Diana Sari
Ina Desna Dwi Lyana
http://dx.doi.org/DOI: 10.18202/jamal.2015.12.6032
Abstrak: Book Tax Differences dan Kualitas Laba. Penelitian ini ber-
tujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang perbedaan laba akun-
tansi dan laba fiskal (book tax differences) yang diproksikan dengan per-
bedaan permanen dan perbedaan temporer terhadap kualitas labayang
diproksikan oleh earnings response coefficients (ERC). Metode penelitian
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan analisis regresi
bergandaPopulasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Hasil peneli-
tian menunjukkan bahwa book tax differencesmemiliki pengaruh signifi-
kan terhadap kualitas laba, dengan kontribusi sebesar 17,2%.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Abstract: Book Tax Differences and Earnings Quality. This study
JAMAL aims to obtain emprical evidence about differences in accounting profit
Volume 6
Nomor 3
and taxable income (book tax differences)is proxied by permanent differ-
Halaman 341-511 ences and temporary differences on earnings quality proxied by earnings
Malang, Desember 2015 response coefficients (ERC).The method used is descriptive analysis with
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
multiple regression analysis. The population in this study are manufac-
turing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2012. The
Tanggal Masuk: results showed that the book tax differences has significantly affect on
22 Februari 2015 earnings quality, with contribution influence 17,2%.
Tanggal Revisi:
02 Desember 2015
Kata kunci: Perbedaan permanen, Perbedaan temporer, Kualitas laba
Tanggal Diterima:
18 Desember 2015
Laporan keuangan merupakan media 2001; Desai 2002; Manzon dan Plesko 2002).
komunikasi yang memfasilitasi pihak-pi- Menurut pendapat mereka, book tax differ-
hak yang berkepentingan terhadap perusa- ences dapat memberikan informasi men-
haan. Salah satu informasi dalam laporan genai kualitas laba. Ini dikarenakan book
keuangan adalah informasi mengenai laba. tax differences dapat mewakili keleluasaan
Bagi pihak internal dan eksternal perusa- manajemen dalam proses akrual, sehingga
haan, kualitas laba menjadi perhatian mer- banyak penelitian menggunakan perbedaan
eka dalam pengambilan keputusan. Laba tersebut sebagai indikator manajemen laba
yang berkualitas adalah laba yang dapat dalam menilai kualitas laba (Wijayanti 2006).
mencerminkan kelanjutan laba (suistain- Fenomena manajemen laba mulai men-
able earning) dimasa depan (Djamaluddin jadi issue yang kembali menarik perhatian
2008). Laba yang dilaporkan juga menjadi di Indonesia ketika pemerintah melakukan
dasar dalam penetapan pajak. Salah satu reformasi Pajak Penghasilan tahun 2008.
isu yang berkembang dan menarik banyak Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor
perhatian mengenai analisis peraturan per- 36 tentang Pajak Penghasilan memberikan
pajakan adalah book tax differences yaitu insentif kepada pengusaha dengan menu-
perbedaan antara laba kena pajak menurut runkan tarif pajak penghasilan menjadi 28%
peraturan perpajakan dengan standar akun- yang mulai berlaku pada tahun fiskal 2009
tansi. Beberapa peneliti kualitas laba telah dan selanjutnya menjadi 25% mulai tahun
memusatkan perhatiannya pada selisih an- fiskal 2010. Untuk Wajib Pajak Badan yang
tara laba akuntansi dan laba fiskal (Patrick terdaftar di bursa, tarif pajak tersebut ma-
399
400 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 399-411
sih dapat dikurangi lagi sebesar 5% apa- dikelompokkan ke dalam perbedaan per-
bila Wajib Pajak badan tersebut merupakan manen dan perbedaan temporer atau waktu.
Wajib Pajak dalam negeri yang berbentuk Perbedaan permanen dan perbedaan tem-
perseroan terbuka yang paling sedikit 40% porer inilah yang menyebabkan laba fiskal
dari jumlah keseluruhan saham yang dise- bertambah atau berkurang sehingga berpen-
tor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. garuh terhadap laba (Rosanti 2013).
Dengan adanya pemberian insentif dengan Asumsi-asumsi yang mendasari pene-
penurunan tarif pajak badan, maka jumlah litian book tax differences untuk menilai
pajak yang harus dibayarkan oleh perusa- kualitas laba adalah kemampuan manajer
haan mengalami penurunan. Namun penu- untuk memanipulasi pelaporan laba akun-
runan tersebut membawa dampak bagi pe- tansi dalam satu periode waktu, tetapi tidak
rusahaan untuk melakukan manajemen la- untuk memanipulasi pelaporan laba kena
ba. Apabila laba yang dilaporkan adalah ha- pajak. Oleh karena itu, manajer lebih senang
sil rekayasa manajemen, maka publik akan meningkatkan laba akuntansi tanpa menye-
memberikan respon yang negatif. Terjadinya babkan peningkatan pada laba fiskal den-
fenomena book tax difference ini menimbul- gan memanfaatkan keleluasaan peraturan.
kan peluang terjadinya manajamen laba dan Menurut Boediono (2005) laba yang memi-
kualitas laba perusahaan. Perbedaan antara liki kemampuan untuk memberikan respon
laba akuntansi dan laba fiskal (book tax dif- (power of response) kepada pasar menun-
ference) dapat memberikan informasi men- jukan kualitas laba, yang diukur dengan
genai kualitas laba (Tang 2006). Tang (2008) ERC. Dengan demikian kualitas laba dapat
juga memprediksi adanya earnings manaje- didefinisikan sebagai kemampuan informasi
laba dalam memberikan respon kepada pas-
men pada perusahaan di China. Penelitian
ar. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi
tersebut telah menguji dan menganalisis
laba yang tercermin dari tingginya earnings
kualitas laba dengan menghubungkannya
response coefficients (ERC), menunjukan la-
pada book tax differences, sehingga dapat
ba yang dilaporkan berkualitas. Scott (2009)
diambil kesimpulan bahwa book-tax differ-
menyatakan bahwa ERC mengukur seberapa
ences dapat menjelaskan kualitas laba.
besar return saham dalam merespon angka
Dalam penelitian ini, laba akuntansi laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang
dan laba fiskal yang digunakan adalah ber- mengeluarkan sekuritas tersebut. Dengan
dasarkan PSAK 46 (IAI, 2010). Laba akun- kata lain, ERC adalah reaksi atas laba yang
tansi didefinisikan sebagai laba bersih se- diumumkan oleh perusahaan. Tinggi ren-
lama satu periode sebelum dikurangi beban dahnya ERC sangat ditentukan oleh kekua-
pajak sedangkan laba fiskal (taxable profit). tan responsif yang tercermin dari informasi
Sementara rugi pajak (tax loss) adalah laba (good/bad news) yang terkandung dalam la-
atau rugi selama satu periode yang dihitung ba. Nilai ERC diprediksi lebih tinggi jika laba
berdasarkan peraturan perpajakan dan yang perusahaan lebih persisten di masa depan.
menjadi dasar penghitungan pajak peng- Demikian juga jika kualitas laba semakin
hasilan. Perbedaan antara laba akuntansi baik, maka diprediksi nilai ERC akan sema-
dengan laba fiskal ditandai dengan adanya kin tinggi. Investor akan menilai laba seka-
koreksi fiskal atas laba akuntansi. Hampir rang untuk memprediksi laba dan return di
semua perhitungan laba akuntansi yang masa yang akan datang. Jika future return
dihasilkan harus mengalami koreksi fiskal tersebut semakin berisiko, maka reaksi in-
untuk mendapatkan penghasilan kena pajak vestor terhadap unexpected earnings peru-
karena tidak semua ketentuan dalam stan- sahaan juga semakin rendah (Sayekti dan
dar akuntansi keuangan digunakan dalam Wondabio 2007). ERC dapat diperoleh dari
peraturan perpajakan dengan kata lain ban- regresi antara proksi harga saham dan laba
yak dari ketentuan perpajakan yang tidak akuntansi. Proksi harga saham yang digu-
sama dengan Standar Akuntansi Keuang nakan adalah cummulative abnormalreturn
an (Djamaluddin 2008). Koreksi fiskal di- (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi
lakukan dengan rekonsiliasi fiskal yang adalah unexpected earnings (UE). Cummu-
merupakan penyesuaian terhadap laporan lative abnormal return proksi harga saham
keuangan komersial berdasarkan ketentuan yang menunjukan besarnya respon pasar
peraturan perpajakan di Indonesia. Rekon- terhadap informasi akuntansi yang dipub-
siliasi fiskal tersebut menyebabkan terjadi likasikan yang dihitung dengan menggunak-
perbedaan antara laba akuntansi dan laba an model pasar. Unexpected earnings proksi
fiskal. Perbedaan tersebut secara umum laba akuntansi yang menunjukan hasil kin-
Sari, Lyana, Book Tax Differences dan Kualitas Laba 401
rer dihitung dengan membagi total perbe- Return saham harian dihitung dengan
daan temporer dengan rata-rata total asset rumus:
Keterangan:
Variabel dependen (Y) dalam peneli- =return saham i pada hari t
tian ini adalah kualitas laba. Kualitas laba = harga penutupan saham i pada hari t
dapat diindikasikan sebagai kemampuan
= harga penutupan saham i pada hari
informasi laba dalam memberikan respon
t-1
kepada pasar. Dengan kata lain, laba yang
dilaporkan memiliki kekuatan respon (power Return pasar harian dihitung sebagai
of response). Kuatnya reaksi pasar terhadap berikut:
informasi laba yang tercermin dari tingginya
Earnings Response Coefficients (ERC) yang
menunjukan tingginya kualitas laba. Earn-
ings Response Coefficients (ERC) merupakan Keterangan:
koefisien yang diperoleh dari regresi antara = Return pasar i pada periode hari
proksi harga saham dengan laba akuntansi. ke-t
Proksi harga saham yang digunakan adalah = indek harga saham gabungan
Cummulative Abnormal Return (CAR)/ return pada hari t
abnormal kumulatif, sedangkan proksi laba = indek harga saham gabungan
akuntansi adalah Unexpected Earnings (UE). pada hari t-1
Proksi harga saham yang digunakan adalah
Penelitian ini menggunakan metode
CAR periode jendela 3 hari, yang di hitung
kuantitatif dengan analisis regresi berganda.
dengan rumus :
Penggunaan analisis ini untuk mengukur
pengaruh dari variabel independen atau
lebih terhadap variabel dependen. Anali-
sis regresi berganda yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Abnormal return harian dalam peneli-
ada tidaknya pengaruh antara permanent
tian ini dihitung dengan menggunakan mar-
differences, temporary differences terhadap
ket adjusted model dengan rumus:
kualitas laba yang diukur dengan proksi
Earnings Response Coefficients (ERC). Model
regresi pengujian hipotesis sebagai berikut:
Keterangan:
= Abnormal return kumulatif peru-
sahaan i selama periode jendela Keterangan :
±3 hari dari tanggal publikasi ERC Earnings Response Coef-
=
laporan keuangan ficients (ERC)
= return Abnormal return i pada Permanent Diff = Permanent Differences
hari t Temporary Diff = Temporary Differences
= return saham sesunggunya pe- εi = error
rusahaan i pada hari t
= return pasar pada hari t Koefisien determinasi (R2) mengukur
Sedangkan proksi laba akuntansi seberapa jauh kemampuan model dalam
adalah UE, yang dihitung dengan rumus: menerangkan variasi variabel dependen.
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi
dari masing-masing variabel independen
terhadap varibel dependen. Sedangkan uji
Statistik F bertujuan untuk menguji apakah
Keterangan: semua variabel independen yang dimasuk-
= Unexpected earnings perusahaan i kan dalam model mempunyai pengaruh
pada periode t secara bersama-sama terhadap variabel de-
= earnings perusahaan i pada periode t penden. Pengujian dilakukan dengan meng-
= earnings perusahaan i pada periode gunakan α=5%.
t-1
Sari, Lyana, Book Tax Differences dan Kualitas Laba 403
bar di atas diperoleh informasi bahwa data mal sehingga jumlah sampel setelah diuji
yang diperoleh menyebar disekitar garis di- menjadi 33 dan terdistribusi normal.
agonal atau masih mengikuti garis diagonal. Uji multikolinieritas bertujuan un-
Hal ini menunjukan bahwa data yang digu- tuk menguji apakah model regresi ditemu-
nakan berdistribusi secara normal, sehingga kan adanya korelasi antar variabel bebas
asumsi normalitas data terpenuhi. Jumlah (independent).
sampel sesuai dengan kriteria adalah seba Tabel 6 memberikan informasi bahwa
nyak 93 dan model tidak terdistribusi nor- tolerance value yang diperoleh variabel per-
Tabel 4. Gambaran Kualitas Laba yang diukur dengan Earning Response Coefficient
(ERC)
ERC (Y)
Kode Perusahaan
2010 2011 2012
BTON -0,22195 -1,87001 0,08118
CPIN 0,00158 -0,01530 -1,43318
HMSP -0,57967 1,74520 0,00000
INDF -0,42652 1,36839 -0,24144
KAEF -1,61872 1,41632 -1,79280
KICI 0,07846 0,58937 0,58434
MLBI 1,48437 4,04008 -1,40056
NIPS 0,29591 -0,70933 1,32159
PRAS -0,02973 -0,77795 -3,59649
RICY 2,42428 -2,50229 -3,54132
SMSM 2,15160 1,07402 -0,03496
Maksimum 2,42428 4,04008 1,32159
Minimum -1,61872 -2,50229 -3,59649
Rata-rata 0,32360 0,39623 -0,91397
Standar Deviasi 1,21820 1,84085 1,60221
bedaan permanen (X1) dan perbedaan tem- residual dalam data bersifat homokedas-
porer (X2) masing-masing sebesar 0,963> tisitas, sehingga asumsi heteroskedastisitas
0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) terpenuhi. Hasil uji autokorelasi sesuai nilai
masing-masing sebesar 1,039< 10. Hal ini Durbin Watson (dW) dapat dilihat dengan
menunjukan bahwa diantara kedua varia- bantuan SPSS sebagai berikut:
bel bebas tidak saling berkorelasi yang kuat, Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai
dengan kata lain tidak terjadi kemiripan Durbin Watson (dW) yang diperoleh sebesar
variabel sehingga asumsi multikolinieritas 1,799. Nilai ini akan dibandingkan dengan
data terpenuhi. nilai dU dan 4-dU pada tabel Durbin Wat-
Uji heteroskedastisitas digunakan un- son. Tingkat Signifikansi α=0,05, dimana
tuk mengetahui apakah penyimpangan vari- variabel bebas (k) sebanyak 2 dan sampel (n)
abel bersifat konstan atau tidak. Dari pengo- 33, diperoleh nilai dL sebesar 0,738 dan dU
lahan data yang telah dilakukan, diperoleh sebesar 1,038, sehingga diperoleh nilai 4-dU
hasil sebagai berikut: sebesar 2,962 dan 4-dL sebesar 3,262. Dari
Tabel 7 menunjukkan hasil pengujian nilai-nilai di atas dapat diketahui bahwa ni-
heteroskedastisitas dengan menggunakan lai dW sebesar 1,799 berada diantara nilai
uji Glejser. Dari data yang disajikan pada dU (1,038) dan 4-dU sebesar (2,962). Sehing-
tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi ga dapat disimpulkan bahwa data yang digu-
yang diperoleh kedua variabel lebih besar nakan tidak memiliki masalah autokorelasi,
dari 0,05 yang menunjukan bahwa varian baik itu autokorelasi negatif maupun auto-
korelasi positif.
Standardized
Unstandardized Coefficient
Model Coefficient t Sig
B Std. Error Beta
1 (Constant) .023 ,012 2,025 ,046
UE -,002 ,034 -,006 -,058 ,954
Dependent Variable: CAR
406 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 399-411
Analisis regresi linier berganda digu- Dari hasil perhitungan di atas terlihat
nakan untuk mengetahui pengaruh perbe- bahwa perbedaan permanen (X1) memberi-
daan permanen dan perbedaan temporer kan pengaruh yang lebih dominan terhadap
terhadap kualitas laba yang di ukur dengan kualitas laba (Y) dengan kontribusi yang di-
menggunakan Earning Response Coefficient berikan sebesar 16,8%, sedangkan sisanya
(ERC). Dari pengolahan data yang telah di- sebesar 0,4%, diberikan oleh variabel per-
lakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: bedaan temporer (X2). Pengujian hipotesis
Dari Tabel 9 diperoleh persamaan seb- simultan digunakan untuk membuktikan
agai berikut: apakah kedua variabel bebas yang terdiri
Y = 0,266 + 6,359X1 – 3,800X2 dari perbedaan permanen (X1) dan perbe-
Koefisien determinasi (R2) mengukur se- daan temporer (X2) secara bersama-sama
berapa jauh kemampuan model dalam men- berpengaruh signifikan terhadap kualitas
erangkan variasi variabel dependen. Dari laba (Y). Nilai statistik uji F dapat diketahui
pengujian statistik, diperoleh hasil koefisien dari tabel output berikut:
determinasi sebagai berikut: Dari Tabel 12, diketahui bahwa nilai F-
Tabel 10 menunjukkan nilai koefisien hitung sebesar 3,114. Nilai ini akan diband-
determinasi atau R-square yang diperoleh ingkan dengan nilai F-tabel pada tabel dis-
sebesar 0,172 atau 17,2%. Hal ini menun- tribusi F. Dengan α=0,05, db1=2 dan db2=30,
jukkan bahwa perbedaan permanen dan diketahui bahwa nilai F-tabel sebesar 2,489.
perbedaan temporer hanya memberikan Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa nilai
kontribusi terhadap kualitas laba sebesar F-hitung yang diperoleh 3,114 > nilai F-tabel
17,2%, sedangkan sisanya sebesar 82,8% 2,489, artinya secara bersama-sama per-
merupakan pengaruh dari variabel lain yang bedaan permanen dan perbedaan temporer
tidak diteliti. Dengan kata lain kedua varia- berpengaruh signifikan terhadap kualitas la-
bel bebas hanya memberikan sedikit infor- ba yang diukur dengan menggunakan Earn-
masi yang dibutuhkan untuk memprediksi ing Response Coefficient (ERC).
variasi variabel dependen. Sedangkan untuk Dengan menggunakan SPSS, diperoleh
melihat besarnya konstribusi pengaruh dari hasil uji hipotesis parsial X1 dan X2 sebagai
masing-masing variabel dapat dilihat den- berikut:
gan cara mengalikan nilai beta dengan nilai Dari hasil pengujian hipotesis parsial
zero order sebagai berikut: terlihat bahwa nilai t-hitung variabel per-
bedaan permanen sebesar 2,396. Dengan selisih antara pendapatan (revenue) dan be-
α=0,05, df=n-k-1=33-2-1= 30, diperoleh nilai ban (expense). Oleh karena itu, untuk men-
t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar gendalikan laba, manajeman dapat menggu-
-2,042 dan 2,042. Dari nilai-nilai di atas nakan pos-pos pendapatan maupun beban
terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh tersebut untuk mencapai laba yang diharap-
(2,396) berada di luar nilai t-tabel (-2,042 kan manajemen. Apabila manajemen ingin
dan 2,042), artinya secara parsial, perbe- menghasilkan laba yang tinggi, maka mana-
daan permanen (X1) berpengaruh signifikan jemen dapat mengakui pendapatan dalam
terhadap kualitas laba yang diukur dengan jumlah yang besar ataupun beban dan jum-
menggunakan Earning Response Coefficient lah yang kecil, begitu pula sebaliknya. Salah
(ERC). Sedangkan nilai t-hitung variabel per- satu motif manajemen merekayasa labanya
bedaan temporer sebesar -0,225. Nilai terse- adalah untuk tujuan perpajakan. Apabila la-
but berada di antara nilai t-tabel (-2,042 dan ba yang dilaporkan kecil maka beban pajak
2,042), artinya secara parsial, perbedaan yang dibayarkan perusahaan pun semakin
temporer (X2) tidak berpengaruh signifikan kecil, begitupun sebaliknya. Guna mencapai
terhadap kualitas laba yang diukur dengan tujuan ini, manajemen mungkin akan men-
menggunakan Earning Response Coefficient gakui beban dalam jumlah besar agar dapat
(ERC). membebankan pada natura atau sanksi
Perbedaan permanen merupakan per- administrasi perpajakan yang merupakan
bedaan antara laba akuntansi dengan laba biaya yang termasuk dalam non deductable
fiskal atau penghasilan kena pajak yang expense.
disebabkan oleh ketentuan perpajakan dan Zain (2008:118) menyatakan bahwa
tidak akan menimbulkan permasalahan perbedaan utama antara laporan keuangan
akuntansi serta tidak memberikan pengaruh komersial dengan laporan keuangan fiskal
terhadap permasalahan perpajakan di masa disebabkan oleh perbedaan tujuan beserta
mendatang. Perbedaan permanen antara dasar hukumnya, tahun pajak atau tahun
lain terdiri dari pengeluaran yang termasuk buku, metode akuntansi yang digunakan,
dalam non deductible expense (pasal 9 ayat dan konsep yang menjadi acuannya. Meski-
(1) undang-undang pajak penghasilan) dan pun demikian, dalam beberapa hal masih
tidak termasuk dalam deductible expense terdapat kesamaan antara akuntansi pajak
(pasal 6 ayat (1) undang-undang pajak peng- yang mengacu pada ketentuan peraturan
hasilan). Secara parsial, perbedaan per- perundang-undangan perpajakan dan akun-
manen (X1) berpengaruh signifikan terhadap tansi keuangan yang mengacu kepada stan-
kualitas laba yang diukur dengan menggu- dar akuntansi keuangan. Perbedaan beri-
nakan Earning Response Coefficient (ERC). kutnya adalah penghitungan laba (rugi) yang
Semakin tinggi perbedaan permanen, maka menimbulkan perbedaan antara jumlah laba
laba semakin memiliki kualitas yang rendah. akuntansi dan laba fiskal atau yang dikenal
Pada dasarnya, laba (earnings) adalah dengan istilah book tax differences.
Lev, B., dan D. Nissim. 2004.“Taxable In- Djamaluddin, S., H.T. Wijayanti, dan Rach-
come, Future Earnings, and Equity mawati. 2008. “Analisis Perbedaan An-
Value”.The Accounting Review, October, tara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal
hlm 1039-1074. Terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan
Chen, L.H. Dan S. Dhaliwal dan M.A. Trom- Aliran Kas pada Perusahaan Perbank-
bley. 2012. “Consistency of Book-Tax an yang Terdaftar di Bursa Efek Jakar-
Differences and the Information Con- ta.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
tent of Earnings”. The Journal of the Vol.11, No.1, hlm 52-74.
American Taxation Association, Vol. 34, Tang, Tanya Y.H. 2006. “Book Tax Differenc-
No. 2, hlm 93-116. es, a Proxy for Earnings Management
Mills, L dan K. Newberry. 2001. “The Influ- and Tax Management – Emprical Evi-
ence of Tax and Nontax Costs on Book- dence from China”. Working Paper, The
tax Reporting Differences”. The Journal Australian National University.
of the American Taxation Association, Tang,Tanya Y.H. dan M. Firth. 2012.“Earn-
Vol 23 No. 1,hlm 1-19. ings Persistence and Stock Market Re-
Zain, M . 2008. Manajemen Perpajakan. Sa- actions to the Different Information in
lemba Empat. Jakarta Book-Tax Differences: Evidence from
Rosanti, N.A dan Zulaikha. 2013. “Pengaruh China”.The International Journal of Ac-
Book Tax Differences Terhadap Peruba- counting, Vol. 47 No. 3, hlm 369-397.
han Laba”. Diponegoro Journal of Ac- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 ten-
counting, Vol 2 No. 2, hlm 1-13 tang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Satwika, A., dan W.D Theresia. 2005. “De- Perpajakan.
teksi Manajemen Laba Melalui Pajak Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ten-
Tangguhan”. Jurnal Ekonomi dan Bis- tang Pajak Penghasilan.
nis, Vol. XI, No. 1, hlm. 119-134. Vinna Christina, Yulianti, dan Christine.
Sayekti, Y. dan L.S. Wondabio. 2007. “Pen- 2010. “ Pengaruh Book-Tax Differences
garuh CSR Disclosure terhadap Earn- terhadap Peringkat Obligasi di Pasar
ing Response Coefficient”. Simposium Kredit Indonesia”. Simposium Nasional
Nasional Akuntansi X, Makasar. Akuntansi XIII. Purwokerto.
Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theo- Wiryandari S.A., dan Yulianti. 2009.“Hubun-
ry, 5th Ed. Prentice-Hall. Canada gan Perbedaan Laba Akuntansi dan
Djamaluddin, S. 2008. “Analisis Pengaruh Laba Pajak dengan Perilaku Manaje-
Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan men Laba dan Persistensi Laba”. Sim-
Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, posium Nasional Akuntansi XII. Palem-
Akrual, Dan Arus Kas.”Jurnal Akun- bang.
tansi Dan Keuangan, Vol 11, No.1, hlm
55-67.