Anda di halaman 1dari 6

Proposal

KULIAH LAPANGAN DAN DISKUSI TAHAP I (FIELDTRIP)


BANDUNG, MEI 2017

Magister Pengelolaan Sumberdaya Air


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2017
I. PENDAHULUAN

Saat ini dunia dihadapkan pada tantangan besar yaitu ketahanan pangan, air dan energi.
Inti permasalahannya adalah akibat beban populasi yang terus meningkat yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan (demand) yang memberikan tekanan terhadap
aspek ketersediaan (availability) dari sumber daya air dan pola pemanfaatan ruang.

Dengan beban populasi yang telah mencapai 7 milyar pada tahun 2011 dan akan terus
meningkat menjadi 9 milyar jiwa pada tahun 2050 (UN, 2011), kebutuhan terhadap air,
pangan dan energi akan akan menjadi krusial terlebih lagi jika dibandingkan dengan kondisi
ketersediaan air dunia untuk menopang kehidupan 7 milyar penduduk bumi dan makhluk
hidup lainnya.

Terkait tiga tantangan tersebut serta untuk memanfaatkan potensi sumber daya air yang ada
dan penyelesaian masalah-masalah, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) mempunyai program
untuk RPJMN 2015-2019 berupa peningkatan ketahanan pangan, peningkatan ketahanan
air, pengendalian daya rusak, operasi dan pemeliharaan serta dukungan untuk ketahanan
energi yang didasarkan pada tiga aspek utama yaitu konservasi, pendayagunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air, didukung oleh partisipasi masyarakat dan
tersedianya data dan informasi yang akurat.

Pengelolaan sumber daya air terpadu yang dilakukan PU esensinya adalah


menyeimbangkan seluruh potensi. Keterpaduan antara hulu dan hilir tidak dapat
dipisahkan. Air merupakan ekosistem, sehingga penanganannya harus holistik. Daerah
catchment area di hulu tidak dibiarkan rusak. Seperti Pulau Jawa, jumlah hutan semakin
menurun hingga tinggal 10% sementara di hilir bantaran sungai yang seharusnya tempat
air mengalir semakin lama semakin sempit.

Air terkait dengan semua sektor yang terlibat. Untuk itu, pemerintah baik pusat dan
daerah bersama-sama dengan masyarakat, industry dan swasta harus turut
berpartisipasi dalam pengelolaan air. Partisipasi masyarakat dan industri agar
memelihara lingkungan dan sungai, tidak membangun permukiman dibantaran sungai
tidak membuang limbah dan sampah ke sungai. Pembuangan limbah industri memiliki
aturan agar tidak mencemari lingkungan. Masyarakat petani di hulu juga diminta
mengikuti kaidah konservasi. Untuk pemerintah daerah agar memperhatikan saat
pemberian ijin pembangunan agar tidak beralih fungsi.

Terlebih lagi dengan adanya perubahan iklim yang dialami beberapa tahun ini. Efek dari
el nino dan la nina yang membuat Indonesia mengalami tahun basah sehingga sering
banjir, intensitas hujan meningkat. Dampak lain juga beberapa negara mengalami tahun
kering, jarang terjadi hujan, suhu meningkat karena suhu di laut dingin, sehingga banyak
terjadi kebakaran hutan, imbas selanjutnya adalah kabut asap yang merusak kesehatan.
Ini rentan terjadi di hutan gambut yang merupakan 80-90% isinya air dan zat-zat organik.
Musim hujan dan kemarau sudah tidak teratur seperti dahulu lagi. Ini menuntut kita
sebagai manusia yang membutuhkan air untuk belajar dalam pengelolaan air yang
adaptif dan berkelanjutan.

Untuk mengatasi masalah-masalah pengelolaan sumber daya air maka diperlukan


sumber daya manusia yang memiliki potensi dan ahli dalam pengelolaan sumber daya
air. Pengelolaan sumber daya air perlu memperhatikan berbagai aspek. Iklim, topografi
dan kondisi penggunaan lahan suatu wilayah merupakan faktor utama yang menentukan
sistem yang akan diadopsi dalam pengelolaan sumber daya air. Dalam hal ini,
infrastruktur terkait air harus dikembangkan dengan baik, dikelola dan dioperasikan
untuk dapat mengambil manfaat dari sumber daya untuk kegiatan manusia.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan kunjungan studi lapangan infrastruktur
sumber daya air di Nusa Tenggara Timur terkait pengelolaan sumber daya air dan
pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya serta
pengelolaan sumber daya air berdasarkan adat-istiadat (kearifan lokal).

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :


- Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dengan melihat secara
langsung kondisi di lapangan tekait pengelolaan sumber daya air.
- Untuk memperluas wawasan tentang kebijakan-kebijakan dalam penentuan proyek
pembangunan yan disesuaikan dengan karakter suatu daerah.
- Untuk memahami kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air sehingga
Karyasiswa mampu belajar memadukan pengetahuan dengan kearifan lokal yang
sudah ada dalam pengelolaan sumber daya air.
- Untuk memancing intuisi engineering karyasiswa sehingga mampu memberikan saran
dalam pengembangan sumber daya air.
- Untuk mengambil pengalaman dalam pelayanan publik yang telah dilakukan
kemudian diharapkan karyasiswa dapat menerapkan di lingkungan kerjanya masing-
masing.
III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah melakukan kunjungan studi ke beberapa lokasi kegiatan
terkait pengelolaan sumber daya air antara lain :

Pembangunan Bendungan Raknamo


Pengelolaan Air Baku di Nusa Tenggara Timur
Bendungan Titab di Bali
Pengelolaan Irigasi Subak di Bali
Bangunan Pengaman Pantai di Sanur Bali

Gambar 1 Bendungan Raknamo (Kiri) dan Pengolahan air baku di Kupang (Kanan)

Gambar 2 Bendungan Titab di Bali (Kiri) dan Irigasi Subak di Bali (Kanan)

Gambar 3 Pengaman Pantai di Sanur Bali


IV. LOKASI DAN WAKTU
Kunjungan studi akan dilaksanakan selama 6 hari pada bulan Juli 2016

V. PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan kunjungan ini terdiri dari:

1 Dosen Pengajar Magister Pengelolaan Sumber Daya Air ITB


6 Orang Karyasiswa Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air ITB,
angkatan 2016

VI. SUSUNAN ACARA (tentative)

Hari Uraian Kegiatan


- Perjalanan Bandung-Kupang
Hari I
- Pemberian materi oleh BWS NTT
- Kunjungan ke Bendungan Raknamo
Hari II
- Kunjungan ke Pengelolaan air baku
Hari III - Perjalanan Kupang-Bali
- Pemberian materi oleh BWS Bali-Penida
Hari IV
- Kunjungan ke Bendungan Titab
- Kunjungan ke Subak
Hari V
- Kunjungan ke Bangunan Pengaman Pantai Sanur
Hari VI - Perjalanan Bali-Bandung

VII. DANA YANG DIPERLUKAN


Rincian biaya yang diperlukan untuk Persiapan Fieldtrip adalah sebagai berikut :
VIII. PENUTUP
Demikian Proposal kegiatan ini kami susun sebagai bahan pertimbangan pihak terkait.
Kritik dan Masukan dapat disampaikan kepada kami sebagai bahan pertimbangan agar
kegiatan ini berjalan dengan baik.

Bandung, Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai