Skripsi Yahya
Skripsi Yahya
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan menjadi pilar penting bagi terciptanya kehidupan yang lebih baik,
tujuan tersebut, dapat diketahui bahwa sejauh ini pemerintah telah memiliki arah
hal itu dipertegas kembali melalui Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 dalam pasal 2 ayat 1 terdiri atas : (1)
Standar Isi, (2) Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar
Berdasarkan beberapa standar tersebut, maka standar minimal dari standar proses
yang harus dipenuhi dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas peserta didik.
pencerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan pada berbagai persoalan baik
ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Pada arus global, kita sementara
Untuk memajukannya tentunya perlu kerjasama dari berbagai pihak antara lain
orang tua, pihak sekolah, lingkungan dan dari pihak siswa sendiri.
makna pendidikan yang seutuhnya, ada yang berpendapat bahwa belajar hanya
dapat dilakukan di sekolah dan dengan bimbingan guru. Padahal, kegiatan belajar
sendiri, karena itu sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan
harmonis. Persepsi yang harus diluruskan agar siswa dapat memahami makna
belajar. Dalam hal ini guru memiliki peran utama dalam mengubah persepsi siswa
dalam PP No. 14 Tahun 2005 Pasal 4 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
(2012:125) guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
3
yang potensial di bidang pembangunan. Salah satu tugas dari guru yaitu
memahami dan mengerti maksud yang disampaikan guru, kemudian siswa dapat
menguraikan dengan ucapan atau tulisan. Guru haruslah orang dewasa yang
didik. Sebagaimana diungkapkan oleh Uno (2008:15) bahwa guru adalah seorang
membimbing peserta didik. Disini artinya guru mempunyai andil besar dalam
Pengembangan potensi diri peserta didik dapat dilakukan melalui suatu proses
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehingga pengertian belajar dapat didefinisikan
sebagai berikut, Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
belajar tersebut akan menghasilkan suatu perubahan dalam diri siswa yang disebut
4
dengan hasil belajar. Proses belajar diharakan dapat memberikan perubahan yang
signifikan dan bersifat positif ke arah yang lebih baik sehingga siswa memiliki
motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik. Pada dasarnya dalam setiap proses
pembelajaran akan terhambat dikarenakan interaksi antara guru dan siswa tidak
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaktis pembelajaran
sebab prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada
belajar jika tanpa aktivitas, dalam kegiatan belajar subyek didik atau siswa harus
aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas.
Terkait dengan peran guru sebagai agen pembelajaran, guru dituntut dapat
dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan
pemilihan dan penerapan desain model pembelajaran menjadi salah satu faktor
Salah satu kompetensi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa Program
Multimedia pada jenjang SMK di kelas XI adalah mata pelajaran Web design.
Wahyu (2015) menyebutkan Web design merupakan salah satu mata pelajaran
disampaikan dalam waktu 4 jam pelajaran per minggu. Pada semester 1 ini materi
HTML yang diajarkan pada web design 1 ini meliputi pembuatan komponen
formulir serta pemberian style pada suatu halaman web serta dasar HTML.
pembelajaran berbasis web juga bisa diterapkan di tingkat sekolah dasar dan
menengah. Seperti yang diungkapkan oleh Passey (2000), ...web based learning
6
secondary level. (Luik, 2006). Karena Blended ini merupakan kombinasi dari
pembelajaran berbasis web dan pembelajaran tatap muka, maka pembelajaran ini
dapat diterapkan pada mata pelajaran apa pun, termasuk pada jurusan Multimedia
kelas XI. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti laksanakan dengan cara
yang terdiri dari 30 siswa untuk memperoleh infomasi terkait gambaran kondisi
siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada saat pembelajaran guru
masih menggunakan model konvensional, yaitu secara tatap muka (face to face) di
kelas. Guru dan siswa berpedoman pada buku pegangan dan modul, namun tidak
jarang guru juga menggunakan media pembelajaran powerpoint atau slide yang
ditampilkan melalui layar LCD Viewer. Pada awal pebelajaran siswa terlihat
belum siap dengan materi yang akan dipelajari karena belum bisa menjawab
kelas, hanya terdapat sekitar 5 orang siswa atau 15% yang mendengarkan dengan
sebangkunya. Hampir sekitar 25 siswa atau 85% siswa yang masih belum fokus
ketika guru menjelaskan materi di depan kelas. Selama ini, guru belum
awal juga diperoleh melalui wawancara dengan guru Jurusan Multimedia kelas XI
di SMK Miftahul Falah Kudus yaitu Bapak Syafiudin. Menyatakan bahwa siswa
memiliki prestasi yang bagus namun masih kurang aktif dalam proses
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa ketika di kelas masih rendah. Salah satu
faktor yang menyebabkan rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
adalah model mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah dalam
menyampaikan materi, sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru saja. Hal
ini membuat siswa merasa cepat bosan dan kurang aktif. Tercermin dalam
tindakan siswa yang pasif dan kurang merespon materi yang diberikan, mengobrol
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk
learning with the interaction and participation offered in the best of traditional
secara tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun untuk dapat
siswa. Herman Dwi Surjono pada acara Workshop Student Center Learning di
keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 pada 2 Juli 2001 tentang
pendidikan terbuka dan jarak jauh menggunakan blended learning telah diizinkan.
