Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

Evaluasi Makrobending Loss Jarak Jauh


Optical Ground Wire

Disusun Oleh :

NAMA : Septa Setiadi


NIM : 13224006
DOSEN : Dr.Ir. Syamsul El Yumin, M.Eng.Sc

Institut Sains dan Teknologi Nasional


Jakarta
2017

1
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................ 3
1. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
2. BEND LOSS & ATTENUATION ................................................................................... 5
2.1. Faktor Rugi Bendingan (Bend Loss Factor)............................................................... 6
2.2. Sensitifitas Panjang gelombang pada Bending .......................................................... 7
2.3. Radius Kritis ............................................................................................................... 8
3. PERCOBAAN .................................................................................................................. 8
3.1. Loss Event .................................................................................................................. 8
3.2. Menentukan Bending Loss ......................................................................................... 9
3.3. Monitoring ................................................................................................................ 11
4. DISKUSI ......................................................................................................................... 13
5. KESIMPULAN ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

2
ABSTRAK

Rugi rugi pembengkokan adalah sejenis loss/rugi-rugi yang berkontribusi terhadap


atenuasi daya yang disebabkan oleh adanya lengkungan/bending dari serat optik. Untuk
serat optik dengan jarak yang jauh, lengkungan/pembengkokan bisa terjadi saat terjadi
penggabungan seperti banyak penggabungan sepanjang link/jalur. Studi yang berkaitan
dengan rugi-rugi pembengkokan selalu berhubungan dengan efek dari radius pada nilai rugi
rugi pembengkokan/bend loss. Disini tidak ada studi/penelitian yang berhubungan dengan
nilai dari rugi-rugi yang dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi lingkungan alam.
Dalam penelitian ini, evaluasi dari rugi-rugi pembengkokan pada eksisting jarak yang jauh
Optical Ground Wire (OPGW) dipelajari sejak kabel terkena kondisi iklim.

Kata Kunci - Evaluasi, Bend Loss/rugi-rugi pembengkokan, Atenuasi, Optical


Ground Wire (OPGW), Optical Time-Domain Reflectometer

3
1. PENDAHULUAN

Atenuasi serat optik semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Bending loss/rugi-rugi
pembengkokan adalah salah satu yang berkontribusi terhadap kurangnya kinerja serat [1]
dan meningkatnya atenuasi daya secara keseluruhan dari serat optik tertentu [2].
Bending/pembengkokan dari serat optik dapat banyak ditemukan pada titik terminasi dan
titik penggabungan. Untuk serat kabel jarak jauh, terdapat banyak lokasi penggabungan.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, terdapat bending/pembengkokan pada serat optik
didalam join closure.

Gambar 1. Bending serat optik di dalam join closure

Desain standar dari join closure akan memungkinkan bending dengan adius yang cukup
besar sehingga tidak ada rugi-rugi pembengkokan (bed loss) yang akan terjadi. Sayangnya,
terdapat loss yang tinggi terdeteksi dengan menggunakan Optical Time-Domain
Reflectometer (OTDR) pada beberapa lokasi dari titik-titik pertemuan untuk jarak yang jauh
pada single mode fiber. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2, Loss tinggi terdeteksi dengan
panjang gelombang sebesar 1550 nm.

4
Bend loss point

Gambar. 2. Bending fiber optik pada joint closure

Kerugian/Loss yang terdeteksi seperti ditunjukkan pada gambar 2, mungkin disebabkan


oleh splice loss (rugi-rugi penyambungan) atau bending loss (rugi-rugi pembengkokan).
Untuk memutuskan apakah kerugian tsb disebabkan oleh bending (pembengkokan) serat
atau splicing (penyambungan) serat, uji dengan dua panjang gelombang yang berbeda,
dilakukan dan dibandingkan.
Eksperimen yang tepat telah dilakukan untuk mengevaluasi nilai rugi-rugi pembengkokan
(bending loss) yang terjadi sepanjang serat optik. Dalam penelitian ini, percobaan telah
dilakukan pada eksisting kabel OPGW untuk memonitor aktivitas dari rugi-rugi
pembengkokan seiring berjalannya waktu.

2. BEND LOSS & ATTENUATION

Rugi-rugi pembengkokan / Bend loss adalah jenis kerugian / loss yang disebabkan oleh
pembengkokan dari serat optik. Nilai loss tergantung pada Mode Field Diameter (MFD),
panjang gelombang dan radius pembengkokan. Atenuasi akan terpengaruh oleh loss
pembengkokan (bend loss) [3] sehingga studi tentang rugi-rugi pembengkokan menjadi
penting. Selain itu, jenis loss atau kerugian ini bisa diperbaiki dengan melepaskan bending
[6].

