Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA

NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN

- - 1 dari

Tanggal Terbit Ditetapkan


DIREKTUR RSUD WALED
KABUPATEN CIREBON

dr. H. Boyke Sisprihattono, SpM


Pembina Utama Muda
NIP . 19580324 198703 1 005
Asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia pada bayi baru lahir
yang disertai dengan adanya hiperkarbia dan asidosis. Bila

PENGERTIAN proses ini berlangsung lama, maka akan mengakibatkan


kerusakan otak atau kematian.
A. Hipoksia Intrauterin
B. Bayi kurang bulan
C. Obat obat yang diberikan atau diminum oleh ibu
D. Penyakit neuromuskulet bawaan lahir (kongenital)
ETIOLOGI E. Cacat bawaan
F. Hipoksia intrapartum

PATOFISIOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA
NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
2 dari

A. Penilaian APGAR SCORE yang meliputi


Usaha nafas
Bunyi jantung
Tonus otot
Refleks
PEMERIKSAAN FISIK
Warna kulit
B. Klasifikasi asfiksia
1 3 : Asfiksia berat
4 6 : Asfiksia sedang
7 10 : Tidak asfiksia / Asfiksia ringan
A. Analisa gas darah
B. Dekstroktiks / gula darah
PEMERIKSAAN C. Elektrolit darah
D. Darah lengkap
DIAGNOSTIK E. Kultur darah
F. Foto toraks
G. U.S.G Kepala
A. Resusitasi
PENATALAKSANAAN B. Pertahankan suhu
C. Cegah komplikasi
A. Pengkajian
1. Perilaku
Perilaku bayi tergantung pada kondisi / keadaan
umum bayi.
ASUHAN 2. Status kelahiran bayi
Bayi kurang bulan, B.B.L.R, cukup bulan
KEPERAWATAN Kelainan kongenital
3. Nilai Apgar
1-3 : Asfiksia berat
4 6 : Asfiksia sedang
7 10 : Tidak asfiksia / asfiksia ringan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA


NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
3 dari
B. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tida adekuat berhubungan dengan
kurangnya transfer oksigen dari ibu ke janin
Tujuan : pola nafas adekuat
Kriteria evaluasi :
Nafas spontan
Tidak ada takipnea
Tidak merintih saat ekspirasi
Tidak ada retraksi
Tidak ada sianosis
Pa O2 75mm Hg 100 mm Hg

Intervensi

ASUHAN Atur posisi kepala sedikit ekstensi


Lakukan isap lender setiap 3 jam / kalau perlu
KEPERAWATAN
Berikan O2 sesuai order
Monitor dan catat irama, kedalaman, frekuensi
pernafasan dan jilka ada pasang monitor
kardiorespiratori
Monitorsaturasi oksigen setiap jam, bila saturasi
oksigen dibawah 90%, sianosis dan pola nafas
tidak adekuat mungkin bayi perlu dilakukan intubasi
untuk pemasangan ventilator
Kolaborasi untuk pemeriksaan AGD.
2. Risiko tinggi gangguan keseimbangan asam basa:
asidosis metabolic dan respiratorik berhubungan
dengan kegagalan pernafasan.
Tujuan : tidak terjadi gangguan asam basa
Kriteria evaluasi : Hasil analisa gas darah normal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA


NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
4 dari
Intervensi
Kaji tingkat eksadaran dan catat adanya perubahan
status neuromuscular yang progresif seperti;
kekuatan, tonus dan gerakan otot.
Monitor frekuensi pernapasan, kedalaman, udaha
napas dan catat bila saturasi oksigen tidak terbaca.
Berikan oksigen sesuai order
Askultasi suara paru
Monitor bunyi dan irama jantung dan tekanan darah
Kaji suhu kulit, warna, kelembaban dan pengisian
kembali kapiler
Monitor intake, output
Pertahankan status hidrasi
Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
ASUHAN dan elektrolit darah
Kolaborasi dalam pemberian ventilasi mekanik
KEPERAWATAN
dengan ventilator
Kolaborasi dalam pemberian obat obatan
3. Risiko tinggi kurangnya volume cairan elektroloy
berhubungan dengan pembatasan intake
Tujuan : dapat mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Kriteria evaluasi :
Turgor kulit elastis
B.J urin dalam batas normal 1004 1025
Tidak terjadi penurunan berat badan
Hasil elektrolit normal
Produksi urin 1-3 ml/kg bb/jam

Intervensi
Kaji tanda tanda dehidrasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA


NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
5 dari
Kolaborasi untuk pemeriksaan B.J urin
Timbangan B.B setiap hari dengan timbangan yang
sama
Berikan intake sesuai kebutuhan bayi
Catat intake / output.

4. Risiko tinggi komplikasi : hipoglikemia berhubungan


peningkatan metabolisme
Tujuan : tidak terjadi komplikasi
Kriteria evaluasi : hasil DX/gula darah tidak kurang
dari 45 mg/dl

Intervensi :
Kaji adanya pucat .. napas dengan
cuping hidaung dan retraksi
ASUHAN Monitor tanda tanda bital setiap jam selama 2

KEPERAWATAN jam dan setiap 3 jam sampai stabil


Kolaborasi pemeriksaan D.X/gula darah
Kolaborasi untuk pemberian cairan dextrose melalui
intravena

5. Risiko tinggi terjadi penurunan curah jantung


berhubungan dengan system kardiovaskuler yang
belum stabil sebagai akibat hipoksia
Tujuan : Curah jantung normal
Kriteria evaluasi :
Tekanan darah normal 50 70 mm Hg sistolik dan
30 45 mm Hg diastolic
Tidak terdengar adanya murmur pada saat
auskultasi jantung
Tidak adanya edema perifer

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA


NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
6 dari
Intervensi
Lakukan auskultasi untuk mengetahui adanya mur
mur
Monitor tekanan darah setiap 3 jam
Berikan oksigen sesuai order
Monitor urin output, adanya edema perifer dan suhu
kulit
Kolaborasi pemberian obat obatan : dopamine
atau dobutamin.

6. Risiko tinggi hipotermi berhubungan dengan tidak


adekuatnya termoregulasi sebagai akibat hipoksia
Tujuan : suhu tubuh bayi normal dan stabil
ASUHAN Kriteria evaluasi : Suhu tubuh bayi 36,5 37,2C

KEPERAWATAN Intervensi
Monitor suhu bayi setiap 3 jam
Rawat bayi dibawah radiant warmer / incubator
selama tindakan
Ganti alat tenun yang basah

7. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan


system immunitas yang belum sempurna
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria evaluasi
Tidak ada tanda tanda infeksi
Suhu tubuh bayi 36,5C 37,2C
Hasil darah rutin normal
Hasil kultur steril
C.R.P kurang dari 8 mg/dl

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PASKA ASFIKSIA


NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
7 dari
Intervensi
Pertahankan teknik aseptic dan anti septic setiap
melakukan tindakan
cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
batasi jumlah pengunjung
kolaborasi untuk pemeriksaan darah rutin, biarkan
darah dan C.R.P dan pemberian antibiotika
Ukur tanda tanda vital setiap 3 jam / kalau perlu
Atur suhu incubator sesuai dengan berat badan
bayi

ASUHAN
8. Risiko tinggi terjadi komplikasi : hiperbillirubin
KEPERAWATAN
berhubungan dengan perubahan sirkulasi pada hepar
akibat hipoksia
Tujuan : Tidak terjadi hiperbillirubimea
Kriteria evaluasi : kadar bilirubin darah normal

Intervensi
Monitor tingkat icterus dari kepala sampai kaki
setiap 8 jam
Lapor dokter, juka timbul kuning dalam 24 jam
pertama
Kolaborasi pemeriksaan bilirubin darah
Kolaborasi untuk pemberian terapi sinar

Anda mungkin juga menyukai