Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penyusun dapat
menyelesaikan makalah Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network)
dan MSAN (Multi Service Access Node) ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teknologi GPON
(Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node).
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penyusun harapkan. Untuk itu,
penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Kesimpulan .............................................................................. 16
1
2
1.3.2 Manfaat
Ada beberapa manfaat dari hasil penyusunan ini, antara lain
adalah :
a. Dapat mengetahui pe ngertia n teknologi GPON dan
MSAN.
b. Memberi hasil dari keunggulan teknologi GPON dan
MSAN.
c. Mengetahui hasil perbandingan dari teknologi GPON dan
MSAN
4
5
Optical Distribution Cabinet (ODN)
Optical Distribution Pack (ODP)
Optical Network Termination/Unit (ONT).
Gambar Konfigurasi GPON
6
Splitter
Merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya
optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output
serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak
memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak
dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap
pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter,
sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata.
Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber
coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi
beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi
dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi
untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal
optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih
hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1
BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat
dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat
menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON
Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem,
seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel Redaman Passive Splitter
Rasio Redaman
1:2 2,8 4,0 dB
1:4 5,8 7,5 dB
1:8 8,8 11,0 dB
1:16 10,7 14,4 dB
1:32 14,6 18,0 dB
1.1.3.4 Optical Distribution Pack
Instalasi atau terminasi yang bagus dari fiber adalah
persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada
kabel fiber optik, pada implementasi dari suatu jaringan,
beberapa jenis DP yang diperkenalkan.
8
Fiber to the X ( FTTx)
Atribut Utama dari Multi Service Access Node (MSAN)
Perpaduan fleksibel dari layanan broadband dan narrowband dapat
diintegrasikan dari sebuah single platform seperti :
1) Layanan
Voice : POTS, VoIP, ISDN
Data / broadband : TDM leased line (Leased line: 2 Mbit/s, nx64
Kbit/s, subrate), DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL)
2) Transmisi
Transmisi yang dapat digunakan oleh Multi Service Access Node
(MSAN) meliputi :
SDH (STM- 1 s/d STM 6)
Ethernet (FE dan GE)
3) Topologi
MSAN dapat mensupport topologi yang berbeda-beda untuk
konfigurasi jaringan yang berbeda-beda yaitu :
Star
Tree
Ring
MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik
FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC
(Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) juga tersedia
perangkat transmisi optik SDH atau PDH.
4) Fleksibel akses service
MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal
penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan
DSL service menggunakan combo card serta optik untuk service
Ethernet (FTTx).
b. Teknologi IP DSLAM
merupakan teknologi broadband akses yang sangat well proven dalam
memberikan layanan broadband. Kapabilitas backplane platform yang
sangat besar menyebabkan sistem ini menjadi salah satu pilihan
teknologi akses di era NGN. Namun kendala dalam penyediaan layanan
voice paket secara terintegrasi menyebabkan sistem ini tidak full
multiservice. Untuk layanan suara, secara alami IP DSLAM masih
menggunakan koneksi fisik split dari layanan broadband ke TDM
switch. Berakhirnya era legacy sistem menyebabkan kemungkinan
hilangnya TDM switch dan berakibat pada perlunya solusi layanan
paket suara pada sistem ini. Solusi yang bias ditawarkan adalah
menambahkan perangkat IAD diujung CPE untuk layanan voice paket.
Solusi ini tidak menjadi efisien mengingat IAD juga sebagai perangkat
aktif yang harus diatur secara end-to-end. Teknologi MSAN yang
berbasis IP DSLAM dilakukan dengan menempatkan fungsi akses
gateway di IP DSLAM sebagai mediasi ke softswitch selain fungsi
broadband akses multiplexer ke layanan data. Solusi ini secara ekstrim
meniadakan koneksi ke sistem legacy sehingga dapat dilihat sebagai
solusi revolusi akses di era NGN.
CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN (Multi Service Access
Node). Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi, dalam
protokol MPLS, dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis
IP. Dari MSAN, trafik dilarikan ke Metro Node, yang merupakan NGN
media gateway berkapasitas besar. Metro Node saling dihubungkan
dengan IP core network.
Kesimpulan
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke
pelanggan menggunakan kabel optik. MSAN (Multi Services Access Network)
merupakan perangkat access network yang melayani multi services.
Keunggulan GPON
a) Mendukung aplikasi triple play pada layanan FTTx.
b) Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.
c) GPON mengurangi penggunaan banyak kabel.
d) Alokasi bandwidth dapat diatur.
e) Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif.
f) Transparan terhadap laju bit dan format data.
g) Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih
efisien. Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN):
1) Kemampuan multi service
2) Kecepatan penggelaran
3) Modularitas perangkat FTTx
4) Penggunaan interface standar
5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan
6) Manajemen jaringan yang terintegrasi
7) Kesiapan berevolusi ke NGN
16
DAFTAR PUSTAKA
17