ABSTRAK
Pada dasarnya hipertensi cenderung tidak stabil dan sulit untuk dikontrol. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas Guided Imagery dan Deep
Breathing terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian
adalah Quasy Experiment. Populasi penelitian adalah seluruh penderita hipertensi dengan
jumlah subyek 70 penderita hipertensi. Pengambilan data menggunakan teknik Purposive
sampling.Variabel independen yaitu Guided Imagery dan Deep Breathing. Variabel
dependen yaitu tekanan darah. Pengumpulan data tekanan darah menggunakan alat
Sphygmomanometer air raksa. Analisis data karena distribusi tidak normal menggunakan
uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whiteney dengan nilai < 0,05. Hasil
uji statistik diperoleh <0,05 pada Guided Imagery dalam menurunkan tekanan darah
sistolik 12,5 mmHg dan diastolik 7,1 mmHg dan Deep Breathing diperoleh hasil <0,05
dengan penurunan sistolik 8,5 mmHg dan diastolik 5,4 mmHg. Hasil uji beda perubahan
systole dan diastole pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan signifikan dengan
p=0,75 (systole), dan p=0,297(diastole). Disimpulkan Guided Imagery dengan Deep
Breathing sama-sama efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hypertensi dan
dapat dipakai sebagai alternative terapi nonfarmakologi.
ABSTRACT
155
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki
156
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol. 8, No.2, DesemberRejeki
Yusiana, Anis Sari 2015
tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi kesakitan dan menurunkan faktor resiko
melalui beberapa cara yaitu jantung untuk meningkatkan derajat kesehatan
memompa lebih kuat sehingga masyarakat (Endang, 2014). Guided
mengalirkan lebih banyak cairan pada Imagery adalah menggunakan imajinasi
setiap detiknya arteri besar kehilangan seseorang dalam suatu cara yang
kelenturannya dan menjadi kaku dirancang secara khusus untuk mencapai
sehingga mereka tidak dapat efek positif tertentu (Muttaqin, 2008).
mengembang pada saat jantung Guided Imagery dapat meningkatkan
memompa darah melalui arteri tersebut endorphin sehingga terjadi penurunan
(Endang, 2014). Peningkatan tekanan tekanan darah (Rahayu, 2010).Tujuan
darah terus-menerus pada klien hipertensi dari penelitian ini adalah membuktikan
akan mengakibatkan kerusakan efektivitas Guided Imagery dan Deep
pembuluh darah pada organ-organ vital Breathing terhadap perubahan tekanan
(Udjianti, 2010). Hipertensi sering darah pada penderita hipertensi di
disebut sebagai pembunuh gelap atau Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.
silent killer karena termasuk penyakit
yang mematikan (Pudiastuti, 2013). Pada
kasus hipertensi berat, gejala yang Metodologi Penelitian
dialami penderita antara lain: sakit kepala
(rasa berat di tengkuk), palpitasi,
kelelahan, mual, muntah, cemas, keringat Desain penelitian yang digunakan
berlebihan, tremor otot, nyeri dada, adalah Quasy Experiment. Pada
epitaksis, pandangan kabur atau ganda, penelitian ini populasinya adalah semua
tinitus (telinga berdenging), serta penderita hipertensi di Puskesmas
kesulitan tidur (Udjianti, 2010). Pesantren II Kota Kediri dengan rata-rata
Hipertensi menyebabkan pembuluh darah penderita hipertensi dalam 1 bulan adalah
menebal dan timbul arteriosklerosis yang 85 pasien. Besar subyek dalam penelitian
mengakibatkan perfusi jaringan menurun adalah 70 penderita hipertensi. Teknik
dan berdampak kerusakan organ tubuh sampling yang digunakan dalam
diantaranya infark miokard, stroke, gagal penelitian ini adalah Purposive Sampling.
jantung dan gagal ginjal (Udjianti, 2010). Penderita hipertensi dibagi menjadi 2
Hipertensi dapat menjadi ancaman yang kelompok yaitu kelompok yang diberikan
serius terhadap kualitas hidup pada terapi Guided Imagery sebanyak 35
penderita hipertensi apabila kurang atau penderita hipertensi dengan 3 kali terapi
tidak mendapatkan penatalaksanaan yang dalam sehari selama 1 hari dan kelompok
tepat dan adekuat yaitu penanganan yang diberikan Deep Breathing sebanyak
secara farmakologis dan 35 penderita hipertensi dengan 3 kali
nonfarmakologis. terapi dalam sehari selama 1 hari.
Perawat sebagai tenaga Pengukuran tekanan darah dilakukan
kesehatan profesional mempunyai peran sebelum diberi terapi dan sesudah terapi.
yang sangat penting dalam Instrumen Pengukuran tekanan darah
penatalaksanaan hipertensi baik secara penderita hipertensi menggunakan
farmakologis maupun nonfarmakologis. Sphygmomanometer air raksa. Uji
Perawat berperan meningkatkan statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan
kesehatan masyarakat dengan Mann Whtiney dengan hasil =0,05.
menekankan program promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, dengan tujuan
diarahkan pada pencegahan timbulnya
156 157
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki
Hasil Penelitian
Tabel 1. Pengaruh Guided Imagery Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi. 29 April - 29 Mei 2015 (n=70)
Sistolik Sistolik Perubahan Diastolik Diastolik Perubahan
Tanpa Dengan Sistloe Tanpa Dengan diastole
Terapi Terapi Terapi Terapi
Mean 162 150 12,5 101 94 7,1
SD 16,1 15,7 5,6 9,2 8,4 5,7
Min 140 120 0 90 80 0
Max 190 180 20 120 110 20
Z - - -5,224 - - -4,669
Wilcoxon Signed Rank Test Sitole =0,000 dan diastole = 0,000
Tabel 2.-Pengaruh Deep Breathing Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi 29 April - 29 Mei 2015 (n=70)
Sistolik Sistolik Perubahan Diastolik Diastolik Perubahan
Tanpa Dengan Tekanan Tanpa Dengan Tekanan
Terapi Terapi Darah Terapi Terapi Darah
Mean 160 152 8,5 100 95 5,4
SD 13,1 12,8 4,2 10,3 8,8 5
Min 140 130 0 90 80 0
Max 190 180 20 130 120 10
Z - - -5,135 - - -4,264
Wilcoxon Signed Rank Test () sitole =0,00 dan diastole =0,00
Tabel 3 Perbedaan Efektivitas Guided Imagery dan Deep Breathing Terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. 29 April - 29 Mei 2015 (n=70)
Perubahan tekanan Darah
Sistolik Sistolik Diastolik Diastolik
Guided Deep Breathing Guided Deep Breathing
Imagery Imagery
Mean 12,5 8,5 7,1 5,4
SD 5,6 4,2 5,7 5
Mann Whtiney =0,75 (systole) dan =0,297 (diastole)
158
156
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol. 8, No.2, DesemberRejeki
Yusiana, Anis Sari 2015
156 159
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki
Wiwi Susanti (2013) yang menyatakan ada Pengaruh Deep Breathing Terhadap
pengaruh terapi Guided Imagery terhadap Perubahan Tekanan Darah.
perubahan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Kelurahan Karangsari
Kabupaten Kendal. Guided Imagery dapat Berdasarkan hasil penelitian
menurunkan tekanan darah karena terdapat didapatkan hasil bahwa tekanan darah pada
unsur terapi yang berfungsi untuk relaksasi penderita hipertensi yang sudah diberi
yang membantu seseorang mengalihkan terapi Deep Breathing pada 35 penderita
perhatian dan membuat merasa senang serta hipertensi menunjukkan mean perubahan
bahagia. Guided Imagery merupakan teknik tekanan darah sistolik sebesar 8,5 dan mean
yang mengombinasikan antara mengarahkan perubahan tekanan darah diastolik sebesar
seseorang untuk membayangkan hal-hal 5,4 mmHg.
yang menyenangkan dan menggunakan Hipertensi atau penyakit darah tinggi
musik yang lembut dengan volume tertentu. adalah suatu keadaan dimana seseorang
Guided Imagery menuntut seseorang untuk mengalami peningkatan tekanan darah
membayangkan hal-hal menyenangkan diatas normal yang ditujukan oleh angka
akan membuat seseorang memiliki Sytolic (bagian atas) dan Diastolic (bagian
pemikiran yang fokus pada hal-hal yang bawah) pada pemeriksaan tensi darah
disukai dengan mengabaikan masalah menggunakan alat pengukur tekanan darah
kesehatan yang terjadi, dalam hal ini adalah baik yang berupa Cuff air raksa
tekanan darah. Fokus dari pemberian (sphygmomanometer) ataupun alat digital
Guided Imagery dengan mengarahkan pada lainnya (Pudiastuti, 2013). Menurut WHO,
hal-hal yang menyenangkan adalah supaya batas tekanan darah yang masih dianggap
untuk meningkatkan pandangan positif normal adalah kurang dari 130/85 mmHg,
terhadap masalah kesehatan yang dihadapi. sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg
Pemikiran positif terhadap suatu penyakit dinyatakan sebagai hipertensi. Klasifikasi
akan mengurangi tingkat kecemasan yang hipertensi dibuat berdasarkan tingkat
biasanya diikuti dengan peningkatan tingginya tekanan darah yang
tekanan darah. Seseorang yang berkurang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit
tingkat kecemasan akan merasa lebih relaks jantung dan pembuluh darah. Jenis kelamin
memandang suatu kejadian, hal ini dapat juga sangat erat kaitannya terhadap
mempengaruhi fungsi organ tubuh secara terjadinya hipertensi dimana pada masa
fisiologis seperti organ jantung. Respon muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit
kondisi yang relaks bebas dari suatu hipertensi pada laki-laki dan pada wanita
masalah adalah adanya perubahan dari lebih tinggi setelah usia 55 tahun, ketika
pernafasan, nadi dan terutama tekanan darah seseorang wanita mengalami menoupouse
yang cenderung menurun. Pada saat (Endang, 2014). Individu yang mempunyai
melakukan Guided Imagery juga diiringi riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
musik sehingga membantu seseorang benar- tinggi untuk terkena hipertensi (Udjianti,
benar relaks dan dapat menurunkan tekanan 2010). Meningkatnya tekanan darah
darah. Didukung juga dengan penelitian didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
Christiane Sarayar (2013) yang menyatakan cara yaitu jantung memompa lebih kuat
bahwa ada pengaruh musik klasik terhadap sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
penurunan tekanan darah pada pasien pra pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
hemodialisis di Ruang Dahlia Blu RSUP. kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
Prof. DR. R. D. Kandou Manado. mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Inilah yang terjadi pada usia lanjut,
dimana dinding arterinya telah menebal dan
kaku karena arterioskalierosis (Endang,
2014). Peningkatan tekanan darah terus-
menerus pada pasien hipertensi akan
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah
160
156
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol.Yusiana,
8, No.2, Anis Sari Rejeki
Desember 2015
pada organ-organ vital. Pembuluh darah berkaitan dengan perubahan hormon setelah
menebal, maka perfusi jaringan menurun mengalami menopause. Usia dapat
dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh mempengaruhi terjadinya hipertensi. Karena
sehingga menyebabkan infark miokard, pada wanita setelah usia lebih dari 55 tahun
stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. mengalami penurunan hormon estrogen.
Tekanan darah bertambah secara berlahan Data yang diperoleh peneliti pada penderita
dengan bertambahnya usia sehingga hipertensi didapatkan hasil lebih dari 50%
semakin tinggi mendapatkan resiko penderita hipertensi yaitu 24 penderita
hipertensi (Endang, 2014). Faktor hereditas hipertensi 68,6% berusia 56-65 tahun. Fakta
berperan penting terjadinya hipertensi, tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah
apabila ketidakmampuan genetik dalam bertambah berlahan dengan bertambahnya
mengelola kadar natrium normal. Kelebihan usia. Penyebabnya adalah perubahan
intake natrium dapat meningkatkan volume alamiah di dalam tubuh yang
cairan dan curah jantung. Hipertensi adalah mempengaruhi jantung. Faktor keturunan
awal dari peningkatan curah jantung yang juga berpengaruh terhadap hipertensi. Data
kemudian dipertahankan pada tingkat yang yang diperoleh peneliti pada penderita
lebih tinggi sebagai suatu timbal balik hipertensi didapatkan hasil sebagian besar
peningkatan tahan perifer (Udjianti 2010). yaitu 25 penderita hipertensi (71,4%)
Deep breathing adalah teknik relaksasi yang mempunyai keluarga dengan riwayat
sederhana yang terdiri atas nafas abdomen hipertensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dengan frekuensi lambat dan berirama hipertensi merupakan penyakit yang
(Muttaqin, 2008). Saat kita melakukan Deep cenderung menurun, dimana apabila
Breathing, prostagladin dikeluarkan. seseorang menderita hipertensi makan akan
Senyawa mirip hormon ini bersifat diturunkan kepada anggota keluarga
menetralkan oksigen aktif dan melebarkan lainnya. Penatalaksanaan yang tepat sangat
pembuluh darah (Haruyama, 2011). Deep diperlukan dalam menangani hipertensi.
Breathing dapat menurunkan tekanan darah Disamping penatalaksanaan farmakologis
5-10 mmHg pada penderita hipertensi juga sangat di perlukan terapi
setelah 15 menit. Pernafasan lambat dan nonfarmakologis dimana bisa mendukung
berasal dari pengaruh langsung gerakan dari penatalaksanaan farmakologis. Deep
pernafasan yang mempengaruhi denyut Breathing merupakan salah satu teknik
jantung melalui reflek baroreseptor arteri, pernapasan yang dapat digunakan untuk
serta peregangan reseptor kardiopulmonar. menurunkan tekanan darah. Data penelitian
Peningkatan stimulasi regangan reseptor yang diperoleh menunjukkan bahwa
kardiopulmonar, berdampak terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
penurunan serabut eferen simpatis sehingga yang diberi terapi Deep Breathing pada 35
menghasilkan kondisi vasodilatasi. Saat penderita hipertensi sebagian besar
terjadi regangan arteri maka akan penderita hipertensi mengalami penurunan
memberikan rangsangan para baroreseptor sebanyak 28 penderita hipertensi (80%)
yang selanjutnya sinyal tersebut dikirim ke dengan mean tekanan darah sistolik turun
medulla oblogata dan akan menghambat sebesar 8,5 mmHg. Tekanan darah diastolik
pusat vasokonstriksi (Izzo, 2008). lebih dari 50% penderita hipertensi
Beberapa faktor yang dapat mengalami penurunan sebanyak 19
menyebabkan seseorang mengalami penderita hipertensi (54,2%) dengan mean
hipertensi adalah jenis kelamin, usia, penurunan tekanan darah diastolik 7,1
keturunan dari keluarga yang menderita mmHg. Hal ini sesuai dengan penelitian
hipertensi, merokok dan gaya hidup. Data sebelumnya yang dilakukan oleh Heru
yang diperoleh peneliti pada penderita Suwardianto (2011) yang menyatakan
hipertensi didapatkan hasil lebih dari 50% bahwa ada perbedaan signifikan antara
yaitu 21 dari 35 penderita hipertensi (60%) kelompok eksperiment sesudah dilakukan
berjenis kelamin perempuan. Hipertensi Deep Breathing dan pada kelompok kontrol
pada perempuan berhubungan erat dengan selama 15 menit. Deep Breathing adalah
usia setelah usia 50 tahun. Kenaikan ini salah satu bentuk teknik relaksasi yang
156 161
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki
dapat digunakan dalam mengontrol tekanan denyut jantung untuk membuat tubuh relaks
darah. Ketika seseorang menarik nafas yang ketika respon relaksasi dirasakan oleh tubuh
lambat, dalam dan berirama akan dan Ia akan memperlambat detak jantung
meningkatkan peningkatan pasokan O2 ke sehingga denyutnya menjadi lebih efektif
dalam paru-paru sehingga O2 dapat dan tekanan darah pun menurun. Mekanisne
diedarkan ke seluruh tubuh dengan lancar Guided Imagery membuat relaksasi dan
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. imajinasi positif melemahkan
O2 beredar dengan lancar keseluruh tubuh psikoneuroimmunologi yang mempengaruhi
dan sudah terpenuhi maka akan respon stress. Respon stres dipicu ketika
mempengaruhi dari organ jantung. Dimana situasi atau periswa (nyata atau tidak)
jika organ jantung bekerja secara optimal mengancam fisik atau kesejahteraan
maka denyut jantung akan menurun dan emosional atau tuntunan dari sebuah situasi
diiringi dengan penurunan tekanan darah. melebihi kemampuan seseorang, sehingga
Seseorang dengan hipertensi, terjadi dengan imajinasi diharapkan dapat merubah
peningkatan tekanan darah yang situasi stres dari respon negatif yaitu
mengakibatkan darah yang diedarkan ketakutan dan kecemasan menjadi
keseluruh tubuh tidak lancar. Akibatnya gambaran positif yaitu penyembuhan dan
terjadi peningkatan kerja jantung untuk kesejahteraan. Respon emosional terhadap
memenuhi kebutuhan O2 keseluruh tubuh. situasi, memicu sistem limbik dan
Pada waktu yang bersamaan, Deep perubahan sinyal fisiologis pada sistem saraf
Breahing membantu untuk meringankan perifer dan otonom yang mengakibatkan
beban kerja dari jantung dengan melawan stres. Saat melakukan Guided
meningkatkan pasokan O2 sehingga terjadi Imagery juga diiringi denganmusik dimana
penurunan denyut jantung yang diikuti keduanya sama-sama sebagai media
dengan penurunan tekanan darah. relaksasi (Dwi, 2013). Seseorang
mendengarkan musik, secara langsung akan
memberikan rangsangan pada otak dengan
Perbedaan Efektivitas Guided Imagery cara menghasilkan gelombang yang
dan Deep Breathing Terhadap berpengaruh te\rhadap meningkatnya zat-zat
Perubahan Tekanan Darah kimia tubuh seperti serotonin dan endorfin.
Saat seseorang mendengarkan musik klasik
maka serotonin akan memberikan efek
Terapi Guided Imagery dan terapi untuk meningkatkan refleks baroreseptor
Deep Breathing terbukti mampu dan endorfin juga akan memberikan efek
menurunkan tekanan darah pada penderita terhadap suasana hati (Jain, 2011). Musik
hipertensi, namun kedua terapi tersebut klasik akan menghasilkan gelombang
tidak memiliki perbedaan dan terbukti sama- supersonik berupa rangsangan ritmis yang
sama efektif dalam menurunkan tekanan akan diterima oleh indra pendengar melalui
darah. nervus auditori menuju ke otak. Otak akan
Tekanan darah penderita hipertensi merangsang hipotalamus untuk
saat melakukan Guided Imagery mengaktivasi saraf otonom, yang akan
menghasilkan hormon endorphin. mengaktifkan saraf parasimpatis dan
Endorphin adalah neurohormon yang menghambat saraf simpatis, selain itu
berhubungan dengan sensasi yang rangsangan yang dihasilkan oleh musik
menyenangkan. Endorphin akan meningkat klasik merespon pelepasan endorfin,
didalam darah saat seseorang mampu dalam serotonin, dan stress-released hormones.
keadaan relaks atau tenang sehingga dapat Rangsangan tersebut akan mengurangi
menurunkan tekanan darah, pernafasan dan aktivitas keluarnya saraf simpatis yang
denyut jantung (Rahayu, 2010). Respon menyebabkan terjadinya vasodilatasi
relaksasi tersebut bekerja lebih dominan sistemik dan penurunan kontraktilitas otot
pada sistem saraf parasimpatik, sehingga jantung, sehingga kecepatan denyut jantung,
mengendorkan saraf yang tegang. Saraf curah jantung, dan volume sekuncup
parasimpatik berfungsi mengendalikan mengalami penurunan. Terapi musik klasik
156
162
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol. 8, No.2, DesemberRejeki
Yusiana, Anis Sari 2015
sebagai media relaksasi selama 15 menit rasa tidak nyaman pada perut pada saat
dapat menyebabkan penurunan terhadap manahan nafas beberapa menit. Penderita
tekanan darah dan denyut nadi (Saing, hipertensi mengaku bahwa belum terbiasa
2007). dengan gerakan dada saat menarik nafas dan
Gerakan pernapasan dan ventilasi menahannya. Pendirita hipertensi saat
merangsang aktivitas sensorik yang menarik nafas dan menahan nafas maka
terintegrasi di batang otak untuk terjadi pergerakan diafragma dimana akan
memodulasi aliran saraf simpatis dan menggunakan otot secara bertenaga
variabilitas fisiologis dalam sistem sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman
kardiovaskular. Pernapasan lambat dan pada bagian perut. Faktor lain yang
dalam berasal dari pengaruh langsung mendukung Guided Imagery lebih efektif
gerakan pernapasan yang mempengaruhi adalah karena pada saat melakukan Guided
denyut jantung melalui reflek baroreseptor Imagery diiringi dengan musik yang lembut.
arteri, serta peregangan reseptor Guided Imagery dan musik dikombinasikan
kardiopulmonar. Sensitivitas baroreseptor maka akan membantu dan saling
sebagai fungsi dari fase pernapasan, dan mendukung penderita hipertensi lebih
ditingkatkan selama ekspirasi setidaknya tenang, berkonsentransi dan benar-benar
pada tingkat pernapasan yang lebih rendah. relaks. Ketika seseorang mendengarkan
Jantung dan pembuluh darah perifer musik maka akan memberikan efek
dipengaruhi penting oleh pengaruh pusat relaksasi yang membuat tenang dan
pernapasan serta refleks yang berasal dari menurunkan tingkat rangsang pada
regangan reseptor kardiopulmonar dan penderita hipertensi. Musik juga
baroreseptor arteri. Menyebabkan memberikan banyak dampakpositif terhadap
perubahan terhadap pernapasan seperti seseorang yang mendengarkan. Manfaat lain
denyut jantung, aktivitas simpatis, dan seseorang yang mengombinasikan antara
resistensi perifer total (Izzo, 2008). Guided Imagery dan musik adalah dapat
Pelaksanaan Deep Breathing dan mengurangi stress dimana stress dapat
Guided Imagery sama-sama terdapat nafas meningkatkan tekanan darah. Data
dalam, tetapi yang membedakan adalah observasi didapat 20 dari 35 penderita
hitungan dalam nafas dalam, posisi tangan hipertensi (57,1%) ditemukan hampir dalam
dan alunan musik yang mendukung dari keadaan tertidur saat proses terapi dan
terapi Guided Imagery. Terapi Deep setelah mengakhiri terapi Guided Imagery
Breathing dalam melakukan nafas dalam mengatakan bahwa penderita hipertensi
posisi satu tangan berada diatas perut dan 1 merasakan mengantuk. Data tersebut
tangan ditengah-tengah dada yang merujuk ke arah yang lebih relaks, dan
membantu seseorang untuk lebih merasakan selain itu mengurangi tingkat rangsangan
saat menarik nafas dan menghembuskan dari luar baik dari peneliti maupun
nafas (Pergerakkan dada dan perut) dengan lingkungan sekitarnya.
hitungan yang ditentukan. Terapi Guided
Imagery menarik nafas dalam dan
menghembuskan tanpa ada hitungan dengan Kesimpulan
posisi tangan seperti menghitung yang
bermanfaat untuk membantu mempermudah
mengingat setiap imajinasi. Pelaksanaan Terapi Guided Imagery mampu
Deep Breathing lebih mudah dari Guided menurunkan tekanan darah systole
Imagery, tetapi dari hasil penelitian lebih dengan rerata penurunan 12,5 mmHg dan
banyak terjadi perubahan tekanan darah rerata penurunan tekanan darah diatole
pada Guided Imagery. Penderita hipertensi 7,1 mmHg. Terapi Deep Breathing
harus terlebih dahulu menyiapkan musik Mampu menurunkan tekanan darah
dan alat untuk mendengarkan musik. systole dengan rerata 8,5mmHg dan
Beberapa penderita hipertensi mengatakan rerata penurunan takanan darah systole
pada saat pertama kali melakukan Deep 5,4 mmHg. Terapi Guided Imagery dan
Breathing penderita hipertensi mengeluhkan Deep Breating keduanya terbukti sama-
156 163
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki
164
156
Jurnal STIKES
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada
Vol. Penderita
8, No.2, Hipertensi
Desember 2015
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki
165
156