Penyusun:
Ellyna Eka S, S. Ked.
J510170100
Pembimbing :
dr. Bahrodin, Sp. PD. (_____________________)
Dipresentasikan dihadapan :
dr. Bahrodin, Sp. PD . (______________________)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : W. An
Usia : 19 Tahun 9 bulan 11 hari
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Suku : Jawa
Pemeriksaan (18/08/2017)
Nama test Flag hasil satuan Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah lengjap
imunoglobulin 16,5 g/dL 14-18
Monosit 5100 /mm3 4000-10000
Hematokrit 51,3 H % 40-48
Trombosit 95000 L /mm3 150000-450000
Eritrosit 5,63 Juta/uL 4,4-5,9
....ex Eritrosit
MCV 91,2 Fl 75-100
MCH 29,3 Pg 26-34
MCHC 32,1 g/Dl 32-36
RDW 49,2 H % 11-16
MPV 11,3 H fL 8-11
PDW 16,6 fL 0,1-99,9
Hitung Jenis/diff
Limfosit 44,5 H % 25-40
Monosit 9,2 H % 2-8
Granulosit 46,3 L % 50-70
Pemeriksaan (19/08/2017)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
WBC 4,2 10^3uL 4.0-10.0
Lymph# 2,2 10^3uL 0,1-4
Mid# 0,5 10^3uL 0.1-0.9
Gran# 1,5 L 10^3uL 2-7
Lymph% 51,4 H % 20-40
Mid% 12,3 % 3-9
Gran% 36,3 % 50-70
Hgb 16,5 H g/dL 12-16
Rbc 5,61 H 10^3uL 4.0-5.5
Hct 50,6 % 40,0-54
Mcv 90,2 fL 80-100
Mch 29,4 pg 27-34
Mchc 32,6 g/dL 32-36
Rdw-cv 13,1 % 11-16
Rdw-sd 47,8 fL 35-58
Plt 75 L 10^3uL 100-300
Mpv 10,1 fL 6,5-12
Pdw 16,2 9-17
Pct 0,76 mL/L 1,08-2,82
P-lcc 29 10^3uL 30-90
P- lcr 39,2 % 11-45
V. RESUME MASALAH
A. Anamnesis
1.Demam
2.Pusinh
3.Mual, muntah
4.Lemes
B. Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98x/m
RR : 20x/m
Suhu : pada saat datang 38o C
2. Pemeriksaan fisik : lidah kotor
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium
Plt : 115, plt sekarng : 75
S. thyphi H : POSITIF 1/80
SGOT : 70 H
SGPT : 97 H
Trombosit : 95000 L
VI. DIAGNOSIS
- DHF
VII. POMR
Probl Assessme
Abnormalitas IP Dx IP Tx IP Mx
em nt
Pemeriksaan fisik DD DHF -Darah -infus RL 20 tpm -TTV terutama
TD : 120/80 lengkap : -rnitidin 2xampl cek suhu
mmHg hb, plt, -ondancetron 3xampl -darah lengkap
Demam : 38 C hematokrit, -santagesik 3xampl -test widal
-widal test :
saat datang ke RS
s. thyphi dan
Lemes s.
Pusing parathyphi
Mual, muntah
Ptl : 115 dtng
Plt : 75
S. thyphi H :
POSITIF 1/80
SGOT : 70
SGPT : 97
Trombosit : 95000
B. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh
virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri
6
dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x10
(Suhendro, 2006).
Terdapat paling tidak 4 tipe serotipe virus dengue, yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-2 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam
dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Sebagai
tambahan, terdapat 3 virus yang ditulari oleh artropoda (arbovirus)
lainnya yang menyebabkan penyakit mirip dengue (Halstead, 2007)
D. Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini
masih diperdebatkan (Suhendro, 2006). Berdasarkan data yang ada,
terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan
dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindroma syok dengue
(dengue shock syndrome).Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali mungkin memberi gejala demam
dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi
virus. Reaksi yang amat berbeda tampak, bila seseorang mendapat infeksi
berulang dengan tipe virus yang berlainan. Berdasarkan hal ini Halstead
pada tahun 1973 mengajukan hipotesis yang disebut secondary
heterologous infection atau sequential infection hypothesis. Hipotesis ini
telah diakui oleh sebagian besar para ahli saat ini (Hendarwanto, 1996).
Agregasi Aktivasi
Pengeluar Aktivasi
trombosit komplemen
an faktor III kaskade
trombosit koagulasi
Eliminasi Reaksi
trombosit oleh Aktivasi anafilaksis
sistem faktor
Konsumtifitas Hageman
retikuloendote Peningkatan
faktor-faktor
l (RES) permeabilitas
pembekuan
Ketidakseimbangan Kinin vaskular
fungsi trombosit Penurunan
jumlah faktor
pembekuan Syok
Trombositopenia
E. Manifestasi Klinis
Prediksi klinis infeksi virus dengue ditentukan oleh hubungan
kompleks antara faktor penjamu dan virus (WHO Scientific Working
Group: Report on Dengue, 2006).
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik
atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam
berdarah dengue, atau sindrom syok dengue (Suhendro, 2006).
1. Demam Dengue
o
cepat hingga 39,4-41,1 C, biasanya disertai nyeri frontal atau
retro-orbital, khususnya ketika mata ditekan. Kadang-kadang
nyeri punggung hebat mendahului demam. Suatu ruam transien
dapat terlihat selama 24-48 jam pertama demam. Denyut nadi
dapat relatif melambat sesuai derajat demam. Mialgia dan
artalgia segera terjadi setelah demam.
Dari hari kedua sampai hari keenam demam, mual dan
muntah terjadi, dan limfadenopati generalisata, hiperestesia atau
hiperalgesia kutan, gangguan pengecapan, dan anoreksia dapat
berkembang. Sekitar 1-2 hari kemudian, ruam makulopapular
terlihat, terutama di telapak kaki dan telapak tangan, kemudian
menghilang selama 1-5 hari. Kemudian ruam kedua terlihat,
suhu tubuh, yang sebelumnya sudah menurun ke normal, sedikit
meningkat dan mendemonstrasikan karakteristik pola suhu
bifasik
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Leukosit
d. Hemostasis
e. Protein/albumin
g. Elektrolit
i. Imunoserologi
2. Radiologi
G. Diagnosis
Belum ada panduan yang dapat diterima untuk mengenal awal
infeksi virus dengue (WHO Scientific Working Group, 2006). Perbedaan
utama antara demam dengue dan DBD adalah pada DBD ditemukan
adanya kebocoran plasma (Suhendro, 2006).
1. Demam Dengue
H. Penatalaksanaan
Tersangka DBD
Rawat jalan
Nilai tanda klinis, periksa
trombosit dan Ht bila
Segera bawa ke rumah sakit demam menetap setelah
hari sakit ke-3
I. Komplikasi
Infeksi primer pada demam dengue dan penyakit mirip dengue
biasanya ringan dan dapat sembuh sendirinya. Kehilangan cairan dan
elektrolit, hiperpireksia, dan kejang demam adalah komplikasi paling
sering pada bayi dan anak-anak. Epistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak
umum tetapi dapat terjadi pada derajat manapun. Keluarnya darah dari
epistaksis, muntah atau keluar dari rektum, dapat memberi kesan keliru
perdarahan gastrointestinal. Pada dewasa dan mungkin pada anak-anak,
keadaan yang mendasari dapat berakibat pada perdarahan signifikan.
Kejang dapat terjadi saat temperatur tinggi, khususnya pada demam
J. Prognosis
K. Pencegahan
Belum ada vaksin yang tersedia melawan dengue, dan tidak ada
pengobatan spesifik untuk menangani infeksi dengue. Hal ini membuat
pencegahan adalah langkah terpenting, dan pencegahan berarti
menghindari gigitan nyamuk jika kita tinggal di atau bepergian ke area
endemik (CDC, 2010).
Hendarwanto, 1996. Dengue. Dalam: Noer, Sjaifoellah et. al.,eds. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid I, ed. 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 417-426.
Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., dan Pohan, H.T., 2006. Demam Berdarah
Dengue. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.,
dan Setiati, S., eds.. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 1709-1713.
Halstead, S.B., 2007. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever. In:
Kliegman, Robert M., Behrman, Richard E., Jenson, Hal B., and Stanton,
Bonita F., eds. Nelson Textbook of Pediatrics 18th ed.. Philadelphia:
Saunders Elsevier, 1412- 1414.
Hillman, R.S., Ault, K.A., Rinder, dan Henry M., 2005. Hematology in Clinical
Practice 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies.
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., dan Setiowulan, W., 2001.
Kapita Selekta Kedokteran jilid 2, ed. Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI