Anda di halaman 1dari 14

BELL PALSY

Oleh: Michael Lambert, MD.

Fellowship Director of Emergency Ultrasound, ClinicalAssistant Proffesor, Department of


Emergency Medicine, Resurrection Medical center

PENDAHULUAN

Bell palsy
m e r u p a k a n s a l a h s a t u g a n g g u a n n e u r o l o g i k y a n g p a l i n g s e r i n g mempengaruhi
nervus cranialis. Gangguan ini berupa paresis atau paralisis fasial perifer yang terjadi
tiba-tiba, bersifat unilateral tanpa penyebab yang jelas. Sindroma paralisis fasial idiopatik ini
pertama kali dijelaskan lebih dari satu abad yang lalu oleh S i r C h a r l e s B e l l ,
m e s k i p u n m a s i h b a n y a k k o n t r o v e r s i m e n g e n a i e t i o l o g i d a n penatalaksanaannya,

Bell palsy merupakan penyebab paralisis fasial yang paling sering di dunia.
I n g a t l a h b a h w a k e m u n g k i n a n m e r u p a k a n s u a t u g a n g g u a n Bell palsy harus
disingkirkan terlebih dahulu. Penyakit lain yang tampak atau kondisinya
b e r u p a paralisis parsial sering salah didiagnosa sebagai gangguan idiopatik. Pasien-pasien
dengan Bell palsy sering dibawa ke bagian gawat darurat sebelum berobat ke dokter ahli
yang lain. Perubahan bentuk wajah dan kerusakan fungsional y a n g t e r j a d i t i b a -
t i b a m e n y e b a b k a n o r a n g b e r f i k i r s e b a g a i k e a d a a n y a n g g a w a t darurat. Pasien
sering merasa takut menderita stroke atau tumor dan bila perubahan bentuk wajah
mereka akan menetap.Peran dokter ahli kegawatdaruratan terdiri dari:
Menyingkirkan penyebab lain dari paralisis parsial
Memberikan pengobatan yang tepat
Melindungi mata
Mengatur perawatan medis lanjutan

Patofisiologi
Patofisiologi pasti gangguan ini tidak diketahui; hal ini masih diperdebatkan.Sebuah
teori yang paling sering dipakai adalah inflamasi yang terjadi pada nervus facialis.
Selama proses ini, diameter nervus bertambah dan menjadi terdesak oleh tulang
temporal.
Nervus facialis berjalan melalui bagian tulang temporal yang disebut canalis facialis.
Bagian pertama canalis fasialis
(segmen labirintus) merupakan yang paling sempit. Lubang kecil (diameter sekitar 0.66
mm) pada segmen ini disebut foramenmeatal.
Nervus facialis ditinjau dari perjalanannya yang melalui canalis facialis yang
sempit. Maka secara logis dapat terjadi berbagai proses
inflamasi, demielinisasi,iskemia, atau penekanan yang kemudian dapat merusak
kondisi neuron pada jalur anatomis ini.
Anatomi
Nervus facialis
(
nervus cranialis
ke tujuh) memiliki dua komponen. Bagian y a n g l e b i h b e s a r t e r d i r i d a r i s e r a b u t
s a r a f e f e r e n y a n g m e r a n g s a n g e k s p r e s i o t o t wajah. Bagian yang kecil terdiri dari
serabut saraf perasa di sepertiga anterior lidah,serabut sekretomotor ke
glandula lacrimalis
dan
salivarius
, d a n b e b e r a p a s e r a b u t saraf nyeri.
Jalur saraf
Jalur
nervus fa
cialis adalah sangat kompleks, akibatnya saraf ini rentanmengalam
i luka / jejas. Kedua bagian
nervus facialis
meninggalkan otak di
cerebellopontine
, melalui
fossa cranialis posterior
, masuk ke
meatus acusticusinternus
, melalui
canalis facialis
d i t u l a n g t e m p o r a l , s e l a n j u t n y a b e r b e l o k k e belakang melewati belakang
tulang tengah dan keluar dari cranium pada
foramen stylomastoideus
. Dari sini,
nervus facialis
menembus
glandula parotis
, d a n c a b a n g terminalnya keluar dari pleksus parotis untuk merangsang terjadinya ekspresi
wajah.
Frekuensi

Di Amerika Serikat:
insiden
Bell palsy
di Amerika Serikat adalahsekitar 23 kasus per 100.000 orang. Kondisi ini
mempengaruhi sekitar 1 orang pada 65 kehidupan.

Di dunia:
insiden penyakit sama dengan Amerika Serikat.
Mortalitas/Morbiditas
Bell palsy
dapat menyebabkan gangguan estetik, fungsional dan psikologis pasien-pasien yang
mengalami disfungsi nervus residual selama fase penyembuhan atau pada pasien-pasien
dengan penyembuhan yang tidak sempurna.

Paralisis parsial

S i n k i n e s i s m o t o r i k ( g e r a k a n i n v o l u n t e r y a n g m e n y e r t a i g e r a k a n volunter)

Sinkinesis otonom (lakrimasi involunter setelah gerakan otot volunter)


Ras
Insiden
Bell palsy
tampak cukup tinggi pada orang-orang keturunan Jepang.
Jenis kelamin
Tidak ada perbedaan distribusi jenis kelamin pada pasien-pasien dengan
Bell palsy
Usia
Usia mempengaruhi probabilitas kontraksi
Bell palsy
. Insiden paling tinggi padaorang dengan usia antara 15-45 tahun.
Bell palsy
lebih jarang pada orang-orang yang berusia di bawah 15 tahun dan yang berusia di atas 60 tahun.
GEJALA KLINISRiwayat
hampir semua pasien yang dibawa ke ruang gawat darurat merasa
bahwamereka menderita stroke atau tumor intrakranial. Hampir semua kelu
h a n y a n g disampaikan adalah kelemahan pada salah satu sisi wajah.

N y e r i p o s t a u r i c u l a r : H a m p i r 5 0 % p a s i e n m e n d e r i t a n y e r i d i r e g i o mastoid.
Nyeri sering muncul secara simultan disertai dengan paresis, tetapi paresis muncul
dalam 2-3 hari pada sekitar 25% pasien.

Aliran air mata: Dua pertiga pasien mengeluh mengenai aliran air
matam e r e k a . I n i d i s e b a b k a n a k i b a t p e n u r u n a n f u n g s i
orbicularis oculi
dalamm e n g a l i r k a n a i r m a t a . H a n y a s e d i k i t a i r m a t a y a n g d a p a t m e n g a l i r h i n
gga
saccus lacrimalis
d a n t e r j a d i k e l e b i h a n c a i r a n . P r o d u k s i a i r m a t a t i d a k dipercepat
.

Perubahan rasa: Hanya sepertiga pasien mengeluh tentang gangguan rasa, empat per
lima pasien menunjukkan penurunan rasa. Hal ini terjadi akibathanya setengah bagian lidah
yang terlibat.

Mata kering.

Hyperacusis
: kerusakan toleransi pada tingkatan tertentu pada hidungakibat peningkatan iritabilitas
mekanisme neuron sensoris.
Pemeriksaan fisik
Gambaran paralisis wajah mudah dikenali pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaanyang lengkap
dan tepat dapat menyingkirkan kemungkinan penyebab lain paralisis w a j a h .
Pikirkan etiologi lain jika semua cabang
nervus facialis
tidak mengalamigangguan.

Definisi klasik
Bell palsy
m e n j e l a s k a n t e n t a n g k e t e r l i b a t a n mononeuron dari
nervus facialis
, meskipun
nervus cranialis
l a i n j u g a d a p a t terlibat.
Nervus facialis
merupakan satu-satunya
nervus cranialis
yangmenunjukkan gambaran gangguan pada pemeriksaan fisik karena
perjalanananatomisnya dari otak ke wajah bagian lateral.

Kelamahan dan/atau paralisis akibat gangguan pada


nervus facialis
tampak sebagai kelemahan seluruh wajah (bagian atas dan bawah) pada sisi
yang diserang. Perhatikan gerakan volunter bagian atas wajah pada sisi yang diserang.

Pada lesi supranuklear seperti stroke kortikal (neuron motorik atas; diatas
nucleus facialis
d i p o n s ) , d i m a n a s e p e r t i g a a t a s w a j a h m e n g a l a m i kelemahan dan dua per
tiga bagian bawahnya mengalami paralisis.
Musculusorbicularis
,
frontalis
dan
corrugator
diinervasi secara bilateral, sehingga dapatdimengerti mengenai pola paralisis wajah.

Lakukan pemeriksaan
nervus cranialis
l a i n : h a s i l p e m e r i k s a a n biasanya normal.

Membran timpani tidak boleh mengalami inflamasi; infeksi yangtampak m


e n i n g k a t k a n k e m u n g k i n a n a d a n y a o t i t i s m e d i a y a n g m e n g a l a m i komplikasi.
Penyebabsemua yang berkilau bukan berarti emas (William Shakespeare)
Etiologi
Bell palsy
h i n g g a s a a t i n i m a s i h t i d a k j e l a s , m e s k i p u n p e n y e b a b vaskuler, infeksi, genetik
dan imunologis telah dicari. Pasien-pasien dengan penyakitatau kondisi lain kadang-kadang juga
mengalami
palsy
nervus facialis perifer, tetapigangguan ini tidak digolongkan sebagai
Bell palsy
.

Infeksi virus: Data klinis dan epidemiologis menunjukkan adanyasuatu inf


eksi pada awal gangguan, yang mencetuskan respon imunologis,sehingga t
erjadi kerusakan
nervus facialis
. K u m a n - k u m a n p a t o g e n y a n g mungkin adalah virus herpes simpleks tipe I
(HSV-1); herpes simpleks virustipe II (HSV-2);
Human herpes virus (HHV)
; virus varicella zoster (VZV);
M y c o p l a s m a p n e u m o n i a ; B o r re l i a b u rg d o r f e r i ;
i n f l u e n z a B ; a d e n o v i r u s ; coxsackie virus; virus
Eibsein-Barr
; h e p a t i t i s A , B , d a n C ; c y t o m e g a l o v i r u s (CMV); dan virus rubella

Kehamilan:
Bell palsy
jarang terjadi pada kehamilan; tetapi, prognosisadalah lebih buruk pada wanita hamil
dengan
Bell palsy
dari pada wanita tidak hamil yang menderita penyakit ini.

G e n e t i k : Ti n g k a t r e k u r e n s i ( 4 . 5 - 1 5 % ) d a n i n s i d e n f a m i l i a l ( 4 . 1 % ) telah
dinyatakan dalam berbagai penelitian. Faktor genetik mungkin berperan pada
Bell palsy
, tetapi mengenai faktor mana yang diwariskan masih belum jelas.
DIAGNOSA BANDING

Diabetes mellitus, tipe 1-A

Diabetes mellitus tipe 2-A

Fraktur, mandibula

Herpes zoster

Sklerosis multipel

Penyakit
Tick-Borne, Lyme
Gangguan lain yang harus diperhatikan:

Herpes zoster

Kehamilan (terutama pada trimester ke tiga)

Polyneuritis

Otitis akut

Otitis kronis

Fraktur tulang temporal

Mononucleosis infeksius
Tumor parotis

Sarkoidosis

Cholesteatoma
pada telinga tengah

Aneurisma vertebralis, arteri basilaris, atau arteri carotis

Meningitis karsinomatosa

Trauma wajah (tumpul, penetrasi, iatrogenic)

Meningitis leukemia

Lepra

Sindroma
Melkersson-Rosenthal

Pembedahan telinga tengah

Osteomielitis
basis cranii

Tumor
basis cranii
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium

T i d a k a d a p e m e r i k s a a n l a b o r a t o r i u m k h u s u s u n t u k m e m a s t i k a n diagno
sa
Bell palsy
. Pemeriksaan klinis menentukan pemeriksaan yang perludilakukan. Penyebab
potensial lain pada diagnosis banding dapat dipastikan atau dicurigai berdasarkan
pemeriksaan laboratorium diagnostik berikut:
o
Hitung darah lengkap
o
Laju endap eritrosit
o
Pemeriksaan fungsi tiroid
o
Titer
lyme
o
Kadar glukosa serum
o
R a p i d p l a s m a re g a i n ( R P R )
atau pemeriksaan
Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)
Human immunodeficiency virus (HIV)
o
Analisa cairan serebrospinal
o
T i t e r I m m u n o g l o b u l i n M ( I g M ) , i m m u n o g l o b u l i n G ( I g G ) , d a n immun
oglobulin A (IgA) untuk CMV, rubella, HSV, hepatitis A, hepatitisB, hepatitis C, VZV,
M pneumonia,
dan
B burgdorferi.
Pemeriksaan pencitraan

Bell palsy
masih menjadi suatu diagnosis klinis. Pemeriksaan pencitraan tidak diindikasikan di
bagian gawat darurat. Untuk menyingkirkan penyebab
palsy facial
harus dilakukan pemeriksaan pencitraan berikut sesuai dengan gambaran klinis yang
dijumpai.
o
CT scan wajah atau foto polos: Untuk menyingkirkan fraktur atau metastase tulang
o
CT scan diindikasikan bila stroke,
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)-
keterlibatan SSP digunakan sebagaidiagnosa banding
o
MRI: Bila dicurigai adanya neoplasma pada tulangtemporal, otak, kelenjar
p a r o t i s , a t a u s t r u k t u r t u b u h l a i n , a t a u u n t u k mengevaluasi sklerosis multipel,
MRI merupakan pencitraan yang lebihtinggi. Perjalanan
nervus facialis
regio intratemporal dan ekstratemporaldari otak ke otot-otot dan kelenjar di wajah dapat
dilihat dengan MRI.MRI juga diindikasikan selain CT scan.
Pemeriksaan lain

Elektrodiagnosis
nervus facialis
: pemeriksaanini dilakukan untuk menilai fungsi dari
nervus facialis
. Pemeriksaan berikut jarang dilakukan pada keadaan gawat darurat
o
Elektromiografi (EMG) dan kecepatankonduksi saraf menghasilkan gambaran grafik listrik
akibat perangsangan
pada
nervus facialis
dan dapat merekam eksitabilitas otot-otot wajah
yangd i l a l u i o l e h s a r a f i n i . B a n d i n g k a n d e n g a n s i s i k o n t r a l a t e r a l u n t
u k menentukan luas jejas pada nervus dan pemeriksaan ini dapat menentukan prognosis.
Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada masa akut.
o
Pada pemeriksaan eksitabilitas saraf,dapat ditentukan ambang rangsang lis
t r i k a k i b a t k o n t r a k s i o t o t y a n g terjadi.
o
E l e k t r o n e u r o g r a f i ( E N o G ) membandingkan
evoked potential
p a d a s i s i y a n g m e n g a l a m i p a r e s i s dengan sisi yang sehat.
PENGOBATANDi bagian gawat darurat:
pengobatan awal bagi pasien dengan
Bell palsy
di
ruangg a w a t d a r u r a t a d a l a h p e n a n g a n a n f a r m a k o l o g i s . P e r a w a t a n s e l a n j u t n y
a a d a l a h edukasi pasien, anjuran perawatan mata, dan perawatan lanjutan yang sesuai.

Steroid
o
Pengobatan
Bell palsy
dengan menggunakan steroid masih merpakan
suatuk o n t r o v e r s i . B e r b a g a i a r t i k e l p e n e l i t i a n t e l a h d i t e r b i t k a n m e n g
e n a i keuntungan dan kerugian pemberian steroid pada
Bell palsy
.
o
Para peneliti lebih cenderung memilih menggunakan steroid untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Bila telah diputuska
n u n t u k menggunakan steroid, maka harus segera dilakukan konsensus.

Z a t a n t i v i r a l : m e s k i p u n p a d a p e n e l i t i a n y a n g pernah dilakukan masih kurang


menunjukkan efektifitas obat-obat antivirus pada
Bell palsy
, hampir semua ahli percaya pada etiologi virus. Oleh karena itu,zat antiviral merupakan pilihan
yang logis sebagai penatalaksaan farmakologisdan sering dianjurkan pemberiannya
Perawatan mata: mata sering tidak terlindungi pada pasien-psien dengan
Bell palsy
. Sehingga pada mata beresiko terjadinyakekeringan kornea dan terpapar benda
asing. Atasi dengan pemberian air mata pengganti, lubrikan, dan pelindung mata.
o
Air mata pengganti: digunakan selama pasien terbangun untuk menggantiair mata
yang kurang atau tidak ada.
o
Lubrikan digunakan saat sedang tidur. Dapat juga digunakan saat
terbangun j i k a a i r m a t a p e n g g a n t i t i d a k c u k u p m e l i n d u n g i m a t a .
S a l a h s a t u kerugiannya adalah pandangan kabur selama pasien terbangun.
o
K a c a m a t a a t a u p e l i n d u n g y a n g d a p a t m e l i n d u n g i m a t a d a r i j e j a s d a n mengur
angi kekeringan dengan menurunkan jumlah udara yang mengalamikontak langsung dengan
kornea.
Konsultasi:
dokter yang menangani pasien ini harus melakukan pemeriksaanlan
jutan yang ketat. Dokumentasi yang dilakukan harus mencakup kem
a j u a n penyembuhan pasien.Berbagai pendapat muncul mengenai perlunya rujukan ke
dokter spesialis. Indikasiuntuk merujuk adalah sebagai berikut:

A h l i n e u r o l o g i : b i l a d i j u m p a i t a n d a - t a n d a n e u r o l o g i k p a d a pe
meriksaan fisik dan tanda-tanda yang tidak khas dari
Bell palsy
, maka segeradirujuk.

A h l i p e n y a k i t m a t a : b i l a t e r j a d i n y e r i o k u l e r y a n g t i d a k j e l a s a t a u gambaran
yang abnormal pada pemeriksaan fisik, pasien harus dirujuk untuk pemeriksaan
lanjutan.

Ahli otolaryngologi: pada pasien-pasien dengan paralisis persisten,k e l e m a h a n o t o t


w a j a h y a n g l a m a , a t a u k e l e m a h a n y a n g r e k u r e n , s e b a i k n y a dirujuk.

Ahli bedah: pembedahan untuk membebaskan


nervus facialis
kadangdianjurkan untuk pasien dengan
Bell palsy
. Pasien dengan prognosis yang buruk
setelah pemeriksaan
nervus facialis
atau paralisis persisten cukup baik untuk dilakukan pembedahan.
OBAT-OBATAN
Hampir semua pasien dapat sembuh tanpa pengobatan, maka dokter dapatm
enangani pasien tanpa pemberian pengobatan. Pilihannya adalah menunggu; tetapi beberapa
individu dengan
Bell palsy
tidak sembuh sempurna. Dua jenis obat di bawahini menurut penelitian cukup efektif
mengobati penyakit ini.
Kategori obat:
kortikosteroid
m e m i l i k i e f e k a n t i i n f l a m a s i d a n d a p a t menyebabkan berbagai
e f e k m e t a b o l i k . M e n g u b a h r e s p o n i m u n t u b u h u n t u k menghasilkan
rangsang.
Nama obat
P r e d n i s o n e ( D e l t a s o n e , O r a s o n e , S t e r a p r e d ) e f e k farma
k o l o g i s y a n g b e rg u n a a d a l a h e f e k a n t i i n f l a m a s i n y a , yang menurunkan kompresi
nervus facialis
di
canalis facialis
.
Dosis dewasa
1 mg/kg/hari peroral selama 7 hari
Dosis pediatrik
Pemberian sama dengan dosis dewasa
Kontraindikasi
P e r n a h d i l a p o r k a n a d a n y a h i p e r s e n s i t i v i t a s ; i n f e k s i v i r u s , jamur, jaringan
konektif, dan infeksi kulit tuberkuler; penyakittukak lambung; disfungsi hepatik; penyakit
gastrointestinal
Interaksi obat
Pemberian bersamaan dengan estrogen dapat menurunkank l i r e n s p r e d n i s o
ne; penggunaan dengan digoksin dapatm e n y e b a b k a n t o k s i s i t a s d i
g i t a l i s a k i b a t h i p o k a l e m i a ; fenobarbital, fenitoin, dan rifampin dapat
m e n i n g k a t k a n metabolisme glukokortikoid (tingkatkan dosis
pemeliharaan);m o n i t o r h i p o k a l e m i a b i l a p e m b e r i a n b e r s a m a d e n g a n o b a t diureti
k.
Kehamilan
B b i a s a n y a a m a n t e t a p i k e u n t u n g a n o b a t i n i d a p a t memp
erberat resiko
Perhatian
Penghentian pemberian glukokortikoid secara tiba-tiba dapatm e n y e b a b k a n
k r i s i s a d r e n a l ; h i p e r g l i k e m i a , e d e m a , osteonekrosis, miopati, penyakit
tukak lambung, hipokalemia,osteoporosis, euforia, psikosis, myasthenia gravis, penurunan11
pertumbuhan, dan infeksi dapat muncul dengan penggunaan bersama glukokortikoid
Kategori obat:
antivirus
infeksi herpes simpleks merupakan penyebab palingsering dari
Bell palsy
. Acyclovir merupakan yang paling sering digunakan, tetapi antiviral lain mungkin lebih
sesuai.
Nama obat
A c y c l o v i r ( Z o v i r a x ) m e n u n j u k k a n a k t i v i t a s h a m b a t a n langsung
melawan HSV-1 dan HSV-2, dan sel yang terinfeksisecara selektif.
Dosis dewasa
4000 mg/24 jam peroral selama 7-10 hari
Dosis pediatrik
< 2 tahun : tidak dianjurkan> 2 tahun : 1000 mg peroral dibagi 4 dosis selama 10 hari
Kontraindikasi
Pernah dilaporkan adanya hipersensitivitas
Interaksi obat
Penggunaan bersama dengan probenecid atau zidovudined a p a t m e m p e r p
a n j a n g w a k t u p a r u h d a n m e n i n g k a t k a n toksisitas acyclovir terhadap SSP
Kehamilan
C keamanan penggunaan selama kehamilan belum pernah dilaporkan
Perhatian
Hati-hati pada gagal ginjal atau bila menggunakan obat yang bersifat nefrotoksik
PERAWATAN LANJUTANPasien rawat inap/jalan

Pertimbangkan pemberian prednisone dengan dosis awal 1 mg/kg/hari.


o
Prednisone merupakan obat yang poten dengan resiko mengalami efek samping yang tinggi.
Bukti efektivitas obat masih belum dapat dipastikandalam berbagai
literatur. Sebelum efektivitas obat ini jelas, sebaiknyatidak digunakan sebagai standar
pengobatan.
o
Tanpa kontraindikasi, dan jika dokter memilih untuk menggunakansteroid, pilihan
yang tepat adalah prednisone dengan dosis tinggi, mulai pemberian seawal
mungkin pada pengobatan. (pertimbangkan penurunandosis bertahap pada hari ke lima
hingga 5 mg, 2 x sehari selama 5 hari)

Pemberian acyclovir (zovirax) 800 mg peroral, 5 x sehari selama 10hari; 20 mg/kg


pada pasien yang berusia < 2 tahun. Bukti menunjukkan bahwa70% kasus
Bell palsy
disebabkan oleh HSV.
Komplikasi

Hampir semua pasien dengan


Bell palsy
d a p a t s e m b u h t a n p a mengalami deformitas kosmetik, tetapi sekitar 5% mengalami gejala
sisa cukup berat yang tidak dapat diterima oleh pasien.

Regenerasi motorik yang tidak sempurna.


o
Bagian terbesar dari
nervus facialis
terdiri dari serabut saraf eferenyang merangsang otot-otot ekspresi wajah. Bila bagian
motorik
mengalamir e g e n e r a s i y a n g t i d a k o p t i m a l , m a k a d a p a t t e r j a d i p a r e s i s s e m u a a
t a u beberapa otot wajah tersebut.
o
Gangguan tampak sebagai (1) inkompetensi oral, (2) epifora (produksiair mata berlebihan), dan
(3) obstruksi nasal.

Regenerasi sensoris yang tidak sempurna.
o
Dysgeusia
(gangguan rasa).
o
Ageusia
(hilang rasa).
o
Dysesthesia
g a n g g u a n s e n s a s i a t a u s e n s a s i y a n g t i d a k s e s u a i d e n g a n stimulus
normal).

Reinervasi aberan dari


nervus facialis
.
o
Setelah gangguan konduksi neuron pada
nervus facialis
dimulai denganregenerasi dan proses perbaikan, beberapa serabut saraf akan
mengambil j a l a n l a i n d a n d a p a t b e r h u b u n g a n d e n g a n s e r a b u t s a r a f d i
d e k a t n y a . Rekoneksi aberan ini dapat menyebabkan jalur neurologik yang
t i d a k normal.
o
B i l a t e r j a d i g e r a k a n v o l u n t e r, b i a s a n y a a k a n d i s e r t a i d e n g a n g e r a k a n involun
ter (seperti gerakan menutup mata yang satu diikuti dengan gerakan
menutup mata disebelahnya). Gerakan involunter yang menyertai gerakan volunter ini
disebut
synkinesis
.
Prognosis

Perjalanan
Bell palsy
bervariasi mulai dari penyembuhan awal yangkomplit pada jejas nervus disertai dengan
gejala sisa yang permanen. Secara prognostik, pasien terbagi dalam tiga kelompok
dengan sejumlah gejala sisa pada masih-masing kelompok.
o
K e l o m p o k 1 m e n g a l a m i p e r b a i k a n f u n g s i m o t o r i k w a j a h secara sempurna tanpa
disertai gejala sisa.
o
Kelompok 2 mengalami perbaikan fungsi motorik wajahyang tidak
s e m p u r n a , t e t a p i t i d a k m e n g a l a m i d e f e k k o s m e t i k p a d a m a t a yang tidak dilatih.
o
K e l o m p o k 3 m e n g a l a m i g e j a l a s i s a n e u r o l o g i k y a n g b e r a t yang tampak secara
kosmetik dan klinis.

Hampir semua pasien mengalami paralisis facial inkomplit selamafase akut.
Kelompok pasien ini memiliki prognosis yang baik untuk sembuh sempurna. Pasien
yang mengalami paralisis komplit lebih beresiko mengalamigejala sisa yang berat.

Dari semua pasien dengan


Bell palsy
, 85% sembuh sempurna.
10%s e d i k i t t e r g a n g g u d e n g a n o t o t w a j a h y a n g a s i m e t r i s , s e m e n t a r a 5 % s i s a
n y a mengalami gejala sisa yang berat.
Edukasi pasien

Perawatan mata:
o
Lindungi mata dari paparan benda asing dan cahaya matahari.
o
Berikan lubrikasi yang cukup.
o
Edukasi psaien untuk segera berobat jika terjadi gangguan okuler yang baru seperti nyeri, sulit
digerakkan, atau perubahan visual

Anda mungkin juga menyukai