Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa mengetahui dan memahami:
1. Pengertian Infeksi nosokomial
2. Berbagai faktor penyebab terjadinya infeksi nosokomial
3. Sumber -sumber infeksi nosokomial
4. Berbagai organ dan sistem tubuh yang dapat mengalami Infeksi
nosokomial
5. Jenis infeksi nosokomial yang banyak dijumpai di RS
6. Pencegahan infeksi nosokomial yang dapat dilakukan selama klien dirawat
di RS
7. Tindakan Invasif dan Non Invasif yang dilakukan di RS
8. Penanggulangan infeksi nosokomial
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan anugerah yang paling berharga bagi manusia. Klien yang
mengaiami penyakit tertentu pergi berobat ke RS dengan harapan penyakitnya
dapat disembuhkan. Perawat sebagai bagian integral dalam peiayanan kesehatan
memegang peranan yang sangat penting dalam upaya mewujudkan dan
nieningkatkan derajat kesehatan niasyarakat yang optimal.
Infeksi nosokomial sangat merugikan masyarakat pengguna fasilites peiayanan
kesehatan di RS. Kejadian Inos juga dapat digunakan sebagai indikator mutu
peiayanan kesehatan yang ada di RS. Angka Infeksi Nosokomial yang rendah
secara akurat merupakan bukti konkrit dari kualitas peiayanan kesehatan dan
keperawatan di RS.
WHO 1986, melaporkan infeksi nosokomial sebagai masalah global dan
menjangkau paling sedikit sekitar 9 % dari 1,4 juta pasien rawat inap di RS di
seluruh dunia, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat yang memiliki dana
yang besar untuk menanggulangi infeksi nosokomial mempunyai angka infeksi
nosokomial sekitar 5-10%.
Berbagai RS di Indonesia baik RS pemerintah maupun swasta betum dapat
dipastikan angka infeksi nosokomialnya karena belum adanya sistem
pemanfauan / survailens yang memadai, sehingga banyak kasus kejadian infeksi
nosokomial belum terpanteu/belum dilaporkan pada masing-masing komite Tim
Pengendalian Infeksi nosokomial RS.
Infeksi nosokomial dapat terjadi karena disebabkan berbagai faktor baik faktor
internal ( seperti: usia, penggunaan obat, penyakit penyerta, malnutrisi, kolonisasi
flora normal tubuh, personal hygiene yang rendah, perilaku personal dll) maupun
eksternal dari pasien (seperti: lingkungan yang buruk/kotor, instrument yang tidak
steril/disposble, tindakan invasif, kesehatan petugas, kelalaian petugas dll). Infeksi
nosokomial yang dialami penderita dapat berupa infeksi yang menular dan infeksi
yang tidak menular.
Infeksi nosokomial dapat terjadi pada berbagai sistem /organ tubuh seperti:
Sistem pernafasan
Sistem perkemihan
Sistem pencernaan
Pembuluh darah /aliran darah
Luka pembedahan
Dll
BERBAGAI MACAM INFEKSI NOSOKOMIAL YANG DAPAT DIALAMIKLIEN
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa infeksi nosokomial dapat mengenai
berbagai organ/sistem tubuh dan dipengaruhi oleh berbagai fektor penyebah,
maka sangat beralasan jika infeksi nosokomial dapat berupa berbagai macain
infeksi seperti:
Infeksi saluran kemih ( UTI)
Phlebitis
Bronchopnemnonia
Decubitus
Dehiscensi luka operasi
Influenza
Selulitis
Sepsis
Dll
Berbagai hal yang dapat memperburuk kondisi Mien yang mengalami infeksi
nosokomial antara lain:
- usia klien
- penyakit penyerta
- perilaku personal klien
- penggunaan obat-obatan
- malnutrisi
Alat-alat kesehatan/equipment
Alat -alat yg digunakan dalam keadaan kotor, tidak steril atau korosif
Cara penyimpanan tidak baik
Digunakan berulang kali tanpa didisinfeksi lagi
Kadaluarsa
Kondisi Pasien
Hygiene personal burak
Status gizi buruk /malnutrisi
Menderita penyakit kronis; penyakit infeksi; penyakit menukr
Mengkonsumsi obat-obatan Imunosupresif (menekan sistem imun tabufe)
Lingkungan
Ventilasi yang tidak adekuat
Penerangan /sinar matahari yang kurang
Ruangan yang lembab dan kotor
Ada air tergenang
Banyak serangga
PENGERTIAN
Tindakan invasif adalah:
suatu tindakan memasukkan alat kesehatan kedalam tubuh pasien, sehingga
memungkinkan mikroorganisme ikut serta masuk kedalam tubuh dan
menyebar ke jaringan
suatu tindakan yang dapat/memungkinkan masuknya mikroorganisme
kedalam tubuh dan menyebarkannya ke jaringan, antara lain dengan membuat
tusukan, atau incisi pada kulit atau memasukkan /insersi instrument (benda
asing) kedalam tubuh.
(Nurses' Dictionary, Billiere's , 1990)
Berbagai tindakan invasif (operatif dan non operatif) yang seringkali dilakukan
terhadap penderita yaitu:
1. pemasangan infus/IV line, CVC, Dower Catheter, kateterjantung
2. pemasangan endotracheal tube, nasogastrik tube, dll
3. punksi pleura, punksi lumbal
4. pemasangan alat kontasepsi
5. tindakan bronkoskopi, cystoscopy dll
6. pemasangan plate/screw, protese tulangdll.
7. pemasangan alat pacu jantung
8. tindakan hemodialisa
9. dan lain-lain.
Dalam melakukan tindakan invasif , baik yang secara operatif maupun non operatif
mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi nosokomial, oleh karena itu
tindakan pencegahan terjadinya infeksi tersebut merupakan hal yang paling
penting dilakukan .
Tindakan pencegahan infeksi nosokomial pada tindakan invasif ini dapat berupa:
upaya pencegahan pada tahap persiapan tindakan
upaya pencegahan selama tindakan invasif dilakukan
upaya pencegahan selama masa perawatan (post tindakan)
Gardner, P.E. (1990). Critical Care Nursing. New York: W.B. Saunders Company.
Hudak, M.C.,Gallo, M.B., Benz, II (1990). Critical Care Nursing a holistic approach.
(5th. Ed). Philadelphia: IB. Lippincott Company.
King, M.W., Boggs, R.L. (1993). AACN Procedure Manual for Critical Care .
(3rd.Ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company.