimum reuse khususnya untuk setiap peralatan
dan bahan/material yang di reuse;
c. tipe pemakaian dan keretakan, antara lain yang
mengindikasikan bahwa peralatan tidak bisa di reuse;
d. proses pembersihan untuk setiap peralatan yang dimulai
segera sesudah digunakan dan diikuti dengan protokol
yang jelas; dan
e. proses untuk pengumpulan, analisis, dan penggunaan dari
data pencegahan dan pengendalian infeksi yang terkait
dengan peralatan dan material yang direuse
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Susun kebijakan dan prosedur alat
kadaluwarsa
Susun kebijakan dan prosedur alat single
reuse
Hasil monitoring sterilisasi alat single use-
re use

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 7.2
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan
sampah yang tepat
Elemen Penilaian PPI 7.2.
1. Pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh dikelola untuk
meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan
Tujuan) Acuan Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes
lainnya
2. Penanganan dan pembuangan darah dan komponen darah
dikelola untuk meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1,
Maksud dan Tujuan) Acuan Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS &
yankes lainnya
3. Area kamar mayat dan post mortem untuk meminimalisasi risiko
penularan. Acuan Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes
lainnya luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
SWAKELOLA Ijin incenerator

SAMPAH
INFECTIOUS
BENDA TAJAM Ijin transporter
& JARUM
PIHAK KE-3/
OUTSOURCING
Ijin
incenerator/
pengelolaan B-
3
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Limbah RS adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan RS
dalam bentuk padat, cair dan gas.
Limbah padat RS adalah semua limbah RS yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan RS yang terdiri dari limbah medis padat dan
non medis.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan RS diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman
dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan RS yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal
dari kegiatan pembakaran di RS seperti insinerator, dapur,
perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitotoksis.
Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada
orang lain.
Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker
yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Pemindahan jenazah dari ruang isolasi
Sesuai dengan Kewaspadaan Standar, penggunaan APD harus
dilakukan untuk menghindari kontak langsung dengan cairan
tubuh.
Aspek budaya dan agama harus diperhatikan. Bila keluarga
pasien ingin melihat jenazah setelah dipindahkan dari ruang
isolasi, mereka dapat diizinkan untuk melihatnya, dan
Kewaspadaan Standar harus dilakukan APD sesuai
ketentuan dan prosedur untuk mengantongi dan membawa
jenazah sesuai ketentuan.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Perawatan jenazah
Staf kamar jenazah dan tim pemakaman harus melakukan
Kewaspadaan Standar, yaitu melakukan kebersihan tangan
yang benar dan menggunakan APD yang sesuai
(menggunakan gaun pelindung, sarung tangan, pelindung
wajah, bila ada risiko percikan dari cairan tubuh/sekret pasien
ke badan dan wajah staf)
Pembalseman dapat dilakukan menurut prosedur biasa,
sesuai dengan peraturan/undangundang setempat dan
dilakukan sesuai Kewaspadaan Standar.
Pemulasaraan jenazah secara higienis (misalnya,
membersihkan badan, merapikan rambut, memotong kuku,
dan mencukur) harus dilakukan dengan menerapkan
Kewaspadaan Standar
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Limbah padat:
o Infeksius( kantong kuning0)
o Non infeksius (kantong hitam)
o Daur ulang ( kantong putih)
o Limbah sitotoksik ( kantong
ungu)
Limbah cair
o Infeksius
o Non infeksius
Limbah benda tajam
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI 7.3.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan benda
tajam dan jarum
Elemen penilaian PPI 7.3.
1. Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus yang tidak
dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse.
2. Rumah sakit membuang benda tajam dan jarum secara aman atau
bekerja sama dengan sumber-sumber yang kompeten untuk menjamin
bahwa wadah benda tajam dibuang di tempat pembuangan khusus untuk
sampah berbahaya atau sebagaimana ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan.
3. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
Acuan Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes lainnya

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


SWAKELOLA Ijin incenerator

SAMPAH
INFECTIOUS
BENDA TAJAM Ijin transporter
& JARUM
PIHAK KE-3/
OUTSOURCING

Ijin incenerator

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI 7.4.
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang
terkait dengan kegiatan pelayanan makanan dan
pengendalian mekanik dan permesinan.

Elemen Penilaian PPI 7.4


1. Sanitasi dapur dan penyiapan makanan ditangani
dengan baik untuk meminimalisasi risiko infeksi
2. Pengontrolan engineering/Engineering control
Engineering control diterapkan untuk meminimalisasi
risiko infeksi di area yang tepat di rumah sakit

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Pengontrolan engineering/Engineering control, seperti
sistem ventilasi positif, tudung biologis (biological hoods),
di laboratorium, thermostat pada unit pendingin dan
pemanas air yang dipergunakan untuk sterilisasi peralatan
makan dan dapur, adalah contoh pentingnya peran standar
lingkungan dan pengendalian dalam berkontribusi untuk
sanitasi yang baik dan mengurangi risiko infeksi di rumah
sakit

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI 7.5.
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama
demolisi/pembongkaran, pembangunan dan renovasi.

Elemen Penilaian PPI 7.5.


1. Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai
dampak renovasi atau pembangunan (kontruksi) baru.
2. Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas
udara dan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
dinilai dan dikelola. ICRA =INFECTION CONTROL RISK
ASSESMEN

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Untuk meminimalisasi risiko infeksi RS (HAIs)
pada pasien yg mungkin bisa terjadi ketika
ada penyebaran jamur atau bakteri di udara
dengan debu atau aerosol atau air selama
kontruksi dan renovasi di RS
Mengontrol penyebaran debu dari komponen
bangunan selama renovasi di RS

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
TYPE KRITERIA

A Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive.


Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau
akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


TYPE KRITERIA

B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan


debu minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
Akses ke ruang terbuka.
Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi
debu dapat di kontrol

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


TYPE KRITERIA
C Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi atau
memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/
pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup dinding
pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon
langit-2 dan pekerjaan khusus.
Kontruksi dinding baru.
Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
Kegiatan kabel utama
Keg. apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


TYPE KRITERIA

D Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar.


Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
Memerlukan pembongkaran berat atau
pemindahan/penghapusan sistem perkabelan
lengkap.
Kontruksi baru..

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Low Risk Medium Risk High Risk Highest Risk
Office Cardiology CCU Any area caring for
areas Echocardiography Emergency Room immunocompromised
Endoscopy Labor & Delivery patients
Nuclear Medicine Laboratories Burn Unit
Physical Therapy (specimen) Cardiac Cath Lab
Radiology/MRI Medical Units Central Sterile Supply
Respiratory Newborn Nursery Intensive Care Units
Therapy Outpatient Negative pressure
Surgery isolation rooms
Pediatrics Oncology
Pharmacy Operating rooms
Post Anesthesia including C-section
Care Unit rooms
Surgical Units

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Patient Risk Group Construction Project Type

Type A Type B Type C Type D

Low Risk Group I II II III/IV

Medium Risk Group I II III IV

High Risk Group I II III/IV IV

Highest Risk Group II III/IV III/V IV

Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan kontruksi dan


tingkat risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur
pengendalian diperlukan
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

1. Laksanakan pekerjaan dengan 1. Bersihkan area kerja setelah


I
metode meminimalisasi menyelesaikan tugas.
timbulnya debu dari
pelaksanaan kegiatan
kontruksi.
2. Segera meletakan kembali
ketempat semula plafon atap
yg diganti untuk pemeriksaan
yg kelihatan . luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

II 1. Menyediakan sarana aktif utk 1. Lap permukaan kerja dengan


mencegah debu udara dari pembersih/desinfektan.
penyebaran ke atmosfer. 2. Wadah yg berisi limbah
2. Air kabut permukaan kerja utk kontruksi sebelum di
mengendalikan debu pada transportasi harus tertutup
waktu pemotongan.. rapat.
3. Seal pintu yang tidak terpakai 3. Pel basah dan/atau vakum
dengan lakban. dengan HEPA filter, vakum
4. Blokir dan tutup ventilasi sebelum meninggalkan area
udara. kerja.
5. Tempatkan tirai debu di pintu 4. Setelah selesai,
masuk dan keluar area kerja. mengembalikan sistem HVAC di
6. Hilangkan atau isolasi sistem mana pekerjaan dilakukan.
HVAC ("heating, ventilation,
dan air-conditioning) yang
sedang dilaksanakan.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
III 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier
dari sistem saluran maka dari area kerja sampai proyek
hilangkan/lepaskan atau selesai diperiksa oleh
isolasi sistem HVAC di area, Komite/Panitia PIRS.
dimana pekerjaan sedang Dibersihkan oleh bagin
dilakukan.. kebersihan RS..
2. Lengkapi semua barier penting 2. Hilangkan barier material
yaitu sheetrock, plywood, dengan hati-2 untuk
plastic untuk menutup area meminimalisasi penyebaran
dari area yg tdk untuk kerja dari kotoran dan puing-2 yg
atau menerapkan metode terkait dng kontruksi.
pengendalian kubus (gerobak
dng penutup plastik & koneksi
disegel ke tempat bekerja dng
HEPA vakum utk menyedot
debu sebelum keluar)
sebelum kontruksi dimulai.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
IV 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier
sistem saluran maka isolasi dari area kerja sampai proyek
sistem HVAC di area, dimana selesai diperiksa oleh
pekerjaan sedang dilakukan.. Komite/Panitia PPIRS.
2. Lengkapi semua barier Dibersihkan oleh bagin
penting yaitu sheetrock, kebersihan RS..
plywood, plastic untuk 2. Hilangkan barier material
menutup area dari area yg tdk dengan hati-2 untuk
untuk kerja atau menerapkan meminimalisasi penyebaran
metode pengendalian kubus dari kotoran dan puing-2 yg
(gerobak dng penutup plastik terkait dng kontruksi.
& koneksi disegel ke tempat
bekerja dng HEPA vakum utk
menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi
dimulai.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI.8
Rumah sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan
(barrier precaution) dan prosedur isolasi yang melindungi
pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit menular dan
melindungi dari infeksi pasien yang immunosuppressed,
sehingga rentan terhadap infeksi nosokomial.

Elemen Penilaian PPI.8


1. Pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular harus
di isolasi sesuai kebijakan rumah sakit dan pedoman yang
direkomendasikan.
2. Kebijakan dan prosedur mengatur pemisahan antara pasien
dengan penyakit menular, dari pasien lain yang berisiko tinggi,
yang rentan karena immunosuppressed
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
atau sebab lain dan staf.
3. Kebijakan dan prosedur mengatur bagaimana cara mengelola
pasien dengan infeksi airborne untuk jangka waktu pendek
ketika ruangan bertekanan negatif tidak tersedia
4. Rumah sakit mempunyai strategi untuk berurusan dengan
arus pasien dengan penyakit yang menular
5. Ruangan bertekanan negatif tersedia dan di monitor secara
rutin untuk pasien infeksius yang membutuhkan isolasi untuk
infeksi airborne; bila ruangan bertekanan negatif tidak segera
tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEPA yang diakui
bisa digunakan.
6. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
A. KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan yang terpenting, dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik
terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau kolonisasi.
Diciptakan untuk mencegah transmisi silang sebelum
diagnosis ditegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium
belum ada.
Strategi utama untuk PPI, menyatukan Universal Precautions
dan Body Substance Isolation Adalah kewaspadaan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi Rutin dan harus
diterapkan terhadap Semua Pasien di Semua Fasilitas
Kesehatan.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


1. Kebersihan tangan/Handhygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata
pelindung), face shield (pelindung wajah), gaun
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
7. Penempatan pasien
8. Hygiene respirasi/Etika batuk
9. Praktek menyuntik yang aman
10. Praktek untuk lumbal punksi

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


B. KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
Sebagai tambahan Kewaspadaan Standar, terutama
setelah terdiagnosis jenis infeksinya.
Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi :
1. Kontak.
2. Melalui droplet
3. Melalui udara (Airborne)
4. Melalui common vehicle (makanan, air, obat, alat,
peralatan)
5. Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Rekomendasi dikategorikan sebagai berikut
Kategori I A :
Sangat direkomendasikan untuk seluruh RS, telah
didukung penelitian dan studi epidemiologi.
Kategori I B :
Sangat direkomendasikan untuk seluruh RS dan telah
ditinjau efektif oleh para ahli di lapangan.
Dan berdasar kesepakatan HICPAC (Hospital Infection
Control Advisory Committee) sesuai dengan bukti
rasional walaupun mungkin belum dilaksanakan suatu
studi scientik.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Kategori II :
Dianjurkan untuk dilaksanakan di RS. Anjuran
didukung studi klinis dan epidemiologik, teori
rasional yang kuat, studi dilaksanakan di
beberapa rumah sakit.
Tidak direkomendasi :
Masalah yang belum ada penyelesaiannnya.
Belum ada bukti ilmiah yang memadai atau
belum ada kesepakatan mengenai efikasinya.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
Kontak Droplet Udara/airborne
Penempatan pasien Tempatkan di ruang Tempatkan pasien di Tempatkan pasien di ruang
terpisah yang mempunyai
rawat terpisah, bila ruang terpisah, bila 1. tekanan negatif
tidak mungkin tidak mungkin 2. pertukaran udara 6-12 X
kohorting, bila kohorting. Bila /jam Sebe- lum udara
ke2nya tidak ke2nya tidak mengalir ke ruang atau
tempat lain di RS.
mungkin maka mungkin, buat Usahakan pintu ruang
pertimbang kan pemisah dengan pasien tertutup. Bila ruang
epidemiologi jarak > 1 meter antar terpisah tidak
memungkinkan,
mikroba nya dan TT dan jarak dengan tempatkan pasien dng
populasi pasien. pengunjung. pasien lain yg mengidap
Bicarakan dengan Pertahankan pintu mikroba yg sama, jangan
petugas PPI ( kate terbuka, tidak perlu dicampur dng infeksi lain
(kohorting) dng
gori IB) Tempat kan penanganan khusus jarak >1 meter.
dng jarak >1 meter-3 thd udara dan Konsultasikan dng petugas
kaki antar TT ventilasi PPIRS sebelum menem
patkan pasien bila tidak
Jaga agar tidak ada ( kategori IB ada ruang
kontaminasi silang isolasi dan kohorting
ke lingkungan dan tidakmemungkinkan. (
pasien lain (kategori kategori IB )
IB) luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
Kontak Droplet Udara/airborne
Transport Batasi gerak, Batasi gerak dan Batasi gerakan dan
pasien transport pasien transportasi untuk transport pasien
hanya kalau perlu batasi droplet dari hanya kalau
saja. Bila diperlukan pasien dengan diperlukan saja.
pasien keluar mengenakan Bila perlu untuk
ruangan perlu masker pada pasien pemeriksaan
kewaspadaan agar (kategori IB) dan pasien dapat diberi
risiko minimal menerapkan hygiene masker bedah untuk
transmisi ke pasien respirasi dan etika cegah menyebarnya
lain atau lingkungan batuk droplet nuklei
( kategori IB) (kategori IB)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
Kontak Droplet Udara/airborne
APD petugas Sarung tangan dan Masker Perlindungan saluran
cuci tangan pakailah bila bekerja napas kenakan
memakai sarung dalam radius 1 m masker respirator
tangan bersih non terhadap pasien 95%) saat masuk
steril, lateks saat ( kategori I B ), saat ruang pasien atau
masuk ke ruang kontak erat. suspek TB paru.
pasien, ganti sarung masker seyogyanya Orang yang rentan
tangan setelah melindungi hidung seharusnya tidak
kontak dengan dan mulut, dipakai boleh masuk ruang
bahan infeksius saat memasuki pasien yang
(feses, cairan drain), ruang rawat pasien diketahui atau
lepaskan sarung dengan infeksi suspek campak,
tangan sebelum saluran napas. cacar air kecuali
keluar dari kamar petugas yang telah
pasien dan cuci imun
tangan dengan
antiseptic (kategori
IB)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
Kontak Droplet Udara/airborne
Gaun
pakai gaun bersih,
tidak steril saat
masuk ruang pasien
untuk melindungi
baju dari kontak
dengan pasien,
permukaan
lingkungan, barang
diruang pasien,
cairan diare pasien,
ileostomy,
colostomy,
luka terbuka.
Lepaskan gaun
sebelum keluar
ruangan.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
Kontak Droplet Udara/airborne
Jaga agar tidak ada Masker
kontaminasi silang bedah/prosedur
ke lingkungan dan (min)
pasien lain (kategori Sarung tangan
IB) Gaun

Apron Goggle
Bila gaun permeable, Bila melakukan
untuk mengurangi tindakan
penetrasi cairan, dengan
tidak dipakai sendiri kemungkinan timbul
aerosol

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
Kontak Droplet Udara/airborne
Peralatan untuk Bila memungkinkan Tidak perlu Transmisi pada TB
perawatan pasien peralatan nonkritikal penanganan sesuai pedoman TB
dipakai untuk 1 udara secara khusus CDC Guideline
pasien karena mikroba tidak for Preventing of
atau pasien dengan bergerak jarak jauh. Tuberculosis in
infeksi mikroba yang Healthcare Facilities
sama. Bersihkan dan
disinfeksi sebelum
dipakai untuk pasien
lain (kategori IB)

