Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 1410-233

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN


TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT
PENUKAR KALOR SHELL & TUBE
Chandrasa Soekardi
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Email: csoekardi@gmail.com

Abstrak -- Kajian dalam tulisan ini berisi gambaran tentang hasil analisis pengaruh rata-rata faktor
efektivitas perpindahan panas dan faktor koefisien perpindahan panas global terhadap dimensi utama
hasil perancangan APK shell & tube dengan metode efektivitas-NTU. Faktor efektivitas perpindahan
2 2
panas 35%, 40%, dan 45% dan koefisien perpindahan panas global 1700 W/m K, 1900 W/m K, dan
2
2100 W/m K dipilih sebagai batasan experimen. Hasil rangkaian perhitungan menunjukkan bahwa
APK memiliki dimensi utama yang paling ekonomis pada saat dirancang dengan menggunakan
2
efektivitas perpindahan panas 35% dan koefisien perpindahan panas global 2100 W/m K.

Kata kunci: efectivitas perpindahan panas, koefisien perpindahan panas global, jumlah tube,
diameter shell, kecepatan aliran di dalam tube

Abstract -- This study presents analysis results of the influence of heat transfer effectiveness and
overall heat transfer coefficient onto thermal design of a shell & tube heat exchanger using the
effectiveness-NTU method. The heat transfer effectiveness factor of 35%, 40%, 45% and the overall
2 2 2
heat transfer coefficient factor of 1700 W/m K, 1900 W/m K, 2100 W/m K are considered as variables.
The results show that the heat exchanger will have an optimum dimension when it is designed using
the heat transfer effectiveness factor of 35% and the overall heat transfer coefficient factor of 2100
2
W/m K.

Keywords: heat transfer effectiveness, overall heat transfer coefficient, tube number, shell diameter,
tube side velocity

1. PENDAHULUAN akan memerlukan perhitungan iterasi yang cukup


Konsep efisiensi dipergunakan pad banyak kompleks dan membutuhkan banyak waktu.
bidang teknik untuk menilai seberapa besar Sebagai alternatif untuk menghindari
performance suatu sistem atau mesin pada permasalahan tersebut kita dapat menerapkan
kondisi tertentu. Pada peralatan penukar kalor, metode yang didasarkan pada konsep efektivitas
efisiensi atau efektivitas perpindahan panas di perpindahan panas.
dalam sebuah alat penukar kalor (APK) Dimensi utama sebuah APK hasil
didefinisikan sebagai perbandingan antara laju perancangan dengan metode efectivitas
perpindahan panas yang aktual atau sebenarnya perpindahan panas sangat bergantung kepada
terjadi di dalam sebuah APK dengan laju harga efektivitas perpindahan panas dan tahanan
perpindahan panas maksimum yang mungkin termal yang kita pilih. Salim Fetaka et al. telah
secara termodinamika berlangsung di dalam alat melakukan studi tentang optimalisasi
tersebut. perancangan sebuah APK shell & tube dengan
Konsep efektivitas perpindahan panas menetapkan beberapa parameter sebagai
merupakan salah satu pendekatan yang banyak variabel, dan hasilnya menunjukkan bahwa biaya
dipergunakan dalam kegiatan analisis atau bagi APK hasil optimalisasi menjadi lebih
perancangan sebuah APK, di samping metode ekonomis. Di tempat yang lain, Z.Y. Guo et al.
beda temperatur rata-rata logaritmik. melakukan studi dan mengembangkan korelasi
Perancangan sebuah APK menggunakan antara efektivitas perpindahan panas dan
metode beda temperatur rata-rata logaritmik tahanan termal, dan hasilnya memperlihatkan
memerlukan tersedianya data tentang keempat bahwa kedua parameter tersebut tidak memiliki
temperatur terminal dari kedua fluida yang ketergantungan dengan konfigurasi aliran fluida
bekerja di dalam APK. Dalam hal data yang di dalam APK. Mereka juga menunjukkan bahwa
tersedia hanya salah satu dari temperatur kedua penurunan efektivitas perpindahan panas yang
fluida kerjanya maka penerapan metode tersebut terjadi akibat naiknya tahanan termal di dalam

Chandrasa Soekardi, Analisis Pengaruh Efektivitas Perpindahan Panas 19


SINERGI Vol. 19, No. 1, Februari 2015

APK dapat dijelaskan menggunakan konsep shell yang diperlukan), dan temperatur kedua
irreversibilitas. Sementara itu, penelitian Lin fluida kerja saat meninggalkan APK fungsi dari
Chen et al. menunjukkan bahwa hubungan beberapa harga efektivitas perpindahan panas
antara pembangkitan entropi minimum dengan dan tahanan termal kedua fluida kerja. Dalam
laju perpindahan panas maksimum adalah tidak studi ini tahanan termal kedua fluida kerja
nampak. Sebagai dampaknya adalah bahwa dinyatakan dengan parameter koefisien
prinsip pembangkitan entropi minimum tidak perpindahan panas global.
dapat dipergunakan untuk mengoptimalkan
perpindahan panas. Tabel 1. Beragam kondisi perancangan APK
Kajian pada tulisan ini bermaksud untuk Kondisi Perancangan
memperoleh gambaran seberapa besar No. Efektivitas Koefisien, Uf
pengaruh harga efektivitas perpindahan panas (%)
2
(W/m K)
dan tahanan termal terhadap hasil perancangan
sebuah alat penukar kalor. Untuk keperluan 1 35 1700
tersebut serangkaian eksperimen dengan 2 35 1900
menerapkan beberapa variasi pada harga 3 35 2100
efektivitas perpindahan panas dan tahanan
termal akan dilakukan. Tujuan utamanya adalah 4 40 1700
untuk mengidentifikasi kondisi perancangan yang 5 40 1900
paling optimal, yaitu kondisi perancangan yang 6 40 2100
memberikan hasil design berupa dimensi utama
yang paling ekonomis. 7 45 1700
8 45 1900
9 45 2100
2. METODE
Untuk melaksanakan rangkaian Kemudian, untuk memperoleh gambaran
eksperimen untuk mengidentifikasi kondisi seberapa besar pengaruh harga efektivitas
perancangan yang paling optimal maka pada perpindahan panas dan tahanan termal terhadap
tahap pertama perhitungan perancangan sebuah hasil perancangan APK, dalam studi ini dipilih
APK dengan metode efektivitas-NTU akan menggunakan harga efektivitas perpindahan
dilakukan. panas 35%, 40%, dan 45% serta harga koefisien
Sebagai objek studi dipilih perancangan 2
perpindahan panas global 1700 W/m K, 1900
sebuah APK shell & tube yang akan berfungsi 2 2
W/m K, dan 2100 W/m K sebagai variabel
sebagai pemanas 60 000 kg/h aliran larutan gula bebas. Terdapat sejumlah 9 buah experimen
o
bertemperatur 25 C pada instalasi industri dengan kondisi perancangan, yaitu kombinasi
pengolahan gula. Sementara itu sebagai media efektivitas perpindahan panas dan koefisien
pemanas tersedia 75 000 kg/h aliran air panas perpindahan panas global, yang berbeda-beda
o
bertemperatur 80 C. Untuk keperluan APK akan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1.
dipergunakan tube berukuran dengan panjang
3 m, dan membentuk aliran dengan pola 2
lintasan di dalam bagian shell. Berkas tube di 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam APK akan disusun menurut bentuk lay-out Rangkaian perhitungan perancangan yang
o
45 , dengan jarak antar tube per diameter meliputi laju perpindahan panas yang terjadi di
luarnya dipilih sebesar 1,25. antara kedua fluida kerja di dalam APK, luas
Selanjutnya, dengan kondisi termal seperti permukaan perpindahan panas yang diperlukan,
tersebut di atas akan dilakukan perhitungan dimensi utama APK (jumlah tube dan diameter
perancangan dengan metode efektivitas-NTU shell yang diperlukan), dan temperatur kedua
untuk menganalisis besarnya parameter- fluida kerja saat meninggalkan APK bagi ke
parameter : laju perpindahan panas yang terjadi sembilan kondisi perancangan tersebut di atas
di antara kedua fluida kerja di dalam APK, luas telah dilakukan.
permukaan perpindahan panas yang diperlukan,
dimensi utama APK (jumlah tube dan diameter

