Anda di halaman 1dari 72

.

SURAT AR-RAHMAN

Didalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yg berbunyi :



"Fabiayyi aala 'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan"
Artinya : "Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang 'Kamu Dustakan'?"

Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh Allahu Subhanahu Wa Ta'ala.


Apa gerangan makna kalimat tersebut ?

Setelah Alloh menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, lalu Allah
bertanya :
"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu Dustakan'?"

Menarik untuk diperhatikan bhw Allah menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR"

Hal ini menunjukkan bahwa Nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari
keberadaannya. Yang sering dilakukan manusia adalah 'Men-Dustakan' NYA.

Dusta berarti 'Menyembunyikan Kebenaran'.

Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah 'Diberi Nikmat' oleh Allah, tapi mereka
'menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka

MENDUSTAKANNYA!

Bukankah kalau kita mendapat rezeki banyak, kita katakan bahwa itu karena hasil dari 'Kerja
Keras' kita???

Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana S1/S2 bahkan S3, itu karena 'Otak Kita' yang cerdas???
Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena 'kepiawaian kita', kita 'Pandai Menjaga' Pola Makan &
Rajin ber-Olah Raga, dsb.

Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita, tanpa sadar,kita telah
melupakan Peranan Allah,

Kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan yang kita raih.
kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.

"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu dustakan?"

Kita telah bergelimang kenikmatan :


Harta,
Jabatan,
Pasangan Hidup,
Anak2 yang telah kita miliki

Ingatlah....
Semua Nikmat itu akan Ditanya pada Hari Kiamat Kelak

"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan 'Nikmat' yang kamu peroleh saat ini"
(QS At-Takatsur : 8)

Sudah siapkah kita menjawab & Mempertanggung Jawabkannya

"Dan jika kamu menghitung Nikmat2 Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.
(QS An-Nahl : 18)

Tidak patutkah kita bersyukur kepada-NYA?


Ucapkan Alhamdulillah,
Berhentilah mengeluh,
dan Jalani Hidup ini dengan ikhlas sebagai bagian dari
'Rasa Syukur' kita.
.

ANTARA HARAPAN DAN RASA TAKUT

Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,


"Surga lebih dekat kepada kalian dari tali sandalnya dan neraka juga seperti itu." (HR. Al-
Bukhari no.6488)

Faedah-faedah:
Pada hadits ini ada penjelasan bahwasanya keta'atan akan menyampaikan kepada surga, dan
kemaksiatan akan menyampaikan kepada neraka.
Bahwasanya keta'atan dan kemaksiatan bisa saja pada perkara-perkara yang mudah dilakukan.
Sepantasanya bagi seseorang tidak membiarkan kebaikan yang sedikit melainkan ia kerjakan
dan kelejekan yang kecil melainkan ia jauhi.
Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata, "Makna hadits ini bahwasanya meraih surga merupakan
perkara mudah, yaitu dengan memperbaiki niat dan melakukan keta'atan. Demikian juga meraih
neraka (juga perkara mudah) yaitu dengan mencocoki hawa nafsu dan melakukan kemaksiatan.

Pegang Teguh Sunnah dan Jamaah

Abu Dawud meriwayatkan dalam kitab _Sunan_nya dr hadits Mu'awiyah bin Abu Sufyan r.a,
bahwasanya dia berdiri lalu berkhutbah,
"Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri di tengah-
tengah kami, lalu beliau bersabda" :
Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahli kitab itu berpecah
belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sesungguhnya agama ini (Islam) juga akan
terpecah menjadi tujuh puluh tiga, yang tujuh puluh dua berada di Neraka sedangkan yg satu
berada di Surga, itulah jamaah. Sesungguhnya akan muncul dari umatku ini sejumlah kaum yg
akan dikendalikan oleh hawa nafsu sebagaimana penyakit anjing gila yang mnjangkiti manusia.
[hadits hasan shahih]

Dari Abdurrahman bin Yazid dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata :
Bersikap sederhana di dalam sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid'ah
[sanadnya shahih diriwayatkan oleh Ad Darini & mukharij lainnya.]

Abu Hammam As Sakwani berkata, "Bapakku bercerita kepadaku bahwa dia mendengar Sufyan
berkata,
Ucapan itu tidak diterima kecuali bila diiringu dengan amalan. Ucapan dan amalan tidak akan
lurus kecuali dengan niat. Ucapan, amalan, dan niat itu takkan lurus kecuali dengan menepati
sunnah.

Perangkap Iblis (Talbis Iblis) karya syaikh Ibnu Jauzi

"....Dan jika kamu bermaksud menghitung nikmat Allah, maka tidaklah dapat kamu
menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim & sangat mengingkari (nikmat
Allah)."( QS Ibrahim : 24)

Termasuk pokok-pokok nikmat juga adalah nikmat ilmu, Itu merupakan nikmat yg besar,yg
mana kemajuan manusia & kebahagiaanya di dunia & akhirat seluruhnya tergantung padanya.

Ilmu adalah nikmat yg agung, bagaimanapun keadannya.


Menuntut Ilmu merupakan nikmat, memanfaatkannya jg nikmat, memberikan manfaat dgnnya
juga nikmat, mewariskanya jg nikmat & menukilkannya untuk generasi mendatang juga
nikmat,serta menyebarkannya di tengah-tengah masyarakat juga merupakan nikmat.

MATILAH DI ATAS AQIDAH YANG LURUS INI

Imam Adz Dzahaby rohimahulloh menyebutkan:


Dari Yahya bin 'Aun berkata:
Aku bersama Sahnun membesuk Ibnul Qisshor ketika dia salit. Maka Sahnun berkata kepadanya:
"Apa yang kamu risaukan?
Ia menjawab: "Mati dan menghadap Alloh".

Kata Sahnun:
Bukankah engkau membenarkan para rosul, kebangkitan, hisab, jannah dan nar? Dan bahwa
yang paling utama di antara umat ini (setelah Nabinya) adalah Abu Bakar dan Umar?
Dan (kamu meyakini) bahwa Al Quran adalah kalamulloh, bukan mahluk (ciptaan),
Juga (kamu meyakini) bahwa Alloh akan dilihat pada hari kiamat (dengan mata kepala kaum
mukminin), dan bahwa Alloh bersemayam di atas 'arsy?
Juga kamu tidak memberontak kepada penguasa dengan pedang meskipun itu penguasa yang
jahat?

Ia menjawab: "Ya benar begitu demi Alloh".

Kata Sahnun: "Matilah jika kamu mau (di atas aqidah yang lurus tersebut), matilah jika kamu
mau ..".

Artinya: Tenanglah dirimu jika kamu mati di atas aqidah terebut.

Dari Siyar A'lamin Nubala' karya Imam Adz Dzahaby (12/67).


ACT El-Gharantaly:
KEAJAIBAN DO'A

Syaikh Ali Musthafa Thantawi -rahimahullah- mengisahkan:

Dahulu, aku menjabat sebagai hakim di daerah Syam.


Disuatu senja, aku dan beberapa kawan pergi menikmati sejuknya malam. Namun tiba-tiba aku
merasa nafasku begitu sesak.
Akupun pamit kepada kawan-kawan untuk pulang. Akan tetapi mereka meminta supaya aku
tetap ikut bersama mereka.
Aku sampaikan bahwa aku tidak bisa menemani mereka lagi. Aku ingin pulang dan mencari
hawa yang cukup baik.
Aku menyusuri gelapnya malam yang baru saja dihantarkan senja.
Tiba-tiba aku mendengar tangisan seorang wanita dari balik bukit kecil.
Suara tangis itu terdengar begitu keras.
Aku mendekat ke arah dimana suara itu berasal.
Ternyata kudapati seorang wanita yang sedang menangis dengan wajah yang memendam
kesedihan yang mendalam. Dalam tangisnya ia tak henti-hentinya berdoa.
Lalu akupun bertanya, Saudariku. .. apa yang membuatmu menangis .?
Wanita itu menjawab:
Suamiku adalah orang yang sangat keras dan suka menzhalimiku. Dia mengusirku dari rumah
dan merampas anak-anak dariku. Dia juga bersumpah untuk tidak akan melihatku selama-
lamanya. Sementara aku tak punya siapa-siapa. Tak ada tempat untukku kembali.

Aku bertanya lagi Mengapa engkau tidak mengadukannya kepada Hakim. .?

Wanita itu menjawab: Bagaimana mungkin wanita biasa sepertiku bisa sampai kepada seorang
hakim.?

Sambil menangis Syaikh melanjutkan kisahnya,


Wanita itu berkata seperti itu, padahal dia tidak menyadari bagaimana Allah menghantarkan
seorang hakim untuknya (yang dimaksud syaikh adalah dirinya).

Subhanallah. .. siapa yang menuntun hakim tersebut keluar ditengah gelapnya malam, untuk
kemudian berdiri didepan wanita malang dan menanyakan sendiri apa keperluannya?

Doa apa yang telah dipanjatkan wanita malang itu, sehingga dengan cepat dijawab oleh Allah
dengan cara seperti ini.. ?

Wahai engkau yang merasa dirundung duka dan mengira bahwa dunia begitu gelap hingga tak
lagi dapat mengantarkanmu pada jalan keluar..

Tengadahkan tanganmu ke langit dan jangan bertanya, Bagaimana masalaahku akan akan
diselesaikan.?

Apakah engkau masih akan merasa bahwa hidup itu sempit..?


Jangan lagi. .. khusyulah dengan penuh tunduk kepada-Nya. Dialah yang Maha Mendengar
langkah seekor semut yang berjalan di tengah kegelapan malam.

Yakinlah.... bahwa disana ada bahagia yang menantimu setelah kesabaran yang panjang.
Tidaklah Allah mengujimu dengan suatu ujian melainkan disana ada kebaikan untukmu,
meskipun engkau menduga sebaliknya. .
Lapangkan dadamu.
Kalau bukan karena ujian, maka Yusuf tetap menjadi seorang anak yang manja diatas pangkuan
sang ayah.
Namun setelah melewati ujian, ia kemudian menjadi penguasa Mesir.
Maka apakah engkau masih merasa bahwa hidup itu sempit..?
Yakinlah... Bahwa setelah kesabaran yang panjang, disana ada bahagia yang menantimu.
Ada keajaiban yang menantimu, untuk membuatmu lupa betapa pahitnya ujian hidup.

(Rawaai At-Thantawi)
DALAM SEMALAM MENJADI PENGANUT 3 AGAMA SEKALIGUS

Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.

Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.

Majusi menggunakan api untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.

Dan pada jam 00.00 WIB malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya
dalam satu waktu.

Lonceng berbunyi,
Terompet berbunyi,
Kembang api dinyalakan.

Maka malam itu menjadi penganut tiga agama, Nasharani, Yahudi & Majusi.

Malam itu terompet-terompet ditiup oleh bibir-bibir muslimin sebagai tanda kemenangan bagi
kaum kufar. Na'udzubullah..

Maka benarlah apa yg telah disabdakan Rasulullah 14 abad yg lalu,

Dari Abu Said Al Khudri,ia berkata:


Rasululah bersabda,
"Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi
sejengkal,sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya
kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya.

Mereka (para sahabat) bertanya:


Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani.?
Lalu beliau berkata, Siapa lagi kalau bukan mereka". (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,


"Tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan
Nashrani dalam sebagian perkara". (Majmu Al Fatawa, 27:286)

Dari Ibnu Umar, Nabi saw bersabda,


"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka".
(HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)

Rasulullah saw bersabda,


"Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami".
(HR.Tirmidzi no.2695)

========
Ada seorang umat yang memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yang hanya
boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya
dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justeru perbincangan ini tidak
akan menghasilkan apa-apa...

Pertanyaan atheis itu adalah:

1. Siapa yang menciptakan Allah?? Bukankah semua yang ada di dunia ada karena ada
penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya??

2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji
Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal....

3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya
di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api??
Tidak ada satupun jamaah yang bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.

Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Sebagaimana angka 2 adalah
1+1 atau 4 adalah 2+2?? Atheis itu diam membisu..

"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia
tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha
Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"

2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah


kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita
makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda
dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air
didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum
juga tanpa buang air??

3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan.
Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu
menjawab : "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari
kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan
ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yang sama, sebagaimana
Syetan dan Api neraka??

Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...

Sahabat, pemuda tadi memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak semua pertanyaan yang
terkesan mencela/merendahkan agama kita harus kita hadapi dengan kekerasan. Dia menjawab
pertanyaan sang atheis dengan cerdas dan bernas, sehingga sang atheis tidak mampu berkata-kata
lagi atas pertanyaannya..

Itulah pemuda yang Islami, pemuda yang berbudi tinggi, berpengetahuan luas, berfikiran
bebas...tapi tidak liberal... tetap terbingkai manis dalam indahnya Aqidah...

Ada yang berkata bahwa pemuda itu adalah Imam Abu Hanifah muda. Rahimahullahu Ta'ala.

KETAWADHUAN DAN TAKUTNYA PARA SALAFUS SHOLEH

Dari Kinanah bin Jibilah As Sullamiy ia berkata, Bakr bin Abdullah berkata:
"Jika engkau melihat orang yang lebih tua darimu, maka katakanlah :
Orang ini telah mendahuluiku dalam keimanan dan amal saleh. Maka tentu dia lebih baik
daripada diriku."

dan jika engkau melihat orang yang lebih muda darimu, maka katakanlah:
Aku telah mendahuluinya dalam berbuat dosa dan kemaksiatan. Maka tentu dia lebih baik
dariku."

dan jika engkau melihat saudara-saudaramu memuliakanmu dan membesarkanmu, maka


katakanlah :
Ini adalah keutamaan yang akan aku pertanggung jawabkan,

dan jika engkau melihat mereka meremehkanmu, maka katakanlah :


Ini adalah akibat dosa yang pernah aku lakukan.

