II. D ASAR TEORI yang kedua parameter skala (), sama dengan
A. Konsep Keandalan standar deviasi. Jika distribusi waktu antar
Keandalan didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kegagalan mengikuti distribusi lognormal, maka:
komponen atau sistem untuk melaksanakan fungsi yang [10]
diperlukan di dalam lingkungan dan kondisi operasional Fungsi keandalannya adalah:
tertentu untuk periode waktu yang telah ditentukan [9]. Jadi, 1 t
keandalan merupakan salah satu aspek yang dapat R (t ) 1 ( ln ) (2.3)
tmed
mempengaruhi keberhasilan proses produksi. Keandalan
menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi biaya Waktu rata-rata kegagalannya adalah:
pemeliharaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
profitabilitas perusahaan. 2
MTTF= exp( ) (2.4)
Secara umum ada dua metode yang dipakai untuk 2
melakukan evaluasi keandalan suatu sistem, yaitu:
a. Metode Kualitatif c. Distribusi Weibull
Metode kualitatif merupakan metode analisa secara Distribusi weibull telah digunakan secara luas
quality dari suatu mode dan dampak kegagalan, dalam teknik keandalan. Karakteristik distribusi
seperti Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), weibull adalah: [10]
Failure Mode, Effect and Criticality Analysis
(FMECA), Fault Tree Analysis (FTA) dan Jika distribusi waktu antar kegagalan suatu
Reliability Centered Maintenance (RCM). komponen atau sistem mengikuti distribusi weibull,
b. Metode Kuantitatif maka: [10]
Metode kuantitatif merupakan metode analisa yang Fungsi keandalannya adalah:
dilakuakan secara perhitungan matematis. Metode
t
ini dapat dilakukan melalui perolehan data R (t ) exp
perawatan (maintenance record) terhadap waktu
kegagalan (time to failure) dan waktu perbaikan (2.5)
(time to repair) dari suatu komponen atau sistem.
Laju kegagalannya adalah:
B. Laju Kegagalan 1
Laju kegagalan () adalah banyaknya kegagalan per
t
(t ) (2.6)
satuan waktu. Laju kegagalan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan antara banyaknya kegagalan yang terjadi
selama selang waktu tertentu dengan total waktu operasi
Waktu ratarata kegagalannya adalah:
komponen atau sistem. [3] Dalam beberapa kasus, laju
kegagalan dapat ditunjukkan sebagai penambahan atau 1
MTTF = + 1 (2.7)
Increasing Failure Rate (IFR), sebagai penurunan atau
Decreasing Failure Rate (DFR), dan sebagai konstan atau
d. Distibusi Eksponensial
Constant Failure Rate (CFR), pada saat fungsi laju
Fungsi padat peluang (probability density function)
kegagalan (t) adalah fungsi penambahan, penurunan atau
distribusi eksponensial adalah:[10]
konstan.
1) Distribusi Laju Kegagalan:
a. Distribusi Normal (t )
f (t ) e , t > 0, > 0 , t (2.8)
Distribusi normal yang sering disebut juga dengan
distribusi gaussian adalah salah satu jenis distribusi
Jika distribusi waktu antar kegagalan suatu sistem
yang paling sering digunakan dalam menjelaskan
mengikuti distribusi eksponensial , maka:[10]
sebaran data. Jika distribusi waktu antar kegagalan
suatu komponen atau sistem mengikuti distribusi
Fungsi Keandalan distribusi eksponensial
normal, maka: [10]
adalah
Fungsi keandalannya adalah:
t (t )
R (t ) e (2.9)
R (t ) 1 ( ) (2.1)
Waktu rata-rata kegagalannya adalah: Laju kegagalan distribusi eksponensial
adalah
MTTF= (2.2) (t )
(2.10)
b. Distribusi Lognormal
Karakteristik distribusi lognormal mempunyai dua Waktu ratarata kegagalan distribusi
parameter yang pertama parameter lokasi () dan weibull adalah
3
Risk Evaluation
Merupakan tahap evaluasi yang mana dapat
membandingkan antara proses identifikasi dan analisis dari
resiko sehingga akan didapat suatu hasil sebagai bahan
pertimbangan untuk menjawab masalah-masalah atau
mengatasi resiko
G. Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Proses produksinya pada PLTG yaitu dimulai dari
pada Turbin Gas, dengan menjalankan motor starter
(penggerak awal) memutar kompresor untuk memampatkan
udara pada ruang bakar kemudian diinjeksikan bahan baker
gas bumi atau HSD, kemudian dinyalakan dengan igniter
(untuk awal pembakaran) sehingga terjadi pembakaran di
ruang bakar. Setelah gas hasil pembakaran mampu memutar
turbin, kompresor dan generator secara otomatis motor
starter akan mati pada putaran 2100 rpm. Putaran Turbin
kompresor terus naik sampai 3000 rpm (full speed no load),
selanjutnya generator menghasilkan energi listrik untuk
diparalel dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali.[14]
Daya maksimum listrik yang dihasilkan satu unit PLTG
ini adalah sebesar 110 MW. Disamping menghasilkan listrik,
turbin gas juga mengeluarkan gas buang yang masih
bertemperatur diatas 500 C, gas inilah yang kemudian
dimanfaatkan untuk proses produksi pada Pembangkit Listik
Tenaga Gas Uap
Kehandalan
0,500 ner
distribusi, parameter uji average of plot fit 0,400 IGV
(AVPLOT) yang menunjukkan ukuran yang 0,300 R(t)
digunakan untuk mengeplot nilai hasil uji 0,200 Regula
0,100 tor
distribusi dan parameter uji likelihood function 0,000 IGV
(LKV), nilai yang paling kecil merupakan nilai
720
17520
43800
70080
96360
122640
148920
2880
5040
7200
0
terbaik untuk hasil uji distribusi.
Waktu Operasional (jam)
Pada langkah terakhir terdapat implementasi Grafik 3.3 Keandalan komponen-komponen
suggestion yang menunjukkan distribusi serta Kompresor
parameter distribusi dari data yang diuji.
Pengujian distribusi yang didapatkan meliputi
distribusi normal, lognormal, eksponensial 1 Maintainability vs Waktu (Kompresor)
parameter, eksponensial 2 parameter, weibull 2 1,000
parameter, dan weibull 3 parameter. Sehingga 0,900
0,800
Maintainability
didapatkan distribusi yang paling sesuai dan 0,700 M(t)
didapat parameter-parameter kegagalan dari 0,600 Regul
distribusi tersebut. 0,500 ator
0,400 IGV
0,300
IV. HASIL PENELITIAN 0,200
0,100
4.1 Evaluasi Kuantitatif 0,000
0
4
8
14
22
30
38
46
Evaluasi kuantitatif ini dilakukan dengan
menggunakan software Reliasoft Weibull ++ version 6 dari Waktu Perbaikan (Jam)
data history kerusakan dan perbaikan komponen-komponen Grafik 3.4 Maintainability komponen-komponen
yang ada didalam unit PLTG. Evaluasi ini digunakan untuk Kompresor
menentukan keandalan sebagai fungsi waktu {R(t)},
maintainability {M(t)},dan availability {A(t)} dan Kehandalan vs Waktu ( Combuster)
Rp (t)
keandalan dengan preventive maintenance. 1,000 Ignitter
0,900
0,800 R(t) PI
0,700 manifold
Kehandalan vs Waktu ( Generator )
Kehandalan
1,000 0,600
0,900 0,500 Rs (t)
0,800 0,400
0,700 R(t) Flame
0,300 Scanner
Kehandalan
17520
43800
70080
96360
2880
5040
7200
0
17520
43800
70080
96360
0,900 0,700
0,800 0,600 M(t) CV
Maintainability
Kehandalan
Path
0,700 0,700 Signal
Kehandalan
122640
148920
17520
43800
70080
96360
122640
148920
0
720
2880
5040
7200
Waktu Operasional (jam) Waktu Operasional (jam)
Grafik 3.7 Keandalan komponen-komponenTurbin Grafik 3.11 Keandalan komponen-komponen Exhaust
Damper
Maintainability vs Waktu (Turbin)
1,000 Maintainability vs Waktu (Exhaust
0,900
0,800 1,000 Damper)
Maintainability
Maintainability
M(t)
0,500 Exhau 0,700 Pilot SV
0,400 st
0,600 M(t)
0,300 0,500
0,400 Coil SV
0,200 M(t)
0,100 0,300
0,200 Fuse
0,000 M(t) SC
0,100
0
3
6
9
14
20
26
32
38
44
50
0,000
Waktu Perbaikan (Jam)
14
22
30
38
46
0
4
8
Grafik 3.8 Maintainability komponen-komponen Turbin Waktu Perbaikan (Jam)
Grafik 3.12 Maintainability komponen-komponen
Exhaust Damper
Kehandalan vs Waktu ( DDC) R(t)
1,000
CPU
0,900
DDC Kehandalan vs Waktu ( Auxilary System)
0,800
0,700 R(t) 1,000
Kehandalan
0,600 0,900
AI 0,800 R(t)
0,500 Card 0,700 IAD
Kehandalan
0,400 0,600
0,300 R(t) 0,500
0,200 LSU 0,400 R(t) PT
M 0,300 Control
0,100 0,200
0,000 0,100 Oil
R(t)
0,000 R(t) TE
0
720
2880
5040
7200
17520
43800
70080
96360
122640
148920
AO
17520
43800
70080
96360
122640
148920
0
720
2880
5040
7200
RCA
Card
Waktu Operasional (jam)
Grafik 3.9 Keandalan komponen-komponen DDC Waktu Operasional (jam)
Grafik 3.13 Keandalan komponen-komponen Auxiliary
System
Maintainability vs Waktu (DDC)
1,000 M(t)
0,900 Power Maintainability vs Waktu (Auxilary
0,800 Supply 1,000
Maintainability
0,700 M(t) TE
0,400 Card 0,600 RCA
0,300 M(t) 0,500
0,200 LSUM 0,400
0,100 0,300 M(t) PT
0,000 0,200 Control
0,100 Oil
14
20
26
32
38
44
50
0,000
0
3
6
9
Grafik 3.1 hingga Grafik 3.14 menjelaskan grafik mencapai nilai keandalan 0 persen paling cepat
keandalan dan maintainability setiap komponen-komponen dibandingkan dengan komponen-komponen utama lainnya.
