Anda di halaman 1dari 7

`

PEMERIKSAAN DAHAK SECARA MIKROSKOPIS LANGSUNG


No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061

Mengumpulkan Spesimen dahak dalam 2 hari kunjungan yang berurutan,


PENGERTIAN yaitu :sewaktu-pagi-sewaktu (S-P-S) untuk Diagnosa TB atau spesimen
dahak S-P saja untuk evaluasi pengobatan OAT.

1. Semua pasien TBC mendapatkan akses pelayanan DOTS yang


berkualitas mulai dari diagnosa yang akurat dan pengobatan yang
adekuat.
TUJUAN
2. Selain untuk menegakkan diagnosa juga untuk evaluasi perkembangan
pengobatan dengan OAT (konversi, akhir pengobatan).

1. Dalam Rumah Sakit diperlukan komitmen internal yang tinggi dari


semua pihak (Manajemen, dokter/spesialis dan staf lainnya).
2. Semua pasien TBC atau diduga TBC harus diperlakukan sesuai standar
KEBIJAKAN
strategi DOTS.
3. Mempercepat penemuan dengan diagnosis yang akurat dan
memberikan pengobatan yang adekuat pada semua pasien TBC.

1. Semua pasien tersangka TB di IRJ, IRNA dan IGD harus diperiksakan


3 spesimen dahak, yaitu : S-P-S dalam waktu 2 hari.
2. Pengambilan dan pemeriksaan dahak dilakukan oleh petugas
Laboratorium.
3. Dahak sewaktu : dahak dikumpulkan pada saat tersangka/suspek TB
datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang penderita suspek TB
PROSEDUR membawa sebuah pot dahak untuk pengumpulan dahak pagi bangun
tidur pada hari kedua.
4. Dahak pagi : dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari segera setelah
bangun tidur hari kedua. Pot berisi dahak dibawa dan diserahkan
kepada petugas Laboratorium.
5. Dahak sewaktu kedua : dahak dikumpulkan oleh petugas Laboratorium
pada hari kedua saat penderita menyerahkan dahak pagi.

UNIT TERKAIT Laboratorium, IRJ, IRNA, Unit DOTS


HDL INTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061

HDL Internal adalah jejaring yang dibuat di dalam Rumah Sakit yang
PENGERTIAN
meliputi seluruh unit/bagian/ SMF yang menangani penderita TBC.

1. Semua passien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang


berkualitas mulai dari diagnosis yang akurat dan pengobatan yang
TUJUAN adekuat sesuai standar.
2. Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien sehingga
mengurangi jumlah pasien yang putus berobat/mangkir.
1. Dalam keterlibatan Rumah Sakit diperlukan komitmen internal yang
tinggi dari semua pihak (manajemen, dokter spesialis/dokter umum dan
staf yang lainnya.
2. Semua pasien TBC atau diduga TBC harus didiagnosa dengan strategi
KEBIJAKAN
DOTS dan dilaporkan ke Unit DOTS serta mendapatkan KIE yang
tepat dan benar.
3. Semua pasien TBC mendapat pengobatan yang adekuat serta regimen
yang tepat sesuai standar DOTS dengan PMO yang tepat.
1. Pasien umum atau rujukan ke IGD, IRJ atau dari IRNA yang diduga
TBC (suspek) dilaporkan ke Unit DOTS dan dilakukan pemeriksaan
dahak BTA 3x S-P-S.
2. Dilakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium, Radiologi).
3. Semua pasien TB IRJ diobati di klinik/UPK Penyakit Dalam dan UPK
Umum, kecuali kasus anak dapat diobati diklinik/UPK anak dan
melaporkan kegiatan ke Unit DOTS setiap harinya.
4. Ruang IRNA bisa melakukan diagnosa dan pengobatan TB sendiri
PROSEDUR
tetapi harus menggunakan standar DOTS dan dilakukan pencatatan
sesuai strategi DOTS dan dilaporkan ke Unit DOTS, serta koordinator
HDL ruangan.
5. Apabila pasien IRNA atau IRJ adalah pasien TB yang sudah mendapat
pengobatan TB dari UPK Rumah Sakit lain/PKM, maka pasien tersebut
harus dianjurkan untuk meneruskan pengobatan TB-nya di UPK/PKM
sebelumnya (atau bila pasien TB rawat inap keluarga mengambil OAT
ke UPK/PKM sebelumnya) dan dilaporkan ke Unit DOTS.
HDL INTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061
1. Dokter UPK.
2. IRJ.
3. IRNA.
UNIT TERKAIT
4. IGD.
5. Laboratorium.
6. Radiologi.

TB-04

IGD Laboratorium

Pasien Poli Umum Radiologi


umum/rujukan

Poli IPD P.A

ALUR IRNA

TB-06, 05, KIE

Surat Konsul

Unit DOTS
UPK lain
R.S

Farmasi
TB-05 TB-06, KIE
TB-03 TB-01, 02
R.M

PKMRS
HDL EKSTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061
HDL Eksternal adalah jejaring eksternal TB DOTS yang dibangun antara
pihak Rumah Sakit dengan Dinkes dan UPK tertentu yang menangani
PENGERTIAN
kasus TBC (PKM, RSUD, RS. Swasta, Klinik Perusahaan, dll) yang telah
melaksankan strategi DOTS.
1. Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan yang bermutu mulai
TUJUAN diagnosa, follow up sampai akhir pengobatan.
2. Terjaminnya kelangsungan keteraturan pengobatan, sehingga D.O <5%.
1. Komitmen yang tinggi dari semua pihak mulai dari Pemerintah Daerah,
Dinkes Propinsi/Kota/Kabupaten, Rumah Sakit, Organisasi Profesi,
Masyarakat dan semua pihak terkait lainnya.
2. Pelaksanaan HDl harus didukung Dinkes Kabupaten/Kota dan PKM
KEBIJAKAN
yang siap menangani rujukan dan pelacakan pasien TBC yang mangkir.
3. Diperlukan adanya jejaring internal maupun eksternal serta komunikasi
timbal balik dan validasi data bertingkat yang dilaksankan secara rutin
dan berkualitas.
1. UPK DOTS wajib mencatat pasien TB yang berasal dari luar wilayah
batas dan melaporkan ke Wasor TB masing-masing per SMS maksimal
2 hari dan secara tertulis tiap bulan dengan menggunkan format bantu
pasien pindah/mangkir.
2. Bila ada pasien TB yang pindah berobat ke UPK lain dan lintas batas,
maka :
a. Rujukan pasien/pasien TB yang belum diobati melampirkan form
yang diperlukan (TB-09, fotokopi TB-05 dan informasi lainnya).
b. Rujukan pasien/pasien TB yang sudah diobati:
Mendapat obat program (melampirkan TB-09, fotokopi TB-01
dan TB 05 serta sisa obat yang dibawakan).
PROSEDUR Mendapat obat paten (melampirkan TB-09, fotokopi TB-01 dan
TB-05 serta membawakan obat tersebut selama 1 minggu
kedepan). Rujuka pasien tersebut oleh UPK dilaporkan ke Wasor
masing-masing melalui SMS pada hari yang sama dan secara
tertulis setiap awal bulan berikutnya.
3. UPK yang menerima pasien pindahan mengirimkan balasan TB-09
bagian bawah ke UPK pengirim melalui Wasor dan bila pasien tersebut
sudah selesai pengobatan, UPK tersebut mengirimkan TB-10 melalui
Wasor masing-masing tiap awal bulan berikutnya.
4. UPK DOTS melaporkan bila ada pasien TB yang mangkir (2 hari tidak
datang ambil OAT) dari luar wilayah kepada Wasor masing-masing
maksimal 2 hari.
HDL EKSTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061
5. UPK tempat tinggal penderita mangkir melacak penderita tersebut dan
melaporkan hasilnya maksimal 5 hari setelah menerima informasi
melalui SMS kepada Wasor masing-masing.
6. Pasien TB yang berasal dari luar Kota Kediri :
a. Pasien mangkir atau rujukan : UPK DOTS melaporkan ke wasor
PROSEDUR masing-masing maksimal 2 hari.
b. Wasor Kota Kediri melaporkan kepada wasor tempat tinggal pasien
dan wasor Propinsi melalui SMS/E-mail maksimal 2 hari.
c. Wasor Propinsi mengingatkan Wasor Kota Kediri melalui SMS/E-
mail maksimal 2 hari.

1. Unit DOTS.
UNIT TERKAIT 2. Wasor Dinkes Kota Kediri.
3. PKM luar wilayah Kota Kediri.
KOLABORASI TB-HIV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061
Suatu pelayanan pasien TB yang dicurigai beresiko terjangkit HIV/AIDS
PENGERTIAN akan dirujuk/diperiksa di Poli VCT DKK atau pasien HIV/AIDS dengan
gejala TB/batuk kronis akan diperiksa ke UPK IPD/Unit DOTS.
1. Program penanggulangan TB-HIV sangat diperlukan dalam upaya
pelayanan komprehensif untuk memperbaiki layanan diagnosa,
perawatan dan pencegahan bagi mereka yang hidup dengan HIV/AIDS
KEBIJAKAN
dan TB.
2. Menurunkan beban penyakit dalam masyarakat dengan cara
memperluas bidang layanan program TB dan program HIV.
1. Penyakit TB sering dijumpaim pada orang yang terinfeksi HIV/AIDS
karena pada orang dengan HIV/AIDS kekebalan tubuhnya menurun
KEBIJAKAN
sehingga lebih mudah menjadi sakit TBC.
2. TBC merupakan penyebab utama pada HIV/AIDS/ODHA.
1. Dokter UPK/petugas terlatih mengidentifikasi faktor resiko yang ada.
2. Dokter UPK/petugas terlatih memberikan informasi mengenai kaitan
TB dengan HIV/AIDS.
3. Dokter UPK/petugas terlatih memprakarsai tes HIV pada pasien TB
yang beresiko.
4. Jika bersedia tes HIV penderita mengisi form yang ada.
5. Dokter UPK/petugas terlatih menyampaikan hasil kepada pasien :
a. Jika tes negatif :
Dokter/petugas menyampaikan hasil tes negatif.
Berikan pesan tentang pencegahan HIV/AIDS.
PROSEDUR Disarankan kepada pasien dan pasangannya untuk dirujuk ke
Klinik VCT DKK untuk konseling pencegahan HIV lebih lanjut.
b. Jika tes positif :
Dokter/petugas menyampaikan hasil positif.
Berikan dukungan kepada pasien dalam menanggapi hasil tes.
Informasikan perlunya perawatan dan pengobatan HIV juga selain
sakit TB-nya.
Merujuk pasien dan pasangannya ke Klinik VCT DKK, untuk tes
HIV di VCT.
Informasikan cara pencegahan penularan.

KOLABORASI TB-HIV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
Ditetapkan,
Direktur RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri
Tanggal terbit

SPO dr. Erika Widayanti L


NIK.2006.0061
1. IRJ.
2. IRNA.
3. IGD.
UNIT TERKAIT
4. Laboratorium.
5. Radiologi.
6. Dinkes Kota.
Rujukan pasien TB suspek HIV
Rujukan pasien HIV suspek TB (10)

Pasien Rumah Suspek HIV/AIDS Pasien Rumah


Sakit/ Form faktor resiko Sakit/
rujukan Form rujukan TB-KTS Rujukan
dari luar Jawaban tertulis dari luar

ALUR UPK Penyakit Poli VCT


KOLABORASI TB- Dalam/ DKK
HIV Unit DOTS

Dahak S-P-S/ Suspek TB (10) VCT/


diagnosa/
diagnosa/ Form rujukan TB-KTS
terapi terapi
Jawaban tertulis
RR-TB RR-HIV
pengobatan

Anda mungkin juga menyukai