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
1. Ventilasi mekanis menggunakan kipas untuk mendorong aliran udara
melalui suatu gedung. Ventilasi mekanis dapat dipadukan dengan sistem
pengkondisian dan penyaringan udara sebagaimana yang sering dilakukan
pada sebagian gedung.
2. Ventilasi alami menggunakan cara alami untuk mendorong aliran udara
melalui suatu gedung. Cara alami adalah tekanan angin dan tekanan yang
dihasilkan oleh perbedaan kepadatan antara udara di dalam dan di luar
gedung, yang dinamakan efek cerobong.
3. Sistem ventilasi gabungan memadukan penggunaan ventilasi mekanis dan
alami dan memberikan peluang untuk memilih sistem ventilasi yang paling
sesuai berdasarkan kondisi sekitar . Sistem ventilasi ini umumnya digunakan
pada gedung komersial modern dan memerlukan keahlian bidang
rancangan dan konstruksi.

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI.9.
Sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya,
sabun dan desinfektan tersedia dan digunakan secara benar bila
diperlukan.
Elemen Penilaian PPI 9.
1. RS mengidentifikasi situasi dimana sarung tangan dan atau masker atau
pelindung mata dibutuhkan Kebijakan penggunaan APD
2. Sarung tangan dan atau masker atau pelindung mata digunakan secara
tepat dan benar
3. RS mengidentifikasi situasi mana diperlukan prosedur cuci tangan,
disinfeksi tangan atau disinfeksi permukaan.
4. Prosedur cuci tangan dan desinfeksi digunakan secara benar di seluruh
area tersebut
5. RS mengadopsi pedoman hand hygiene dari sumber yang berwenang
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Standar PPI.10
Proses pengendalian dan pencegahan infeksi diintegrasikan
dengan keseluruhan program rumah sakit dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
Elemen Penilaian PPI.10.
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diintegrasikan
ke dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit (lihat juga PMKP.1.1, EP)
2. Kepemimpinan dari program pencegahan dan pengendalian
infeksi termasuk dalam mekanisme pengawasan dari
program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Ada rapat koordinasi antara komite PMKP dan Komite PPI
untuk bahas data

luwi PPI-HIPPPI 180315


Standar PPI 10.1.

Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan


kecenderungan infeksi terkait pelayanan kesehatan

ICRA PPI 6 EP 4
1. Risiko infeksi terkait dengan
(IDENTIFIKASI RISIKO INFEKSI DI
pelayanan kesehatan ditelusuri RS)

ANALISA KEJADIAN INFEKSI


2. Angka infeksi terkait dengan
PPI 6 EP 2 DAN 6, PMKP 3.1,
pelayanan kesehatan ditelusuri PMKP 4, PMKP 7

PMKP 4.1 (analisa indikator


3. Kecenderungan infeksi terkait
mutu), PMKP 7 (analisa data
dengan pelayanan kesehatan KTD)

ditelusuri
luwi PPI-HIPPPI 180315
INDIKATOR AREA KLINIK PMKP 3.1

1.

2. INSIDEN KESELAMTAN
PASIEN
3.

4.

5.

6.

7. DATA SURVEILANCE
8.

9.

10. Data surveiilance /INDIKATOR


luwi PPI-HIPPPI 180315
DIBANDINGKAN
Didlm RS/tren Metode statistik
Dng rs lain
Dng standar
Dng praktik terbaik

Data IRS/IAK
Analisis data Pelaporan
no10

Validasi data
Untuk IAK baru/ada
perubahan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


PMKP
SENTINEL RCA 6, 7, 8

MERAH &
KTD KUNING

RISK
GRADING BIRU &
KNC HIJAU
INVESTIGASI
OVERVIEW PMKP
SEDERHANA 163
TK RIKS Deskripsi Dampak

1 Tdk significant Tidak ada cedera

2 Minor Cedera ringan , mis luka lecet


Dapat diatasi dng P3K

3 Moderat Cedera sedang, mis : luka robek


Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk
berhubungan dng penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
penyakit

PMKP luwi edit 21 Juni 2015 164


TINGKAT DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

2 Jarang/unlikey (> 2 5 tahun/kali)

3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)

4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/


bulan)

SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY

PMKP luwi edit 21 Juni 2015 165


Probabilitas Tak Significant MINOR Moderat Mayor Katatrospik
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali/tahun)
4

Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(1 - < 2 tahun/kali)
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(> 2 - < 5 th/kali)
2
Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( > 5 thn/Kali)
1
PMKP luwi edit 21 Juni 2015 166
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT TINGGI) hari, membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
(TINGGI) hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan top manajemen

MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana


(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan
klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap
bahaya & kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi
(RENDAH) sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dng prosedur rutin

PMKP luwi edit 21 Juni 2015 167


Di RS X pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal,
kejadian seperti ini pernah terjadi kurang dari 2 tahun
yang lalu

Nilai dampak : 5 (katastropik), karena pasien


meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah
terjadi kurang 2 tahun yang lalu
Skoring risiko : 5 X 3 = 15
Warna Bands : Merah (ekstrim)

PMKP luwi edit 21 Juni 2015 168


Standar PPI 10.1.
Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan
kecenderungan infeksi terkait pelayanan kesehatan

Elemen Penilaian PPI 10.1.


1. Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
ditelusuri ICRA, grading risiko
2. Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
ditelusuri data surveilance
3. Kecenderungan infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan ditelusuri analisa trend
Analisa data PPI Lihat PPI 6 dan PMKP 3.1, PMKP 4

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 10.2.
Peningkatan mutu termasuk penggunaan
indikator/pengukuran yang berhubungan dengan masalah
infeksi yang secara epidemiologis penting bagi rumah sakit.

Elemen Penilaian PPI 10.2.


1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diukur.
2. Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara
epidemiologis
Lihat profil/kamus indikator dan hasil analisis

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 10.3.
Rumah sakit menggunakan informasi risiko, angka dan
kecenderungan untuk menyusun atau memodifikasi proses
untuk menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
ke level yang serendah mungkin.

Elemen Penilaian PPI 10.3.


1. Proses di tata ulang berdasarkan risiko, angka dan
kecenderungan data dan informasi
2. Proses di tata ulang untuk menurunkan risiko infeksi ke level
serendah mungkin
Lihat analisa data dan rencana tindak lanjut PPI 6, PMKP
3.1, PMKP 4

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 10.4.
Rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah
sakit, dengan rumah sakit lain melalui perbandingan data
dasar/ databases.

Elemen Penilaian PPI 10.4.


1. Angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan angka-angka di rumah sakit lain melalui komparasi
data dasar (lihat juga PMKP.4.2, EP 2 dan MKI.20.2, EP 3)
2. Rumah sakit membandingkan angka yang ada dengan
praktik terbaik dan bukti ilmiah

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 10.5.
Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit, secara berkala disampaikan kepada pimpinan
dan staf

Elemen Penilaian PPI 10.5.


1. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis
2. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf perawat
3. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada manajemen

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 10.6
Rumah sakit melaporkan informasi tentang infeksi ke pihak
luar, Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan

Elemen Penilaian PPI 10.6.


1. Hasil program pencegahan dan pengendalian infeksi
dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan atau Dinas
Kesehatan sesuai ketentuan (lihat juga MKI.20.1, EP 1)
2. Rumah sakit melakukan tindak lanjut yang benar terhadap
laporan dari Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


Standar PPI 11.
Rumah sakit memberikan pendidikan tentang praktik pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada staf, dokter, pasien dan keluarga serta
pemberi layanan lainnya ketika ada indikasi keterlibatan mereka dalam
pelayanan.

Elemen Penilaian PPI.11


1. Rumah sakit mengembangkan program pencegahan dan pengendalian
infeksi yang mengikut sertakan seluruh staf dan profesional lain, pasien
dan keluarga.
2. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada seluruh staf dan profesional lain.
3. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada pasien dan keluarga BROSUR-2.
4. Semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan, prosedur, dan praktek-
praktek program pencegahan dan pengendalian (lihat juga KPS.7 dan
TKP.5.4)
5. Edukasi staf secara periodik diberikan sebagai respon terhadap
kecenderungan yang signifikan dalam data infeksi.
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Orienta
si pega
wai

Pasien Staf PPI

DIKLAT
PPI
Edukasi
bila Staf
ada Profesi
infeksi
Staf
Ruang
Isolasi
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014
Bentuk Komite PPI, Tim PPI dan tetapkan IPCN dan IPCLN
Susun Pedoman, kebijakan dan SPO untuk PPI acuan buku dari
Kemenkes, WHO dan CDC
Buat Program PPI
Lakukan ICRA
Lakukan Surveilance
Lakukan audit/monitoring
Lakukan diklat PPI pegawai dan pasien
Buat Laporan kegiatan

luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014


luwi PPI-progsus 9-11 Des 2014

Anda mungkin juga menyukai