5
2.1. Faktor Rugi Bendingan (Bend Loss Factor)

Faktor terpenting yang menentukan kerentanan serat terhadap bending yang menimbulkan
kerugian/loss adalah Mode Field Diameter (MFD) [10] [6]. MFD mewakili area di mana
cahaya melewati dan mencakup core atau inti dan bagian dari pembungkus (cladding).
Diameter bidang mode yang lebih kecil menunjukkan bahwa cahaya lebih terbatas pada
pusat fiber / serat, Oleh karena itu kurang rentan terhadap kebocoran saat serat dilingkarkan
/ looped [6]. Gambar 3 menunjukkan hubungan tenaga cahaya dan MFD dimana diameter
dari inti dan panjang gelombang merupakan parameter penting dalam menentukan
sensitivitas dari rugi-rugi pembengkokan (bend loss).

Gambar. 3. Hubungan antara cahaya dan MFD [6]

Jumlah total mode yang didukung oleh serat multimode yang melengkung terkait dengan
profil indeks, panjang gelombang propagasi, dan jari-jari kelengkungan seperti yang
ditunjukkan pada Persamaan 1

Dimana N adalah jumlah jumlah mode fiber optik, didefinisikan profile index,
adalah selisihindex core-cladding, n2 is the cladding index, k = 2/ and R adalah radius
curvature bending.

Single mode fibre memiliki diameter bidang mode yang lebih besar pada 1550 nm dari
pada 1310 nm dan pada 1625 nm dari pada 1550 nm. Bidang mode yang lebih besar, sensitif

6
terhadap offset lateral selama penyambungan, namun lebih sensitif terhadap rugi-rugi (loss)
yang terjadi karena pembengkokan selama proses pemasangan (instalasi) atau dalam proses
pemasangan kabel.

2.2. Sensitifitas Panjang gelombang pada Bending

1550nm lebih sensitif terhadap lengkungan/pembengkokan serat dibanding 1310nm.


Dengan mengukur serat yang sama, yang meliputi sambungan dan konektor, dengan
menggunakan dua panjang gelombang tersebut, potensi pembengkokan serat optik dapat
ditentukan. Untuk kejadian tertentu (sambungan atau konektor), jika tidak ada
lengkungan/bengkokan, pengukuran loss/rugi-rugi harus sama pada panjang gelombang
apapun. Jika ada perbedaan besar lebih dari 0,2 dB antara dua panjang gelombang, ini
karena lengkungan/bengkokan [5]. Gambar 4 menunjukkan sensitivitas dua panjang
gelombang yang berbeda pada pembengkokan makro (macro bend). Variabel yang
digunakan adalah radius pembengkokan/pelekukan.

Gambar 4 : 1310 nm vs 1550 nm pada diameter dari lekukan/pembengkokan

OTDR adalah alat yang ideal untuk mendeteksi dan menemukan lokasi lengkungan pada
serat link [6]. Seiring lengkungan sensitif terhadap panjang gelombang yang lebih panjang
namun tidak untuk panjang gelombang yang lebih pendek, sebagian besar operator
menggunakan dua panjang gelombang dari OTDR untuk menguji link serat/fiber. Panjang

7
gelombang yang biasa digunakan untuk mendeteksi rugi-rugi pembelokan/lengkungan
adalah 1310 nm dan 1550 nm. Kedua panjang gelombang ini akan digunakan dalam
makalah ini sebagai tujuan. Untuk analisis masa depan, loss pembengkokan (bending loss)
harus diambil antara 1310 nm dan 1625 nm, atau antara 1550 nm dan 1625 nm, yang
merupakan panjang gelombang yang relevan untuk pengujian DWDM.

2.3. Radius Kritis

Bila kelengkungan mencapai radius kelengkungan kritis Rc, biasanya, kerugian akibat
kelengkungan dapat diabaikan, dan Rc dapat didefinisikan oleh [7] dan [8] sebagai
persamaan 2.

Dimana Rc adalah radius kritikal dari lengkungan, n2 adalah index bias dari pembungkus
(clad) dan NA adalah numerical aperture/sudut kritis kabel fiber optik and adalah panjang
gelombang.

3. PERCOBAAN

Percobaan telah dilakukan pada OPGW eksisting yang terpasang pada menara transmisi
tegangan tinggi. Panjang kabel serat adalah 54.554km dan memiliki 24 titik penyambungan.
Ruang lingkup percobaan ini adalah untuk memantau terjadinya rugi-rugi lengkungan
sepanjang jalur link serat dan untuk melihat trennya. Tes telah dilakukan tiga kali dalam
durasi 10 bulan dengan menganalisa rugi-rugi yang dideteksi oleh OTDR.

3.1. Loss Event

Banyak mesin penyambungan (splicing) sekarang memberikan nilai minimum rugi-rugi


penyambungan / splice loss antara 0,00 dB sampai 0.100 dB dan nilai maksimum rugi-rugi
penyambungan / splice loss diterima pada industri serat yaitu diatur pada 0,1 dB [10]. Untuk
memutuskan apakah kerugian tersebut disebabkan oleh kelengkungan dari serat,
penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan. Tabel I menunjukkan nilai kerugian yang berbeda
yang diperoleh antara 1310 nm dan 1550 nm pada lokasi yang sama untuk Contoh 1 dalam

8
Percobaan I.

Tabel I. Kerugian terdeteksi oleh panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm untuk contoh
1 dalam percobaan I

Panjang
Gelombang
1310 nm 1550 nm
Jarak Loss (dB) Loss (dB)
Jarak (m)
(m) A B
11039.38 0.171 11167.81 0.194
14424.66 0.307 14470.89 0.161
20398.97 0.892
23214.04 1.227
30082.20 0.355 30071.92 0.703
42272.27 0.094 42087.33 0.104
47897.27 0.356
54631.86 End 54647.27 End

Seperti yang telah dibahas di [6], jika perbedaan kurang dari 0.2dB, kejadian tersebut
dianggap sebagai kerugian penyambungan (splice) atau kerugian lainnya daripada rugi-rugi
pembengkokan. Dari data tersebut, bend loss/rugi pembengkokan dapat dideteksi dan
dibedakan dari kerugian/loss lainnya.

3.2. Menentukan Bending Loss

The Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) menggunakan efek hamburan Rayleigh
dan refleksi Fresnel untuk mengukur karakteristik serat optik [11] [12] [13]. Dengan
mengirimkan pulsa cahaya ke serat dan mengukur waktu tempuh dan kekuatan pantulannya
dari titik-titik di dalam serat, ia menghasilkan karakteristik jalur, atau profil, dari panjang
vs. tingkat sinyal yang dikembalikan pada layar tampilan.

9
Ketika panjang gelombang 1550 nm diperkenalkan dan ditambahkan ke panjang
gelombang transmisi 1310 nm, efek bending/lekukan dianalisis. Bending / lekukan serat
optik akan memberikan rugi-rugi/loss power/daya optik yang mempengaruhi panjang
gelombang lebih panjang dari pada panjang gelombang yang lebih pendek [14] dan [15]
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 5.

Namun, rugi-rugi/loss yang dideteksi oleh panjang gelombang 1550 nm pada serat optik
OPGW yang sudah terpasang/terinstalasi pada menara transmisi tegangan tinggi belum tentu
karena adanya lekukan/bending serat optik. Untuk mendeteksi rugi-rugi
lekukan/pembengkokan, nilai rugi-rugi/loss untuk panjang gelombang 1310 nm dan 1550
nm pada masing-masing lokasi dibandingkan. Seperti yang diteliti oleh [6], rugi-rugi/loss
lekukan yang akan menyebabkan rugi-rugi/loss yang tertangkap pada 1550 nm akan lebih
tinggi dari pada rugi-rugi/loss yang ditangkap oleh 1310 nm paling sedikit 0,2 dB.

1310 nm

X dB

1550 nm

Y dB

Gambar. 5. 1310 nm vs. 1550 nm pada titik yang sama.

Dimana y adalah loss yang ditangkap oleh panjang gelombang 1550 nm dan x loss yang
ditangkap oleh panjang gelombang 1310 nm. Seperti yang telah dibahas pada [6], rugi-
rugi/loss yang disebabkan oleh rugi-rugi penyambungan (splice loss) atau rugi-rugi lainnya
dideteksi oleh panjang gelombang apapun dengan selisih kurang dari 0.2dB, kerugian ekstra
dianggap disebabkan oleh pembengkokan. Dalam penelitian ini, margin loss akan

10
digunakan sebagai parameter sejak tidak ada data rugi-rugi penyambungan / splice loss yang
telah disediakan.

3.3. Monitoring

Dari percobaan yang dilakukan, ada enam lokasi rugi-rugi pembengkokan/bending loss
yang ditemukan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, lokasi ditemukan dengan
membandingkan nilai rugi-rugi/loss antara 1310 nm dan 1550 nm dan rugi-rugi
pembengkokan/bend loss akan ditentukan jika selisih antara nilai kerugian pada jarak yang
sama lebih dari 0,2dB. Nilai kerugian yang berbeda antara 1310 nm dan 1550 nm sebagai
hasil Percobaan I disajikan seperti pada Tabel II.

TABLE II. Bend loss

Lokasi
Sample
1 2 3 4 5 6
1 0.722 0.748 0.293
2 1.095 1.091 0.315
3 1.338 0.538 0.796
4 1.761 0.248
5 2.331 1.247 0.850 0.850 0.850

Ada empat lokasi rugi-rugi lengkungan / bend loss yang ditemukan di Percobaan I. Tidak
ada rugi-rugi lengkungan (bend loss) yang terdeteksi pada lokasi 5 dan 6. Eksperimen kedua
kemudian berlangsung 6 bulan kemudian menunjukkan perbedaan nilai rugi-rugi/loss dan
rugi-rugi lengkungan/bend loss baru ditemukan di lokasi yang berbeda. Hasilnya
ditunjukkan seperti pada Tabel III.

11
TABLE III. Bend loss determination from Experiment II

Lokasi
Sample
1 2 3 4 5 6
1 1.420 0.657
2 1.688 0.681 1.708 1.708
0.28
3 0.825 1.286 9
4 1.018 0.309 0.353
5 1.327 0.406 0.283 0.277

Nilai rugi-ruginya/loss bervariasi dalam 6 bulan namun rugi-rugi pembengkokan/bend


loss tetap terjadi di beberapa tempat namun dengan nilai yang berbeda. Percobaan lain
dilakukan 4 bulan setelah percobaan II dan hasilnya ditunjukkan seperti pada Tabel IV.

TABLE IV. Bend loss determination from Experiment III

Locations
Sample
1 2 3 4 5 6
1 1.584 0.630 1.729 0.266 0.266 0.266
2 0.842 1.177 0.348 0.306

3 0.857 0.242 0.389


4 1.321 0.406 0.347 0.227
5 1.782 0.553 0.733

Tidak ada lagi rugi-rugi pembengkokan/bend loss yang terdeteksi di lokasi 4 dan 6
sedangkan rugi-rugi pembengkokan/bend loss baru terdeteksi di lokasi 5 pada sampel inti
serat lainnya. Variasi hasil yang diperoleh dari Percobaan I sampai Percobaan III
menunjukkan bahwa rugi-rugi pembengkokan/bend loss bervariasi dalam nilai.

12
4. DISKUSI

Rugi-rugi lengkungan/bend loss dapat terjadi di dalam joint clossure/penyambungan


karena pembengkokan serat optik baik yang disebabkan oleh kesalahan manusia maupun
aktivitas alam. Rugi-rugi lekukan/bend loss pada serat optik dengan jarak jauh terdeteksi
dengan membandingkan nilai loss yang ditangkap pada titik tertentu dengan menggunakan
dua panjang gelombang yang berbeda. Perbedaan nilai minimum ditetapkan sebesar 0,2 dB
untuk memutuskan apakah ada bending loss/rugi-rugi lekukan pada saat itu. Tiga percobaan
telah dilakukan dalam 10 bulan untuk memantau variasi loss/rugi-rugi yang terjadi di dalam
joint clossure/penyambungan. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai
loss/rugi-rugi bervariasi dari waktu ke waktu secara tidak konsisten.
Lokasi rugi-rugi lengkungan/bend loss yang ditemukan pada tiga percobaan sesuai
dengan lokasi penyambungan/join closure. Nilai rugi-rugi/loss bervariasi dari waktu ke
waktu dan sulit diprediksi. Secara umum, pembengkokan/bending serat optik dalam
penyambungan/join closure tidak akan menyebabkan rugi-rugi/loss karena jari-jari
lekukan/bending cukup besar untuk menghindari bend loss/rugi-rugi lekukan. Selanjutnya,
lekukan/bending dari serat optik di dalam penyambungan/join closure tetap pada bentuknya
dengan radius permanen. Bahkan tekukan/bending serat optik di dalam penyambungan/join
closure berkontribusi pada loss; Seharusnya tidak ada variasi kerugian yang signifikan
seperti yang diperoleh dari tiga percobaan.
Kerugian yang ditangkap oleh panjang gelombang 1550 nm di lokasi penyambungan/join
closure mungkin disebabkan kareana faktor lain seperti suhu panas karena cuaca, kesalahan
aliran atau petir. Namun, perbandingan loss/rugi-ruugi antara 1310 nm dan 1550 nm telah
menentukan bahwa faktor tersebut adalah pembengkokan/bending serat optik. Inspeksi
visual harus dilakukan untuk mengamati pembentukan fisik dari bending/pembengkokan
baik pembengkokan serat optik di dalam penyambungan/join closure yang memiliki jari-jari
kecil dari bending/pembengkokan atau ada aktivitas anomali yang menyebabkan bend loss
terjadi.

13
Hasil dari percobaan yang disajikan dalam makalah ini memiliki kontribusi yang
signifikan terutama terhadap industri telekomunikasi. Makalah ini telah menunjukkan
bahwa variansi bend loss/rugi-rugi pembengkokan terjadi pada serat optik yang ada. Karena
kerugian/loss yang terjadi akibat pembengkokan/bending terus meningkat dan terjadi, studi
lebih lanjut mengenai faktor aktual yang menyebabkan terjadinya lentur terjadi harus
dilakukan. Dari penelitian mendalam yang berada dalam periode yang lebih singkat antara
masing-masing percobaan, pola loss/rugi-rugi dapat diamati. Selain itu, dengan melakukan
investigasi yang tepat, pembengkokan/bending berulang bisa dihindari sehingga nilai setiap
serat gelap menjadi lebih andal.

5. KESIMPULAN

Metode pendeteksian rugi pembengkokan (bend loss) dengan membandingkan nilai loss
panjang gelombang antara 1310 nm dan 1550 nm berhasil dilakukan. Percobaan yang
dilakukan dalam 10 bulan telah menunjukkan bahwa nilai dari rugi-rugi pembangkokan
(bend loss) bervariasi dari waktu ke waktu. Hasil ini telah membuktikan bahwa rugi-rugi
pembengkokan mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan radius pembengkokan.
Temuan ini sangat penting sehingga setiap studi yang berkaitan dengan rugi-rugi
pembengkokan (bend loss) akan mempertimbangkan faktor lain seperti suhu lingkungan.
Ini karena, dalam situasi sebenarnya dari kabel serat yang ada, kabel terkena cuaca atau
kondisi iklim.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] Yu Zhi, X., and Wang Hong, X., 2012. Analysis of Theory and Experiment on Bend
Loss Research by OTDR, Wuhan : Electronic College of Engineering.
[2] Jenny, R., 2000. Fundamentals of Fiber Optics: An Introduction for Beginners, Volpi
Manufacturing USA Co., Inc., pp. 1-22.
[3] Hakim, S. A., 2010. Attenuation and Dispersion in Optical Communication, Dhaka :
Bangladesh Communications Company Limited.
[4] Abramczyk, H., 2008. Dispersion Phenomena in Optical Fibers, Poland : Technical
University of Lodz.
[5] Potter, B. G., 2010. Module 3 - Attenuation in Optical Fibers, Material Science and
Engineering Dept, University of Arizona, pp. 1-16.
[6] JDSU, 2007. White Paper: Macrobend Detection Using an OTDR, JDS Uniphase
Corporation, pp. 1-4
[7] Zendehnam, A., Mirzaei, M., Farashiani, A., and Horabadi Farahani, L., 2010.
Investigation of bending loss in a single-mode optical fibre, Pramana Journal of
Physics., 74(4), pp. 591-603.
[8] Dutton, H. R. J., 1998. Understanding optical communications, IBM Corporation,
International Technical Support Organization, 1, pp.
[9] Lietaert, G., 2009. White Paper: Fiber Water Peak Characterization, JDS Uniphase
Corporation, pp. 1-8.
[10] Corning, 2001. OTDR Gainers - What Are They?, Application Note, Corning
Incorporated ,USA
[11] Vita, P. D., and Rossi, U., 1988. The backscattering technique: Its field op
applicability in fiber diagnostics and attenuation measurement, Opt. Quantum Electron.,
12, pp. 17-22.
[12] Collin, R. E., 1981. Rayleigh Scattering and Power Conservation, IEEE
Transactions on Attennas and Propagation, AP-29(5), pp. 795-798.
[13] Fermann, M. E., Poole, S. B., Payne, D. N., and Martinez, F., 1988. Comparative
Measurement of Rayleigh Scattering in Single-Mode optical Fibers Based on an OTDR
Technique, Published in Journal of Lightwave Technology, Vol 6, Issue 4, pp. 545
551.
[14] Robertson, B., 2005. Optical Loss Testing Concepts Application Note, Kingfisher

15
International
[15] Ryer, A. D., 1998. Light Measurement Handbook, International Light Inc,
Newburyport, MA, 2, pp. 9-12.

16

Anda mungkin juga menyukai