Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MAKALAH Teknologi Bahan Bangunan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang BAHAN
BANGUNAN yaitu mata kuliah TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta seluruh umat yang telah meneladani perjuangannya.

Dengan segala kemampuan dan kekurangan yang ada, alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Yang tentu saja tak kuasa melepas pihak-pihak yang telah
banyak membantu terselesaikannya proses penulisan tugas ini. Untuk itu, tiada ungkapan
terpantas melainkan ungkapan rasa terima kasih yang tulus bagi mereka yang telah rela
meluangkan bantuan. Rasa terima kasih ini pun, terlebih kami sampaikan kepada yang
terhormat :

Bp.dosen pengampu mata kuliah TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN.

1. HANDI CANDRA.
2. SARIF HIDAYAT.

Berkat dorongan dan bantuan tersebut, maka penulis berhasil menyelesaikan penulisan
TUGAS MAKALAH ini. Untuk itu, kepada semua pihak yang telah membantu, penulis
panjatkan doa harapan semoga dicatat sebagai amal shalih yang akan memperoleh keridhoan
dari Allah SWT.

Namun demikian, penulis tak berpretensi bahwa karya skripsi ini tanpa cacat. Untuk itu,
segala saran serta kritik yang bersifat positif, sangat penulis harapkan hadir melengkapi dan
menyempurnakan.

Akhirnya, kepada Allah-lah penulis berharap semoga karya sederhana ini memberikan
manfaat bagi orang lain. Amiin.

Tugas Akhir Teknologi Bahan Bangunan, Semester


lll !!!

PERKEMBANGAN BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA.

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana
atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun
peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana
telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik
bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia
dalam perjalanan sejarahnya.

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam


perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau
yang menunjang dalam membuat suatu bangunan. Perkembangan Ilmu pengetahuan tidak
terlepas dari hal tersebut seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan
bangunan. Bahkan penggunaan trigonometri dalam matematika juga berkaitan dengan
bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam membangun Piramida.
Bahkan pada masa sekarang, bangunan bangunan berupa gedung tinggi dianggap merupakan
ciri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan
prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua
sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan
untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah
ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang
menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam
seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat
bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya
diambil dari alam.

Dengan melihat perkembangan bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah,
rata-rata saat ini dinding rumah banyak yang menggunakan bata ataupun batako, sehingga
perlu diperhatikan sekali pengetahuan dasar dasar teknis cara membangun rumah yang benar.
Yang dimaksud disini adalah agar rumah yang sudah dibangun tahan terhadap pergerakan
tanah ataupun gempa.Beberapa tahun yang lalu saat terjadi gempa di Yogyakarta, banyak
sekali bangunan-bangunan yang roboh, sedangkan bangunan tersebut ada sebagian yang tidak
dilewati jalur gempa, seharusnya bangunan tersebut kalaupun rusak tidak langsung roboh
seketika.
Dua hari setelah gempa diYogyakarta, saya pergi keYogya kebetulan sebagian saudara saya
ada

Tugas Akhir Teknologi Bahan Bangunan, Semester


lll 1

yang tinggal di daerah Bantul, melihat rumah-rumah yang hancur akibat gempa tersebut, dari
pengamatan saya sebagian rumah tersebut saat membangun tidak memperhatikan dasar-dasar
teknis membangun yang benar.

Seperti sloof ada yang tidak menggunakan besi yaitu dibuat dengan rolag ( pasangan 1 bata
disusun miring), kolom menggunakan pasangan 1 bata, diatas dinding tidak diberi ring
balk,(mungkin diantara pembaca ada yang bingung apa yang dimaksud dengan ring balk,
sloof dan lain-lain silakan baca disini) tidak ada ikatan antara dinding dan kuda-kuda, ada
juga yang menggunakan sloof dan kolom beton tetapi besi maupun ukuran tidak sesuai yang
disaratkan oleh Peraturan Beton Indonesia.
Saya sempat mengamati ada rumah yang hampir roboh, dindingnya sudah miring, ternyata
ujung dari besi ring balk tidak di kni atau di tekuk, saat terjadi pergerakan, ikatan ring balk
lepas.

Agar Struktur rumah yang kita buat tahan terhadap geseran ataupun gempa ( tidak roboh
seketika) perlu diperhatikan dasar-dasar membangun rumah yang benar mulai dari cara
membuat fondasi ( baca disini), membuat sloof ( baca disini)
Dan juga perlu diperhatikan prinsip dasar agar rumah tersebut tahan terhadap gempa , setiap
struktur dari bangunan harus terikat dengan baik, seperti fondasi dengan sloof, sloof dg
kolom dan dinding, kolom dengan ring balk dan seterusnya, dan juga perlu diperhatikan
kwalitas dari bahan bangunan, ada juga rumah yang roboh bukan masalah struktur, tetapi Isu
pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus
dilakukan untuk menghambat pemanasan buana, perubahan iklim secara ekstrem, dan
degradasi kualitas lingkungan.

Belum usai berbenah menata lingkungan, krisis ekonomi global kembali menggoyang sendi-
sendi kehidupan kota dan kita, termasuk sektor properti. Krisis yang datang beruntun dan
bertubi-tubi seharusnya sanggup menggugah kesadaran kita.
Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan
solusi. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan
ramah lingkungan. Beberapa bangunan Bali condotel sudah mulai mengembangkan bangunan
seperti ini.
Bak ibarat tubuh, kita perlu melakukan diet mengurangi kadar kolesterol dalam bangunan dan
menjadikan bangunan lebih langsing dan segar yang dapat menyehatkan diri sendiri (kantong
tabungan, bangunan, penghuni) dan lingkungan (warga, kota) serta menghindari stroke
komplikasi sosial. Untuk itu, kita perlu mengenali pokok-pokok permasalahan dan upaya-
upaya yang dapat dilakukan.
Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan
berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property),
bangunan

hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk
hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis
ekonomi global.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong


pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan selaras dengan
lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan
terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan
material ramah lingkungan (green product).Bangunan hijau mensyaratkan layout desain
bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi
listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan
terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.Seberapa besar bangunan
(rumah, gedung) yang akan dibangun? Cukup adalah cukup. Volume bangunan dijaga agar
biaya pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan terkendali dan lebih hemat.

Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-
dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik
tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh
ruangan agar hemat energi. Termasuk dalam lantai keramik atau marmer. Kalau bisa cukup
melakukan poles marmer, jangan sampai menggantinya, karena bagian yang diganti hanya
akan menjadi sampah.

Anda mungkin juga menyukai