20 Chandrasa Soekardi, Analisis Pengaruh Efektivitas Perpindahan Panas


ISSN: 1410-233

Jumlah tube
150
144
140
130 129
120 119 117
110
106
100
97 96
90
87
80 79
70
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 1. Perbandingan jumlah tube bagi kesembilan kondisi perancangan yang berbeda-beda

Pada Gambar 1 diperlihatkan hasil perancangan No. 3 memberikan jumlah tube


perhitungan jumlah tube yang diperlukan APK yang paling sedikit (79 tubes). Dalam hal ini, APK
untuk kesembilan kondisi perancangan yang akan memiliki jumlah tube yang paling ekonomis
berbeda-beda. Bagi sebuah APK shell & tube, apabila dirancang dengan menggunakan harga
semakin banyak jumlah tube yang diperlukan di efektivitas perpindahan panas 35% dan koefisien
2
dalam APK akan semakin besar pula diameter perpindahan panas 2100 W/m K.
shellnya, dan pada akhirnya semakin besar juga Hasil perhitungan yang disajikan pada
dimensi utama APK. Dalam keadaan yang Gambar 2 juga memperlihatkan apabila APK
sebaliknya, APK semakin ekonomis. dirancang dengan kondisi perancangan No. 3
Selanjutnya, apabila kesembilan kondisi juga memberikan diameter shell yang paling
perancangan tersebut diperbandingkan satu ekonomis (25 cm).
dengan lainnya maka terlihat bahwa kondisi

Diameter shell (cm)


36
34 33.9
32 32
30.7 30.5
30
29.1
28 27.8 27.7
26 26.3
25
24
22
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 2. Perbandingan Diameter shell bagi kesembilan kondisi perancangan yang berbeda-beda

Chandrasa Soekardi, Analisis Pengaruh Efektivitas Perpindahan Panas 21


SINERGI Vol. 19, No. 1, Februari 2015

kecepatan aliran di tube (m/s)


1.1

1
0.98
0.9 0.89
0.8 0.79 0.8

0.7 0.72
0.65 0.66
0.6 0.6
0.53
0.5

0.4
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 3. Kecepatan rata-rata aliran air di dalam tube bagi kesembilan kondisi perancangan

Gambar 3. memperlihatkan perkiraan yang paling ekonomis namun kecepatan rata-rata


besarnya kecepatan rata-rata aliran air panas di aliran di dalam tube paling besar dibandingkan
dalam bagian tube untuk berbagai kondisi dengan kondisi perancangan lainnya, walaupun
perancangan yang berbeda-beda. Dari hasil masih dalam batas-batas yang lazim bagi aliran
tersebut terlihat bahwa walaupun kondisi fluida air di dalam tube.
perancangan No. 3 memberikan jumlah tube

140

130

120

110

100
Pengaruh rata-rata
90
terhadap Jumlah tube
80

70 Jumlah tube rata-rata

60
E35% E40% E45% U-1700 U-1900 U-2100

Gambar 4. Perbandingan besarnya pengaruh rata-rata efektivitas dan koefisien perpindahan panas
global terhadap jumlah tube APK

Pada Gambar 4 diperlihatkan bahwa faktor efektivitas perpindahan panas 35%


perbandingan besarnya pengaruh rata-rata faktor memberikan pengaruh yang lebih baik karena
efektivitas perpindahan panas 35%, 40%, dan memberikan dampak terhadap jumlah tube yang
45% dan faktor koefisien perpindahan panas paling sedikit. Pada sisi yang lain, faktor
2 2 2
global 1700 W/m K, 1900 W/m K, dan 2100 koefisien perpindahan panas global 2100 W/m K
2
W/m K terhadap jumlah tube hasil perancangan memberikan pengaruh yang lebih baik. Hasil
APK. Dibandingkan dengan efektivitas analisis tentang perbandingan besarnya
perpindahan panas 40%, dan 45%, terlihat pengaruh rata-rata efektivitas dan koefisien

22 Chandrasa Soekardi, Analisis Pengaruh Efektivitas Perpindahan Panas


ISSN: 1410-233

perpindahan panas global terhadap jumlah tube global terhadap diameter shell APK diberikan
APK mengkonfirmasikan bahwa rancangan APK pada Gambar 5.
yang optimal yaitu dengan dimensi utama yang Sama halnya dengan pengaruhnya
paling ekonomis dapat diperoleh dengan terhadap jumlah tube, hasil perhitungan
menggunakan efektivitas perpindahan panas menunjukkan bahwa faktor efektivitas
35% dan koefisien perpindahan panas global perpindahan panas 35% dan faktor koefisien
2 2
2100 W/m K (kondisi perancangan No.3). perpindahan panas global 2100 W/m K
Gambaran tentang perbandingan besarnya memberikan pengaruh yang lebih baik
pengaruh rata-rata faktor efektivitas perpindahan diabndingkan dengan faktor lainnya.
panas dan faktor koefisien perpindahan panas

33.0
32.0
31.0
30.0
29.0
28.0 Pengaruh rata-rata terhadap
27.0 Diameter shell
26.0
25.0 Diameter shell rata-rata
24.0
E35% E40% E45% U-1700 U-1900 U-2100

Gambar 5. Perbandingan besarnya pengaruh rata-rata efektivitas dan koefisien perpindahan panas
global terhadap diameter shell APK

70

65

60

55 Tco Tho
50

45

40
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5. Perkiraan besarnya temperatur rata-rata aliran larutan gula saat meninggalkan APK (Tco)
dan temperatur rata-rata aliran air pemanas saat meninggalkan APK (Tho)

Chandrasa Soekardi, Analisis Pengaruh Efektivitas Perpindahan Panas 23


SINERGI Vol. 19, No. 1, Februari 2015

Hasil perhitungan pada Gambar 5 35% dan koefisien perpindahan panas global
2
memperlihatkan bahwa besarnya temperatur 2100 W/m K.
rata-rata aliran larutan gula saat meninggalkan c. Namun demikian, pada APK dengan dimensi
APK (Tco) dan temperatur rata-rata aliran air utama yang paling ekonomis tersebut memiliki
pemanas saat meninggalkan APK (T ho) tidak kecepatan rata-rata aliran di dalam tube
bergantung kepada koefisien perpindahan panas paling besar, walaupun masih dalam batas-
global, namun berubah dengan berubahnya batas yang lazim bagi aliran fluida air di dalam
harga efektivitas perpindahan panas yang terjadi tube.
di dalam APK.

DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN 1. Salim Fetaka et al. Design of shell and tube
Berdasarkan pengujian dan analisa yang heat exchangers using multiobjective
telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, optimization, International Journal of Heat
yaitu: and Mass Transfer, vol.60, May 2013, p.343-
a. Analisis pengaruh rata-rata faktor efektivitas 354
perpindahan panas dan faktor koefisien 2. Z.Y. Guo et al. Effectiveness-thermal
perpindahan panas global terhadap dimensi resistance method for heat exchanger design
utama hasil perancangan APK shell & tube and analysis, International Journal of Heat
telah dilakukan. Hasil analisis kemudian and Mass Transfer, vol.53, June 2010,
dipergunakan untuk menentukan batasan p.2877-2884
termal yang memberikan hasil perancangan 3. Lin Chen et al. Optimization for a Heat
yang paling optimal. Exchanger Couple based on the Minimum
b. Setelah memperbandingkan pengaruh faktor Thermal Resistance Principle, International
efektivitas perpindahan panas 35%, 40%, dan Journal of Heat and Mass Transfer, vol.52,
45% serta faktor koefisien perpindahan panas October 2009, p.4778-4784
2 2
global 1700 W/m K, 1900 W/m K, dan 2100 4. Kakac, Sadik & Liu, Hongtan, Heat
2
W/m K diketahui bahwa dimensi utama APK Exchanger: Selection, Rating, and Thermal
yang paling ekonomis dapat diperoleh dengan Design,USA, CRC Press, 2002
menggunakan efektivitas perpindahan panas

24 Chandrasa Soekardi, Analisis Pengaruh Efektivitas Perpindahan Panas

Anda mungkin juga menyukai