Karena secara spesifik dalam pendidikan, blended learning memiliki makna salah
satunya adalah menafaatkan jasa teknologi elektronik. Dimana dalam hal ini guru
dan siswa sama-sama dapat berkomunikasi dengan relatif lebih mudah tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler sehingga dapat dikatakan aktivitas siswa
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa akan berperan aktif
harus mampu memberikan peningkatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar
siswa. Pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar
dalam kelas, sehingga dengan sistem ini siswa lebih berperan aktif dalam
Adapun penelitian relevan pernah dilakukan oleh Pramesti (2016), volume 01,
yang tidak menggunakan blended learning. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata
dari kelas X Multimedia 2 (Kelas Kontrol) adalah 85 dengan standar deviasi 6,52
ekperimen yang diberi perlakuan blended learning lebih tinggi daripada kelas
yang tidak diberi perlakuan blended learning. Sedangkan nailai P-value diperoleh
adalah 0,032 yang artinya lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis terjawab bahwa
nilai belaja siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Persamaa
penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti adalah pada variabel bebas
11
yaitu model blended learning dan variabel terikat yaitu aktivitas belajar siswa
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut: (1) Penggunaan media yang berbasis TIK dalam pembelajaran program
muka secara klasikal. penggunaan media oleh tutor masih lemah. (2) Model
penelitian ini adalah pada variabel bebas yaitu model pembelajaran blended
learning.
Learning pada tahun 2012. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
12
untuk memperbaiki pembelajaran pendidikan tinggi dan mengajar. Itu situasi telah
berkembang dimana gelombang lebih dari akademisi di seluruh dunia yang mulai
learning dalam belajar dan mengajar adalah bahwa akademisi mengajar kursus
lain dari blended learning menurut Yendri (2011: 4), yaitu (1) meningkatkan hasil
sehingga siswa menjadi puas dalam belajar melalui pendidikan jarak jauh; (3)
13
sebagai berikut :
dalam pembelajaran
6. Kebanyakan siswa menggunakan fasilitas Internet hanya untuk
materi pelajaran.
7. Penggunaan model pembelajaran blended learning yang sesuai dengan
diuraikan, maka penelitian yang dilakukan akan membahas mengenai hasil belajar
siswa, yaitu hasil belajar mata pelajaran web design. Hal ini bertujuan untuk
fokus, serta penafsiran terhadap hasil penilitian tidak berbeda, maka perlu
Hasil Belajar Web design Siswa Kelas XI Program Multimedia SMK Miftahul
Falah Kudus
Dari latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji antara lain :
Falah Kudus.?
1.4.2 Bagaimanakah keefektifan model pembelajaran blended learning pada
Falah Kudus.?
Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam
Falah Kudus.
1.5.2 Menguji keefektifan model pembelajaran blended learning pada mata
Falah Kudus.
teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk
berbagai pihak untuk memperbaiki kinerja terutama bagi sekolah, guru dan
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif
pendidikan . Wujud sumbangan ini adalah hasil dari penelitian ini dapat menjadi
yang efektif dan inovatif dalam pembelajaran Web Design di Jurusan Multimedia
di SMK. Selain itu manfaat teoritis dari penelitian ini antara lain :
16
bagi pihak sekolah terutama pada bidang model pembelajaran sekaligus sebagai
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
perubahan tersebut nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Slameto
(2010:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Belajar merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia yang menckup
seluruh aspek manusia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syaodih (2010:35)
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang ke arah yang lebih
dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual.
Dimyati dan Mudjiono (2010:42) mengemukakan prinsip-prinsip belajar
sendiri meliputi:
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai
mempelajarinya.
b. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan yang
beraneka ragam bentuknya mulai dari aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik
secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan
artinya bahan materi yang mengandung masalah akan membuat siswa tertantang
untuk memecahkannya, sehingga siswa akan belajar dengan giat dan sungguh-
sunggu.
f. Balikan dan Penguatan
19
diberikan kepada siswa, akan membuatnya terdorong untuk belajar lebih giat dan
bersemangat.
g. Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki perbedaan karakteristik psikis, kepribadian dan sifat yang
akan berpengaruh pada cara dan hasil belajar mereka. Sehingga perbedaan
individu ini perlu diperhatikan oleh guru agar proses belajar berjalan dengan
maksimal.
bahwa proses belajar terjadi secara bertahap pada diri siswa yang mencakup tiga
banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern
dan perlunya menjaga kesehatan badan. Saat keadaan cacat tubuh juga
jasmani terjadi dimana sirkulasi darah kurang lancar sehingga tubuh terihat
lemah lunglai. Kelelahan rohani sendiri terjadi karena adanya kelesuan dan
kebosanan.
2.1.1.3.2 Faktor-faktor Ekstern
Faktor Ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu.
faktor masyarakat.
1. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat, terjadi karena adanya siswa dalam masyarakat, kegiatan
mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor ini
sangat berkaitan satu sama lain dalam proses belajar karena saling mempengaruhi
Menurut Siregar (2015:23) teori belajar yaitu sebuah teori yang bertujuan
metode pembelajaran. Bila tidak, maka teori tersebut bukanlah teori pembelajaran.
Hal ini penting, sebab banyak terjadi apa yang dianggap sebagai teori
interaksi yang terjadi antara stimulus dan respon. Menurut Thorndike (dalam
kegiatan belajar sedangkan respon adalah reaksi yang muncul akibat adanya
stimulus, dapat dalam bentuk tingkah laku yang bisa diamati ataupun tidak
dihadapinya.
Berdasarkan teori ini, stimulus merupakan suatu rangsangan untuk
proses belajar, sehingga dari stimulus ini muncul respon aktivitas belajar yang
hasil belajar. Belajar dalam teori ini diartikan sebagai suatu usaha yang
(2012:106), perilaku manusia ditentukan oleh faktor dari dalam diri manusia,
bukan dari stimulus yang berasal dari luar dirinya. Menurut Risnawati
blended learning ini akan memacu meningkatnya aktivitas belajar siswa yang
pembentukan pengetahuan oleh siswa yang belajar sendiri. Belajar lebih dari
dari teori konstruktivistik ini adalah peserta didik yang harus terlibat aktif di
dalam pembelajaran, siswa sendiri yang harus mengartikan apa yang telah
memiliki aktivitas belajar yang lebih terarah. Belajar bukan hanya soal
sudah didapat dari pembelajaran. Pada teori ini peserta didik harus aktif
belajar dalam diri seseorang; dan (e) Mengkaji faktor eksternal yang
merupakan sesuatu hal yang mendukung dan mendasari proses belajar. Teori
menentukan hasil belajar dan tujuan utama dari teori belajar adalah
eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.
Pembelajaran bertujuan untuk penguasaan materi atau pengetahuan.
perubahan ke arah yang lebih baik agar tercapai suatu tujuan pembelajaran.
2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan
terjadi sebelumnya.
25
b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah
menyenangkan.
d. Belajar yang berbentuk respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan
sederhana.
j. Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi
pembelajaran meliputi respon, sikap yang dikontrol oleh respon, situasi mental,
ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
berfungsi juga sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru
membantu siswa dalam menggali informasi, ide, keterampilan, dan cara berpikir.
Arends (dalam Trianto, 2010: 54) menyebutkan bahwa dalam memilih model
memiliki arti yang lebih luas daripada strategi, metode, dan prosedur serta model
pembelajaran.
27
berikut:
hasil belajar yang dapat diukur maupun dari segi pengiring yaitu berupa hasil
ditentukan.
28
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik
komunikasi.
pada interaksi yang bermakna, menekankan pada pembelajaran yang cepat dengan
pokok bahasan untuk disajikan dalam satu tema. Melalui pembelajaran ini, siswa
antara sistem e-learning dengan model pembelajaran konvensional atau tata muka
systems and distributed learning systems. It also emphasizes the central role
Setimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu Blended dan
agar bertambah baik atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan.
pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya.
ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail dan lain-lain dengan
bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan setiap apa yang dibutuhkannya.
digunakan sehingga tercipta pola pembelajaran baru dan tidak akan menimbulkan
rasa bosan pada pererta didik. Pembelajaran blended learning fokus utamanya
adalah pelajar. Pelajar harus mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab
usaha dan inisiatif sendiri. Blended Learning ini tidak berarti menggantikan model
adalah perpaduan dari beberapa model proses pembelajaran dimana fokus utama
dari pembelajaran Blended Learning sendiri yaitu pesesrta didik, dimana peserta
didik harus bisa belajar mandiri, bukan lagi pada model teacher centered. Pada
konvensional yang mempertemukan guru dengan murid dalam satu ruangan untuk
belajar. Lebih lanjut, Gintings (2008: 43) dalam Mochammad Moestofa dan Meini
menyampaikan materi secara oral atau lisan dan siswa mendengarkan, mencatat,
sebagai berikut:
penggunaan media;
c. Tahap evaluasi dimana guru mengevaluasi belajar siswa dengan membuat
dalampembelajaran.
33
muka (konvensional) merupakan proses belajar yang terencana pada suatu tempat
tertentu dengan melibatkan aktivitas belajar pendidik dan peserta didik sehingga
terjadilah interaksi sosial. Adapun peran guru dalam pembelajaran sangat penting
dimana guru sebagai sumber belajar dan informasi. Pada pembelajaran tatap muka
intranet, dan berbasis web yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar antara
34
kapan pun dan dimanapun. Adapun persyaratan utama yang perlu dipenuhi dalam
e-learning adalah adanya akses dengan sumber informasi melalui internet dan
tempat;
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (Digital Media dan
ComputerNetworks);
35
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran, penggunaan media, dan bahan ajar juga dikemas dalam suatu
berikut:
a. Web course
yang mana peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah dan tidak
antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Model ini
melalui web yang telah dibuatnya. Adapun pada pembelajaran tatap muka,
guru dan siswa lebih aktif untuk berdiskusi tentang temuan materi yang telah
dipelajari melalui web dengan akses internet. Dengan demikian, fungsi dari
pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, dan
komunikasi antara siswa dan guru, sesama siswa, anggota kelompok, atau
dalam pembelajaran.
bagan berikut.
No Kuadran Diskripsi
1 Kuadran 1 (live a. dilaksanakan dalam pembelajaran tatap muka
learning);
c. metode pembelajaran, meliputi: ceramah, praktik,
dari pengetahuan;
- diskusi dalam blended learning lebih
converence, chatting;
b. virtual synchronous merupakan perluasan live
Elektronik.
3 Kuadran 3 a. pembelajaran dilakukan dalam dimensi ruang
mandiri;
b. media pembelajaran dapat berbentuk cetak
modul,dan sebagainya;
- media digital dapat dikemas dalam bentuk
berkolaborasi;
b. meliputi: project work, mailinglist, forum diskusi;
c. memberikan kesempatan pada siswa dan guru
pembelajaran Elektronik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
blended learning yaitu perpaduan antara beberapa proses pembelajaran antara lain
Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam
sesuatu.
pembelajaran. Hal ini akan membentuk sikap kemandirian belajar pada siswa.
4. Meningkatkan kemudahan belajar sehingga siswa menjadi puas dalam
belajar
Berdasarkan uraian di atas maka manfaat dari Blended learning adalah proses
dan tempat yang sama ataupun waktu sama tetapi tempat berbeda. Pola
pembelajaran langsung masih menjadi pola utama yang sering digunakan guru
dalam mengajar. Pola pembelajaran ini perlu didesain sedemikian rupa untuk
didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja secara Elektronik. Adapun
konten pembelajaran perlu dirancang khusus baik yang bersifat teks maupun
semuanya. Selain itu, pembelajaran mandiri juga dapat dikemas dalam bentuk
buku, via web, via mobile, streaming audio, maupun streaming video.
3. Collaboration (Kolaborasi)
orang lain.
sejauh mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa. Selain
itu, penilaian juga bertujuan sebagai tindak lanjut guru dalam pelaksanaan
meramu kombinasi jenis assessment Elektronik dan offline baik yang bersifat
dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline maupun Elektronik.
berbentuk power point pada e-learning dengan basis Edmodo. Bahan ajar ini
kegiatan tatap muka atau face to face dengan pembelajaran Elektronik yang
tahun 1994 termasuk pada kawasan pemanfaatan (Seels & Richey,1994: 28).
mengacu pada problem based learning menurut Arend (2008: 57), meliputi:
berikut.
Fase Kegiatan
Fase-1 Mendapatkan orientasi tentang permasalahan yang berkaitan dengan
Orientasi materi
Fase-2 Melakukan organisasi untuk meneliti dan mendefinisikan tugas
Presentasi
Fase-5 Melakukan analisis untuk merefleksi dan evaluasi terhadap
dan
Evaluasi
Langkah implementasi di atas sudah tergambar jelas pada setiap kegiatan
Dari gambar bagan tergambar jelas mengenai lima kunci model blended
synchronous.
pembelajaran secara online. Model ini mengurangi aktivitas tatap muka di kelas
dapat menawarkan satu level lebih tinggi daripada pengalaman pada pembelajaran
tatap muka. Dipertegas oleh Garrisson & Kanuka (2004: 97) bahwa keuntungan
yang paling spesifik dari model blended learning adalah kesempatan untuk
terasa manakala para peserta didik dapat bertemu pada pembelajaran tatap muka
dan berpartisipasi dalam berkomunikasi dengan berbagai bentuk secara aman serta
terbuka. Sedangkan menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) (dalam Riyana, 2009:
aglobal audience);
d. mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
Internet
e. Membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat memaksimalkan
sikap yang harus dimiliki siswa. Untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa
terhadap suatu materi yang sudah diajarkan seringkali digunakan hasil belajar.
dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentukanya, yaitu hasil
dan belajar. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya
menunjukkan adanya perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Hasil belajar
berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu : (1) Domain
logik-matematika), (2) Domain Afektif (Sikap dan nilai atau yang mencakup
musikal).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan bentuk dari perubahan tingkah laku manusia baik dari segi kognitif,
afektif mupun psikomotorik yang semuanya mengarah pada tujuan belajar yang
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Untuk
mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik
objek tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ragam dari hasil
aspek tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi.
2.1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Susanto (2013:12) dipengaruhi oleh fator internal dan
terdiri atas kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor eksternal
belajarnya. Setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan
tingkat tertentu. Bakat yang dimiliki siswa akan mempengaruhi tinggi rendahnya
tinggi akan menumbuhkan kemandirian belajar pada diri siswa yang tentunya
sehingga akan lebih cepat dalam menyerap materi pelajaran. Minat siswa yang
inovatif, menarik, dan mudah dimengerti akan berpengaruh secara positif terhadap
keberhasilan siswa. Model penyajian materi pelajaran yang baik dapat mudah
Siswa dalam kegiatan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru
saja tetapi bisa melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku dan
perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovasi akan
membuat siswa untuk meniru gurunya. Hal ini akan membuat siswa memusatkan
pelajaran.
8. Suasana pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, adanya dialog kritis antara siswa dengan
guru, dan suasana aktif di antara siswa akan memberikan nilai lebih pada proses
lebih baik. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam
bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu
memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pembelajaran akan berjalan
dengan baik.
10. Masyarakat
Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat. Kondisi masyarakat yang baik
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang berasal dari dalam dan dari luar
diri siswa sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa terdiri atas
belajar, cara atau gaya belajar, serta kesiapan belajar. Sedangkan faktor yang
52
berasal dari luar diri siswa terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
2.1.5.4 Pengkategorian Hasil Belajar
Muhibbin Syah (2013:15) batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu
dipelajari oleh peserta didik terdapat tiga ranah dalam belajar yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
penelitian dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar
kognitif yang peneliti lakukan yaitu hasil belajar tes formatif. Tes formatif
tes yang dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub
Tabel 2.1.
Pedoman Kualifikasi Hasil Belajar
Penilaian
Hasil Belajar
Nilai Kualifikasi
86-100 A Sangat tinggi
76-85 B Tinggi
66-75 C Cukup
56-65 D Rendah
53
dikategorikan yaitu hasil belajar yang sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan
menyediakan dengan fitur konsumen high-end dan kualitas estetika. Definisi yang
ditawarkan memisahkan desain web dari web design, menekankan fitur fungsional
dari sebuah situs web, serta desain posisi web sebagai semacam desain grafis
Tujuan dari pemberlajaran web design ini adalah untuk membuat situs web atau
dokumen elektronik dan aplikasi yang berada pada web server dan menampilkan
konten dan fitur antarmuka interaktif kepada pengguna akhir dalam bentuk
halaman Web. Seperti unsur-unsur teks, gambar (gif, jpeg) untuk ditempatkan
yang lebih kompleks (vektor grafis, animasi, video, suara) membutuhkan plug-in
seperti Adobe Flash, QuickTime, Java run-time dan lain-lain. Plug-in juga
berikut :
menciptakannya
1.2. Mendiskripkan kebesaran Tuhan yang
alam
1.3. Mengamalkan nilai-nilai keimanan
kehidupan sehari-hari
2. Menghayati dan 2.1. Menunjukan perilaku ilmiah (memliki
pemrograman web
4.9 Menyajikan hasil pengelolaan halaman
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah pada kompetensi dasar 3.2
Memahami format teks pada halaman web, 3.3 Memahami format tabel pada
halaman web, 4.2 Menyajian tes dalam format tertentu pada halaman web dan 4.3
visual effects.
2.1.6.4 Sekolah Menengan Kejuruan (SMK)
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
2003).
SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang
mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja dalam bidang tertentu.
Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat,
efisien.
2.1.6.5 Karakteristik Siswa SMK
operasional formal. Berdasarkan Piaget dalam Achmad Rifai dan Catharina (2009:
30), tahap operasional formal berkisar pada usia 11 tahun ke atas dimana anak
sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Hal ini ditandai dengan
karakteristik anak pada tahap operasional formal ini, adalah sebagai berikut:
belajar dan hasil belajar. Adapun hasil penelitian yang menjadi dasar penulis
adalah sebagai berikut : Penelitian lain dilakukan oleh Nisaul Barokati dan Fajar
Lamongan dan dapat direspon positif oleh mahasiswa sebagai pengguna (adanya
tatap muka maupun Elektronik dan offline menunjukkan respon yang baik oleh
penggunan.
Penelitian yang dilakukan oleh Alita Arifiana Anisa (2013) dengan judul
Akuntansi kelas XAkuntansi 3 dari 78,45% pada siklus pertama dan mencapai
85,46% pada siklus kedua. Peningkatan jumlah siswa yang termotivasi dari 17
siswa pada siklus pertama dan 26 siswa pada siklus kedua memantapkan hasil
dominasi dari beberapa siswa saja Persamaan penelitian relevan dengan penelitian
adalah pada Alita Arifiana Anisa yang diukur adalah motivasi belajar siswa
sedangkan dalam penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar siswa. Selain itu,
Meningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA
motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa antara kelas yang diajar menggunakan
dengan kelas yang diajar tidak menggunakan model blended learning dengan
diukur adalah motivasi dan hasil belajar siswa sedangkan dalam penelitian ini
yang diukur adalah aktivitas belajar siswa. Selain itu, subjek penelitian relevan
adalah siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Malang, sedangkan penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Nisaul Barokati dan Fajar Annas tahun
pada mata kuliah pemrograman komputer. Hasil dari penelitian ini adalah
ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan media yang berbasis TIK dalam
pembelajaran tatap muka secara klasikal. penggunaan media oleh tutor masih
Penelitian lain yaitu dilakukan oleh Apriliya Rizkiyah pada tahun 2015,
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan di Kelas
X TGB SMK Negeri 7 Surabaya. Hasil dari penelitian menunjukkan hasil belajar
adalah 30,30%, setelah tindakan siklus 1 adalah 72,73%, dan setelah tindakan
siklus 2 adalah 87,88%. (2) Hasil kegiatan mengajar guru mengalami peningkatan
dari siklus 1 dengan jumlah nilai rata-rata 55 dalam kategori cukup dan siklus 2
dengan jumlah nilai rata-rata 68,33 dalam kategori baik. (3) Hasil kegiatan belajar
siswa siklus 1 dengan jumlah nilai rata-rata 26,33 dalam kategori kurang, dan
siklus 2 dengan jumlah nilai rata-rata 35 dalam kategori baik. (4) Hasil respon
siswa siklus 1 terhadap 33 siswa mendapatkan jumlah nilai 1210, dengan rata-rata
36,67 dalam kategori baik, dan siklus 2 terhadap 31 siswa mendapatkan jumlah
nilai 1242, dengan jumlah rata-rata 40,06 dan termasuk dalam kategori sangat
baik. Persamaan dalam penelitian ini adalah pada variabel bebas yaitu model
aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian ini
dan definisi operasional. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Program
Multimedia di SMK Miftahul Falah Kudus. Lokasi penelitian ini adalah di SMK
Miftahul Falah Kudus dengan definisi operasional variabel dalam penelitian ini
yang diharapkan. Belajar juga dapat diperoleh dari pengalaman. Melalui belajar
akan timbul aktivitas. Aktivitas yang dimaksud bukan hanya aktivitas fisik tetapi
juga aktivitas psikis. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk
mengubah tingkah laku. Kombinasi aktivitas fisik dan aktivitas psikis akan
yang menjadi masalah adalah cara mengajar guru yang masih menggunakan
aktivitasnya. Hal ini dapat menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan kurang
pembelajaran.