pendukung unit PLTG memiliki nilai keandalan dan Dimana komponen Combuster mencapai nilai 0 persen
maintainability yang berbeda beda dalam kurun waktu disaat waktu operasional 5760 jam atau kurang dari 1 bulan.
operasional 17 tahun. Ini bisa dilihat dari tren grafik-grafik Menurut history kerusakan PLTG, dalam kurun waktu
tersebut, bahwa nilai keandalan setiap komponen semakin tersebut komponen-komponen Combuster adalah komponen
lama akan semakin menurun hingga waktu operasional yang paling sering menyebabkan PLTG mengalami trip t
tertentu mencapai nilai 0 %. Untuk nilai Maintainability
setiap komponennya semakin lama akan semakin naik, hal 4.2 Analisa Keamanan
itu dikarenakan semakin lama waktu perawatan komponen Analisa keamanan ini berupa penentuan Probabilty
maka tingkat kualitas kerja komponen-komponen unit PLTG Failure on Demand (PFD), Failure Rate () dan Safety
akan semakin baik. Integrity Level (SIL) pada komponen-komponen yang
terdapat didalam Combuster
Evaluasi Keandalan dengan Preventive Maintenance
Pada evaluasi ini dilakukan perhitungan preventive Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Analisa Keamanan untuk
maintenance yang paling tepat dari masing-masing komponen Combuster pada saat Ti = 148920 jam
komponen unit PLTG. Dimana standart keandalan dengan Komponen (t) PFD SIL
preventive maintenance adalah 0,8 atau 80 %. Dari hasil
perhitungan didapat bahwa komponen yang memiliki Igniter A 0,00006 4,353844 SIL 1
preventive maintenance yang paling cepat adalah LSUM Igniter B 0,00036 26,723 SIL 1
DDC. Dikarenakan komponen tersebut selama proses Fuel Nozzle 0,00007 5,428323 SIL 1
kerjanya sering mengalami kerusakan. Untuk Grafik
preventive maintenance dari LSUM DDC dapat dilihat pada PI Manifold 0,00225 167,7686 SIL 1
Grafik 3.15 dibawah ini Flame Scanner 2 A 0,00016 12,06628 SIL 1
Flame Scanner 2 B 0,00052 39,03494 SIL 1
Preventive Maintenance ( LSUM DDC) Flame Scanner 3 A 0,20389 15181,73 SIL 1
1,000 T= 200 jam
Kehandalan
0,600
sor Vibrasi Pick Up 3 0,00052 39,03494 SIL 1
0,500 R(t) Exhaust Pressure
0,400 Combust
Switch 0,00052 39,03494 SIL 1
0,300 er
0,200 R(t) Filter 0,00052 39,03494 SIL 1
Turbin
0,100
122
148
DDC
untuk komponen-komponen Combuster pada saat interval
Waktu Operasional (jam) waktu 148920 jam. Dimana dari hasil perhitungan tersebut
Grafik 3.15 Keandalan komponen-komponen utama unit memperlihatkan bahwa pada saat kurun waktu 17 tahun atau
PLTG 148920 jam komponen yang memiliki nilai laju kegagalan
(failure rate) paling besar adalah komponen Flame Scanner
Dari Grafik diatas menunjukkan bahwa komponen yang 3A dengan nilai sebesar 0,20389. Sementara itu untuk
memiliki nilai keandalan yang paling rendah adalah komponen yang memiliki nilai Probabilty Failure on
komponen Combuster. Hal itu disebabkan dalam kurun Demand (PFD) paling besar adalah CV 147 A dengan nilai
waktu operasional tersebut mengalami laju kerusakan yang sebesar 965,168, sedangkan untuk komponen yang memiliki
cukup tinggi sehingga menyebabkan komponen Combuster nilai Risk Reduction Factor (RRF) paling kecil adalah CV
8
147 A dengan nilai sebesar 0,00104. Dari hasil perhitungan Fuel Nozzle Rp. 350.000,00 Rp. 36.296.921,89
pada dua tabel diatas,terlihat bahwa semakin besar laju
PI Manifold Rp 70.000,00 Rp. 2.625.462,45
kegagalan suatu peralatan maka kemungkinan terjadinya
failure akan semakin besar dan tingkat penurunan resikonya Flame Scanner 2 A Rp 175.000,00 Rp. 19.318.636,47
akan semakin kecil. Begitu juga dengan semakin sering Flame Scanner 2 B Rp 175.000,00 Rp 19.318.636,47
suatu peralatan dilakukan test maka kemungkinan terjadinya
failure akan semakin kecil dan tingkat penurunan resikonya Flame Scanner 3 A Rp 175.000,00 Rp10.159.222,05
semakin besar Flame Scanner 3 B Rp 175.000,00 Rp 15.381.911,16
Pressure
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Likelihood dan MTTR Rp 4.095.019,11
Transmitter A Rp 105.000,00
MTTR Combuster Pressure
Nama Komponen Likelihood Rp 105.000,00 Rp 4.095.019,11
(jam) Transmitter B
Igniter A 19,17 3,65 Combuster Pressure
Rp 4.095.019,11
Igniter B 21,91 3,63 Transmitter C Rp 105.000,00
DPX BBM Rp 105.000,00 Rp 4.095.019,11
Fuel Nozzle 18,82 5,51
CV 165 Rp 175.000,00 Rp 9.100.042,48
PI Manifold 18,14 2,07
CV 174 Rp 175.000,00 Rp 9.100.042,48
Flame Scanner 2 A 17,90 6,17
Fuel oil transfer
Flame Scanner 2 B 17,90 6,17 Rp 210.000,00 Rp 109.200.509,7
pump
Flame Scanner 3 A 15,33 3,79 CV 147 A Rp 175.000,00 Rp 14.228.262,75
Flame Scanner 3 B 13,78 6,38 CV 147 B Rp 175.000,00 Rp 14.554.039,73
Pressure Transmitter A 13,00 3,00 CV 135 Rp 175.000,00 Rp 14.538.414,32
Pressure Transmitter B 13,00 3,00 Main Fuel Oil
Rp 18.668.805,11
Pressure Transmitter C 13,00 3,00 Pump Rp 210.000,00
Vibrasi Pick Up 3 Rp 140.000,00 Rp 5.460.025,49
DPX BBM 13,00 3,00
Exhaust Gas
CV 165 13,00 4,00 Rp 4.095.019,11
Pressure Switch Rp 105.000,00
CV 174 13,00 4,00 Filter Rp 210.000,00 Rp 21.840.101,94
Fuel oil transfer pump 13,00 40,00 Rp.361.193.848
CV 147 A 16,32 4,98
CV 147 B 17,10 4,86 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Combuster
mengalami kerugian dalam kurun waktu 17 tahun sebesar
CV 135 17,31 4,80 Rp. 361.193.848 atau sebasar Rp. 21.246.696,94 per
Main Fuel Oil Pump 18,93 4,70 tahunnya.
Vibrasi Pick Up 3 13,00 3,00
Evaluasi Resiko
Exh. Gas Pressure Switch 13,00 3,00 Untuk evaluasi resiko pada komponen Combuster
Filter 13,00 8,00 ada 5 jenis resiko yaitu antara lain: Flame Out pada Flame
Scanner, Manifold Pressure High pada Nozzle, Hunting
Tabel 4.2 merupakan hasil perbandingan nilai pada Control Valve BBM , Pressure low-low pada Fuel
likelihood resiko dan Waktu rata-rata perbaikan komponen- Supply System, dan Exhaust over temperature pada Exhaust
komponen Combuster. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Line Combuster. Dari kelima jenis evaluasi resiko ini
komponen Fuel Oil Transfer Pump memiliki waktu rata-rata Pressure low-low adalah resiko yang paling besar yang dapat
perbaikan paling besar yaitu sebesar 40 jam dan yang menyebabkan unit PLTG mengalami trip. Resiko tersebut
memiliki frekuensi kerusakan terbesar adalah Ignitter B disebabkan karena pasokan gas dari manufaktur memiliki
yaitu sebesar 21,91. Dari sini dapat dikatakan bahwa tekanan yang sangat rendah. Sehingga didesain sistem
komponen tersebut memiliki kerugian yang sangat besar Interlock atau pengaman berupa Pressure Alarm low-low
dalam kurun waktu 17 tahun, dikarenakan komponen- dan Pressure Switch. Solusi untuk mengatasi resiko tersebut
komponen tersebut kehilangan waktu kerja yang cukup adalah melakukan kalibrasi atau perawatan secara rutin pada
besar. komponen-komponen sistem interlock-nya.
BIODATA PENULIS