Waktu Sungguh Cepat Berlalu, Beramal-lah


Hasan Al Bashri mengatakan,
Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang
pula sebagian darimu. (Hilyatul Awliya, 2/148, Darul Kutub Al Arobi)

Jafar bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robiah menasehati Sufyan Ats Tsauri,
. Sesungguhnya
engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga
akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa seluruh yang
ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.
(Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah)

Imam Asy Syafii rahimahullah pernah mengatakan,


Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah
mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan
pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.

Jika Tidak Tersibukkan dengan Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-sia
Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafii di atas,

Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain:


Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-
hal yang sia-sia (batil). (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al Ilmiyah)

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya.
Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan
penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa
berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya
hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang
sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti
kehidupan binatang ternak.
Lalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, Jika
waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan
syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan
digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.
(Al Jawabul Kafi, 109)

JUJURKAH CINTAMU...?

Benarkah engkau mencintai pasanganmu, anakmu, orang tuamu, keluargamu atau sahabatmu...?

Kalau benar cintamu maka tentu engkau akan menjaga mereka dari penderitaan yang paling
dahsyat, yaitu azab neraka yang sangat pedih,



Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu. [At-Tahrim: 6]

Kalau jujur cintamu maka tentu engkau ingin berkumpul kembali bersama mereka dalam
kehidupan yang kekal abadi di negeri akhirat, di surga yang penuh kenikmatan,



Orang-orang yang saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa. [Az-Zukhruf: 67]


Kecuali orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang mengamalkan tauhid. [Al-Imam
Ibnul Jauzi rahimahullah, Zaadul Masir, 4/83]

Maka tidak ada bukti cinta yang lebih hakiki di dunia ini selain menasihati dan mendidik orang-
orang yang tercinta untuk melakukan amalan terbesar yang akan menjadi kunci surga dan
menjauhi dosa terbesar yang akan mengekalkan pelakunya di neraka, yaitu mengamalkan tauhid
dan menjauhi syirik.

BAGAIMANA DENGAN ORANG YANG MENANGIS KETIKA BERDOA, NAMUN


TIDAK MENANGIS KETIKA MENDENGAR AL-QUR'AN?

Asy-Syaikh Al-'Allamah Ibnu Baz rahimahullah menjawab,



"Sepatutnya ia mengobati jiwanya (yang berarti sedang sakit), dan hendaklah ia lebih khusyu'
ketika membaca Al-Qur'an daripada ketika berdoa." [Majmu' Al-Fatawa, 11/346]

Maka bagaimana pendapatmu dengan orang yang tersentuh hatinya, bergetar jiwanya bahkan
menetes air matanya ketika mendengarkan nyanyian dan lagu-lagu 'islami', namun ketika
mendengar dan membaca Al-Quran dan As-Sunnah biasa-biasa saja reaksinya...?!

Ketahuilah, dia adalah orang yang tertipu oleh setan. Dan tidak mungkin selamanya orang yang
tidak bisa mengambil nasihat dari Al-Quran dan As-Sunnah akan mendapatkan nasihat dari
nyanyian dan musik.

Allah subhanahu wa taala berfirman,






Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-
olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. [Luqman: 6]

Sahabat yang Mulia Abdullah bin Masud radhiyallahuanhu ketika menjelaskan makna,
perkataan yang tidak berguna beliau berkata,


Maksudnya adalah nyanyian, demi Allah yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia,
beliau mengulangi sumpahnya tiga kali. [Tafsir Ath-Thobari, 21/39, sebagaimana dalam Tafsir
Ibnu Katsir, 6/330]

Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda tentang alat-alat musik,


Akan ada nanti segolongan umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki diharamkan,
pen), khamar dan alat-alat musik. [HR. Al-Bukhari dari Abu Malik Al-Asyari
radhiyallahuanhu]

Maka tidak ada dalam Islam yang namanya nyanyian islami atau lagu-lagu Islam, seperti yang
mereka namakan dengan qasidah, nasyid dan lain-lain. Karena nyanyian, lagu dan musik
diharamkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah, bahkan ulama empat mazhab sepakat atas
keharamannya. Maka orang yang menikmatinya, memiliki penyakit hawa nafsu dalam hatinya,
entah dia sadar atau tidak.

Al IHSAN
Al Ihsan secara bahasa artinya adalah kesungguhan dan kesempurnaan sesuatu.

Secara syariat adalah engkau beribadah kepada Alloh Ta'alaa seakan-akan engkau melihatnya,
jika engkau tidak mampu melihatnya sesungguhnya Alloh Ta'ala melihatmu.

Al Ihsan terbagi menjadi tiga macam :


1. Ihsan antara hamba dengan Robbnya.
2. Ihsan antara hamba dengan makhluknya.
3. Ihsan dalam hal perkerjaannya.

IHSAN ANTARA HAMBA DENGAN ROBBNYA


Rasululloh Sholallohu 'Alaihi Was Salam telah menjelaskan hal ini dalam hadits jibril, Beliau
Sholallohu 'Alaihi Was salam bersabda :
" Al Ihsan adalah engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, Jika engkau
tidak dapat melihatnya sesungguhnya Alloh melihatmu." (HR Muslim)

Amalan Ihsan ini harus terpenuhi padanya Ikhlas dan Mutaba'ah.

Tingakatan Ihsan ada dua :


1. ENGKAU BERIBADAH KEPADA ALLOH TA'ALA SEAKAN-AKAN ENGKAU
MELIHATNYA.

Maknanya engkau beribadah kepada Alloh Ta'ala dengan kesempurnaan iman, yakin dan ikhlas.

Alloh Ta'ala tidak bisa dilihat didunia, hanya saja dilihat diakhirat.

Alloh Ta'ala berfirman :


( )
Artinya " Bagi orang-orang yang berbuat ihsan Alloh berikan Jannah dan Az Ziyadah."
(Yunus:26)

Makna Az Ziyadah didalam ayat ini adalah melihat wajah Alloh Ta'ala.

2. TINGKATAN YANG KEDUA LEBIH RENDAH DARI YANG PERTAMA

Yaitu engkau beribadah kepada Alloh dan engkau mengetahui Alloh Ta'ala melihat dan
mengawasimu oleh karena itu janganlah engkau bermaksiat pada-Nya dan janganlah
menyelisihi-Nya.

IHSAN ANTARA HAMBA DENGAN MAKHLUKNYA


Yaitu dengan engkau berbuat baik kepada makhluk Alloh, Tidak menganggu dan menyakiti
mereka, engkau memberi makan orang yang kelaparan,engkau menutupi aib mereka,engkau
membantu mereka dengan kemampuanmu,memuliakan tamu dll.

Alloh Ta'ala berfirman :


)
(
"Berbuatlah baik kalian sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik." (Al
Baqoroh:195)

Bahkan kepada orang yang berhak dibunuh, Janganlah engaku menyiksanya bahkan bunuhlah
dengan dengan cara yang baik dan tidak menyakitkan. Jangan disiksa, Jangan dimutilasi dan
Jangan diikat.
Bagi orang yang memiliki kewajiban menjalankan hukum qisos dan had ( pemerintah ).

Bahkan kepada hewan wajib engaku berbuat ihsan kepadanya dengan memberi apa yang
dibutuhkannya, mencegah apa yang menganggunya dll.

Nabi Sholallohu 'Alaihi Wassalam :


" Sesungguhnya Alloh menetapkan kebaikan dalam segala hal, Apabila kalian hendak
membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik, Apabila hendak menyembelih sembelihlah
dengan cara yang baik."

Berbuat baiklah, meskipun kepada hewan

Alloh Ta'ala telah mengampuni seorang pezina dari bani Isroil dengan sebab dia memberi minum
seekor anjing, dia melihat anjing tersebut menjulurkan lidahnya karena kehausan dan dia
memberikan minum padanya.

Alloh Ta'ala besyukur padanya dan Alloh memberikan ampun atas dosa-dosanya , zina adalah
dosa yang besar . Alloh Ta'ala ampuni dosanya disebabkan perbuatan baik terhadap anjing.
Lalu bagaimana dengan selain Anjing....

Apabila engkau berbuat baik kepada orang yang kelaparan dari kaum muslimin atau bahkan
manusia meskipun dia kafir.

Apabila engkau berbuat baik padanya maka Alloh Azza Wa Jalla akan bersyukur kepadamu
dengan perbuatan Ihsanmu.

Alloh Ta'ala berfirman :


)
(
"Berbuatlah baik kalian sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik."

IHSAN DALAM PEKERJAANYA


Maksudnya adalah menjalankan tugas dengan sempurna/tuntas.

Pekerjaan yang engkau ketahui bahwa wajib atasmu menjalankanya dengan tuntas, sempurna
dan penuh tanggung jawab.

Telah datang dalam Hadits :


"
"
"Sesungguhnya Alloh mencinta apabila salah seorang dari kalian menjalankan pekerjaanya dia
selesaikan perkerjaanya tersebut dengan tuntas, sempurna." ( HR Baihaqi )

Demikianlah seharusnya seorang mukmin dalam mengemban amanah tugas dalam pekerjaanya.

Seorang yang berbuat ihsan akan menjalankanya dengan penuh tanggung jawab, menyelesaikan
dengan tuntas dan sempurna.

Karena didalam hatinya selalu merasa dia awasi Alloh Ta'ala,tidak meninggalkan pekerjaanya
atau tidak menuntaskan pekerjaanya, Konsentrasi dalam bekerja tidak disibukkkan dengan yang
melalaikanya seperti sibuk dengan hpnya dll.
Anda seorang tukang maka selesaikan pekerjaan orang yang engkau sanggupi untuk
mengerjakanya jangan ditinggal pindah hanya karena alasan dunia.

Anda seorang pekerja selesaikanlah pekerjaanmu dengan tuntas dan dengan penuh tangung
jawab.

Karena sesungguhnya Alloh Ta'ala melihat apa yang engkau kerjakan.





( : )
Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada :(Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(At-Taubah: 105)

Demikian semestinya yang dilakukan seorang yang beriman kepada Alloh Ta'alaa dalam
mengemban tugas dan pekerjaanya.

JANGAN TERTIPU DENGAN KENIKMATAN

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:


.
"Jangan tertipu wahai manusia, bisa saja engkau ditimpa cobaan dengan berbagai kenikmatan
sebagaimana engkau ditimpa cobaan dengan berbagai penderitaan, dan bisa jadi cobaan dengan
kenikmatan justru lebih dahsyat dibandingkan cobaan dengan penderitaan."

Tafsir Surat al-Anam, hlm. 226

Jika kecewa,heran,menyesal ats perilaku saudaramu sesama muslim,


JANGAN MUDAH MENGHAKIMI, bertanyalah kenapa dia melakukannya

Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia
merasakan kekalutan yang sangat, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala
pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.

Sultan berkata kepada kepala pengawal: "Mari kita keluar sejenak".

Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara
menyamar.

Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit.

Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-
gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal. Namun orang-orang yang lalu lalang di
sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya.

Sultan pun memanggil mereka, mereka tak menyadari kalau orang tersebut adalah Sultan.
Mereka bertanya: "Apa yang kau inginkan?.
Sultan menjawab: "Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang
mau mengangkat jenazahnya? Siapa dia? Di mana keluarganya?"

Mereka berkata: "Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzinah".

Sultan menimpali: "Tapi . . bukankah ia termasuk umat Muhammad shallallahu alaihi wasallam?
Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya".

Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya.

Melihat suaminya meninggal, sang istripun pun menangis. Orang-orang yang membawa
jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.
Dalam tangisnya sang istri berucap kpd jenazah suaminya: "Semoga Allah merahmatimu wahai
wali Allah.. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang sholeh".

Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget.. Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah
sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka
tidak peduli dengan kematiannya".

Sang istri menjawab: "Sudah kuduga pasti akan begini..."

"Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman
keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu di bawa ke
rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata: "Aku telah meringankan dosa kaum
muslimin".

"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka uang dan berkata: "Malam ini
kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi".

"Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: "Alhamdulillah, malam ini aku telah
meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam".

" Orang-orangpun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur,
lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir."

Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku: "Kalau kamu mati nanti, tidak akan ada kaum
muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu".

Ia hanya tertawa, dan berkata: "Jangan takut, bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya
kaum muslimin, para Ulama dan para Auliya".
Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata: "Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan
besok pagi kita akan memandikannya, mensholatkannya dan menguburkannya".

Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki-laki itu dihadiri oleh Sultan, para
ulama, para masyaikh dan seluruh masyarakat.

(Kisah ini diceritakan kembali oleh Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhory dari
Mudzakkiraat Sultan Murad IV)

Wallahu a'lam bish shawwab.



***
Saudara-riku tercinta...

Jangan suka menilai orang lain dari sisi lahiriahnya saja.


Atau menilainya berdasarkan ucapan orang lain.
Terlalu banyak yang tidak kita ketahui tentang seseorang.
Apalagi soal yang tersimpan di tepian paling jauh di dalam hatinya.

Kedepankan prasangka baik terhadap saudaramu.


Boleh jadi orang yang selama ini kita anggap sebagai orang yang paling kita benci justru pada
suatu saat dialah teman yang terbaik dan membela kita disaat kita terpuruk dan dihina orang lain
oleh sebab itu kalau benci bencilah secukupnya dan jika menyayangi seseorang maka sayangilah
sekedarnya.
Wallahualam bishawab.

SALAF MENGHUKUMI ORANG BERDASAR TEMAN DEKATNYA

Abu Huroiroh berkata:


Rosululloh bersabda:
.
Seseorang itu mengikuti agama teman dekatnya. Maka setiap kalian hendaknya melihat siapa yg
dijadikan teman dekatnya".

Ibnu Mas'ud berkata: "Nilailah orang itu berdasar teman dekatnya. Seorang muslim
akan mengikuti muslim yang lain. Seorang fajir akan mengikuti orang fajir yang lain".

Beliau juga berkata: "Seseorang itu hanya berjalan bersama dan bersahabat dengan orang yang ia
sukai dan orang yang semisal dengannya".

Beliau juga kata: "Nilailah orang itu berdasar teman dekatnya. Karena sesungguhnya seseorang
itu tidak akan berteman dekat kecuali dengan orang yang ia sukai atau yang semisal dengannya".

Abu Darda' berkata: "Termasuk kefaqihan seseorang adalah memilih teman


berjalannya, tempat masuk dan keluarnya".

Dari Yahya bin Abi Katsir berkata:


Sulaiman bin Dawud 'alaihu salam berkata: "Jangan kalian menghukumi seseorang dengan
sesuatu apapun sebelum kalian melihat siapa teman dekatnya".

Musa bin 'Uqbah Ash Shuwary datang ke Bagdad. Disampaikan hal itu kepada Imam Ahmad bin
Hambal. Maka beliau berkata: "Lihatlah. Kepada siapa dia singgah dan kepada siapa dia
menginap".

Imam Qotadah berkata: "Demi Alloh. Kami tidak pernah melihat seseorang itu
mengambil sahabat kecuali dengan yang semisal dirinya dan semodel. Maka bertemanlah kalian
dengan orang orang sholih dari hamba hamba Alloh agar kalian menjadi bersama mereka atau
seperti mereka".

Imam Syu'bah berkata: "Aku mendapati sesuatu tertulis di sisiku: bahwa seseorang itu
hanya berteman dengan siapa yang ia sukai".
Imam Al Auza'y berkata: "Siapa pun yang menutupi dari kami bid'ahnya, tetap tidak akan
tersembunyi bagi kami pertemanannya".

Imam Al A'masy berkata: "Dahulu mereka (para salaf) tidak bertanya lagi tentang
seseorang setelah jelas bersama siapa berjalannya, ke mana tempat masuknya dan siapa teman
dekatnya".

Imam Ayub As Sikhtiyany pernah diminta untuk memandikan jenazah. Maka beliau
berangkat bersama orang orang (ke tempat jenazah itu). Tatkala beliau membuka wajah si mayit,
maka beliau mengenalinya. Lalu beliau berkata: "Majulah kalian untuk memandikan teman
kalian ini. Aku tidak akan memandikannya. Karena aku pernah melihatnya berjalan bersama ahli
bid'ah".

Ibnu Mas'ud berkata: "Nilailah tanah itu berdasarkan nama namanya. Dan nilailah
seseorang itu berdasarkan temannya".

Dahulu Muhammad bin 'Ubaidillah Al Ghilby berkata: "Ahli hawa (bid'ah) itu saling menutupi
segala sesuatu kecuali pertemanan dan persahabatannya".

Mu'adz bin Mu'adz berkata kepada Yahya bin Sa'id: "Hai Abu Sa'id, seseorang itu meskipun bisa
menyembunyikan fikrohnya, hal itu tidak akan tersembunyi pada anaknya, tidak pula pada teman
dekatnya, tidak pula pada teman duduknya".

'Amr bin Qois Al Mala'y berkata: "Jika aku melihat seorang pemuda di awal pertumbuhannya
bersama ahlus sunnah wal jama'ah, maka aku mengharapkannya. Namun jika aku melihat
seorang pemuda di awal pertumbuhannya bersama ahli bid'ah, maka aku putus harapan darinya.
Karena sesungguhnya seorang pemuda itu tergantung pada awal pertumbuhannya".
Beliau juga berkata: "Sesungguhnya seorang pemuda itu benar benar dalam pertumbuhan. Jika ia
lebih mengutamakan bermajelis dengan ahli ilmu, dekat sekali kesematannya. Tapi jika ia
cenderung kepada selain mereka, dekat sekali ia hancur".

Imam Ibnu 'Aun berkata: "Siapa bermajelis dengan ahli bid'ah, ia akan lebih keras
terhadap kami daripada ahli bid'ah itu sendiri".

Imam Yahya bin Sa'id Al Qotthony berkata: "Manakaka Imam Sufyan Ats Tsaury datang
ke Basroh, beliau mulai melihat keadaan Robi' bin Shobih dan kedudukannya di mata manusia.
Beliau bertanya: "Apa madzhab yang diikutinya?" Mereka menjawab: "Madzhabnya tiada lain
kecuali Sunnah". Beliau bertanya lagi: "Siapa teman dekatnya?" Mereka menjawab: "Seorang
bermadzhab qodariyah". Kata beliau: "Berarti ia juga qodariy".

Imam Ibnu Batthoh berkata: "Semoga Alloh merohmati Iman Sufyan Ats Tsaury.
Sungguh beliau telah berucap dengan kalimat yang hikmah dan beliau telah benar. Beliau telah
berucap dengan dasar ilmu, maka mencocoki Alkitab dan As Sunnah. Beliau telah mencocoki Al
Kitab dan As Sunnah maupun yang diarahkan oleh hikmah, didapati oleh mata dan dikenali oleh
ahli bashiroh. Alloh Ta'aalaa telah berfirman:


Hai orang orang yang beriman, jangan kalian menjadikan selain golongan kalian sebagai teman
kepercayaan. Karena mereka tidak henti hentinya menimbulkan kemudhorotan bagi kalian. Dan
mereka mengusahakan apa menyusahkan kalian (QS Ali Imron 118).

Imam Abu Dawud Sijistany berkata: "Aku bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal:
"Saya melihat seseorang dari ahus sunnah berjalan bersama seseorang dari ahli bid'ah. Apakah
saya tidak usah bicara dengannya?" Beliau menjawab: "Jangan (tidak bicara dengannya) sampai
kamu mengetahui benar bahwa orang yang kamu lihat ia bersamanya itu seorang ahli bid'ah.
Maka jika ia meninggalkan bicara dengan ahli bid'ah itu, bicaralah kamu dengannya. Jika ia tidak
meninggalkannya, gabungkan ia dengannya. Kata Ibnu Mas'ud, seseorang itu bergandengan
dengan teman dekatnya".
Rosululloh bersabda:
" .
Ruh itu seperti pasukan yang dijadikan satu regu. Mana yang sama akan bersatu dan mana beda
akan berpisah".

Imam Fudhoil bin 'Ayyadh berkata mengomentari hadits ini:


"Tidak mungkin seorang ahlus sunnah cenderung kepada ahli bid'ah kecuali karena ada padanya
kemunafikan".

Demikian itulah para salaf menilai orang lain berdasarkan nash nash Al Qur'an dan As Sunnah,
yakni dengan melihat siapa teman dekatnya.

Tausiyah Harian
Menyikapi Kemungkaran

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


.
Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, hendaknya ia merubahnya (mencegahnya)
dengan kekuasaannya ; jika ia tak kuasa, maka ia merubahnya dengan lisannya (ucapannya) ; dan
jika ia tak kiasa , maka ia merubahnya dengan hatinya (membenci dan menjauhinya) , dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman. (HR. Muslim).

KENAPA SUKA UPLOAD QUOTES TENTANG ISLAM YANG BAIK - BAIK TAPI DIRI
SENDIRI BELUM BAIK?
.
.
.
Karena, kau tak tau apa yg aku upload saat jahiliyah dulu. Sungguh buruk sekali seburuk -
buruknya gambar. Sekarang Ku pikir jauh lebih baik aku upload quotes tentang islam, apa
salahnya jika itu baik?

Apalagi bila bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Meski diri ini jauh dari kebaikan.

Jangan berkomentar. Bila tak tau prosesnya. Jangan kau cap buruk seseorang bila ia melakukan
satu kesalahan kau hilangkan semua kebaikannya.
.
Kita semua masih hijrah atau proses.
Semua manusia tak ada yang sempurna. Bila yang suka upload quotes Islam tuh harus sempurna
akhlaknya. .
.
Maka tak ada yang menguploadnya.
Terkadang hal yang harus kita banyak lakukan adalah berkaca. .

Tausiyah Harian
Empat Sifat Calon Penghuni Surga

Setidaknya, ada empat sifat calon penghuni surga. Yaitu ;

1.Awwab
orang yg senantiasa bertaubat kepada Allah.
2.Hafizh
Orang yg pandai menjaga amanat Allah yg dititipkan kepadanya.
3.Khasyi ar Rahman
Orang yg selalu diliputi rasa takut dan tunduk kepada Allah.
4.Dzu qalbin mubin
Orang yg ketika bermaksiat segera kembali kepada Allah dan berbuat ketaatan.
QS. Qaf : 31-35. Penjabaran dari kitab Fawaidul Fawaid

KETELADANAN ADAB SALAF TERHADAP IBUNYA

" Dahulu Muhammad bin Siirin bila berada di sisi ibunya beliau melembutkan suaranya dan
berbicara dengan ibunya dengan lemah lembut ".

Makarimul Ahlaq li Ibni Abi Ad-Dunya 229

KU TUNGGU ENGKAU DI TELAGAKU

"Aku akan menunggu kalian ditelaga, aku akan menunggu siapa diantara kalian yg datang
kepadaku", adalah ekspresi atas kerinduan Rasulullah kepada umat, yg mana selama 23thn
menemani dakwah beliau.

Kerinduan yg juga dirasakan oleh umatnya yg selepas kepergian Rasulullah, yg senantiasa


mengimani keberadaannya & menjalankan segala apa yg diajarkannya.

Pada padang Mahsyar disana terdapat telaga Rasulullah yg beliau menunggu umatnya. Hari itu
saat manusia dikumpulkan disana yg paling mencekam, yg paling menakutkan.
Bahkan Abdullah bin Mas'ud mengatakan bahwa tidak ada hari yg lebih mencekam dari hari itu
dimana semua manusia dalam keadaan telanjang, menyeker, tanpa membawa perbekalan apapun
(makanan/minuman). & saat itu matahari berada 1 mill di atas kepala manusia.

Semua manusia hanya akan perduli pada dirinya sendiri, orang tua tak lagi perduli kepada
anaknya, semua berdoa atas ampunannya sendiri.

Rasulullah diberikan sebuah telaga, yakni Talaga Haul. Di telaga itulah umatnya akan mendapat
minum ketika dikumpulkan di padang mahsyar yg panas.
Kita tidak akan mencari hp, atau tas branded, karena kita akan mencari air, & semua
menginginkan bisa minum di telaga Rasulullah.

Mereka yg diperbolehkan minum di telaga haul akan dilayani oleh Rasulullah, yaitu selama
penantiannya akan kadatangan umatnya beliau mempersiakan gelas-gelas untuk jamuan. &
ketika kita sudah tiba disana akan disambut oleh beliau.

Cangkir yg dipersiapkan beliau amat dangat banyak, dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa
jumlah gelas yang dipersiapkan oleh Rasulullah adalah lebih banyak dari jumlah bintang di
langit. & jumlah bintang di langit saja kita tak mampu menghitungya.

Dan dalam riwayat, air ditelaga Rasulullah lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, &
harumnya lebih harum dari kasturi (bahan terbaik membuat parfum di dunia). Rasulullah
mengatakan bahwa barangsiapa yg meminumnya maka tidak akan haus selama-lamanya dan
wajahnya tidak akan hitam selama-lamanya.

Maka dari apa yg Rasulullah katakan tersebut dapat diyakin bahwa telaga haul adalah harapan
pertama kita di alam kekal sana. Jika bisa diterima di telaga haul, maka akan baik pula nasibnya
setelah itu insyallah, sebaliknya jika ditolak di telaga
Rasulullah maka itu adalah sebuah warning utk nasibnya setelah itu.

Kemudian akan tiba fase dimana semua aib2 kita akan dibongkar oleh Allah di hadapan Allah,
kemudian hisab, kemudian mizan, & sterusnya selama 5000 tahun lamanya, itu merpakan
perjalanan yg sangat panjang yg kita akan merasakan haus yg sangat amat.

Setelah begitu banyak pengorbanan & perjuangan beliau, harusnya kita sebagai umatnya yg
pantas melayani beliau, tapi justru beliau yg menghidangkna itu untuk kita.

Rasulullah pernah dicaci maki, begitu berdarah-darah untuk membela Islam & umatnya, gigi
taringnya pernah pecah untuk membela islam. Semua dilakukan untuk kita, umatnya.
Yang mana kita adalah orang yg sering kesiangan sholat subuh, yg lebih sering mendahulukan
panggilan bos daripada panggilan adzan, kita umatnya yg begitu lalai.

Dahulu Abdullah bin Ubay bin Salul, adalah oran yg sangat membenci Rasulullah & sering
memfitnah Rasulullah, bahkan ia adalah orang yg memfitnah istri Rasulullah yakni Aisyah
Radhiallahu 'anhu telah berzina denga Shafwan bin Mu'athal as-Sulami adz-Dzakwani.

Tapi ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal, justru Rasulullah mau memberikan bajunya
untuk kain kafannya, mau menyolatinya,

Bahkan ketika Umar melarang Rasulullah & mengingatkan dgn ayat dalam QS. At-Taubah: 80
Rasullullah tetaplah memohon apunan untuk musuhnya yg tak lain seorang munafik itu.

Kelak akan ada sebagian umat Rasulullah yg akan diusir oleh malaikat & tidak diijinkan untuk
mendekati telaga Rasulullah.

Ketika Nabi bertanya mengapa mereka (umatku) diusir, & malaikat menjelaskan & memberitahu
perihal Rasulullah tidak tahu apa yg mereka perbuat selepas kepergiannya (menyelisih
sunnahnya & mengada-adakan amalan baru yg Rasulullah tidak ajarkan), barulah Nabi terdiam.

Siapa saja mereka?


1. Orang yg murtad & melakuan kekufuran.
Hingga karena hal tersebut seorang tabi'in selalu berdoa kepada Allah untuk dilindungi dari
kemurtadan.

2. Orang-orang yg beribadahnya tidak mengikuti tuntunan Rasulullah.

3. Orang-orang yg membantu pemimpin-pemimpin yg dzolim.


Dalam hadits riwayat at-Tirmidzi, akan ada pemimpin dzolim & siapa yg merapatkan barisan
untuk membantu pemimpin tsb & meyakini semua perkataannya maka

Nabi menegaskan melepaskan diri dari orang itu & orang itu tidak akan meminum air dari telaga
haul.

4. Orang-orang yg tidak sabar akan ujian & cobaan hidupnya.

Ibroh dari kisah Imam Bukhori yg mana pernah majelis ilmunya tidak ada orang yg datang
kecula Imam Muslim, tapi beliau tidak bersedih & menyerah karena beliau selalu ingat akan
pesan Rasulullah kepada umatnya agar bersabar hingga kita kembali bertemu dengannya kembali
di telaga haul.

Disebutkan pada Hadits Riwayat at-Thirmidzi, Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada Rasulullah
bahwa siapakah yg pertama kali datang ke telaga Rasulullah ?

Maka Rasulullah menjawab adalah orang-orang fakir muhajirin dengan rambut yg berantakan,
baju yg kotor, yg tidak dapat melamar wanita terpandang semasa hidupnya, & mereka adalah
orang yg tak pernah disambut (diabaikan orang).

Ketika itu Umar menangis, karena menyadari tidak terdapat padanya semua kriteria itu. &
setelah itu Umar bertekad untuk tidak pernah menyisir rambutnya, tidak mau mencuci
rambutnya, kemudian menolak ketika akan diangkat menjadi khalifa, & bahkan setelah menjadi
khalifa pun ia teguh menjaga kezuhudan nya, ia hanya memberikan nafkah 1,5 dirham untuk
seluruh keluarganya karena seringnya ia bersedekah atas harta-harta nya.

Lantas bagiamana diri kita?

Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc.


Tausiyah Harian
MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN MERUPAKAN CIRI SEMPURNA
SEORANG MUKMIN

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,


"dan orang-orang yang memaafkan manusia..." (QS. Ali Imran:134)

Ayat di atas sedang berbicara tentang keadaan jannah (surga) yang memiliki luas seperti langit-
langit dan bumi yang Allah sediakan khusus bagi orang yang bertakwa.

Di dalam ayat tersebut Allah Subhanhu wa Ta'ala menyebutkan beberapa ciri orang yang
bertakwa, di antaranya adalah:
Berinfak di waktu lapang dan sempit.
Menahan amarah.
dan memaafkan kesalahan orang lain.

Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah menjelaskan,


"Masuk dalam makna memaafkan manusia ialah memaafkan orang-orang yang telah berbuat
jelek kepadamu baik dengan ucapan atau pun perbuatan. Memaafkan lebih tinggi lagi dari
menahan amarah. Karena memaafkan adalah tidak menuntut balas disertai kelapangan dada
kepada orang yang telah berbuat kejelekan.

Sifat ini hanya bersumber dari:


orang-orang yang berhias diri dengan sifat yang mulia dan membersihkan (dirinya) dari sifat
yang rendah, dan (bersumber) dari orang-orang yang sedang melakukan perdagangan bersama
Allah.."
-(At-Taisir:148)

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,


:
"Sifat kaum mukminin yang paling utama adalah memaafkan." (Az-Zuhd li Ahmad hal.1680)

Sederhana Di Dalam Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan

# Tanya :
Apa saja perbuatan yang boleh dilakukan untuk memaklumkan pernikahan bagi laki-laki dan
perempuan? Apa pula nasehat Syaikh kepada mereka yang berlebih-lebihan dalam melaksanakan
pesta resepsi pernikahan, seperti menyewa gedung resepsi pernikahan dengan harga lebih dari
1000 Real untuk satu malam; juga seperti berlebih-lebihan dalam menyediakan hidangan
makanan dan minuman, dan begitu pula pakaian perhiasan penganten yang harganya mencapai
17.000 Real?

*Jawab :
Resepsi-resepsi yang diselenggarakan untuk pernikahan atau acara-acara lainnya adalah
seperti aktifitas-aktifitas lainnya yang dilakukan oleh seseorang. Maksudnya, apabila ia
dilakukan di dalam batas-batas syariat maka tidaklah mengapa, dan apabila melebihi batas-batas
syariat maka menjadi haram, sebab Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menjelaskan satu kaidah
umum di dalam Al-Quran, seraya berfirman,

Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. (Al-Araf: 31).

Maka apa saja yang mengandung unsur israf (berlebih-lebihan) dan keluar dari batas-batas
kewajaran adalah terlarang. Dari itu Allah memuji (orang-orang yang bertindak wajar), seraya
berfirman,

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak
(pula) kikir, dan adalah (pembe-lanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al-Furqan:
67).
Nasehat saya kepada suadara-saudara kaum Muslimin adalah hendaknya sederhana di dalam
penyelenggaraan pesta-pesta pernikahan, baik yang menyangkut resepsinya, tempatnya ataupun
pakaiannya, sebab nikah yang paling banyak berkahnya adalah nikah yang paling ringan
biayanya. Biaya yang berlebih-lebihan itu dapat menjadi penghalang bagi para remaja untuk
menikah, sebab beban pembelanjaan sebesar itu sangat memerlukan banyak biaya, dan beban
biaya biasanya ditanggung oleh pihak lelaki yang menyunting si perempuan itu.
( Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin di dalam Majalah Dawah, edisi 1307. )

Tausiyah Harian
JANGAN JADI JEMBATAN ROBOH

Fudhail bin Iyadh berkata:

Berhati-hatilah, jangan sampai engkau menjadi petunjuk manusia kepada jalan Allah tapi
kemudian engkau melupakan dirimu sendiri.
Mohonlah selalu perlindungan kepada Allah supaya engkau tidak menjadi jembatan yang
digunakan orang untuk lewat menuju surga tapi kemudian kau dilempar ke neraka.

SURGA

dalam AlQuran Surah Al Qaf (50) ayat 31 - 35 terjemahannya :" Sedangkan Surga
Firman
didekatkan kepada orang orang yang bertaqwa pada tempat yang tidak jauh ( dari mereka ) .
( Kepada mereka dikatakan ) :' Inilah nikmat yang dijanjikan kepada Mu ,( yaitu ) kepada setiap
hamba yang senantiasa bertobat (kepada ) dan memelihara ( semua peraturan peraturan Nya ) .
Yang Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan (olehnya)
( Yaitu ) orang yang takut kepada
dan dia datang dengan hati yang bertaubat. Masuklah ke (dalam Surga) dengan aman dan damai.
Itulah hari yang abadi .' Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada
Kami ada tambahannya." ( QS Qaf [50]: 31-35) .
memberitahukan bahwa penduduk Surga itu adalah orang orang yang
Pada ayat diatas .
mempunyai empat sifat berikut :
1. Awwab
; dari maksiat menuju ketaatan, dari lalai menjadi
yaitu , orang yang banyak bertaubat kepada
ingat kepada Nya.

2. Hafizh
.
yaitu orang yang pandai menahan diri dari segala yang diharamkan

3. Khasyi ar Rahman
Yang Maha Pengasih.
yaitu orang yang takut dan tunduk kepada

4. Qalbun Munib
dari perbuatan perbuatan
yaitu "dia datang dengan hati yang bertaubat" atau kembali kepada
maksiat , lantas melakukan ketaatan , menunjukkan kecintaan dan bersimpuh kepada Nya.

Menyebutkan balasan bagi orang orang yang menyandang sifat sifat diatas
Pada ayat 34 - 35 ,
dengan Firman Nya , terjemahannya :" Masuklah ke (dalam Surga ) dengan aman dan damai.
Itulah hari yang abadi.' Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada
Kami ada tambahannya. "

Sumber : Kitab Al Fawaid Pustaka Imam Asy Syafi'i halaman 187 - 189.

Mari muhasabah diri agar kita termasuk dari penghuni Surga yang memiliki sifat sifat diatas
dan sering
yang sudah disebutkan. Jangan pernah putus asa , jika di masa lalu kita jauh dari
berbuat dosa dan maksiat maka segeralah bertaubat dan perbanyak istighfar, bersungguh
sungguh mau berubah menjadi Muslim yang taat sepenuhnya kepada . aamiin. * self reminder
*
Nasehat ini untuk diri sendiri karena diri inilah yang lebih butuh dinasehati.......
YAKINLAH DENGAN 3 HAL

Yakinlah dengan 3 hal ini..


1. Tiada yang menyayangimu melebihi Rabbmu
2. Tiada yang lebih memahami kesulitan dan keluh kesahmu melebihi Rabbmu
3. Dan Tiada yang mengangkat musibah dan penderitaanmu kecuali Rabbmu

Maka mengadulah. Hanya kepada-Nya, jangan kepada makhluk yang tidak memahamimu dan
tak mampu mengangkat deritamu....

Ustadz Fadlan Fahamsyah

Tausiyah Harian
Zuhud terhadap Dunia

Ibnu Rajab Rahimahulah membagi zuhud menjadi 3 makna, yaitu :


1. Zuhud dengan makna adalah hamba lebih meyakini rezeki yang ada di tangan Allah daripada
apa yang ada di tangannya

2. Zuhud dengan makna adalah apabila hamba tertimpa musibah dalam kehidupan dunia seperti
hilangnya harta, anak, atau selainnya, maka dia lebih senang memperoleh pahala atas hilangnya
hal tersebut daripada hal itu tetap berada di sampingnya.

3. Zuhud adalah hamba memandang sama orang yang memuji dan mencelanya ketika dirinya
berada di atas kebenaran

Oleh karenanya, Abu Sulaiman mengatakan,


Janganlah engkau mempersaksikan bahwa seorang itu telah berlaku zuhud (secara lahiriah),
karena zuhud itu letaknya di hati

Dengan demikian, setiap orang yang memandang sama orang yang memuji dan mencelanya
ketika dirinya berada di atas kebenaran, maka hal ini menunjukkan bahwa jabatan/kedudukan
yang dimiliki manusia tidaklah berpengaruh di dalam hatinya dan juga menunjukkan bahwa
hatinya dipenuhi rasa cinta akan kebenaran serta ridha kepada Allah. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Ibnu Masud,


Yakin itu adalah engkau tidak mencari ridha manusia dengan cara menimbulkan kemurkaan
Allah. Dan sungguh Allah telah memuji mereka yang berjuang di jalan-Nya dan tidak takut akan
celaan.

Sumber : Jamiul Ulum wal Hikam hlm. 644-646.

Ayah, Ibu Biarkan Ananda Istiqomah

Penulis: Ummu Rumman


Murojaah: Ustadz Abu Salman

Duhai, betapa indahnya jika kita bisa membahagiakan orang tua kita. Orang tua yang telah
membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Orang tua yang telah mendidik dan merawat kita
sedari kecil. Orang tua yang telah mengerahkan segala yang mereka punya demi kebahagiaan
kita, anak-anaknya. Terima kasihku yang tak terhingga untukmu wahai Ayah Ibu.

Allah berfirman, yang artinya, Dan Rabbmu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia
beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua
dengan sebaik-baiknya. (Qs. Al Israa 23)
Alangkah bahagianya seorang anak yang bisa menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasul-
Nya, dengan mendapatkan dukungan dari orangtuanya.

Akan tetapi, bagaimana jika orang tua melarang kita melakukan kebaikan berupa ketaatan pada
Allah dan Rasul-Nya? Keistiqomahan kita, bahkan bagaikan api yang menyulut kemarahan
mereka.

Di antara mereka bahkan ada yang menyuruh pada perbuatan yang dilarang Allah?
Bagaimanakah seharusnya sikap kita?

Jika teringat kewajiban kita untuk berbakti pada mereka, terlebih teringat besarnya jasa mereka,
berat hati ini untuk mengecewakan mereka. Sungguh hati ini tak tega bila sampai ada perbuatan
kita yang menjadikan mereka bermuram durja.

Kaidah Birrul Walidain


Saudariku, durhaka atau tidaknya seorang anak tetaplah harus dipandang dari kacamata syariat.
Tak semua anak yang melanggar perintah orang tua dikatakan anak durhaka. Karena ketaatan
pada orang tua tidak bersifat mutlak. Tidak sebagaimana ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya
yang sifatnya mutlak.

Ada beberapa hal yang sering dianggap sebagai kedurhakaan pada orang tua, padahal sebenarnya
bukan. Antara lain:
1. Anak menolak perintah orangtua yang melanggar syariat Islam

Pada asalnya, seorang anak wajib taat pada orangtuanya. Akan tetapi jika yang diperintahkan
orang tua melanggar syariat, maka anak tidak boleh mentaatinya. Yaitu jika orang tua
memerintahkan anak melakukan kesyirikan, bidah dan maksiat. Contoh konkritnya: orang tua
memerintahkan anak memakai jimat, orang tua menyuruh ngalap berkah pada kyai A, orang tua
menyuruh anak berjabat tangan dengan lelaki bukan mahrom, dll. Maka, saat sang anak menolak
hal tersebut tidaklah dikatakan durhaka. Bahkan ini termasuk bakti kepada orang tua karena
mencegah mereka dari perbuatan haram.
Allah berfirman yang artinya, Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. (Qs. Luqman: 15)

Namun, seorang anak hendaknya tetap menggunakan adab dan perkataan yang baik. Dan terus
mempergauli dan mendakwahi mereka dengan baik pula.

2. Anak tidak patuh atas larangan orangtua menjalankan syariat Islam


Tidak disebut durhaka anak yang tidak patuh saat orangtuanya melarang sang anak menjalankan
syariat Islam, padahal di saat itu orang tua sedang tak membutuhkannya (misal karena orang tua
sedang sakit atau saat keadaan darurat). Contoh konkritnya: melarang anaknya shalat jamaah,
memakai jilbab, berjenggot, menuntut ilmu syari, dll.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah wajib mentaati makhluk yang
memerintah agar maksiat kepada Allah. (HR. Ahmad). Dan di dalam hadits riwayat Bukhari dan
Muslim disebutkan pula bahwasanya ketaatan hanya dilakukan dalam perkara yang baik. Maka
janganlah engkau melakukan perkara yang haram dengan alasan ingin berbakti pada orang
tuamu. Tidak wajib bagimu taat pada mereka dalam bermaksiat pada Allah.

3. Orang tua yang marah atas keistiqomahan dan nasihat anaknya


Seorang anak wajib menasihati orang tuanya saat mereka melanggar syariat Islam. Apabila orang
tua sakit hati dan marah, padahal sang anak telah menggunakan adab yang baik dan perkataan
yang lembut, maka hal ini tidak termasuk durhaka pada orang tua.

Saat gundah menyapamu,


Bagaimana ini, aku telah membuat orang tuaku marah? Padahal bukankah keridhaan Allah
bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah, bergantung pada kemurkaan
kedua orang tua (HR. Tirmidzi)?
Saudariku, marahnya orang tua atas keistiqomahan dan nasihat anak, tidaklah termasuk dalam
hadits di atas. Hadits di atas tidak berlaku secara mutlak, kita tetap harus melihat kaidah birrul
walidain.

Ingatlah saat Nabi Ibrahim menasihati ayahnya, Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah
syaithan. Sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada Allah Yang Maha Pemurah. (Qs. Maryam:
44). Orang tua yang menolak kebenaran Islam kemudian mendapat nasihat dari anaknya,
kemungkinan besar akan marah. Tapi sang anak tetap tidak dikatakan durhaka.

Saudariku, bila orangtuamu marah atas keistiqomahanmu, maka ingatkan dirimu dengan sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Siapa yang membuat Allah murka karena ingin
memperoleh ridha manusia, maka Allah akan murka padanya dan Allah menjadikan orang yang
ingin ia peroleh ridhanya dengan membuat Allah murka itu akan murka padanya. Dan siapa yang
membuat Allah ridha sekalipun manusia murka padanya, maka Allah akan ridha padanya dan
Allah menjadikan orang yang memurkainya dalam meraih ridha Allah itu akan ridha pula
padanya, sampai-sampai Allah akan menghiasi si hamba dan menghiasi ucapan dan amalannya
di mata orang yang semula murka tersebut. (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Perhatikanlah hadits di atas! Ketika engkau menaati orang tuamu dalam bermaksiat
pada Allah, agar orang tuamu ridha. Sedangkan sebenarnya Allah Murka padamu. Maka, bisa
jadi Allah justru akan membuat orang tuamu tetap murka pula kepadamu. Meski engkau telah
menuruti keinginan mereka.
Dan sadarkah engkau, saat engkau menuruti mereka dalam perbuatan maksiat pada Allah, maka
sejatinya perintah mereka akan terus berlanjut. Tidakkah engkau khawatir Allah akan murka
pada orangtuamu disebabkan mereka terus memerintahkanmu bermaksiat kepada-Nya.

Saudariku, bukankah hati kedua orang tuamu berada di genggaman Allah. Maka, yang terpenting
bagimu adalah berusahalah meraih ridha Allah dengan keshalihan dan keistiqomahanmu.
Semoga dengan demikian Allah Ridha padamu. Semoga Allah menghiasi ucapan dan amalan kita
sehingga orang tua kita pun bi idznillah akhirnya ridha kepada kita.
Akhlaq Mulia, Penarik Hati yang Banyak Dilalaikan

Ustadz Abdullah Zaen, Lc dalam bukunya14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah berkata,
Kerenggangan antara orangtua dan anak itu seringkali terjadi akibat benturan-benturan yang
terjadi dampak dari orang tua yang masih awam memaksa si anak untuk menjalani beberapa
ritual yang berbau syirik, sedangkan si anak berpegang teguh dengan kebenaran yang telah ia
yakini. Akhirnya yang terjadi adalah kerenggangan di antara penghuni rumah tersebut. Hal itu
semakin diperparah ketika si anak kurang bisa mencairkan suasana dengan mengimbangi
kesenjangan tersebut dengan melakukan hal-hal yang bisa membahagiakan orangtuanya. Padahal
betapa banyak hati orang tua -bi idznillah- yang luluh untuk menerima kebenaran yang dibawa si
anak bukan karena pintarnya anak beragumentasi, namun karena terkesannya sang orang tua
dengan akhlak dan budi pekerti anaknya yang semakin mulia setelah dia ngaji!! Penjelasan ini
sama sekali tidak mengecilkan urgensi argumentasi yang kuat, namun alangkah indahnya jika
seorang muslim apalagi seorang salafi bisa memadukan antara argumentasi yang kuat dengan
akhlak yang mulia!.

Maka, akhlaq yang mulia adalah jalan terdekat menuju luluhnya hati orangtua. Anak adalah
mutiara hati orang tua. Saat mutiara itu bersinar, hati orang tua mana yang tidak menjadi terang.

Percaya atau tidak. Kedekatanmu kepada mereka, perhatianmu, kelembutanmu, bahkan hanya
sekedar wajah cerah dan senyummu di hadapan mereka adalah bagaikan sinar mentari yang
menghangatkan hati mereka.

Sayangnya, banyak dari kita yang justru melalaikan hal ini. Kita terlalu sibuk dengan tuntutan
kita karena selama ini orangtua-lah yang banyak menuruti keinginan kita. Seakan-akan hanya
orangtua-lah yang wajib berlaku baik pada kita, sedang kita tidak wajib berbuat baik pada
mereka. Padahal, kitalah sebagai anak yang seharusnya lebih banyak mempergauli mereka
dengan baik.

Kita pun terlalu sibuk dengan dunia kita. Juga sibuk dengan teman-teman kita. Padahal orang
tua hanya butuh sedikit perhatian kita. Kenapakah kita begitu pelit mengirimkan satu sms saja
untuk menanyakan kabar mereka tiap hari? Sedangkan berpuluh-puluh SMS kita kirimkan untuk
sekadar bercanda ria dengan teman kita.

Kemudian, beratkah bagi kita untuk menyenangkan mereka dengan hadiah? Janganlah engkau
remehkan meski sekedar membawa pulang oleh-oleh seplastik singkong goreng kesukaan ayah
atau sebungkus siomay favorit ibu. Harganya memang tak seberapa, tapi hadiah-hadiah kecil
yang menunjukkan bahwa kita tahu apa kesukaan mereka, apa yang mereka tak suka, dan apa
yang mereka butuhkan, jauh lebih berharga karena lebih menunjukkan besarnya perhatian kita.

Dakwahku, Bukti Cintaku Kepada Ayah Ibu

Hakikat kecintaan kita terhadap seseorang adalah menginginkan kebaikan bagi dirinya,
sebagaimana kita menginginkan kebaikan bagi diri kita sendiri. Sebagaimana sabda
Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam, Tidak akan sempurna keimanan salah seorang di antara
kalian, sehingga dia mencintai bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai bagi dirinya
sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, wujud kecintaan kita kepada orangtua kita adalah
mengusahakan kebaikan bagi mereka.
Tahukah engkau kebaikan apa yang dimaksud?

Seorang ayah telah berbuat baik kepada anaknya dengan pendidikan dan nafkah yang diberikan.
Sedangkan ibunya telah merawat dan melayani kebutuhan anak-anaknya. Maka sudah
semestinya anaknya membalas kebaikan tersebut. Dan sebaik-baik kebaikan adalah mengajak
mereka kepada kebahagiaan dan menyelamatkan mereka dari api neraka. Allah Taala berfirman,
yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya dari manusia dan batu. (Qs. At Tahrim 6)

Saudariku, jika engkau benar-benar mencintai orangtuamu, maka jadikanlah dakwahmu sebagai
bakti terindahmu kepada mereka. Ingatlah lagi mengenai dakwah Nabi Ibrahim kepada
orangtuanya. Bakti pada orang tua sama sekali tidak menghalangi kita untuk berdakwah pada
mereka. Justru karena rasa cintalah, yang membuat kita menasihati mereka. Jika bukan kita,
maka siapakah lagi yang akan mendakwahi mereka?
Apakah harus dengan mengajak mereka mengikuti kajian? Jika bisa, alhamdulillah. Jika tidak,
maka sesungguhnya ada banyak cara yang bisa engkau tempuh agar mereka bisa mengetahui
ilmu syari dan mengamalkannya.

Jadilah engkau seorang yang telaten dan tidak mudah menyerah dalam berdakwah kepada orang
tuamu.
Ingatlah ketika engkau kecil. Ketika engkau hanya bisa tidur dan menangis. Orangtuamulah yang
mengajarimu, mengurusmu, memberimu makan, membersihkanmu dan memenuhi
kebutuhanmu. Ketika engkau mulai merangkak, kemudian berdiri, dengan sabar orangtuamu
memegang tanganmu dan melatihmu. Dan betapa senangnya hati orangtuamu melihat langkah
kaki pertamamu. Bertambah kesenangan mereka ketika engkau berjalan meski dengan tertatih-
tatih. Saat engkau telah bisa berlari-lari, pandangan orangtuamu pun tak lepas darimu.
Menjagamu dari melangkah ke tempat yang berbahaya bagimu.

Ketika engkau mulai merasa letih berdakwah, ingatlah bahwasanya orangtuamu telah
membesarkanmu, merawatmu, mendidikmu bertahun-tahun tanpa kenal lelah.

Ya. Bertahun-tahun mereka mendidikmu, bersabar atas kenakalanmu Maka mengapakah


engkau begitu mudahnya menyerah dalam berdakwah kepada mereka? Bukankah kewajiban kita
hanyalah menyampaikan, sedangkan Allah-lah Yang Maha Pemberi Hidayah. Maka teruslah
berdakwah hingga datang waktunya Allah Membuka hati kedua orangtua kita.

Landasi Semuanya Dengan Ilmu

Seorang anak dengan sedikit ilmu, maka bisa jadi ia akan bersikap lemah dan mudah futur (putus
asa) saat menghadapi rintangan dari orangtuanya yang sudah banyak makan garam kehidupan.
Bahkan, ia tidak bisa berdakwah pada orang tuanya. Sedangkan seorang anak yang ilmunya
belum matang, bisa jadi ia bersikap terlalu keras. Sehingga orangtuanya justru makin antipati
dengan dakwah anaknya.
Maka, bekalilah dirimu dengan ilmu berdasarkan Al Quran dan Sunnah berdasarkan
pemahaman yang benar, yaitu pemahaman salafush shalih. Karena dengan ilmulah seorang
mampu bersikap bijak, yaitu mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Dengan ilmulah kita mengetahui hukum dari permasalahan yang kita hadapi dan bagaimana
solusinya menurut syariat. Dengan ilmulah kita mengetahui, pada perkara apa saja kita harus
menaati orang tua. Pada perkara apa sebaiknya kita bersikap lembut. Dan pada perkara apakah
kita harus teguh layaknya batu karang yang tetap berdiri tegak meski berkali-kali dihempas
ombak. Dan yang tidak kalah pentingnya kita bisa berdakwah sesuai dengan yang dikehendaki
Allah dan Rasul-Nya.

Maka tidak benar jika saat terjadi benturan sang anak justru berputus asa dan tidak lagi menuntut
ilmu syari. Padahal dia justru sangat butuh pada ilmu tersebut agar dapat menyelesaikan
permasalahannya. Saat terjadi konflik dengan orang tua sehingga engkau kesulitan mendatangi
majelis ilmu, usahakanlah tetap menuntut ilmu meski hanya sekedar membaca buku, mendengar
rekaman kajian atau bertanya kepada ustadz. Dan segeralah kembali ke majelis talim begitu ada
kesempatan. Jangan lupa! Niatkanlah ilmu yang kau cari itu untuk menghilangkan kebodohan
pada dirimu dan orang lain, terutama orangtuamu. Karena merekalah kerabat yang paling berhak
atas dakwah kita.

Karena itu, wahai saudariku


Istiqomahlah!
Dan bingkailah keteguhanmu dengan ilmu dan amal shalih
Hiasilah dirimu di depan orangtuamu dengan akhlaq yang mulia
Tegar dan sabarlah!
Tegarlah dalam menghadapi rintangan yang datang dari orangtuamu.
Dan sabarlah dalam berdakwah kepada orang tuamu
Tetap istiqomah dan berdakwah. Sambil terus mendoakan ayah dan ibu
Hingga saat datangnya pertolongan Allah
Yaitu saat hati mereka disinari petunjuk dari Allah
insyaa Allah
Teriring cinta untuk ibu dan bapak
Semoga Allah Mengumpulkan kita di surga Firdaus-Nya. Amiin.

Tausiyah Harian
Yang Terbaik ialah Pilihan Allh Subhnahu wa Ta'l

Sesungguhnya yang lebih mengetahui tentang kemaslahatan kita ialah Pencipta kita.
Dialah yang telah menciptakan kita dan mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
Dialah yang mengetahui hal ghib tentang masa depan, Dialah Allh Subhnahu wa Ta'la.




"Tidakkah yang menciptakan lebih mengetahui tentang apa yang Dia ciptakan? Dan Dia Maha
Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Mulk: 14).

Manusia boleh berencana, menurut perasaan & perkiraannya, ada sesuatu yang dianggap terbaik
baginya, sehingga berusaha untuk meraihnya.

Namun setelah berusaha terkadang ternyata gagal, tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.
Atau terkadang ada musibah yang menimpa kita yang membuyarkan cita-cita.

Namun ingatlah bahwasanya jika seorang hamba telah berusaha dan telah berdo'a, maka yakinlah
apa yang Allh takdirkan itulah yang terbaik bagi dia.

Kenapa?



(al-khayr khratullh),
"Yang terbaik adalah yang pilihan Allh Subhnahu wa Ta'la."
Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qurn :


Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.
Al-Baqarah: 216).

Maka ingatlah....
( al khayr khratullh).
yang terbaik ialah pilihan Allh,

Tausiyah Harian
Bahaya Dosa & Kemaksiatan bagi Hamba

Apa yang menyebabkan keluarnya Adam dan Hawa dari surga?

Apa yang menyebabkan iblis keluar dari kerajaan langit, kemudian diusir dan dikutuk?

Apa yg menyebabkan angin topan itu menghantam kaum Ad sehingga mematikan mereka di
muka bumi?

Apa yang menyebabkan dikirimkannya suara keras mengguntur terhadap kaum Tsamud sehingga
membuat jantung mereka terputus dan akhirnya mereka pun mati semua?

Apa yang mengankat kaum Luth sehingga ketika para malaikat mendengar lolongan anjing maka
mereka pun membalikkan negeri yg diatas menjadi di bawah sehingga hal itu menyebabkan
mereka semua binasa, diiringi hujan batu dari langit?

Apa yang menyebabkan dikirimnya mendung siksaan kepada kaun Syuaib layaknya naungan
saja? Dan ketika mendung itu berada diatas kepala mereka, mendung itu menghujani mereka
dengan hujan api yang menyala-nyala.
Apa yang menyebabkan ditenggelamkannya Fir'aun dan kaumnya ke dalam lautan? Kemudian
ruh mereka dipindahkan ke jahanam.

Apa yang menyebabkan dibenamkannya Qorun beserta rumah, harta kekayaan dan keluarganya?

Apa pula yang menyebabkan dibinasakannya sekian banyak generasi sepeninggal Nabi Nuh
dengan berbagai macam siksaan dan kemudian dihancurkan sehancur hancurnya?

Apa yg menyebabkan dibinasakan kaum sahabat Yasin dengan suara keras mengguntur sehingga
mereka semua menjadi binasa?

Apa pula yg menyebabkan Bani Israil tertimpa berbagai macam siksaan?

Ali bin Ja'd membawakan riwayat dari Syu'bah dari Amru bin Murah bahwa ia berkata, "Aku
pernah mendengar Abul Bukhturi mengatakan, 'Seseorang pernah mendengar Nabi Shalallahu
alaihi wa sallam memberitahuku bahwa beliau bersabda, "Manusia tidak akan binasa sehingga
mereka melakukan banyak dosa."

"Jika telah muncul berbagai kemaksiatan ditengah2 umatku maka Allaah akan menimpakan
adzab dari sisiNya yang mengenai mereka semua.' Saya tanyakan kpd beliau, Ya Rasulullah
bukankah ketika itu di dalamnya masih terdapat orang2 shalih?' Beliau Menjawab, 'Ya, tentu.'
Saya tanyakan lagi, 'Lalu bagaimana dengan mereka itu?' Beliau menjawab, 'Mereka tetap
tertimpa adzab sebagaiman menimpa orang orang pada umumnya, namun mereka akan mendapat
ampunan dan keridhaan Allaah."(Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Abu Daud (4347), Ahmad
(18289), Baihaqi dalam syarhus sunnah (4157))

NASEHAT EMAS IMAM AT-TSAURI rahimahullah.

Berkata Sufyan At-Tsauri rahimahullah ta'ala:


Tangisi dirimu sendiri dan kasihi dia, dan jika engkau tidak mengasihinya maka engkau tidak
akan dikasihi,

jadikanlah teman dudukmu adalah orang yang menjadikanmu zuhud di dunia dan
menjadikanmu cinta kepada akhirat,

hati-hati dari bermajelis dengan ahli dunia yaitu orang-orang yang larut dalam membicarakan
dunia, karena mereka akan merusak agama dan hatimu,

perbanyaklah mengingat kematian dan perbanyak istighfar dari apa-apa yang telah berlalu dari
dosa-dosamu,

dan mintalah kepada Allah keselamatan untuk apa yang tersisa dari usiamu

[Masjid Yang Bukan Masjid]

Menyambung sedikit status sebelumnya ada cuplikan masalah transaksi di masjid yang tanahnya
telah diwakafkan oleh pewakaf, ada sedikit cerita.

Belakangan ini kami belajar mengajar di suatu kantor pemerintahan. Tepatnya di masjid kantor.
Lahan kantor sangat luas. Kiranya ada lebih dari 4 bangunan. Masjid tersebut terletak di lantai
dua salah satu bangunan. Di bawahnya adalah ruangan kantor.

Di taklim tersebut, kami tanyakan apakah diadakan i'tikaf di masjid ini? Mereka jawab, "Iya".
Maka kami tanggapi, "Tidak sah i'tikad di masjid ini." Sebagian kaget, dan sebagian tidak karena
kami pernah memberikan taklim di tempat yang sama perihal Fiqh Masjid. Perbedaan masjid dan
mushalla secara syar'i.

Perbedaan paling tipis namun signifikan adalah:


"Masjid, tanahnya harus merupakan tanah wakaf lillahi ta'ala. Adapun selain itu, sekalipun besar,
maka ia tergolong mushalla sekalipun dinamakan masjid secara tradisi."

Tidak sedikit panitia atau DKM menyelenggarakan i'tikaf di masjid-masjid yang bukan bertanah
wakaf, atau di masjid-masjid fasum (fasilitas umum) milik pemerintah yang mana hak masih
dipegang pemerintah sehingga tidak kekal melainkan jika pemerintah hendak membongkar dan
menggantinya dengan fasum versi lain (seperti taman umum atau perpustakaan murni),
diperbolehkan secara syar'i.

Dan i'tikaf di tempat-tempat itu: tidak sah. Walau tetap semoga berpahala, namun pahalanya
tidak sama dengan pahala i'tikaf di masjid.

Tidak disyariatkan juga tahiyyatul masjid di masjid-masjid tersebut.

Hal-hal yang diperbolehkan atau sah di dalamnya:


- shalat berjama'ah (fardhu atau sunnah seperti taraweh)
- transaksi jual beli, perbincangan duniawi selama bukan maksiat
- shalat Jum'at

Di lain sisi, malah sebagian masjid yang pada asalnya telah diwakafkan tanahnya, justru
bergelimang dengan para pedagang di lahan masjid.

Perlu diketahui atau diingat, lahan parkir jika termasuk yang disebutkan oleh pewakaf (masih
hidup atau kini sudah wafat) sebagai wakaf lillahi ta'ala, maka ia termasuk tanah wakaf. Milik
Allah.

DKM atau ormas hanya sebagai pihak management, bukan pemilik tanah pada hakekatnya. Di
masjid seperti ini (yang telah diwakafkan sekalipun belum terbit surat resmi wakaf dari
pemerintah), jatuh hukum masjid.
Disyariatkan tahiyyatul masjid, sah i'tikaf di sana, majelis ilmu di sana lebih diutamakan
dibandingkan selainnya, dilarang jual beli, dilarang promosi, bahkan sampai jika ada kalender
bertuliskan nama travel komersil atau yayasan atau pesantren sekalipun yang berbayar, segera
dicabut.

Banyak kepahitan memang ketika kita sebutkan hukum-hukum tersebut, disebabkan sedikit yang
membahasnya, atau jangan-jangan banyak yang menghindar untuk dibahas tentangnya. Pihak
DKM atau ormas perlu ber-tafaqquh sebelum meneguhkan diri sebagai bagian dari DKM masjid.
Ia perlu tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di masjid atau mushalla yang ia manage.
Pahit belajar di awal tentu jauh lebih baik daripada segala keputusan dan 'keenakan' sudah
terlanjur, rupa-rupanya pelanggaran yang sudah dirasa permanent.

Semoga Allah berikan hidayah bayan (penjelasan ilmu) dan taufiq (pengamalannya) bagi kami
pribadi, para pembaca sekalian dan tentu saudara-saudara kita yang berjasa terhadap kaum
Muslimin dengan jabatannya di masjid-masjid. Hafizhakumullah.

- Hasan Al-Jaizy

Seorang Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.
Malamnya sang Guru memeriksa tugas itu,
Sebagian besar siswa menulis demikian:
Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Piramida.
2. TajMahal.
3. Tembok Besar Cina.
4. Menara Pisa.
5. Kuil Angkor.
6. Menara Eiffel.
7. Candi Borobudur.
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama.
Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut
Tapi Guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir..
Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang Guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si Gadis Kecil Pendiam..
Isinya seperti ini :
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa Melihat,
2. Bisa Mendengar,
3. Bisa Menyentuh,
4. Bisa Disayangi,
5. Bisa Merasakan,
6. Bisa Tertawa, dan
7. Bisa Mencintai
Setelah duduk diam beberapa saat, sang Guru menutup lembaran tugas siswanya.
Kemudian menundukkan kepalanya berdo'a...
Mengucap syukur untuk Gadis Kecil Pendiam di kelasnya yang telah mengajarkannya sebuah
Pelajaran Hebat, yaitu:
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban...
Keajaiban itu, ada di sekeliling kita, untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita " SYUKURI " !!!
Apa yang kita cari dalam Hidup ini...?
Kita hidup di kebun, kita Merindukan kota ...
Kita hidup di kota, merindukan kebun...
Kalau kemarau, kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan, kita tanya kapan kemarau ?
Diam di rumah, inginnya pergi...
Setelah pergi, inginnya pulang ke rumah...
Waktu tenang, cari keramaian...
Waktu ramai, cari ketenangan...
Ketika masih bujang mengeluh ingin nikah, Sudah berkeluarga mengeluh belum punya anak,
setelah punya anak mengeluh betapa beratnya biaya Hidup dan Pendidikan...
Ternyata SESUATU itu tampak indah, karena belum kita miliki...
Kapankah kebahagiaan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada,
tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki...
Jadilah Pribadi yang SELALU BERSYUKUR
dengan rahmat yang sudah kita miliki...
Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini..??
Menutupi telapak tangan saja sulit...
Tapi kalau daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah BUMI" dengan Daun,
Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apa pun, maka kita akan melihat keburukan
dimana-mana
Bumi ini pun akan tampak buruk...
Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil...
Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku...
SYUKURILAH apa yang sudah kita miliki sebagai modal untuk meMULIAkanNYA...
Karena Hidup adalah WAKTU yang dipinjamkan,
dan Harta adalah BERKAH yang dipercayakan...
Dan semua itu, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
Jadi... Bersyukurlah atas Nafas yang masih kita miliki...
Bersyukurlah atas Keluarga yang kita miliki...
Bersyukurlah atas Pekerjaan yang kita miliki...
Bersyukur & selalu bersyukur di dalam segala hal.

#BerbagiKisah
#Muhasabah diri

Ya Allah, berilah aku manfaat dengan apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku;
Ajarilah aku apa yang bermanfaat bagiku;
Berilah aku rezeki berupa ilmu yang dengannya Engkau memberi manfaat kepadaku.

ADAB KALA MENGUAP

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
" Menguap itu dari syaithan, maka bila salah seorang dari kalian menguap hendaknya ditahan
semampunya

Bila salah seorang diantara kalian mengatakan " Hah" maka syaithan akan tertawa.
Muttafaqun 'alaihi 7490-3289

Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:


Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:

1. Beliau memerintahkanku supaya mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,

2. Dan beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan
tidak melihat kepada orang yang berada di atasku,

3. Dan beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka


berpaling,

4. Dan beliau memerintahkan aku untuk tidak meminta-minta sesuatupun kepada manusia,

5. Dan beliau memerintahkan aku untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,

6. Dan beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah
kepada Allah,
7. Dan beliau berwasiat kepadaku agar memperbanyak ucapan l haul wal quwwata ill
billh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), sesungguhnya ini
termasuk Harta simpanan dibawah 'Arsy ( Jannah -pent )."

NB:
Beliau mewasiatkan untuk mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, Ini bukan
pembatasan.

Maksudnya hanya bergaul dan berteman dengan orang-orang miskin saja.

Beredar perkataan dikalangan manusia ucapan yang bathil : "Jangan bergaul dengan orang2
kaya.

Sehingga dari ucapan ini menimbulkan dampak yang jelek terhadap hubungan sesama manusia
terlebih khusus sesama salafiyiin.

Oo.. mungkin saja yang dimaksud adalah : "Jangan banyak bergaul dengan orang kaya."

Mungkin saja begitu akan tetapi kalau kenyataaan yang terjadi berbeda.

Teman yang dulunya akrab, sering ziaroh, sekarang menjauh bahkan ketika ta'lim pun menjauh,
Akhirnya hubungan menjadi renggang ukhuwah menjadi kendor dikarenakan ucapan bathil tadi.

Ketahuilah wahai sodarakau fillah...

Ucapan : "Janganlah berteman atau bergaul dengan orang kaya, atau fulan dan fulanah yang
kaya."

Hanya karena sebab Alloh Ta'alaa berikan kepadanya kenikmatan berupa harta dll, engkau
menjauhinya ,engkau melarang manusia mendekat denganya.
Maka ini adalah perkataan BATHIL kecuali ada alasan syarie seperti klo dia adalah Ahlul bid'ah
wa Ahlu Ahwa ( Hizby ) dll,

Tetapi klo dia adalah seorang Salafy , Rajin ta'lim semangat menegakkan sunnah maka ini
Harom.

Dan engkau telah terjatuh kepada kedholiman dengan menjauhinya dan melarang manusia untuk
berteman dan bergaul denganya.

Alasannya adalah :
1. Alloh Ta'alaa dan RasulNya tidak pernah melarang hal yang demikian.

2. Para Shohabat Nabi sebagian mereka kaya seperti : Abu Bakar, Utsman , Abdurrohman bin
Auf dll.

Kita tidak pernah mendengar Rasululloh mengatakan : "Jangan berteman dengan Abu bakar,
Utsman dll."

Ana nasehatkan bagi ana pribadi dan sodaraku semua, marilah kita perbaiki mua'amalah dan
ukhuwah kita dengan ilmu syar'i.

Marilah kita jalin persaudaran yang baik sesama kita baik kayanya terlebih kepada yang miskin
dengan memberikan perhatian dan pertolongan kepada mereka.

Jangalah melarang sesuatu yang Alloh Ta'alaa dan Rasul Nya tidak melarangnya.

Semoga Alloh Ta'alaa memberikan taufiq kepada kita untuk meninggalkan kebathilan dan hal-hal
yang merusak ukhuwah kita.

Tausiyah Harian
JANGAN KAGUM DENGAN AMALAN SAAT INI

Jangan terkagum pada amalan kita saat ini. Walau kita sekarang rajin shalat atau gemar mengisi
waktu dengan amalan sunnah. Karena akhir hayat itulah penentunya, apakah benar kita bisa
istiqamah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

Janganlah kalian terkagum dengan amalan seseorang sampai kalian melihat amalan akhir
hayatnya. Karena mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan amalan yang shalih,
yang seandainya ia mati, maka ia akan masuk surga. Akan tetapi, ia berubah dan mengamalkan
perbuatan jelek. Mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan suatu amalan jelek,
yang seandainya ia mati, maka akan masuk neraka. Akan tetapi, ia berubah dan beramal dengan
amalan shalih. Oleh karenanya, apabila Allah menginginkan satu kebaikan kepada seorang
hamba, Allah akan menunjukinya sebelum ia meninggal.

Para sahabat bertanya,

Apa maksud menunjuki sebelum meninggal? Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab,
Yaitu memberikan ia taufik untuk beramal shalih dan mati dalam keadaan seperti itu.

(HR. Ahmad, 3: 120, 123, 230, 257 dan Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah 347-353 dari jalur
dari Humaid, dari Anas bin Malik. Syaikh Syuaib Al-Arnauth dalam Tahqiq Musnad Imam
Ahmad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat shahih Bukhari Muslim. Lihat
pula Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1334, hal yang sama dikatakan oleh Syaikh Al-
Albani)

Oleh karenanya, penting sekali amalan yang kontinu dan menjadi akhir hidup dengan penutup
terbaik yaitu husnul khatimah.
Muhammad Abduh Tuasikal

JANGAN MENIUP MAKANAN DAN MINUMAN

Dari Ibnu Abbas berkata:



"Rosululloh melarang dari meniup makanan maupun minuman".

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan yang lain, dinyatakan shohih oleh Imam Al Albany
di dalam Shohihul Jami'.

Dari Abu Huroiroh berkata:



Janganlah makanan itu dimakan sebelum hilang asapnya.

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Al Baihaqy 14408.


Dinyatakan shohih oleh Syaikh Al Albany di dalam Al Irwa' 1978 dan di dalam Ash Shohihah di
bawah hadits no. 392.

Imam Allamah Faqihnya zaman ini Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin berkata:
Adanya larangan ini karena jika seseorang itu meniup (pada makanan atau minuman), maka
acapkali terjadi bahwa udara yang keluar darinya itu mengandung penyakit atau mendatangkan
bahaya, seperti orang yang sakit atau yang semisalnya.

Hanya saja sebagian ulama mengecualikan dari larangan ini jika ada kebutuhan kepadanya.
Seperti kalau minuman itu panas dan butuh segera diminum, maka sebagian ulama memberi
keringanan dalam hal ini. Namun yang lebih utama adalah tidak usah meniupnya meskipun
panas. Jika minuman itu panas, sementara ada padanya gelas lain, maka hendaknya ia tuangkan
ke gelas tersebut berulang ulang secara bergantian sampai menjadi dingin.
RENUNGAN
Kenapa Tidak Tahu Diri?!
-------------------------

Sebenarnya, Allah selalu memenuhi kebutuhan kita. Hanya saja kitalah yang tidak tahu diri.
Bangun tidur, Allah ta'ala kembalikan pandangan kita. Kembali, memandang istri dan anak-anak
tercinta. Kembali melihat kerlip indah dan hijaunya dunia. Kembali menatap hari esok dan masa
depan. Sebuah nikmat besar yang sebenarnya kita pinta. Namun, kita lalai untuk melafalkan
dengan lisan ini. Lupa untuk menengadahkan tangan memohon kepada-Nya. Akan tetapi Allah
Maha belas kasih kepada kita.

Dua mata yang sehat. Sejak lahir kita menggunakannya. Tanpa keluhan atau sakit yang
mengganggu, kecuali sekali waktu. Bisa dibanyangkan seandainya setiap saat mengeluarkan air
mata. Tentu akan kerepotan, harus selalu menyeka dan membersihkannya. Belum lagi kalau yang
keluar adalah kotoran. Tidak hanya sibuk membawa tissue, mungkin kita tidak akan keluar
rumah karena malu. Apalagi mata yang melulu merah, rasa gatal-gatal. Atau buta, gelap, tidak
bisa melihat sama sekali. Astaghfirullah, nikmat mata ini betapa kita selalu butuh. Kita pun
setiap saat memintanya. Walaupun tak terucap dalam doa. Walaupun tak perlu kita merengek
mengiba. Toh, Allah telah memberikannya kepada kita.
Bahkan kita tidak pernah ingat bahwa mata adalah nikmat. Padahal, setiap saat kita manfaatkan.
Tanpa harus sibuk mengontrol sistem keamaannya. Tidak perlu capek merawat dan mengawasi
penurunan fungsinya. Semua serba otomatis. Semua serba praktis. Semua serba gratis. Ada
kelopaknya, ada bulunya, ada air mata sebagai pelumasnya, alis juga berguna. Bagaimanakah
apabila tidak ada itu semua? Atau seandainya mata sakit, aktivitas kita pasti terganggu? Waktu,
tenaga, pikiran, dan biaya juga tersita? Sungguh, kita sebenarnya berharap mata ini selalu sehat,
tidak terjadi suatu apa. Dan itu tidak pernah tersebut dalam doa. Kita terlalu sibuk untuk bisa
sujud meminta kepada-Nya. Dan Allah ta'ala tetap mengabulkannya.

Hanya saja memang kitalah yang tidak pernah berkaca. Bahwa kita ada dan masih ada ini adalah
juga semata karena karunia-Nya. Bahkan Allah telah membaguskan bentuk kita. Dengan dua
mata menghiasai wajah. Bukan hanya manfaat yang besar, bahkan bentuk keindahan. Pernahkah
membayangkan wajah kita tanpa mata? Betapa buruknya rupa kita. Adakah yang sudi mendekat?
Kalau tidak lari karena takut, paling tidak mereka akan risih melihat. Betul! Kita sangat butuh
kepada mata. Kita ingin mata kita selalu baik-baik saja. Sayangnya lidah ini kelu untuk
merangkai kata dalam sebuah doa. Sayangnya badan terlalu malas untuk bersimpuh dan
merunduk mengharap kepada-Nya. Sekali lagi, Allah ta'ala masih berkenan meminjamkankan
keduanya kepada kita.

Ya, dua mata yang sehat. Kita belajar mengeja Al Quran dengannya. Dahulu kita belajar buku
cara wudhu menggunakan mata untuk membaca. Kita sekarang bisa salat, mengerti hukum zakat,
paham manhaj yang benar, tidak lepas dari peran besar mata. Bukankah sekarang kita masih bisa
beribadah dengannya? Membaca Al Quran, belajar agama, mentadabburi ayat-ayat kauniyah-
Nya. Mata yang secara khusus tidak kita pinta, telah Allah ta'ala berikan. Masihkan kita merasa
dalam derita?

Lihatlah mereka yang hidup ala kadarnya, pun bergelimang dosa! Ingatlah bahwa karena taufik
dari Allah ta'ala semata kita bisa menggunakan mata untuk melihat ayat-Nya. Bukan karena kita
orang yang pandai bersyukur. Bukan karena kita bersih jiwanya. Bukan karena kita orang yang
cerdas. Sehingga kita paham bahwa mata itu memang hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Namun sekali lagi, semua adalah taufik-Nya semata. Pernahkan terpikirkah bahwa kita
memohon nikmat mata untuk beribadah kepada-Nya? Pernahkah kita meminta dua mata itu?
Namun Allah ta'ala telah menganugerahkannya.
Sebenarnya, Allah t'ala selalu memenuhi kebutuhan kita. Hanya saja kitalah yang tidak tahu diri.
Tidakkah kita melihat orang yang di bawah garis kita? Agar kita tahu malu, sehingga tidak selalu
merasa kurang. Agar kita tidak melulu merasa hidup sempit. Tidak senantiasa bersuuzhan kepada
Allah ta'ala-Waiiyadzubillah-, bahwa doa kita tak kunjung terkabul. Ingat, sudah terlalu banyak
Allah ta'ala mengabulkan permintaan dan keinginan kita. Walaupun kita lupa tidak
memanjatkannya. Hanya saja kita memang tidak tahu diri.

Hidup Di Dunia
Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar radhiallahu'anhuma, ia berkata
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundakku seraya bersabda :

'Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir, dan
persiapkanlah dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur.'."

[ HR. Ahmad, At-Tirmidzi & Ibnu Majah ]

Peran wanita dalam mencetak ulama

Keutamaan sosok ibu sbg madrasah pertama bagi buah hatinya sdh seringkali kita baca...kita
terima ilmunya akan tetapi ada masanya kita mengalami kejenuhan shg perlu murajaah kembali
agar semangat kita...tujuan kita bisa kita charge ulang..

Adapun dalam daurah yg diselenggarakan pondok Imam Bukhari tgl 27 januari 2017 ada
beberapa penekanan yg bisa sedikit ana simpulkan karena keterbatasan ilmu yg ana miliki :

A. Keutamaan mendidik scr islami berdasar Quran dan sunnah...

Hal yg perlu kita garis bawahi adalah perlunya kesabaran ekstra buat kita utk memerintah anak2
kita sholat terutama pada waktu subuh dan isya..
Karena subuh adalah waktu berat utk bangun...berikut isya' adlh waktu berat karena sdh ngantuk

B. Tata cara mendidik secara islami

Apabila anak kita sdh siap menikah...carikan pasangan yg sholeh/sholihah


Karena kesholihanlah sebagai pondasi berhasilnya mendidik anak.

Banyak berdoa ketika mentarbiyah anak2 kita


Berikan doa buat mereka agar senantiasa mdpt.taufiq,hidayah dan doa2 kebaikan lainnya...
Semarah apapun dlm mnghadapi anak...jgn sampai terlontar doa keburukan buat mereka..
Karena doa keburukan yg kita lontarkan pada anak2 kita suatu ketika akan menimpa kita..
Kalau sdh terlanjur keluar kata buruk utk anak kita ikuti dg kata2 baik sbg rangkaian doa kita.

Contoh nyata:
Ibunda dr Syaikh Sudais ketika merasa geram dg kenakalan syaikh pada masa anak2.. pernah
suatu ketika menyuruh putranya utk pergi..dg nada marah karena jengkel.
Tapi lanjutan dari kata pergi dg lanjutan kata yg baik...
''Sudah pergi sana(dg nada marah)..., semoga engkau mjd imam masjid di Haramain

C. Hal2 yg membantu ummahat dlm mendidik anak.


1. Memohon pertolongan kpd Allah dlm setiap urusan baik perkara berat maupun ringan.

2. Mjd Qudwah/ contoh yg baik buat anak2 kita.

3. Kita biasakan.anak2'kita senang dg orang2 sholeh baik.dr.cerita, membaca buku atau cara
lainnya.

4. Hendaknya merasa bhw amanah anak ini berat dan ada pertggjwbn di hadapan Allah sehingga
kita tdk bisa bersantai tp hrs bersungguh2.

5. Harus mengikhlaskan niat dalam mendidik anak kita dalam rangka ketaatan kita kpd Allah.
Jangan jadikan tujuan dunia sbg tujuan utama..karena perkara dunia akan dtg dg sendirinya.
Maksudnya...jgnlh kita mendidik anak karena kepengen nantinya mereka mendapatkan uang yg
banyak utk kita atau jabatan yg tinggi agar kehormatan kita terangkat tapi luruskan niat kita dlm
rangka ketaatan kpd Allah. Masalah uang banyak, jabatan tinggi itu akan mengikuti dg
sendirinya...

D. Hal2 yg wajib diket oleh ummahat berikut contoh figur wanita teladan.

1. Ilmu..
Terus smgt utk mencari ilmu2 dien..

2. Suami istri hrs slg memahami dan bekerjasama dg baik


Jgn sampai anak hanya menyukai sepihak dr ortunya, artinya deket dg ibunya tp takut dg
ayahnya.
Jgn sampai anak2 melihat ketika ortunya berdebat atau berselisih pendapat...
Buat kesepakatan dg pasangan dlm menyelesaikan konflik utk tdk dihadapan anak.

3. Membiasakan ruh agama di dalam rumah

4. Menjauhi sifat keras dlm mendidik anak.


Apabila anak melakukan kesalahan di depan umum jgn nasehati di depan umum juga apalagi dg
keras. Karena efek yg timbul anak akan malu, tdk PD dsb.

4. Tidak boleh merendahkan anak dihadapn saudara atau orang lain.


Misal mengatakan pada anak bodoh, tidak paham atau lainx. Tp anak hrs senantiasa dimotiv,
didoakan...

Contoh ummahat yg berhasil mengantarkan kesuksesan putranya


1. Ibunda dr Syaikh bin baz
Beliau pada masa kecilnya sdh yatim, umur 3 th baru bisa.berjln...tp.ibunda.beliau terus sabar
dalam.berdoa dan senantiasa menyemangati utk dtg ke masjid utk hafalan..

2. Ibunda dari Imam Ahmad bin Hambal


Ibunya bernama Shofiyah, suami meninggal ketika imam ahmad masih di dlm perut. Atas doa
dan kesabaran ibunda bisa hafal quran pada usia 14 th.

3. Ibunda dari Imam Bukhari


Ibunya jg mendidik sendiri, ketika masih kecil ayahnya meninggal.
Imam Bukhari kecil mengalami kebutaan kmdn ibunya terus berdoa..sampai suatu ketika beliau
bermimpi bertemu dg nabi.Ibrahim 'alaihissalam yg mengatakan Allah telah mengembalikan
penglihatanmu karena byknya doa yg kau minta. Ternyata mimpi itu terwujud...kemudian Imam
Bukhari diajak ibunya utk ibadah haji, sesudahnya beliau ditinggal di masjidil haram utk
menuntut ilmu.

Ibrah dr kisah diatas utk para ummahat adalah...


Byk ulama besar terlahir atau masa kecil mereka dlm keadaan yatim.
Jadi jgn menyerah ketika kita dihadapkan kondisi hrs mendidik anak2 kita sendiri...entah sebab
suami kerja jauh, meninggal atau sebab lainnya..karena sejarah telah membuktikan bahwa byk
orang2 sukses terdidik hanya oleh ibunya...
Kuncinya adalah sabar, sabar dalam mendampingi buah hati kita....
Adakalanya muncul kejenuhan akan tetapi tetap bersabar, senantiasa berdoa karena semakin
banyak doa yg kita panjatkan kpd Allah semakin besar peluang terkabulnya doa. Disamping itu
cari referensi bacaan2 atau lainnya utk.mencharge semangat kita lagi

Wallahu a'lam bishowab

Hiasilah diri dengan adab dan akhlak mulia

Islam meninggikan dan mengutamakan orang-orang yang mau menghiasi diri mereka dengan
akhlak yang mulia.
Dalam sebuah hadits,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sebaik-baik kalian
adalah yang paling mulia akhlaknya (HR Bukhari dan Muslim)

Dan beliau juga bersabda,


Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat tinggalnya
denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya (HR. Tirmidzi,
shahih )

Dengan adab dan akhlak mulia pulalah kelak pada hari kiamat timbangan kebaikan seseorang
bisa lebih berat daripada timbangan kejelekannya sebagaimana sabda Nabi :
Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat
daripada akhlak yang mulia" (HR. Tirmidzi, shahih )

MAKA CINTAILAH NASEHAT

Umar bin Khattab radiyallohu anhu berkata:


" Tidak ada kebaikan pada kaum yang tidak saling menasehati
Dan tidak ada kebaikan pula pada kaum yang tidak mencintai nasehat ".

Diantara penyebab problem kebodohan:


Menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat sehingga kita tidak bisa belajar dan
menghapus kebodohan pada diri kita.

Ahlul bid'ah dan kesesatan, mereka tidak termotivasi untuk belajar lagi. Karena kalau belajar
maka manusia akan mengetahui kebatilan mereka.
Oleh karena itu tersebarnya kebid'ahan dan khurofat disebabkan karena kebodohan.

Kesombongan.
Ilmu tidak akan diraih oleh orang yang pemalu dan sombong.

Pura-pura pintar.
Mereka menyangka telah mencapai derajat yang tinggi dari keilmuan dan pemahaman.
Akibatnya mereka tidak menuntut ilmu dari yang lainnya sehingga menjadi orang-orang yang
bodoh.

Fanatik.
Ketika seseorang fanatik pada suatu kelompok/golongan menyebabkan dia tidak mau belajar
dengan berbagai macam sarana belajar. Dia merasa telah memiliki ilmu, sombong, fanatik,
sehingga menjadi bodoh dalam hukum agama.
Sebagian manusia memberi fatwa dan mengajar sebelum memiliki keahlian didalamnya.
Sehingga semua masalah dia jawab padahal dia tidak mengetahui tentangnya.

Tidak membedakan antara ulama dan selainnya. Kita dapati dari media sekarang ini banyak
orang yang bukan ahlinya berfatwa, mengajar dan memberi nasehat. Maka hal tersebut akan
menjadi penyebab tersebarnya kebodohan.

Mencela Ulama.
Hal ini akan menghalangi Agama Allh, karena Ulama adalah mereka yang membimbing
manusia kepada Agama Allh.
Maka ketika disana ada yang mencela Ulama mengakibatkan manusia lari dari ilmu dan ahli
ilmu.

Terlebih Mencela Ulama itu bertentangan dengan tujuan Syari'at karena diantara tujuan Syari'at
adalah mengangkat kedudukan Ulama.

Ucapan orang-orang yang tidak tahu tentang masalah-masalah ilmu tanpa sumber dan dalil.

Itulah diantara sebab tersebarnya kebodohan.

PERBANYAKLAH ISTIGHFAR

ISTIGHFAR artinya memohon ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah kita lakukan.

Seorang yang shalih berkata:

#
#
"Janganlah banyak memikirkan persoalan yang kamu hadapi. Tapi banyaklah beristighfar.
Karena Allah akan membuka dengan istighfar, pintu-pintu yang tidak dapat dibuka dengan
pikiran".

TAKUT PADA ALLAH

Berkata Fudhail Bin Iyadh rahimahullah:


" Barangsiapa takut kepada Allah maka tidak akan memberikan madharat padanya seorangpun

Barangsiapa takut kepada selain Allah maka tidak akan memberikan manfaat padanya
seorangpun ".

Siyar A'lamu An-Nubala 8/426

BIARLAH LELAH, ASALKAN BAHAGIA


.

Untukmu,
Salihah yang tengah berjuang mempelajari cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

Untukmu,
Salihah yang tengah berjuang mempelajari bahasa Arab, bahasa Al-Quran.

Untukmu,
Salihah yang tengah berjuang mempelajari kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam.

Bila engkau merasa lelah dan ingin berhenti,


Ketahuilah
Bahwa mempelajari ilmu agama akan memudahkan jalanmu menuju surga.





Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu agama, Allah memudahkan untuknya
jalan menuju surga." (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu
Hibban)

Salihah,
Kalau engkau merasa lelah dan ingin berhenti,
Ketahuilah
Bahwa mempelajari ilmu agama akan memberimu kebahagiaan,
Sewaktu mulai berjalan,
Saat tengah berjuang,
Dan ketika telah sampai di tujuan.



Katakanlah, 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.' (QS. Yunus:
58)

Salihah,
Kalau engkau merasa lelah dan ingin berhenti,
Ketahuilah
Belajar agama itu insyaallah akan membuatmu bahagia,
Meski lambat daya tangkapmu.
Karena kitabullah dan sunnah Rasulullah akan membimbingmu menuju cahaya.
Dengan sebab cahaya itu, bermekaranlah bunga-bunga yang cantik di hatimu.

Coba renungkan, sanggupkah bunga bermekaran tanpa cahaya?




Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki. (QS. An-Nur: 35)

Salihah,
Kalau engkau merasa lelah dan ingin berhenti,
Ketahuilah
Banyak orang yang kebingungan mencari, Di mana kebahagiaan itu bersembunyi?
Di depan Patung Merlion?
Di puncak Menara Eiffel?
Di ruang-ruang rahasia Piramid Fir'aun?
Di etalase sepanjang kota New York?

Atau
Di balik blazer dan setelan kerja?
Di warna menyala lipstik berkelas?
Di atas sofa dalam rumah yang megah?
Di tiap jepretan kamera ala selebriti?

Akan tetapi,
Ternyata bukan di sana kebahagiaan itu berdiam.

Kebahagiaan itu
Ada di ...
Taman-taman surga.

Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,


:
:
.
Apabila kalian berjalan melewati taman-taman surga, perbanyaklah berzikir.
Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman surga itu?
Beliau menjawab, Yaitu halaqah-halaqah zikir (majelis ilmu agama). (HR. At-Tirmidzi dan
Ahmad)
Tausiyah Harian
JIKA ENGKAU TERHALANG DARI SHALAT MALAM DAN PUASA

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :



"Apabila engkau tidak mampu untuk qiyamul lail dan shiyam (puasa) pada siang hari, maka
ketahuilah bahwasannya

engkau telah dihalangi oleh perbuatan dosa yang membelenggumu

Jin Nasab / Jin Keturunan

Indikasi :
- susah nikah
- susah punya anak (keguguran terus)
- rumah tangga panas (mudah ngucap cerai)
- sakit menahun yg bikin akrab sm obat
- indigo

Kenapa bisa terjadi jin nasab?


Andai digaris keturunan kita ada ayah, ibu, kakek, nenek, keatas lagi .. yang pernah punya ilmu
kebal, ilmu tenaga dalam, bisa ngobatin orang, punya wirid over dosis, pernah melakukan tirakat
spt mutih, dll, punya barang pusaka yg masih dijaga bahkan kadang dimandiin setiap malam 1
syuro (yg punya barang malah jarang mandi), pernah meminta tolong ke "orang pintar", pernah
dimandiin, dirajah, dikasih isim, dll
Kadang, jika gangguan jin nasab menimpa anak perempuan .. sejak usia 14-an dia bisa sering
mimpi sosok laki2 yg ganteng, dan bersikap penuh kasih sayang sm dia, udah gedean dikit, bisa
saja mimpi bersetubuh (na'udzubillaahi min dzalik)

Ada yang gak kena jin nasab juga bisa mimpi bersetubuh, gak taunya ni orang suka berlama-
lama dikamar mandi, dan mungkin tidak bahagia dgn pasangannya atau dia seorg single parent
yang punya masalah dgn hatinya (biasanya msh nyimpan marah sm keluarga) yang akhirnya
kadang membuat ybs bisa ngalamin jisix alias 6G ...

Galau Galau Gila Gimanaaaaaa, Gitu Gaessss....

Hehehe

Langkah-langkah pengobatannya :

- Perbaiki ibadah dulu deh, mulai dari ibadah wajib .. jangan mulur waktunya. Lalu banyakin
ngaji, mulai untuk selalu husnuzhon pd Allaah.
- Dan perbaiki silaturrahimnya. Jangan memelihara ganjalan atau uneg2 yg gak bagus thdp
orangtua dan saudara. Merendahlah dengan memulai memperbaiki hubungan melalui permintaan
maaf langsung.

Apalagi ganjalan yg sifatnya marah dan dendam, kalo dipelihara terus lama-lama bisa sakit
fisik .. ujung2nya bisa kanker.

Serius ..

Ternyata jargon yg berbunyi :

"Didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat" itu bener lho ..
Kalo dalam hadits, didalam tubuh kita ada segumpal daging .. kalo segumpal daging itu bagus
baguslah seluruh tubuh. Kalau segumpal daging itu rusak, rusaklah seluruh tubuh .. segumpal
daging itu adalah hati.

Nyambung kan? Dan hati yg dimaksud dlm hadits tsb adalah jantung. Dalam dunia kedokteran,
kalo jantung sudah bermasalah, tubuh juga gak bisa optimal kegiatannya. Gak boleh cepet capek,
dll

Kalo lagi bete, emosi, ngganjal, uneg2 yg terpendam itu bikin jasmani juga terganggu. Dikit2
maag, dikit2 pusing, dikit2 lemes, dikit2 kaki sakit, dsb

Ngrasain semua gangguan diatas?

Kemuliaan Wanita...

WANITA...
Ia adalah makhluk yang mulia, di saat kecil memberi pahala besar untuk orang tuanya...
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Siapa yang memiliki dua saudari atau dua anak wanita, lalu ia berbuat baik kepada keduanya,
maka aku dan ia di dalam surga seperti ini, beliau menggandengkan dua jarinya

DISAAT MENJADI ISTRI...


Ia menjadi ladang pahala untuk suaminya, mengangkatnya menjadi manusia terbaik...
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik untuk istrinya (HR Bukhari dan Muslim)

KETIKA MENJADI IBU...


Ia amat mulia dan haknya amat agung. Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu alaihi
wa sallam, siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?
Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Ibumu...
Kemudian siapa?
Ibumu...
Kemudian siapa?
Ibumu lalu bapakmu...
(HR Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai