LENTERA
JURNAL ILMIAH SAINS DAN TEKNOLOGI
Halus Satriawan
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
ABSTRAK
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan adalah
model prediksi erosi. Penggunaan model-model erosi telah banyak digunakan di berbagai negara
termasuk Indonesia, namun demikian pengembangan model-model erosi dan input paramaternya
yang sesuai untuk kondisi negara tropis seperti Indonesia belum banyak dilakukan. Ada dua macam
model penduga erosi yang sekarang ini banyak dipakai yakni model berbasis empirik (empirically
based model) dan model berbasis proses (process based model).
Kata Kunci: Erosi, Permodelan, Konservasi Tanah dan Air
Q Sur f
Rday Ia 2 sedimen dihitung untuk setiap unit respon
hidrologi (HRU) dengan MUSLE
Rday Ia S (Williams, 1975), dibandingkan dengan
USLE, model SWAT mempunyai tingkat
akurasi yang lebih tinggi. Tidak diperlukan
Dimana Qsurf adalah akumulasi aliran permukaan rasio pelepasan, dan hasil sedimen pada
atau ketebalan hujan (mm), Rday adalah kejadian hujan tunggal bisa dihitung. Model
kedalaman hujan dalam satu hari (mm), Ia adalah hidrologi menyumbang perhitungan volume
abstraksi awal, yang mana termasuk simpanan aliran permukaan dan laju puncak aliran
permukaan, intersepsi dan infiltrasi sebelum permukaan sub DAS, digunakan untuk
terjadinya aliran permukaan (mm), dan S adalah menghitung variabel energi erosivitas oleh
parameter retensi/penyimpanan (mm) yang
aliran permukaan. Faktor pengelolaan
bervariasi untuk setiap sub DAS menurut jenis
tanah, penggunaan lahan, pengelolaan lahan dan dihitung kembali setiap hari dimana terjadi
kemiringan lereng. aliran permukaan. Faktor ini merupakan
Laju puncak aliran permukaan dalam fungsi biomassa di atas permukaan tanah,
model SWAT dihitung menggunakan rumus residu tanaman di permukaan tanah dan
rasional yang dimodifikasi. Aliran tutupan lahan minimum serta faktor
diarahkan melalui saluran menggunakan manajemen untuk tanaman. Faktor-faktor
variable koefisien simpanan yang lain untuk persamaan erosi dijelaskan
dikembangkan oleh Williams (1969), atau sebagai:
dengan metode routing Muskingum. Waktu
Sed 11,8 Qsurf * q peak * Ahru
0 , 56
K USLE CUSLE PUSLE LUSLE Fcfrg
pengelolaan tanaman USLE, PUSLE adalah faktor
Dimana Sed adalah hasil sedimen (ton) yang tindakan konservasi USLE, LUSLE adalah faktor
dihasilkan setiap hari, Qsurf adalah volume aliran kemiringan lereng, dan Fcfrg adalah faktor
permukaan (mm/ha), qpeak adalah laju puncak fragmen kasar.
aliran permukaan (m3/detik). Ahru adalah area
Transport sedimen di dalam saluran
unit respon hidrologi (ha), KUSLE adalah faktor
erodibilitas tanah USLE, CUSLE adalah faktor dikontrol melalui dua proses yang