PENDAHULUAN
Perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu preparasi
biomekanis saluran akar (pembersihan dan pembentukan), disinfeksi dan obturasi.
Yang dimaksud dengan pembersihan dan pembentukan adalah untuk membersihkan
dan mendisinfeksi (sanitize) sistem saluran akar dan membentuk dinding saluran akar
dan ujung apikal.
Disinfeksi saluran akar merupakan pembinasaan mikroorganisme patogen,
yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang
memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan
pembersihan isinya dengan irigasi. Disinfeksi saluran akar dilengkapi dengan obat
sterilisasi saluran akar atau medikasi intrasaluran. (Louis I Grossman)
Medikasi intrasaluran merupakan tahap penting perawatan endodontik.
Mikroorganisme yang terdapat didalam saluran akar dapat menyerbu jaringan
periapikal, tidak hanya dapat menimbulkan rasa sakit tetapi juga dapat merusak
jaringan periodonsium termasuk tulang (Holland, dkk). Medikasi intrasaluran
mengurangi dan menghilangkan flora mikrobial saluran akar (Zielke). Bila tidak
digunakan medikamen intrasaluran diantara kunjungan, mikroorganisme patogen naik
jumlahnya. Perlunya obat-obat sterilisasi saluran akar atau medikamen intrasaluran
untuk memusahkan atau mengurangi jumlah mikroorganisme kelihatan nyata
(Bystrom dan Sudqvist).
Pada sebagian besar kasus dijumpai mikroorganisme gram positif, beberapa
gram negatif dan sedikit jamur. Mikroorganisme ini sering ditemukan dalam berbagai
kombinasi daripada mikroorganisme tunggal. Mikroorganisme saluran akar terdiri
dari mikrobial yang dapat hidup pada jaringan pulpa yang mati, lingkungan dengan
tegangan oksigen yang rendah dan makanan terbatas. Mikroorganisme yang paling
umum ditemukan adalah Streptococcus dan Stafilococcus. Ada faktor-faktor yang
1
menyebabkan gigi rentan terhadap infeksi, faktor tersebut adalah trauma, jaringan
didevitalisasi, ruang-ruang mati dan akumulasi eksudat.
1.3 TUJUAN
1. Mampu menjelaskan macam-macam obat sterilisasi saluran akar.
2. Mampu menjelaskan syarat-syarat obat sterilisasi saluran akar.
3. Mampu menjelaskan tahap-tahap sterilisasi saluran akar.
2
1.4 MAPPING
Mikroorganisme OBAT
Syarat
pada saluran akar STERILISASI
Antibiotik Antiseptik
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Selemonas sputigena, Wollinella spp (anaerob) yang menyebabkan infeksi
didaerah mulut kerongkongan dan usus.
d) Coccus gram positif tidak bergerak
Peptosreptococcus spp (anaerob) yang masuk ketubuh manusia melalui usus
besar. Streptococcus spp (fakultatif) yang berbentuk bulat dan berantai, flora normal,
dan penyebab infeksi. Bakteri ini dapat menghasilkan toksin yaitu sreptokinase,
streptodornase, hialuronidase, toksin dan terogenetik. Serta dapat menghemolisis
darah dan mempunyai antigen. Bakteri ini diklasifikasikan berdasarkan morfologi
koloni, hemolisis pada lempeng agar, biokimia, imunologik, ekologi.
Pada perawatan saluran akar, setelah jaringan pulpa di keluarkan akan terdapat
luka yang kemudian dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi.
5
Pembersihan pada saluran akar untuk menghambat dan membunuh mikroorganisme
didalamnya diperlukan obat sterilisasi saluran akar. Obat sterilisasi saluran akar
merupakan obat atau medikan intrasaluran sebagai desinfektan saluran akar, yang
akan membunuh mikroorganisme patogen. Ini merupakan tahapan penting pada
perawatan saluran akar, karena apabila mikroorganisme tersebut tidak dimusnahkan
dapat menyerang jaringan periapikal dan menghancurkan periodonsium hingga
tulang.
Jenis-jenis dari obat sterilisasi saluran akar ada banyak sekali yang sering
digunakan pada kedokteran gigi. Contoh dari obat sterilisasi saluran akar adalah
sebagai berikut:
1. Antibiotik
a) Penicilin
Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri
anaerob (Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan
Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif (Streptococcus dan Enterococcus)
pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya
murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap penisilin.
b) Eritromicin
Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap
bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi
odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi
ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat
dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal.
c) Sefalosporin
Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri
aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi
penisilin.
d) Klaritomicin
Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob.
Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal.
6
e) Klindamicin
Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram
positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat
didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir sama
di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis
pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilinamoksisilin
dan sefalosporin.
f) Metronidazol
Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap
bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi
endodonsi yang berat
2. Antiseptik
a) Minyak Atsiri atau minyak essensial
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial,
minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang
berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga
memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya
eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998). Eugenol adalah esens kimiawi minyak
cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada
minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan
Torabinejad, 1998) Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi,
sebagai bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan sementara.
b) Berbasis Fenol
- Fenol
Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas
bau bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1
bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan
lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998)
7
- Para-klorofenol
Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga
memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau
koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorin
menggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Para-klorofenol berkamfer
Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian
berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen
saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatu
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni
selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan
mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluran akar gigi
dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.
- Klorofenol kamfer menthol
Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya
desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyai spectrum
anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol. Mampu
memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu
memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan
mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat
mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam
semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
c) Aldehid
- Formokresol
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan
1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin
membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu
8
medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme
aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk
bakteri aerob dan anaerob namun dapat menimbulkan efek nekrosis. Penggunaannya
pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan
diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Glutaraldehid
Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu
mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat
dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
- Kalsium hidroksida
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar.
Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan
pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida paling
baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan yang
terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam
saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Nitrogen
Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida
sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran
maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan
fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan
sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek
antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh
hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)
9
BAB III
PEMBAHASAN
Jenis Antibiotik :
1. Penisilin
a. Sensitifitas : Bakteri yang sensitif terhadap penisilin adalah bakteri anaerob
(Porphyrimonas, Prevotela, Peptosstreptococcus, Fusobacterium dan
Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif(Streptococcus dan
Enterococcus)
10
b. Kelebihan : Tidak mahal dan sifat toksisitasnya rendah. Antibiotik ini
merupakan antibiotik pilihan karena efektif terhadap berbagai bakteri anaerob
fakultatif dan sejati yang sering dijumpai pada infeksi endodonsi.
2. Eritromisin
a. Sensitifitas : Obat ini sangat baik untuk bakteri fakultatif tetapi kurang
efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odontogen.
3. Klaritromisin
a. Sensitifitas : Spektrum antimikroba meliputi beberapa jenis bakteri anaerob
penyebab infeksi endodonsi.
c. Dosis : Untuk dewasa dapat diberikan sebelum atau sesudah makan dengan
dosis 500mg setiap 12 jam selama 7 hari.
11
4. Sefalosporin oral
a. Sensitifitas : Efektif untuk bakteri aerob
5. Klindamisin
a. Sensitifitas : Efektif terhadap banyak bakteri gram positif, gram negatif,
termasuk anaerob fakultatif dan sejati.
d. Dosis : Untuk dewasa yang biasa diberikan adalah 150-300 mg setiap 6 jam
selama 7 hari.
6. Metronidazol
a. Sensitifitas : Merupakan bakterisid terhadap bakteri anaerob tetapi tidak
berpengaruh terhadap bakteri aerob dan anaerob fakultatif.
b. Kelebihan : Obat ini tepat bila digunakan bersama penisislin untuk infeksi
endodonsi yang berat, terutama pada pasien yang memerlukan perawatan
medis.
12
B. Antiseptik
a. Minyak Atsiri
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial,
minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak
nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan
yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Eugenol
Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai
hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada minyak
cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi, sebagai
bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan
sementara.
b. Berbasis Fenol
Fenol merupakan bahan kristelin putih yang mempunyai efek racun
protoplasma (menyebabkan nekrosis jaringan lunak), yang mempunyai
bau khas seperti batu bara.
Mempunyai efek :
1. Germisid
2. Kaustik
3. Anestetik lokal
4. Antipruritif
5. Penetrasinya ke dalam kulit dengan denaturasi protein
6. Pada kadar tinggi : mengendapkan protein
Pada kadar rendah : mendenaturasi protein
13
Pemakaian Fenol di bidang Kedokteran Gigi yaitu :
1.Sifat korosif pada mukosa mulut dan mukosa lambung usus muntah, rasa
sakit di mulut dan perut
2.Bila terminum terjadi keracunan sistemik berupa :
Stimulasi ssp, depresi kardiovaskuler, dan kematian
3.Urin kehitaman
4.Karsinogenik
Kerugian Fenol :
14
Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan
mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluran akar gigi
dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.
- Klorofenol kamfer menthol
Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya
desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyai spectrum
anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol. Mampu
memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu
memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan
mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat
mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam
semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
c. Aldehid
Formokresol
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2
atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan
albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan
formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan
sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan
dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob
namun dapat menimbulkan efek nekrosis. Penggunaannya pada gigi non
vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan
pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Glutaraldehid
Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu
mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang
sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi
inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
15
Kalsium hidroksida
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar.
Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang
tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta
kalsium hidroksida paling baik digunakan sebagai suatu medikamen
intrasaluran bila ada penundaan yang terlalu lama antar kunjungan karena
bahan ini tetap manjur selama berada dalam saluran akar. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
Nitrogen
Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai
suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran
maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol
dan fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan
tambahan seperti timah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak
wangi. Efek antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira
seminggu atau sepuluh hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Halogen
Digunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh
desinfektan berbanding terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk
golongan ini adalah:
a. Sodium Hipoklorit.
Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran.
Mempunyai pengaruh desinfektan terbesar di antara kelompok sodium
hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai medikamen saluran akar yang
efektif namun bersifat iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat tetapi
hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran
akar tiap dua hari sekali. Bahan ini memiliki chlorine yang bersifat
iritatif, tidak stabil dan bersifat toksik bila dalam jumlah besar. Bahan ini
bisa juga digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
16
b. Yodida
Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk
garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Kompond yodida
terdiri dari :2 bagian antiseptic yodin, 4 bagian antiseptik yodida, dan 94
bagian air distilasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Komponen Amonium Kuartener
Quats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan.
Bahan bahan ini di buat tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena
compound antiseptic kuartener bermuatan positif dan mikroorganisme
antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound
melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
Perbedaan antara cara kerja obat sterilisasi Antibiotik dan Antiseptik:
Beda cara kerja dengan ANTIBIOTIKA :
17
Digunakan pada permukaan benda hidup yaitu pada kulit, membran mukosa
dan gigi
Berbeda dengan antibiotik, cara kerjanya :
18
d. Mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras
-Penampang bulat
Kegunaannya:
- Memeriksa perforasi
- Berdasarkan panjangnya :
Kegunaan:
19
- Untuk mengambil jaringan pulpa / jaringan nekrotik
- Untuk pengait
Cara :
Cara Pembersihan:
Ditusuk tusukkan pada Rubber Damn sheet yang dimasukkan pada alkohol
c. REAMER
d. FILE
20
- Penampang jajaran genjang
- Penampang heliks
2. ENGINE INSTRUMENT
- Peeso Drill
21
- Giromatic Handpiece
- Racer
- Ultrasonic
Endostra 5
22
Mencari Orifice :Dengan Yodium Tinctura
Bila tidak :
Terjadi step
6. Pakai stop
o Cavity Entrance
Yaitu menghilangkan hambatan yang menghalangi masuknya alat preparasi
kedalam S.A.
23
Mengeluarkan jaringan pulpa
Membersihkan S.A.
Membentuk S.A.
Irigasi S.A.
o Cleaning
Tindakan pembersihan pada ruang pulpa dan S.A. pengambilan semua
kotoran & sisa sisa jaringan nekrotik
o Shaping
Tindakan untuk membentuk dinding S.A. sebagai persiapan untuk tahap
pengisian S.A.
CONVINIENCE FORM
Jalan masuk dari permukaan incisal / oklusal menuju apeks harus lurus
RESISTANCE FORM
RETENTION FORM
Tujuan : Untuk menahan bahan pengisi utama (master cone) pada tempatnya
EXTENTION
24
Perluasan dinding S.A. sesuai bentuk anatomi S.A.
Perluasan seluruh preparasi ruang pulpa cavity entrace sesuai bentuk anatominya.
25
BAB IV
KESIMPULAN
26
2. Antiseptik: menghambat pertumbuhan mikroorganisme invitro dan invivo pada
jaringan hidup.
a. Minyak Atsiri: Eugenol
b. Berbasis Fenol: Fenol, Para-klorofenol, Para-klorofenol berkamfer, Para-
klorofenol berkamfer menthol.
c. Aldehid: Formokresol, Glutaraldehid, Kalsium Hidroksida, Nitrogen,
Halogen (Sodium Hipoklorit dan Yodida)
Membersihkan S.A.
Membentuk S.A.
Irigasi S.A.
o Cleaning
Tindakan pembersihan pada ruang pulpa dan S.A. pengambilan semua kotoran &
sisa sisa jaringan nekrotik
o Shaping
Tindakan untuk membentuk dinding S.A. sebagai persiapan untuk tahap
pengisian S.A.
DAFTAR PUSTAKA
27
Grossman, dkk.1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Edisi 11. Alih bahasa: Rafiah Abyono.
Jakarta : EGC.
Louis I. Grossman, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio ; alih bahasa, Rafiah Abiyono-Ed. 11.
1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC
Walton, E.R., Torabinejad, M. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia.Edisi 2. Alih
Bahasa : Norlan Sumawinata. Jakarta : EGC.
Walton, E.R., Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia.Edisi 3. Alih
Bahasa : Norlan Sumawinata. Jakarta : EGC.
Tarigan, Rasita. 2006. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 2 Revisi. Jakarta: EGC
Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia edisi 3. Jakarta: EGC
28