secara tatap muka di kelas (face-to-face). Lemahnya kualitas dan kontrol terhadap
ceramah guru tetapi lebih banyak melakukan aktivitas belajar seperti aktivitas
dilakukan mulai dari kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan metrik dan lain
Hal ini menjadi dasar dari penerapan Model Pembelajaran Blended Learning yang
2.4 Hipotesis
Kudus..
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
pengembangan atau R&D merupakan salah satu jenis dari penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan
learning pada materi web design di program Multimedia SMK Miftahul Falah
Kudus.
68
pada model yang akan digunakan yaitu Blended Learning dengan pendekatan
Menyusun
silabus dan
Analisis Desain RPP sesuai
Perlunya perancangan sintaks model Penerapan Evaluasi
model model Blended perancangan model
pembelajaran pembelajaran Learning model pembelajaran
baru yaitu berupa pembelajaran blended
blended Uji Silabus dan
silabus dan dengan learning dari
learning RPP pada ahli
RPP blended segi hasil dan
berdasar data model dan
observasi learning proses
materi.
awal
Revisi silabus
dan RPP.
pembelajaran blended learning. Tahapan ini dimulai dari analisis masalah tentang
kedalam draft perencanaan berupa silabus dan RPP terkait tentang mata pelajaran
69
yang akan dikembangkan melalui model blended learning. Dalam penelitian ini,
pada pokok bahasan editing sederhana untuk membuat presentasi dan efek yang
menarik.
Draft silabus dan RPP tersebut kemudian disusun menjadi silabus dan RPP
yang nantinya akan divalidasi oleh ahli model yaitu blended learning dan ahli
materi pembelajaran dengan validitas konstruk. Kemudian dari hasil validasi ahli
group pretest-postest design. Pola ini didesain dengan mengambil sampel subjek
Pengambilan
E R O1 X O2
K R O3 O4
70
Keterangan :
E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
X = Treatment (perlakuan)
dengan menilai hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian dan didukung
dengan angket tentang keefektifan dan motivasi belajar siswa. Nilai ulangan
harian dilihat dari hasil belajar siswa pada pokok bahasan html dasar. Sedangan
keefektifan belajar siswa dilihat dari keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta
research and development setidaknya ada tiga hal yang harus dipahami yakni; 1)
tujuan akhir research and development adalah suatu produk yang andal karena
1. Analysis
bahan ajar yang tersedia. Pada tahap ini akan diketahui bahan ajar apa yang perlu
kurikulum yang digunakan. Hal ini dilakukan agar bahan ajar yang dikembangkan
72
Analisis yang terakhir adalah analisis karakter peserta didik yang dilakukan
2. Design
Setelah tahap analisis selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap design. Pada
pembelajaran baik berupa RPP maupun LKS. Penyusunan rancangan awal RPP
didaktif, syarat konstruksi, syarat teknis dan kesesuaian dengan model yang
digunakan. Selanjutnya instrumen tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli media,
3. Development
Tahap ini merupakan tahap pengembangan RPP serta model pembelajaran yang
akan diterapkan yaitu model pembelajaran blended learning. Kemudian RPP serta
pengembangan model tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru
4. Implementation
73
valid, perangkat tersebut diuji cobakan secara terbatas pada sekolah yang telah
ditentukan sebagai tempat penelitian. Pada tahap ini dilakukan pengujian tes hasil
blended learning yang dikembangkan. Kemudian pada tahap ini juga dilakukan
pengisian angket respons yang diisi oleh peserta didik. Angket respons ini
dikembangkan. Setelah didapatkan data dari tes hasil belajar dan angket respons
5. Evaluation
berdasarkan masukan yang didapat dari angket respons. Hal tersebut bertujuan
benar sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah yang lebih luas lagi.
Dilaksanakan oleh 3 ahli yang terdiri dari 2 dosen ahli media dan 1 ahli materi
atau guru Multimedia. Ada dua validator yang dipilih yaitu validator media
dan validator materi. Validator media pada kesempatan ini merupakan Dosen
materi adalah ..............., guru mata pelajaran web design jurusan Multimedia
validator materi.
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
2. Jenis Data
a. Data kualitatif
Data kualitatif berupa masukan, kritikan, tanggapan, dan saran yang berkaitan
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi
atau pengukuran. Data ini diperoleh dari hasil penelitian ahli materi LKS dan ahli
media LKS, penilaian kualitas RPP, hasil angket respons siswa, hasil angket
aktivitas siswa serta hasil tes belajar siswa yang digunakan untuk menilai kualitas
perangkat pembelajaran.
Miftahul Falah Kudus. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Miftahul Falah Kudus
selama 3 bulan.
1. Siswa
Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009: 38). Dari judul penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang muncul
hasil belajar siswa jurusan mutimedia kelas XI pada bab web design dengan
materi html dasar. Dalam penelian ini hasil belajar yang diteliti adalah ranah
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program Multimedia
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Dalam uji coba skala kecil, sampel yang digunakan adalah beberapa siswa kelas
menggunakan teknik random sampling. Sedangkan sampel pada uji coba skala
Miftahul Falah Kudus diambil dengan cara sampling jenuh. Sampling jenuh yaitu
seluruh populasi yang tidak begitu besar. Jumlah sampel sebanyak 60 siswa.
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
3) Data Dokumentasi
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, (life
standar. Cronbach menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna
mengobservasi dan memberi deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan
bantuan skala numerik atau suatu sistem kategoris. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis. Ini berarti butir tes disusun
berdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor harus jelas dan dilakukan
79
secara terperinci, serta individu yang menempuh tes tersebut harus mendapat butir
tes yang sama dan dalam kondisi yang sebanding (Sugiyono, 2015:208).
a. Pretes
siswa terhadap suatu materi yang akan disampaikan, kegiatan pretest dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai suatu materi pelajaran yang
disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat
penelitian ini tujuan dari dilaksanakannya pretest adalah untuk mengetahui tingkat
media pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti atau untuk mengetahui
pembelajaran konvensional.
b. Postes
atau materi telah disampaikan. Posttest adalah evaluasi akhir saat materi yang di
ajarkan pada hari itu telah diberikan. Seorang guru memberi posttest dengan
maksud apakah siswa sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru
saja diberikan pada hari itu. manfaat dari diadakannya posttest adalah untuk
materi pelajaran. Adapun dalan penelitian ini, hasil posttest dibandingkan dengan
hasil pretest yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh tingkat
80
pembelajaran dari peneliti. Tujuan lain yaitu untuk mengetahui bagian mana dari
bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa.
Analisis uji coba instrumen digunakan untuk melakukan uji coba pada 20
pertanyaan dalam materi html dasar pada kelas XI SMK Miftahul Falah kudus.
Tujuan melakukan uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui pertanyaan
yang memenuhi kriteria layak untuk digunakan sebagai soal pretest dan posttest
pada uji coba model pembelajaran blended learning dalam pembelajaran web
3.7.2 Validitas
sebuah kata benda sedangkan valid merupakatan kata sifat. Dalam pembicaraan
evaluasi pada umumnya orang hanya mengenal istilah valid untuk alat evaluasi
sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid,
karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan
Mencari suatu validitas pada data, validitas dapat diperoleh melalui uji coba
perangkat tes. Jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Teknik uji validitas
item yang digunakan yaitu Corrected Item Total Correlation yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan korelasi terhadap
nilai koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari
sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena sudah
kriteria menggunakan r table pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika
hasil perhitungan didapat rhitung > rtabel maka dikatakan butir soal tersebut telah
signifikan atau valid. Apabila rhitung < rtabel maka dikatakan butir soal tersebut
tidak signifikan atau tidak valid. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Untuk mencari suatu validitas data, dapat
ditentukan oleh rumus korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 2010: 211).
Keterangan:
N = jumlah subjek
3.7.3 Reliabilitas
82
Realibilitas merupakan kata benda sedangkan reliable merupakan kata sifat atau
keadaan (Arikunto, 2013:74). Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa tes
yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada pada
merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana item yang masuk pengujian
adalah item yang valid saja. Instrumen berupa tes dengan jumlah 20 pertanyaan
berupa pilihan ganda telah dilaksanakan uji coba terhadap siswa kelas XI di SMK
benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Hasil rhitung yang diperoleh
dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 0,05. Jika rhitung > rtabel
maka tes dikatakan reliabel (Arikunto, 2012: 125). Jika soal termasuk kriteria
reliabel maka akan digunakan untuk soal pretest- posttest saat uji coba pemakaian.
Reliabilitas item soal termasuk kriteria sangat tinggi jika rhitung 0,80-1,00;
kriteria tinggi jika rhitung 0,60-0,80; kriteria sedang jika rhitung 0,40-0,60;
kriteria rendah jika 0,20-0,40; dan termasuk sangat rendah jika rhitung 0,00-0,02.
besarnya indeks kesukaran yaitu antara 0,0 sampai 1,0. Penelitian ini
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
Arikunto (2013:223-225)
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (kemampuan rendah). Daya pembeda ditunjukkan oleh indeks
adalah:
Keterangan:
sebagai berikut:
85
Analisis data produk adalah analisis yang digunakan terhadap desain produk
materi dan ahli media. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis
data deskriptif. Dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
Data yang diperoleh diubah dalam bentuk presentase menggunakan rumus sebagai
berikut:
SP = x 100%
Keterangan:
SP = Skor Presentase
SK = Skor Komulatif
SM = Skor Maksimal
Data dari uji ahli digunakan sebagai penilaian terhadap desain produk dan
sebagai acuan perlu atau tidaknya perbaikan desain. Selain menggunakan teknik
presentase, analisis data juga dilakukan secara deskriptif yaitu memaparkan saran
yang telah diberikan oleh para ahli. Hasil pemaparan inilah yang menjadi
layak, cukup layak dan tidak layak. Langkah-langkah untuk menentukan kriteria
hasil perolehan skor yaitu menggunakan rumus menurut Sudjana (2005: 46-50),
cukup layak dan kurang layak, sangat kurang) untuk kelayakan dan
keefektifan LKS.
5. Menentukan panjang kelas interval (p)
6. Memilih bawah kelas interval pertama
Sangat Layak 5
Layak 4
Cukup 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
87
melawan penjajah diukur dengan skor1 untuk jawaban Ya 1 dan skor 0 untuk
(Purwanto, 2013:102)
Keterangan:
ini:
Analisis data awal dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung normalitas
mengetahui apakah data hasil belajar tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Normalitas data merupakan salah satu syarat pokok yang harus dipenuhi
dalam analisis parmetrik. Normalitas data merupakan hal yang penting karena
dengan data yang berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat
mewakili populasi. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah
rumus kolmogorov-smirnov test. Uji normalitas ini memiliki tingkat toleransi yang
lebih tinggi. Uji normalitas menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut :
Keterangan :
x2 : Chi kuadrat
(Sugiyono, 2010:81)
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui nilai siswa pada saat pretest
dan posttest kelas XI SMK Miftahul Falah Kudus sama atau tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan rumus one-way
signifikansi > 0,05 dan Ha diterima apabila signifikansi < 0,05. Untuk
Keterangan :
(Sudjana, 2010:263)
Analisis data akhir menngunakan Uji t-tes dan N-gain. Uji t-tes digunakan
normalisasi gain yang diperoleh dari perbandingan selisih skor pretest dan
g= Sf Si
Keterangan :
g = gain
90
Skormaksimal - Si
Sf = nilai rata-rata kelas akhir
Si = nilai rata-rata kelas mula-mula
berikut:
1. Jika interval koefisien N-gain < 0,3 maka termasuk dalam kriteria rendah
2. Jika interval koefisien : 0,3 N-gain < 0,7maka termasuk dalam kriteria sedang
Berdasarkan populasi, uji t atau biasa disebut uji beda terdiri dari duajenis,
yaitu independent sample t-test dan dependent sample t-test. Analisis data sampel
dari subyek atau sampel yang sama. Hasil sebelum dan sesudah treatment. Uji
hasil rata-rata pretest dan posttest model blended learning. Uji perbedaan rata-rata
Tidak ada perbedaan hasil belajar pretest dan posttest kelas XI SMK Miftahul
Falah, (2) Ha : Ada perbedaan hasil belajar pretest dan posttest kelas XI SMK
Miftahul Falah. Ho diterima jika signifikansi > 0,05 dan Ha diterima jika
model pembelajaran blended learning pada pembelajaran web design pada jurusan
Keterangan :
X1 : rata-rata sampel 1
X2 : rata-rata sampel 2
Indikator hasil belajar siswa ranah afektif dalam penelitian ini ada 3 dan
setiap indikator mempunyai 4 deskriptor, dari data tersebut maka skor minimalnya
Nilai Maksimal = 3 x 4 = 12
Rentang = 12 3 =9
tingkatan nilai untuk menentukan kriteria pada hasil belajar siswa ranah afektif
sebagai berikut:
Indikator hasil belajar siswa ranah psikomotor dalam penelitian ini ada 5 dan
setiap indikator mempunyai 3 deskriptor, dari data tersebut maka skor minimalnya
Nilai Maksimal = 3 x 5 = 15
Rentang = 15- 5 = 10
93
tingkatan nilai untuk menentukan kriteria pada hasil belajar siswa ranah afektif
sebagai berikut.
94
BAB IV
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
1) Intensitas Pemberian Tugas mempunyai hubungan positif dan signifikan
terhadap hasil belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dengan hasil korelasi antara
intensitas pemberian tugas dan hasil belajar IPS diperoleh r hitung 0,729
Hasil tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r table yaitu 0,729, maka Ha
dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
hasil belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dengan hasil korelasi antara
kemandirian belajar siswa dan hasil belajar IPS diperoleh r hitung 0,632
Hasil tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r table yaitu 0,632 , maka
hubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPS. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,542 atau 54,2% dan nilai
96
Fhitung sebesar 35,975 dengan nilai sig. 0,000 < 0,05. Persamaan regresi
dengan pemberian tugas. Guru tidak hanya terfokus pada ranah kognitif
kemandirian dalam belajar seingga siswa dapat mencapai hasil belajar IPS
nyaman dan kondusif untuk tempat belajar siswa sekaligus melatih siswa
diberikan guru.
4) Bagi Penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian serupa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN