Anda di halaman 1dari 21

TUGAS II : KAPITA SELEKTA

Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network)


dan MSAN (Multi Service Access Node)

Disusun Oleh :

NAMA : Septa Setiadi


NIM : 13224006
DOSEN : H. Heru Abrianto Ir. MT

Institut Sains dan Teknologi Nasional


Jakarta
2017
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penyusun dapat
menyelesaikan makalah Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network)
dan MSAN (Multi Service Access Node) ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teknologi GPON
(Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node).
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penyusun harapkan. Untuk itu,
penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya.

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup .................................................................. 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................... 2

1.4 Sistematika Penulisan ........................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4

1.1 Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) ...... 4

1.2 Teknologi MSAN (Multi Service Access Node) ............... 9

1.3 Perbandingan GPON dan MSAN ...................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................... 16

Kesimpulan .............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat.
Bisa dibayangkan bahwa beberapa tahun yang lalu untuk dapat bisa
menikmati internet para pengguna harus menyolok kabel ke komputer
yang mana kabel tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini
dikenal dengan Dial-Up Internet yang terkenal dengan mahal dan lamanya
kecepatan berseluncur dalam internet. Hari ini jika pengguna ingin
menikmati layanan internet cukup hanya dengan menghidupkan jaringan
perangkat wireless dan pengguna sudah dapat terhubung dengan internet
dimanapun dan kapanpun selama masih dalam jangkauan. Hal ini disebut
dengan teknologi Wi-Fi yang memungkinkan pengguna dapat
mengakses internet dimanapun dan kapanpun.
Tidak itu saja perkembangan dalam dunia teknologi informasi.
Pada awal adanya jaringan internet, kecepatan yang disuguhkan oleh ISP
(Internet service provider) sangatlah lamban. Tetapi pada saat ini
kecepatan internet bias mencapai kecepatan hingga 1 Gbps. Yang
memungkinkan setiap pengguna internet rumah dapat menggunakan
kecepatan internet 384 Kbps. Bahkan menurut data yang diambil
menurut Yahoo pada tahun 2012 menemukan bahwa kecepatan internet di
Indonesia pada saat ini berada dalam posisi terbawah atau dengan kata lain
kecepatan internet di Indonesia sangat lamban. Data ini didapat dari
melakukan tes kecepatan internet pada 50 negara.
Dalam perkembangannya teknologi informasi juga
mengembangkan topologi. Yang mana perkembangan topologi ini sendiri
bertujuan untuk mendukung perangkat lunak yang berkembang. Sebagai
contoh dalam topologi jaringan internet LAN (Local Area Network)
memiliki 5 (lima) topologi yaitu star, bus, hierarki dan loop. Pada saat ini
untuk topologi jaringan ditambah lagi dengan nama hybrid topologi ini
menggabungkan topologi star dengan topologi bus.

1
2

Dengan adanya perkembangan topologi dalam jaringan internet,


sistem jaringan pun ikut berkembang. Contohnya dahulu pengguna hanya
dapat menikmati jaringan internet saja, ini yang biasa disebut dengan
Metro-Ethernet sekarang pengguna sudah dapat menikmati jaringan
internet yang ditambah dengan telepon dan IPTV. Yang kesemua hal
tersebut dapat dinikmati oleh pengguna hanya dengan sekali bayar dan
dengan menggunakan satu bilah kabel saja. Hal ini disebut dengan Multi
Access Service. Untuk dapat mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu
sistem baru yang dapat menyokong teknologi ini. Ada beberapa sistem
yang dapat mendukung teknologi ini antara lain adalah GPON (Gigabit
Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node).
Karena hal tersebut penyusun mencoba membahas dan
membandingkan kedua jenis sistem yang ada, yaitu GPON dan MSAN
dalam penyusunan makalah ini.

1.2 Ruang Lingkup


Dalam makalah ini penyusun mencoba mengangkat tema teknologi
GPON (Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service
Access Node). Mulai dari pengertian, keunggulan, dan perbandingan dari
kedua jenis jaringan tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Pada sub bab ini akan menguraikan tentang tujuan dan manfaat
yang didapatkan dari hasil penyusunan makalah ini.
1.3.1 Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan
ini, antara lain adalah :
a. Mengetahui pe ngertia n teknologi GPON dan MSAN.
b. Mengetahui keunggulan dari teknologi GPON dan MSAN.
c. Mengetahui perbandingan dari teknologi GPON dan
MSAN.
3

1.3.2 Manfaat
Ada beberapa manfaat dari hasil penyusunan ini, antara lain
adalah :
a. Dapat mengetahui pe ngertia n teknologi GPON dan
MSAN.
b. Memberi hasil dari keunggulan teknologi GPON dan
MSAN.
c. Mengetahui hasil perbandingan dari teknologi GPON dan
MSAN

1.4 Sistematika Penyusunan


Pada makalah ini dibagi menjadi tiga (3) bab. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah penyusunan makalah ini. Secara garis besar isinya
adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang penyusunan
penyusunan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, serta
sistematika penyusunan.
BAB 2 PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi pembahasan yang mendasari penyusunan
makalah ini sendiri. Mulai dari pengertian, keunggulan, hingga
hasil perbandingan teknologi GPON dan MSAN.
BAB 3 PENUTUP
Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan tentang apa yang
sudah disusun dan ditulis.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network)

1.1.1 GPON secara umum


GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan
informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja
dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT,
maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk
memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU,
untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang
diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to
multipoint, yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi
jaringannya. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time
Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3.
1.1.2 Keunggulan GPON
Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON
adalah :
a) Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada
layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik.

4
5

b) Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.


c) GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada
kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point.
Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple
port).
d) Alokasi bandwidth dapat diatur.
e) Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen
pasif.
f) Transparan terhadap laju bit dan format data.
GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi
dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan
format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang
berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s
untuk downstream.
g) Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih efisien.
Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih
sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik
konvensional. 1.1.3 Komponen GPON
Konfigurasi network GPON intinya dapat dibagi menjadi 5 bagian:

Network Management System (NMS)

Optical Line Terminal (OLT)


Optical Distribution Cabinet (ODN)


Optical Distribution Pack (ODP)


Optical Network Termination/Unit (ONT).
Gambar Konfigurasi GPON
6

1.1.3.1 Network Management System (NMS)


NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk
mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS
ini bersamaan di dekat OLT namun beda ruangan. Konfigurasi
yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain
itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS, VOIP,
dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan
bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun comment line.
NMS memiliki jalur langsung ke OLT, sehingga NMS dapat
memonitoring ONT dari jarak jauh.
1.1.3.2 Optical Line Terminal (OLT)
OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan
penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan
telepon. Bagian ini akan membuat link ke system operasi
penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
1.1.3.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel
ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik
antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC
ini adalah terletak di rumah kabel . ODC menyediakan sarana
transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya.
Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif.
ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT
dan ONT. Perangkat Interior pada ODC terdiri dari :
Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel
serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat.
Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil
sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat
pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain).
Konektor yang digunakan pada Optical Access Network
dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.
7

Splitter
Merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya
optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output
serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak
memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak
dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap
pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter,
sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata.
Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber
coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi
beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi
dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi
untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal
optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih
hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1
BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat
dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat
menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON
Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem,
seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel Redaman Passive Splitter
Rasio Redaman
1:2 2,8 4,0 dB
1:4 5,8 7,5 dB
1:8 8,8 11,0 dB
1:16 10,7 14,4 dB
1:32 14,6 18,0 dB
1.1.3.4 Optical Distribution Pack
Instalasi atau terminasi yang bagus dari fiber adalah
persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada
kabel fiber optik, pada implementasi dari suatu jaringan,
beberapa jenis DP yang diperkenalkan.
8

Syarat utama DP adalah:


1) DP dapat di ubah tanpa mengganggu kabel yang sudah
terpasang dengan cara melebihkan kabel fiber optik
beberapa meter.
2) Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter.
3) DP harus memiliki akses dari sisi depan.
4) Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk
melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar
dari ujung fiber.
5) DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu
kabel fiber optik.
1.1.3.5 Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)
ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan
pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN
diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk
service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di
sisi pelanggan.
9

1.2 Teknologi MSAN (Multi Services Access Network)

MSAN (Multi Services Access Network ) merupakan perangkat access


network yang melayani multi services, seperti ADSL, SHDSL, E1, POTS,
Ethernet. Topologi MSAN sendiri merupakan biasanya stacking (bertingkat)
atau master slave architecture yang berarti node slave digunakan sebagai
perpanjangan tangan dari master. Jika node master tidak cukup maka akan
digunakan slave untuk menambah kapasitas master. Chassis dan module
biasanya sama antara master dan slave. Untuk melakukan stacking, uplink
card yang diutilisasi sebagai module stack. Services yang ditawarkan
MSAN bersifat modular dan menempel pada chassis MSAN. Misal satu
card ADSL (atau IP-ADSL) memiliki 48 port sehingga ada 48 pelanggan
ADSL yang bisa berlangganan dengan kecepatan sampai 24 Mbps
downstream dan upstream 3.5 Mbps. Dari tipe keluarga FTTx, MSAN
sendiri lebih tepat dinamakan FTTC (Fiber to the Curb) karena services
akan didistribusikan ke pelanggan dari node cabinet yang berada di pinggir
jalan ke residential user via copper. Jadi Fiber diterminasi di node MSAN.
MSAN merupakan gabungan dari beberapa teknologi :

Telepon TDM, yang didalamnya terdapat ISDN, STM1 , Ethernet over
E1

Next Gen DLC

Passive Optical Network (PON)
10


Fiber to the X ( FTTx)
Atribut Utama dari Multi Service Access Node (MSAN)
Perpaduan fleksibel dari layanan broadband dan narrowband dapat
diintegrasikan dari sebuah single platform seperti :
1) Layanan
Voice : POTS, VoIP, ISDN
Data / broadband : TDM leased line (Leased line: 2 Mbit/s, nx64
Kbit/s, subrate), DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL)
2) Transmisi
Transmisi yang dapat digunakan oleh Multi Service Access Node
(MSAN) meliputi :
SDH (STM- 1 s/d STM 6)
Ethernet (FE dan GE)
3) Topologi
MSAN dapat mensupport topologi yang berbeda-beda untuk
konfigurasi jaringan yang berbeda-beda yaitu :
Star
Tree
Ring
MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik
FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC
(Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) juga tersedia
perangkat transmisi optik SDH atau PDH.
4) Fleksibel akses service
MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal
penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan
DSL service menggunakan combo card serta optik untuk service
Ethernet (FTTx).

Fungsi dan Kedudukan Multi Service Access Node (MSAN) Dala m


Next Generation Network (NGN)
11

Pengembangan infrastruktur akses broadband yang dapat mendukung


Next Generation Network dan transisi dari PSTN, dibutuhkan suatu konsep
jaringan akses multiservice yang dapat mengakomodasi perubahan layer
service node secara fleksibel dan ekonomis. Tanpa konsep ini, setiap transisi
service node (misalnya dari jaringan TDM menuju jaringan paket) akan
memunculkan jenis akses node baru. Tidak heran di lapangan dijumpai
perangkat akses node yang diperuntukkan hanya bagi layanan POTS, akses
gateway untuk layanan voice paket, akses node untuk layanan akses
broadband (DSLAM) yang tidak jarang diimplementasikan secara kolektif.
Akibatnya tidak sedikit kendala dan masalah yang terjadi dalam kegiatan
operasi dan pemeliharaan perangkat tersebut termasuk penyediaaan SDM
yang berkompeten. Konsep Multi Service Access Node (MSAN) merupakan
suatu konsep jaringan akses yang terintegrasi yang dapat menyediakan
varian layanan data, suara dan video dalam satu platform perangkat. Solusi
yang diberikan Multi Service Access Node akan menjadi solusi yang efisien
pada era Next Generation Network. Solusi teknologi MSAN pada dasarnya
dapat dibedakan ke dalam dua urutan besar roadmap yang berasal dari dua
teknologi multiservice akses yang berkembang pada saat yang bersamaan
yaitu :
a. MSAN dengan roadmap dari teknologi MSOAN/NG- DLC
Teknologi MSOAN/NG-DLC merupakan teknologi OAN generasi II
yang memungkinkan layanan teleponi berbasis TDM dan data paket
menggunakan xDSL dilewatkan pada satu platform perangkat. Dalam
perkembangannya solusi MSOAN/ NG- DLC terkendala pada
penyediaan layanan denagn volume besar dikarenakan keterbatasan
pada sisi kapasitas backplane platform yang digunakan yang masih
berbasis bus TDM. Roadmap teknologi MSAN berbasis teknologi
MSOAN/NG-DLC masih menyisakan kemampuan berintegrasi dengan
platform eksisting yaitu TDM switch dan kemampuan integrasi layanan
dengan platform NGN sebagai akses gateway dan broadband sistem
untuk layanan internet sebagai DSLAM. Teknologi MSAN dengan
roadmap dari teknologi IP DSLAM
12

b. Teknologi IP DSLAM
merupakan teknologi broadband akses yang sangat well proven dalam
memberikan layanan broadband. Kapabilitas backplane platform yang
sangat besar menyebabkan sistem ini menjadi salah satu pilihan
teknologi akses di era NGN. Namun kendala dalam penyediaan layanan
voice paket secara terintegrasi menyebabkan sistem ini tidak full
multiservice. Untuk layanan suara, secara alami IP DSLAM masih
menggunakan koneksi fisik split dari layanan broadband ke TDM
switch. Berakhirnya era legacy sistem menyebabkan kemungkinan
hilangnya TDM switch dan berakibat pada perlunya solusi layanan
paket suara pada sistem ini. Solusi yang bias ditawarkan adalah
menambahkan perangkat IAD diujung CPE untuk layanan voice paket.
Solusi ini tidak menjadi efisien mengingat IAD juga sebagai perangkat
aktif yang harus diatur secara end-to-end. Teknologi MSAN yang
berbasis IP DSLAM dilakukan dengan menempatkan fungsi akses
gateway di IP DSLAM sebagai mediasi ke softswitch selain fungsi
broadband akses multiplexer ke layanan data. Solusi ini secara ekstrim
meniadakan koneksi ke sistem legacy sehingga dapat dilihat sebagai
solusi revolusi akses di era NGN.
CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN (Multi Service Access
Node). Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi, dalam
protokol MPLS, dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis
IP. Dari MSAN, trafik dilarikan ke Metro Node, yang merupakan NGN
media gateway berkapasitas besar. Metro Node saling dihubungkan
dengan IP core network.

Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN)


Multi Service Access Node (MSAN) dapat memberikan keuntungan dan
nilai tambah non-teknis sebagai berikut :
1) Kemampuan multi service
MSAN menyediakan layanan narrowband untuk data dan suara
(menggunakan POTS, ISDN PRA/BRA,digital leased line) dan layanan
13

broadband untuk kemampuan internet, data dan multimedia (melalui


ADSL atau G.SHDSL) yang memungkinkan kemampuan download file
dan penjelajahan internet yang lebih cepat bagi end- users. Dengan
fleksibilitas kemampuan multiservice ini pada gilirannya akan mampu
menyediakan operator telekomunikasi suatu kapasitas penghasilan yang
lebih besar.
2) Kecepatan penggelaran
Kabinet outdoor yang dikirimkan dalam bentuk complete-built yang
telah mengalami proses pengujian di pabrik. Hal ini berarti bahwa node
telah langsung siap untuk dioperasikan begitu dihubungkan dengan
catuan listrik serta tersambung ke jaringan transport dan koneksi ke end-
user telah dibuat. Dari NMS atau melalui suatu terminal lokal,
provisioning sistem dapat dilakukan sehingga memungkinkan MSAN
untuk dapat langsung operasional dalam waktu yang cukup pendek yang
secara signifikan berarti memangkas waktu yang diperlukan untuk
mengatur pendapatan.
3) Modularitas perangkat FTTx
Node akses MSAN telah didesain untuk dapat mengcover pelanggan
sampai dengan 2000 end- user. Modularitas ini menyiratkan bahwa
lokasi penempatan node sebaiknya diletakkan di dalam gedung atau
ditanam (curb). Selain itu, dalam hal aplikasi greenfield yang
membutuhkan pekerjaan sipil, MSAN dimungkinkan digelar denagn
memakai infrastruktur serat optik sehingga memungkinkan penggunaan
kabel tembaga yang lebih pendek karena jaraknya menjadi lebih dekat
ke pelanggan (pada umumnya < 1 km). Hal ini akan mengurangi biaya
penggelaran jaringan last-mile dan memungkinkan operator untuk
menawarkan layanan xDSL dengan jangkauan yang lebih luas serta
memberikan berbagai kemungkinan layanan level agreement yang lebih
besar.
4) Penggunaan interface standar
MSAN dirancang untuk solusi multi vendor. Penggunaan interface
standar diintegrasikan di layer transport, layer signalling dan level
14

manajemen jaringan. Hal ini memungkinkan MSAN untuk secara penuh


interoperable dengan peralatan vendor lain, sehingga dengan begitu
memungkinkan operator untuk memilih solusi jaringan sesuai dengan
pemeliharaan yang baik secara layer demi layer. Skenario pemilihan
kompetitif seperti itu memberikan kesempatan kepada para operator
untuk dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif sesuai dengan
harga pabrikan perangkat sesuai dengan merknya sehingga akan dapat
mengoptimalkan biaya investasi.
5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan
MSAN memastikan bahwa pilihan terbaik dari sisi ekonomis/teknis
selalu ada sehingga akan meminimalisasi biaya investasi untuk
mendapatkan suatu keuntungan/pengembaliaan modal yang maksimum.
MSAN mendukung beberapa hal sebagi berikut :
o Cakupan topologi yang luas (ring, star, tree)
o Teknologi yang berbeda (PDH dan SDH) dengan penggunaan
tembaga atau serat optik dalam berbagai kombinasi (misalnya
dengan FTTx dan xDSL)
o Rekonfigurasi dari jaringan PDH eksisting menjadi suatu jaringan
SDH yang baru. Melayani area demografios dengan kapasitas per
node nya berkisar antara 30 sampai dengan 2000 line ekivalen dan
dapat diimplementasikan di lokasi indooor atau outdoor.
6) Manajemen jaringan yang terintegrasi
Transport, layanan narrowband dan layanan broadband diatur di dalam
suatu common sistem. Pemakaian GUI yang mudah untuk dioperasikan
dapat menampilkan seluruh data operasional seperti : performansi,
konfigurasi layanan, alarm, security dan lainnya. Dengan suatu monitor
tunggal seluruh alarm dielemen jaringan dapat ditampilkan sehingga
akan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatur dan
memonitor layer jaringan.
7) Kesiapan berevolusi ke NGN
MSAN dirancang untuk siap menuju NGN. Sistemnya disiapkan untuk
dapat bertransformasi secara smooth dari suatu platform access
15

multiservice yang mendukung layanan TDM eksisting menuju ke suatu


solusi NGN yang berbasis IP/ATM. Melalui suatu pensinyalan modul
VoIP gateway yang sederhana node MSAN dapat diubah menjadi access
gateway NGN sehingga dapat mendukung layanan VoIP dengan
investasi yang minim sambil tetap mengakomodasi pelangan yang masih
menggunakan backbone TDM yang lama dan juga pelanggan yang ingin
menggunakan backbone NGN yang baru.

1.3 Perbandingan GPON dan MSAN


Berikut adalah summary untuk perbandingan GPON dan MSAN
dalam bentuk tabel :
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke
pelanggan menggunakan kabel optik. MSAN (Multi Services Access Network)
merupakan perangkat access network yang melayani multi services.
Keunggulan GPON
a) Mendukung aplikasi triple play pada layanan FTTx.
b) Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.
c) GPON mengurangi penggunaan banyak kabel.
d) Alokasi bandwidth dapat diatur.
e) Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif.
f) Transparan terhadap laju bit dan format data.
g) Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih
efisien. Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN):
1) Kemampuan multi service
2) Kecepatan penggelaran
3) Modularitas perangkat FTTx
4) Penggunaan interface standar
5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan
6) Manajemen jaringan yang terintegrasi
7) Kesiapan berevolusi ke NGN

16
DAFTAR PUSTAKA

http://benimsan.blogspot.com/ diakses pada tanggal 18 Mei pukul


19.10 WIB
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=11
38:gpon- gigabit-passive-optical- network&catid=10:jaringan&Itemid=14
diakses pada tanggal 18 mei 2017 pukul 19.18 WIB
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-01096-IF
%20Bab1001.pdf diunduh pada tanggal 18 mei 2017 pukul 19.30 WIB
http://mandorkawat2009.com/2011/01/05/multi-service-access- node-
msan/ diakses pada tanggal 18 mei 2017 pukul 19.11 WIB
http://renzana.blogspot.com/2013/01/gpon.html diakses pada tanggal 1 April
18 mei 2017 19.14 WIB
http://tridrian.wordpress.com/2010/02/16/perbandingan-antara- msan-dan-
gpon/ diakses pada tanggal 18 mei 2017 pukul 19.04 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai