Anda di halaman 1dari 11

Jurnal STIKES

Vol. 8, No.2, Desember 2015

TERAPI GUIDED IMAGERY DAN DEEP BREATHING EFEKTIF


MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

GUIDED IMAGERY AND DEEP BREATHING THERAPY IS EFFECTIVE TO


DECREASE BLOOD PRESSURE TO HYPERTENSION PATIENTS

Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri (0354) 683470
(stikes_rsbaptis@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Pada dasarnya hipertensi cenderung tidak stabil dan sulit untuk dikontrol. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas Guided Imagery dan Deep
Breathing terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian
adalah Quasy Experiment. Populasi penelitian adalah seluruh penderita hipertensi dengan
jumlah subyek 70 penderita hipertensi. Pengambilan data menggunakan teknik Purposive
sampling.Variabel independen yaitu Guided Imagery dan Deep Breathing. Variabel
dependen yaitu tekanan darah. Pengumpulan data tekanan darah menggunakan alat
Sphygmomanometer air raksa. Analisis data karena distribusi tidak normal menggunakan
uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whiteney dengan nilai < 0,05. Hasil
uji statistik diperoleh <0,05 pada Guided Imagery dalam menurunkan tekanan darah
sistolik 12,5 mmHg dan diastolik 7,1 mmHg dan Deep Breathing diperoleh hasil <0,05
dengan penurunan sistolik 8,5 mmHg dan diastolik 5,4 mmHg. Hasil uji beda perubahan
systole dan diastole pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan signifikan dengan
p=0,75 (systole), dan p=0,297(diastole). Disimpulkan Guided Imagery dengan Deep
Breathing sama-sama efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hypertensi dan
dapat dipakai sebagai alternative terapi nonfarmakologi.

Kata Kunci: Hipertensi, Guided Imagery dan Deep Breathing.

ABSTRACT

Basically hypertension tends to be unstable and difficult to control. The objective


of this research was to know the difference of effectivity between Guided Imagery and
Deep Breathing towards the change blood pressure to patient with hypertension in
Puskesmas Pesantren II Kediri. The research design was Quasi Experiment. The
population was all of patients with hypertension and the samples were 70 from
hypertension patients taken by Purposive Sampling technique. The data of blood pressure
were collected by using mercury Sphygmomanometer. This data was analyzed by using
the Shapiro-Wilk statistical test that showed p value <0.05, then the data was not
normally distributed. Furthermore, different test performed by Wilcoxon Signed Rank and
Mann Whiteney test with p<0.05, which means there is a significant difference between
Guided Imagery and Deep Breathing. The result of statistical test in intervention of
Guided Imagery in decreasing blood pressure showed systolic 12,5 mmHg and diastolic

155
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki

7,1 mmHg. Meanwhile, intervention of classical Deep Breathing in decreasing systolic


8,5 mmHg and decreasing diastolic 5.4 mmHg. Guided Imagery could decrease
hypertension higher than Deep Breathing. It can be concluded that Guided Imagery is
more effective in decreasing blood pressure.

Key words: Blood pressure, Guided Imagery and Deep Breathing.

Pendahuluan Sebanyak 1 milyar orang didunia


atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
penyakit hipertensi. Diperkirakan jumlah
Penyakit jantung dan pembuluh penderita hipertensi akan meningkat
darah, termasuk hipertensi telah menjadi menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025
penyakit yang mematikan banyak (Pudiastuti, 2013). Data Riset Kesehatan
penduduk di negara maju dan negara Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
berkembang lebih dari delapan dekade hipertensi pada di Indonesia cukup tinggi
terakhir (Endang, 2014). Hipertensi tidak yaitu mencapai 25,8%. Data jumlah
secara langsung membunuh penderita hipertensi Jawa Timur terdapat
penderitanya, akan tetapi hipertensi 246.758 jiwa (Dinkes Propinsi Jawa
memicu munculnya penyakit lain yang Timur, 2012). Data dari Dinas Kesehatan
mematikan (Pudiastuti, 2013). Hipertensi Kota Kediri bagian Yankes melaporkan
pada dasarnya memiliki sifat yang jumlah kunjungan kasus hipertensi 3
cenderung tidak stabil dan sulit untuk bulan terakhir bulan November 2014-
dikontrol. Upaya penanganan tepat yang Januari 2015 sebesar 9513 jiwa dan
dibutuhkan oleh penderita hipertensi menempati posisi kedua dari 10 penyakit
adalah mengontrol tekanan darah dan terbesar. Data yang diperoleh peneliti
menghindari terjadinya komplikasi yang tanggal 5 pebruari 2015 melalui Sistem
tidak diinginkan (Muttaqin, 2009). Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan Puskesmas (ST2TP) di Puskesmas
untuk menurunkan resiko serangan Pesantren II Kota Kediri 3 bulan terakhir
jantung, gagal jantung, dan stroke yang bulan November 2014-Januari 2015
disebabkan oleh hipertensi (Dewi, 2010). menunjukkan jumlah data kunjungan
Penatalaksanan hipertensi dapat hipertensi sebanyak 1578 orang dengan
dikelompokkan menjadi 2 yaitu jumlah pasien baru adalah 595 orang dan
farmakologis dan nonfarmakologis. jumlah pasien lama adalah 983 orang
Penatalaksanan farmakologis merupakan (insiden pasien baru adalah 37,8%). Data
terapi menggunakan obat atau senyawa penderita hipertensi pada bulan
yang dalam proses kerjanya dapat November-Januari 2014 sebanyak 170
mempengaruhi tekanan darah pasien, pasien dengan rata-rata dalam 1 bulan
sedangkan terapi nonfarmakologis tanpa adalah 85 pasien. Data yang diambil saat
menggunakan agen obat dalam proses prapenelitian dari 10 pasien (100%) saat
terapinya (Endang, 2014). dilakukan wawancara tentang
Penatalaksanaan nonfarmakologis sering penatalaksanaan hipertensi, semua pasien
menjadi alternatif yang dapat mengontrol menjawab hanya menggunakan
tekanan darah (Dewi, penatalaksanaan farmakologis saja dan
2010)._Penatalaksanaan_nonfarmakologi belum menggunakan penatalaksanaan
s hipertensi dapat dijadikan sebagai nonfarmakologis untuk pendamping
pendamping atau pendukung terapi penatalaksanaan farmakologis dalam
farmakologis yang sudah didapatkan mengatasi hipertensi.
diantaranya adalah terapi Guided Penyakit hipertensi merupakan
Imagery dan terapi Deep Breathing gangguan sistem pembuluh darah yang
(Gardner, 2007). menyebabkan kenaikan tekanan darah di
dalam arteri diatas normal. Meningkatnya

156
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol. 8, No.2, DesemberRejeki
Yusiana, Anis Sari 2015

tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi kesakitan dan menurunkan faktor resiko
melalui beberapa cara yaitu jantung untuk meningkatkan derajat kesehatan
memompa lebih kuat sehingga masyarakat (Endang, 2014). Guided
mengalirkan lebih banyak cairan pada Imagery adalah menggunakan imajinasi
setiap detiknya arteri besar kehilangan seseorang dalam suatu cara yang
kelenturannya dan menjadi kaku dirancang secara khusus untuk mencapai
sehingga mereka tidak dapat efek positif tertentu (Muttaqin, 2008).
mengembang pada saat jantung Guided Imagery dapat meningkatkan
memompa darah melalui arteri tersebut endorphin sehingga terjadi penurunan
(Endang, 2014). Peningkatan tekanan tekanan darah (Rahayu, 2010).Tujuan
darah terus-menerus pada klien hipertensi dari penelitian ini adalah membuktikan
akan mengakibatkan kerusakan efektivitas Guided Imagery dan Deep
pembuluh darah pada organ-organ vital Breathing terhadap perubahan tekanan
(Udjianti, 2010). Hipertensi sering darah pada penderita hipertensi di
disebut sebagai pembunuh gelap atau Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.
silent killer karena termasuk penyakit
yang mematikan (Pudiastuti, 2013). Pada
kasus hipertensi berat, gejala yang Metodologi Penelitian
dialami penderita antara lain: sakit kepala
(rasa berat di tengkuk), palpitasi,
kelelahan, mual, muntah, cemas, keringat Desain penelitian yang digunakan
berlebihan, tremor otot, nyeri dada, adalah Quasy Experiment. Pada
epitaksis, pandangan kabur atau ganda, penelitian ini populasinya adalah semua
tinitus (telinga berdenging), serta penderita hipertensi di Puskesmas
kesulitan tidur (Udjianti, 2010). Pesantren II Kota Kediri dengan rata-rata
Hipertensi menyebabkan pembuluh darah penderita hipertensi dalam 1 bulan adalah
menebal dan timbul arteriosklerosis yang 85 pasien. Besar subyek dalam penelitian
mengakibatkan perfusi jaringan menurun adalah 70 penderita hipertensi. Teknik
dan berdampak kerusakan organ tubuh sampling yang digunakan dalam
diantaranya infark miokard, stroke, gagal penelitian ini adalah Purposive Sampling.
jantung dan gagal ginjal (Udjianti, 2010). Penderita hipertensi dibagi menjadi 2
Hipertensi dapat menjadi ancaman yang kelompok yaitu kelompok yang diberikan
serius terhadap kualitas hidup pada terapi Guided Imagery sebanyak 35
penderita hipertensi apabila kurang atau penderita hipertensi dengan 3 kali terapi
tidak mendapatkan penatalaksanaan yang dalam sehari selama 1 hari dan kelompok
tepat dan adekuat yaitu penanganan yang diberikan Deep Breathing sebanyak
secara farmakologis dan 35 penderita hipertensi dengan 3 kali
nonfarmakologis. terapi dalam sehari selama 1 hari.
Perawat sebagai tenaga Pengukuran tekanan darah dilakukan
kesehatan profesional mempunyai peran sebelum diberi terapi dan sesudah terapi.
yang sangat penting dalam Instrumen Pengukuran tekanan darah
penatalaksanaan hipertensi baik secara penderita hipertensi menggunakan
farmakologis maupun nonfarmakologis. Sphygmomanometer air raksa. Uji
Perawat berperan meningkatkan statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan
kesehatan masyarakat dengan Mann Whtiney dengan hasil =0,05.
menekankan program promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, dengan tujuan
diarahkan pada pencegahan timbulnya

156 157
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki

Hasil Penelitian

Tabel 1. Pengaruh Guided Imagery Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi. 29 April - 29 Mei 2015 (n=70)
Sistolik Sistolik Perubahan Diastolik Diastolik Perubahan
Tanpa Dengan Sistloe Tanpa Dengan diastole
Terapi Terapi Terapi Terapi
Mean 162 150 12,5 101 94 7,1
SD 16,1 15,7 5,6 9,2 8,4 5,7
Min 140 120 0 90 80 0
Max 190 180 20 120 110 20
Z - - -5,224 - - -4,669
Wilcoxon Signed Rank Test Sitole =0,000 dan diastole = 0,000

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan diastole dengan mean penurunan tekanan


terapii Guided Imagery mampu darah sistole 12,5 mmHg dan penurunan
menurunkan tekanan darah systole dan tekanan darah diastole 7,1 mmHg .

Tabel 2.-Pengaruh Deep Breathing Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi 29 April - 29 Mei 2015 (n=70)
Sistolik Sistolik Perubahan Diastolik Diastolik Perubahan
Tanpa Dengan Tekanan Tanpa Dengan Tekanan
Terapi Terapi Darah Terapi Terapi Darah
Mean 160 152 8,5 100 95 5,4
SD 13,1 12,8 4,2 10,3 8,8 5
Min 140 130 0 90 80 0
Max 190 180 20 130 120 10
Z - - -5,135 - - -4,264
Wilcoxon Signed Rank Test () sitole =0,00 dan diastole =0,00

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan penurunan mean perubahan tekanan


bahwa terapi Deep Breathing mampu darah systole 8,5 mmHg dan mean
menurunkan tekanan daran dengan penurunan tekanan diastole 5,4 mmHg.

Tabel 3 Perbedaan Efektivitas Guided Imagery dan Deep Breathing Terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. 29 April - 29 Mei 2015 (n=70)
Perubahan tekanan Darah
Sistolik Sistolik Diastolik Diastolik
Guided Deep Breathing Guided Deep Breathing
Imagery Imagery
Mean 12,5 8,5 7,1 5,4
SD 5,6 4,2 5,7 5
Mann Whtiney =0,75 (systole) dan =0,297 (diastole)

Berdasarkan tabel 3 menunjukan (systole dan diastole) dan keduanya tidak


bahwa terapi Guided Imagery dan terapi ada bedanya..
Deep Breahing sama-sama ekfektif
dalam menurunkan tekanan darah

158
156
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol. 8, No.2, DesemberRejeki
Yusiana, Anis Sari 2015

Pembahasan denyut jantung (Rahayu, 2010). Musik


dengan tempo lambat menyebabkan orang
yang mendengarkan mengalami relaksasi,
Pengaruh Guided Imagery Terhadap dan mampu menurunkan detak jantung
Perubahan Tekanan Darah (Aizid, 2011).
Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami
Hasil yang didapat bahwa tekanan hipertensi adalah jenis kelamin, usia,
darah pada penderita hipertensi yang sudah keturunan dari keluarga yang menderita
diberi terapi Guided Imagery dari 35 hipertensi. Data yang diperoleh peneliti pada
penderita hipertensi menunjukkan penderita hipertensi didapatkan hasil lebih
penurunan mean tekanan darah sistolik dari 50% yaitu 20 dari 35 reponden (57,1%)
sebesar 12,5 mmHg dan mean tekanan berjenis kelamin perempuan. Hipertensi
darah diastolik sebesar 7,1 mmHg. pada perempuan berhubungan erat dengan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi usia setelah usia 50 tahun. Kenaikan ini
adalah suatu peningkatan abnormal tekanan berkaitan dengan perubahan hormon setelah
darah dalam pembuluh darah arteri secara mengalami menopause. Hal lain yang dapat
terus menerus lebih dari suatu periode mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah
(Udjianti, 2010). Peningkatan tekanan darah usia. Karena pada wanita setelah usia lebih
terus-menerus pada pasien hipertensi dari 55 tahun mengalami penurunan hormon
esensial akan mengakibatkan kerusakan estrogen. Data yang diperoleh yaitu pada
pembuluh darah pada organ-organ vital. penderita hipertensi didapatkan hasil lebih
Pembuluh darah menebal, maka perfusi dari 50% penderita hipertensi yaitu 19
jaringan menurun dan mengakibatkan penderita hipertensi 54,2% berusia 56-65
kerusakan organ tubuh yang menyebabkan tahun. Fakta tersebut menunjukkan bahwa
infark miokard, stroke, gagal jantung, dan tekanan darah bertambah berlahan dengan
gagal ginjal. Jenis kelamin juga sangat erat bertambahnya usia, hal ini disebabkan
kaitannya terhadap terjadinya hipertensi perubahan alamiah di dalam tubuh yang
dimana pada masa muda dan paruh baya mempengaruhi jantung. Faktor keturunan
lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki- juga berpengaruh terhadap hipertensi. Data
laki dan pada wanita lebih tinggi setelah usia yang diperoleh peneliti pada penderita
55 tahun, ketika seseorang wanita hipertensi didapatkan hasil lebih dari 50%
mengalami menoupouse (Endang, 2014). yaitu 19 penderita hipertensi (54,2%)
Individu yang mempunyai riwayat keluarga mempunyai keluarga dengan riwayat
dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk hipertensi. Data tersebut menunjukkan
terkena hipertensi (Udjianti, 2010). Guided bahwa hipertensi merupakan penyakit yang
Imagery adalah menggunakan imajinasi cenderung menurun, dimana apabila
seseorang dalam suatu cara yang dirancang seseorang menderita hipertensi maka akan
secara khusus untuk mencapai efek positif diturunkan kepada anggota keluarga yang
tertentu (Muttaqin, 2008). Guided Imagery lainnya. Hasil yang didapat bahwa tekanan
juga dikenal sebagai visualisasi, metode darah pada penderita hipertensi yang diberi
relaksasi ini melibatkan posisi duduk atau terapi Guided Imagery dari 35 penderita
berbaring yang tenang dan membayangkan hipertensi menunjukkan penderita hipertensi
diri anda sendiri dalam suatu tempat yang mayoritas mengalami penurunan pada
menyenangkan dan damai (Gardner, 2007). tekanan darah sistolik sebanyak 33
Saat melakukan Guided Imagery penderita hipertensi (94,3%) dengan mean
menghasilkan hormon endorphin. penurunan 12,5 mmHg. Tekanan darah
Endorphin adalah neurohormon yang diastolik lebih dari 50% penderita hipertensi
berhubungan dengan sensasi yang mengalami penurunan tekanan darah
menyenangkan. Endorphin akan meningkat diastolik sebanyak 23 penderita hipertensi
didalam darah saat seseorang mampu dalam 65,7% dengan mean penurunan diastolik 7,1
keadaan relaks atau tenang sehingga dapat mmHg. Hasil penelitian ini sesuai dengan
menurunkan tekanan darah, pernafasan dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

156 159
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki

Wiwi Susanti (2013) yang menyatakan ada Pengaruh Deep Breathing Terhadap
pengaruh terapi Guided Imagery terhadap Perubahan Tekanan Darah.
perubahan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Kelurahan Karangsari
Kabupaten Kendal. Guided Imagery dapat Berdasarkan hasil penelitian
menurunkan tekanan darah karena terdapat didapatkan hasil bahwa tekanan darah pada
unsur terapi yang berfungsi untuk relaksasi penderita hipertensi yang sudah diberi
yang membantu seseorang mengalihkan terapi Deep Breathing pada 35 penderita
perhatian dan membuat merasa senang serta hipertensi menunjukkan mean perubahan
bahagia. Guided Imagery merupakan teknik tekanan darah sistolik sebesar 8,5 dan mean
yang mengombinasikan antara mengarahkan perubahan tekanan darah diastolik sebesar
seseorang untuk membayangkan hal-hal 5,4 mmHg.
yang menyenangkan dan menggunakan Hipertensi atau penyakit darah tinggi
musik yang lembut dengan volume tertentu. adalah suatu keadaan dimana seseorang
Guided Imagery menuntut seseorang untuk mengalami peningkatan tekanan darah
membayangkan hal-hal menyenangkan diatas normal yang ditujukan oleh angka
akan membuat seseorang memiliki Sytolic (bagian atas) dan Diastolic (bagian
pemikiran yang fokus pada hal-hal yang bawah) pada pemeriksaan tensi darah
disukai dengan mengabaikan masalah menggunakan alat pengukur tekanan darah
kesehatan yang terjadi, dalam hal ini adalah baik yang berupa Cuff air raksa
tekanan darah. Fokus dari pemberian (sphygmomanometer) ataupun alat digital
Guided Imagery dengan mengarahkan pada lainnya (Pudiastuti, 2013). Menurut WHO,
hal-hal yang menyenangkan adalah supaya batas tekanan darah yang masih dianggap
untuk meningkatkan pandangan positif normal adalah kurang dari 130/85 mmHg,
terhadap masalah kesehatan yang dihadapi. sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg
Pemikiran positif terhadap suatu penyakit dinyatakan sebagai hipertensi. Klasifikasi
akan mengurangi tingkat kecemasan yang hipertensi dibuat berdasarkan tingkat
biasanya diikuti dengan peningkatan tingginya tekanan darah yang
tekanan darah. Seseorang yang berkurang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit
tingkat kecemasan akan merasa lebih relaks jantung dan pembuluh darah. Jenis kelamin
memandang suatu kejadian, hal ini dapat juga sangat erat kaitannya terhadap
mempengaruhi fungsi organ tubuh secara terjadinya hipertensi dimana pada masa
fisiologis seperti organ jantung. Respon muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit
kondisi yang relaks bebas dari suatu hipertensi pada laki-laki dan pada wanita
masalah adalah adanya perubahan dari lebih tinggi setelah usia 55 tahun, ketika
pernafasan, nadi dan terutama tekanan darah seseorang wanita mengalami menoupouse
yang cenderung menurun. Pada saat (Endang, 2014). Individu yang mempunyai
melakukan Guided Imagery juga diiringi riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
musik sehingga membantu seseorang benar- tinggi untuk terkena hipertensi (Udjianti,
benar relaks dan dapat menurunkan tekanan 2010). Meningkatnya tekanan darah
darah. Didukung juga dengan penelitian didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
Christiane Sarayar (2013) yang menyatakan cara yaitu jantung memompa lebih kuat
bahwa ada pengaruh musik klasik terhadap sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
penurunan tekanan darah pada pasien pra pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
hemodialisis di Ruang Dahlia Blu RSUP. kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
Prof. DR. R. D. Kandou Manado. mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Inilah yang terjadi pada usia lanjut,
dimana dinding arterinya telah menebal dan
kaku karena arterioskalierosis (Endang,
2014). Peningkatan tekanan darah terus-
menerus pada pasien hipertensi akan
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah

160
156
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol.Yusiana,
8, No.2, Anis Sari Rejeki
Desember 2015

pada organ-organ vital. Pembuluh darah berkaitan dengan perubahan hormon setelah
menebal, maka perfusi jaringan menurun mengalami menopause. Usia dapat
dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh mempengaruhi terjadinya hipertensi. Karena
sehingga menyebabkan infark miokard, pada wanita setelah usia lebih dari 55 tahun
stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. mengalami penurunan hormon estrogen.
Tekanan darah bertambah secara berlahan Data yang diperoleh peneliti pada penderita
dengan bertambahnya usia sehingga hipertensi didapatkan hasil lebih dari 50%
semakin tinggi mendapatkan resiko penderita hipertensi yaitu 24 penderita
hipertensi (Endang, 2014). Faktor hereditas hipertensi 68,6% berusia 56-65 tahun. Fakta
berperan penting terjadinya hipertensi, tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah
apabila ketidakmampuan genetik dalam bertambah berlahan dengan bertambahnya
mengelola kadar natrium normal. Kelebihan usia. Penyebabnya adalah perubahan
intake natrium dapat meningkatkan volume alamiah di dalam tubuh yang
cairan dan curah jantung. Hipertensi adalah mempengaruhi jantung. Faktor keturunan
awal dari peningkatan curah jantung yang juga berpengaruh terhadap hipertensi. Data
kemudian dipertahankan pada tingkat yang yang diperoleh peneliti pada penderita
lebih tinggi sebagai suatu timbal balik hipertensi didapatkan hasil sebagian besar
peningkatan tahan perifer (Udjianti 2010). yaitu 25 penderita hipertensi (71,4%)
Deep breathing adalah teknik relaksasi yang mempunyai keluarga dengan riwayat
sederhana yang terdiri atas nafas abdomen hipertensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dengan frekuensi lambat dan berirama hipertensi merupakan penyakit yang
(Muttaqin, 2008). Saat kita melakukan Deep cenderung menurun, dimana apabila
Breathing, prostagladin dikeluarkan. seseorang menderita hipertensi makan akan
Senyawa mirip hormon ini bersifat diturunkan kepada anggota keluarga
menetralkan oksigen aktif dan melebarkan lainnya. Penatalaksanaan yang tepat sangat
pembuluh darah (Haruyama, 2011). Deep diperlukan dalam menangani hipertensi.
Breathing dapat menurunkan tekanan darah Disamping penatalaksanaan farmakologis
5-10 mmHg pada penderita hipertensi juga sangat di perlukan terapi
setelah 15 menit. Pernafasan lambat dan nonfarmakologis dimana bisa mendukung
berasal dari pengaruh langsung gerakan dari penatalaksanaan farmakologis. Deep
pernafasan yang mempengaruhi denyut Breathing merupakan salah satu teknik
jantung melalui reflek baroreseptor arteri, pernapasan yang dapat digunakan untuk
serta peregangan reseptor kardiopulmonar. menurunkan tekanan darah. Data penelitian
Peningkatan stimulasi regangan reseptor yang diperoleh menunjukkan bahwa
kardiopulmonar, berdampak terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
penurunan serabut eferen simpatis sehingga yang diberi terapi Deep Breathing pada 35
menghasilkan kondisi vasodilatasi. Saat penderita hipertensi sebagian besar
terjadi regangan arteri maka akan penderita hipertensi mengalami penurunan
memberikan rangsangan para baroreseptor sebanyak 28 penderita hipertensi (80%)
yang selanjutnya sinyal tersebut dikirim ke dengan mean tekanan darah sistolik turun
medulla oblogata dan akan menghambat sebesar 8,5 mmHg. Tekanan darah diastolik
pusat vasokonstriksi (Izzo, 2008). lebih dari 50% penderita hipertensi
Beberapa faktor yang dapat mengalami penurunan sebanyak 19
menyebabkan seseorang mengalami penderita hipertensi (54,2%) dengan mean
hipertensi adalah jenis kelamin, usia, penurunan tekanan darah diastolik 7,1
keturunan dari keluarga yang menderita mmHg. Hal ini sesuai dengan penelitian
hipertensi, merokok dan gaya hidup. Data sebelumnya yang dilakukan oleh Heru
yang diperoleh peneliti pada penderita Suwardianto (2011) yang menyatakan
hipertensi didapatkan hasil lebih dari 50% bahwa ada perbedaan signifikan antara
yaitu 21 dari 35 penderita hipertensi (60%) kelompok eksperiment sesudah dilakukan
berjenis kelamin perempuan. Hipertensi Deep Breathing dan pada kelompok kontrol
pada perempuan berhubungan erat dengan selama 15 menit. Deep Breathing adalah
usia setelah usia 50 tahun. Kenaikan ini salah satu bentuk teknik relaksasi yang

156 161
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki

dapat digunakan dalam mengontrol tekanan denyut jantung untuk membuat tubuh relaks
darah. Ketika seseorang menarik nafas yang ketika respon relaksasi dirasakan oleh tubuh
lambat, dalam dan berirama akan dan Ia akan memperlambat detak jantung
meningkatkan peningkatan pasokan O2 ke sehingga denyutnya menjadi lebih efektif
dalam paru-paru sehingga O2 dapat dan tekanan darah pun menurun. Mekanisne
diedarkan ke seluruh tubuh dengan lancar Guided Imagery membuat relaksasi dan
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. imajinasi positif melemahkan
O2 beredar dengan lancar keseluruh tubuh psikoneuroimmunologi yang mempengaruhi
dan sudah terpenuhi maka akan respon stress. Respon stres dipicu ketika
mempengaruhi dari organ jantung. Dimana situasi atau periswa (nyata atau tidak)
jika organ jantung bekerja secara optimal mengancam fisik atau kesejahteraan
maka denyut jantung akan menurun dan emosional atau tuntunan dari sebuah situasi
diiringi dengan penurunan tekanan darah. melebihi kemampuan seseorang, sehingga
Seseorang dengan hipertensi, terjadi dengan imajinasi diharapkan dapat merubah
peningkatan tekanan darah yang situasi stres dari respon negatif yaitu
mengakibatkan darah yang diedarkan ketakutan dan kecemasan menjadi
keseluruh tubuh tidak lancar. Akibatnya gambaran positif yaitu penyembuhan dan
terjadi peningkatan kerja jantung untuk kesejahteraan. Respon emosional terhadap
memenuhi kebutuhan O2 keseluruh tubuh. situasi, memicu sistem limbik dan
Pada waktu yang bersamaan, Deep perubahan sinyal fisiologis pada sistem saraf
Breahing membantu untuk meringankan perifer dan otonom yang mengakibatkan
beban kerja dari jantung dengan melawan stres. Saat melakukan Guided
meningkatkan pasokan O2 sehingga terjadi Imagery juga diiringi denganmusik dimana
penurunan denyut jantung yang diikuti keduanya sama-sama sebagai media
dengan penurunan tekanan darah. relaksasi (Dwi, 2013). Seseorang
mendengarkan musik, secara langsung akan
memberikan rangsangan pada otak dengan
Perbedaan Efektivitas Guided Imagery cara menghasilkan gelombang yang
dan Deep Breathing Terhadap berpengaruh te\rhadap meningkatnya zat-zat
Perubahan Tekanan Darah kimia tubuh seperti serotonin dan endorfin.
Saat seseorang mendengarkan musik klasik
maka serotonin akan memberikan efek
Terapi Guided Imagery dan terapi untuk meningkatkan refleks baroreseptor
Deep Breathing terbukti mampu dan endorfin juga akan memberikan efek
menurunkan tekanan darah pada penderita terhadap suasana hati (Jain, 2011). Musik
hipertensi, namun kedua terapi tersebut klasik akan menghasilkan gelombang
tidak memiliki perbedaan dan terbukti sama- supersonik berupa rangsangan ritmis yang
sama efektif dalam menurunkan tekanan akan diterima oleh indra pendengar melalui
darah. nervus auditori menuju ke otak. Otak akan
Tekanan darah penderita hipertensi merangsang hipotalamus untuk
saat melakukan Guided Imagery mengaktivasi saraf otonom, yang akan
menghasilkan hormon endorphin. mengaktifkan saraf parasimpatis dan
Endorphin adalah neurohormon yang menghambat saraf simpatis, selain itu
berhubungan dengan sensasi yang rangsangan yang dihasilkan oleh musik
menyenangkan. Endorphin akan meningkat klasik merespon pelepasan endorfin,
didalam darah saat seseorang mampu dalam serotonin, dan stress-released hormones.
keadaan relaks atau tenang sehingga dapat Rangsangan tersebut akan mengurangi
menurunkan tekanan darah, pernafasan dan aktivitas keluarnya saraf simpatis yang
denyut jantung (Rahayu, 2010). Respon menyebabkan terjadinya vasodilatasi
relaksasi tersebut bekerja lebih dominan sistemik dan penurunan kontraktilitas otot
pada sistem saraf parasimpatik, sehingga jantung, sehingga kecepatan denyut jantung,
mengendorkan saraf yang tegang. Saraf curah jantung, dan volume sekuncup
parasimpatik berfungsi mengendalikan mengalami penurunan. Terapi musik klasik

156
162
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Jurnal STIKES
Maria Anita
Vol. 8, No.2, DesemberRejeki
Yusiana, Anis Sari 2015

sebagai media relaksasi selama 15 menit rasa tidak nyaman pada perut pada saat
dapat menyebabkan penurunan terhadap manahan nafas beberapa menit. Penderita
tekanan darah dan denyut nadi (Saing, hipertensi mengaku bahwa belum terbiasa
2007). dengan gerakan dada saat menarik nafas dan
Gerakan pernapasan dan ventilasi menahannya. Pendirita hipertensi saat
merangsang aktivitas sensorik yang menarik nafas dan menahan nafas maka
terintegrasi di batang otak untuk terjadi pergerakan diafragma dimana akan
memodulasi aliran saraf simpatis dan menggunakan otot secara bertenaga
variabilitas fisiologis dalam sistem sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman
kardiovaskular. Pernapasan lambat dan pada bagian perut. Faktor lain yang
dalam berasal dari pengaruh langsung mendukung Guided Imagery lebih efektif
gerakan pernapasan yang mempengaruhi adalah karena pada saat melakukan Guided
denyut jantung melalui reflek baroreseptor Imagery diiringi dengan musik yang lembut.
arteri, serta peregangan reseptor Guided Imagery dan musik dikombinasikan
kardiopulmonar. Sensitivitas baroreseptor maka akan membantu dan saling
sebagai fungsi dari fase pernapasan, dan mendukung penderita hipertensi lebih
ditingkatkan selama ekspirasi setidaknya tenang, berkonsentransi dan benar-benar
pada tingkat pernapasan yang lebih rendah. relaks. Ketika seseorang mendengarkan
Jantung dan pembuluh darah perifer musik maka akan memberikan efek
dipengaruhi penting oleh pengaruh pusat relaksasi yang membuat tenang dan
pernapasan serta refleks yang berasal dari menurunkan tingkat rangsang pada
regangan reseptor kardiopulmonar dan penderita hipertensi. Musik juga
baroreseptor arteri. Menyebabkan memberikan banyak dampakpositif terhadap
perubahan terhadap pernapasan seperti seseorang yang mendengarkan. Manfaat lain
denyut jantung, aktivitas simpatis, dan seseorang yang mengombinasikan antara
resistensi perifer total (Izzo, 2008). Guided Imagery dan musik adalah dapat
Pelaksanaan Deep Breathing dan mengurangi stress dimana stress dapat
Guided Imagery sama-sama terdapat nafas meningkatkan tekanan darah. Data
dalam, tetapi yang membedakan adalah observasi didapat 20 dari 35 penderita
hitungan dalam nafas dalam, posisi tangan hipertensi (57,1%) ditemukan hampir dalam
dan alunan musik yang mendukung dari keadaan tertidur saat proses terapi dan
terapi Guided Imagery. Terapi Deep setelah mengakhiri terapi Guided Imagery
Breathing dalam melakukan nafas dalam mengatakan bahwa penderita hipertensi
posisi satu tangan berada diatas perut dan 1 merasakan mengantuk. Data tersebut
tangan ditengah-tengah dada yang merujuk ke arah yang lebih relaks, dan
membantu seseorang untuk lebih merasakan selain itu mengurangi tingkat rangsangan
saat menarik nafas dan menghembuskan dari luar baik dari peneliti maupun
nafas (Pergerakkan dada dan perut) dengan lingkungan sekitarnya.
hitungan yang ditentukan. Terapi Guided
Imagery menarik nafas dalam dan
menghembuskan tanpa ada hitungan dengan Kesimpulan
posisi tangan seperti menghitung yang
bermanfaat untuk membantu mempermudah
mengingat setiap imajinasi. Pelaksanaan Terapi Guided Imagery mampu
Deep Breathing lebih mudah dari Guided menurunkan tekanan darah systole
Imagery, tetapi dari hasil penelitian lebih dengan rerata penurunan 12,5 mmHg dan
banyak terjadi perubahan tekanan darah rerata penurunan tekanan darah diatole
pada Guided Imagery. Penderita hipertensi 7,1 mmHg. Terapi Deep Breathing
harus terlebih dahulu menyiapkan musik Mampu menurunkan tekanan darah
dan alat untuk mendengarkan musik. systole dengan rerata 8,5mmHg dan
Beberapa penderita hipertensi mengatakan rerata penurunan takanan darah systole
pada saat pertama kali melakukan Deep 5,4 mmHg. Terapi Guided Imagery dan
Breathing penderita hipertensi mengeluhkan Deep Breating keduanya terbukti sama-

156 163
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki

sama efektif dalam menurunkan tekanan Kebahagiaan). Bandung: Mizan


darah pada penderita hipertensi. Pustaka.
Izzo, Joseph D. A. (2008). Hypertension
Primer : The Essential of High
Saran Blood Pressure Basic Science,
Population Science and Clinical
Management, edisi ke 4.
Pasien penderita hipertensi dapat Philadelphia, USA: Lipincott
menggunakan terapi Guided Imagery dan Willams & Wilkins.
Deep Breating sebagai terapi non Jain, Ritu, (2011). Pengobatan Alternatif
farmakologi dengan tetap menggunkan untuk Mengatasi Tekanan Darah.
terapi farmakologi. Kombinasi kedua Jakarta: PT Gramedia Pustaka
terapi non farmakologi dapat Utama.
dilaksanakan setiap hari sehingga Muttaqin, A. (2008). Asuhan
menjadi perilaku yang terpola dalam Keperawatan Klien dengan
menjaga tekanan darah pada pasien Gangguan Sistem Persyarafan.
hipertensi, sehingga tekanan darah dapat Jakarta: salemba Medika.
terkontrol dalam batas yang normal. Muttaqin, A. (2009). Asuhan
Keperawatan Klien dengan
Daftar Pustaka Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta:
salemba Medika.
Aizid, R (2011). Sehat dan Cerdas Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-
dengan Terapi Musik. Penyakit Mematikan.
Jogjakarta: Laksana. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinkes Provinsi Jawa Timur (2012). Rahayu, (2010). Pengaruh Guided
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Imagery Relaxation Terhadap
Timur. Nyeri Kepala
http://www.depkes.go.id/resource Pada_Pasien_Cedera_Kepala_Rin
s/download/profil/PROFIL_KES gan._www//http:/pustaka.unpad.a
_PROVINSI_2012/15_Profil_Kes c.id/achives/76927/. Diakses pada
.Prov.JawaTimur_2012.pdf. Di tanggal Tanggal 7 Januari 2015
akses pada tanggal 16 Februari jam 16:07 WIB.
2015 jam 17:13 WIB. Riskesdas, (2013).Pusat Data dan
Dewi, S. (2010). Hidup Bahagia Dengan Informasi Kementrian Kesehatan
Hipertensi. Jogjakarta: A Plus RI. http://www.depkes.go.id.
Books. Diakses pada tanggal 16 Pebruari
Dwi, H. (2013). Aplikasi Guided 2015 jam 17:20 WIB.
Imagery. Lawang: Rumah Sakit Saing, Klementina Saloma, (2007).
Jiwa Malang Pengaruh Musik Klasik Terhadap
Endang, T. (2014). Pelayanan Tekanan Darah. Tesis
Keperawatan bagi Penderita Universitas Sumatera Utara
Hipertensi Secara Terpadu. Medan.
Jakarta: Grammedia. Sarayar, Christiane, dkk (2013).
Gardner, F. S. (2007). Smart Treatment Pengaruh Musik Klasik Terhadap
For High Blood Pressure Penurunan Tekanan Darah pada
(Panduan Sehat Mengatasi Pasien Pra- Hemodialisis di
Tekanan Darah Tinggi). Jakarta: Ruang Dahlia Blu RSUP. Prof.
Prestasi Pustakaraya. DR. R. D. Kandou Manado.e-
Haruyama, S. (2011). The Miracle of Jurnal Keperawatan Universitas
Endorphin (Sehat Mudah Dan Sam Ratulangi, hal: 1.
Praktis Dengan Hormon ejournal.unsrat.ac.id. diakses

164
156
Jurnal STIKES
Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada
Vol. Penderita
8, No.2, Hipertensi
Desember 2015
Maria Anita Yusiana, Anis Sari Rejeki

Tanggal 15 Pebruari 2015, jam


21.00 WIB.
Susanti, W. (2013). Pengaruh terapi
imajinasi terpimpin terhadap
perubahan tekanan darah pada
pasien hipertensi di Kelurahan
Karangsari kabupaten Kendal.
www//http:/jurnal.unimus.ac.id/.
Diakses pada tanggal 16 Pebruari
2015 jam 17:10 WIB.
Suwardianto, H. (2011). Pengaruh terapi
relaksasi nafas dalam (Deep
Breathing) terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita
hipertensi di Puskesmas Kota
Wilayah Selatan Kota Kediri.
www.ejurnal.com/2014/10/penga
ruh-terapi-relaksasi-napas-
dalam.html.Diakses pada tanggal
15 Pebruari 2015 jam 21:10 WIB.
Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.

165
156

Anda mungkin juga menyukai