Abstrak -- Kajian dalam tulisan ini berisi gambaran tentang hasil analisis pengaruh rata-rata faktor
efektivitas perpindahan panas dan faktor koefisien perpindahan panas global terhadap dimensi utama
hasil perancangan APK shell & tube dengan metode efektivitas-NTU. Faktor efektivitas perpindahan
2 2
panas 35%, 40%, dan 45% dan koefisien perpindahan panas global 1700 W/m K, 1900 W/m K, dan
2
2100 W/m K dipilih sebagai batasan experimen. Hasil rangkaian perhitungan menunjukkan bahwa
APK memiliki dimensi utama yang paling ekonomis pada saat dirancang dengan menggunakan
2
efektivitas perpindahan panas 35% dan koefisien perpindahan panas global 2100 W/m K.
Kata kunci: efectivitas perpindahan panas, koefisien perpindahan panas global, jumlah tube,
diameter shell, kecepatan aliran di dalam tube
Abstract -- This study presents analysis results of the influence of heat transfer effectiveness and
overall heat transfer coefficient onto thermal design of a shell & tube heat exchanger using the
effectiveness-NTU method. The heat transfer effectiveness factor of 35%, 40%, 45% and the overall
2 2 2
heat transfer coefficient factor of 1700 W/m K, 1900 W/m K, 2100 W/m K are considered as variables.
The results show that the heat exchanger will have an optimum dimension when it is designed using
the heat transfer effectiveness factor of 35% and the overall heat transfer coefficient factor of 2100
2
W/m K.
Keywords: heat transfer effectiveness, overall heat transfer coefficient, tube number, shell diameter,
tube side velocity
APK dapat dijelaskan menggunakan konsep shell yang diperlukan), dan temperatur kedua
irreversibilitas. Sementara itu, penelitian Lin fluida kerja saat meninggalkan APK fungsi dari
Chen et al. menunjukkan bahwa hubungan beberapa harga efektivitas perpindahan panas
antara pembangkitan entropi minimum dengan dan tahanan termal kedua fluida kerja. Dalam
laju perpindahan panas maksimum adalah tidak studi ini tahanan termal kedua fluida kerja
nampak. Sebagai dampaknya adalah bahwa dinyatakan dengan parameter koefisien
prinsip pembangkitan entropi minimum tidak perpindahan panas global.
dapat dipergunakan untuk mengoptimalkan
perpindahan panas. Tabel 1. Beragam kondisi perancangan APK
Kajian pada tulisan ini bermaksud untuk Kondisi Perancangan
memperoleh gambaran seberapa besar No. Efektivitas Koefisien, Uf
pengaruh harga efektivitas perpindahan panas (%)
2
(W/m K)
dan tahanan termal terhadap hasil perancangan
sebuah alat penukar kalor. Untuk keperluan 1 35 1700
tersebut serangkaian eksperimen dengan 2 35 1900
menerapkan beberapa variasi pada harga 3 35 2100
efektivitas perpindahan panas dan tahanan
termal akan dilakukan. Tujuan utamanya adalah 4 40 1700
untuk mengidentifikasi kondisi perancangan yang 5 40 1900
paling optimal, yaitu kondisi perancangan yang 6 40 2100
memberikan hasil design berupa dimensi utama
yang paling ekonomis. 7 45 1700
8 45 1900
9 45 2100
2. METODE
Untuk melaksanakan rangkaian Kemudian, untuk memperoleh gambaran
eksperimen untuk mengidentifikasi kondisi seberapa besar pengaruh harga efektivitas
perancangan yang paling optimal maka pada perpindahan panas dan tahanan termal terhadap
tahap pertama perhitungan perancangan sebuah hasil perancangan APK, dalam studi ini dipilih
APK dengan metode efektivitas-NTU akan menggunakan harga efektivitas perpindahan
dilakukan. panas 35%, 40%, dan 45% serta harga koefisien
Sebagai objek studi dipilih perancangan 2
perpindahan panas global 1700 W/m K, 1900
sebuah APK shell & tube yang akan berfungsi 2 2
W/m K, dan 2100 W/m K sebagai variabel
sebagai pemanas 60 000 kg/h aliran larutan gula bebas. Terdapat sejumlah 9 buah experimen
o
bertemperatur 25 C pada instalasi industri dengan kondisi perancangan, yaitu kombinasi
pengolahan gula. Sementara itu sebagai media efektivitas perpindahan panas dan koefisien
pemanas tersedia 75 000 kg/h aliran air panas perpindahan panas global, yang berbeda-beda
o
bertemperatur 80 C. Untuk keperluan APK akan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1.
dipergunakan tube berukuran dengan panjang
3 m, dan membentuk aliran dengan pola 2
lintasan di dalam bagian shell. Berkas tube di 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam APK akan disusun menurut bentuk lay-out Rangkaian perhitungan perancangan yang
o
45 , dengan jarak antar tube per diameter meliputi laju perpindahan panas yang terjadi di
luarnya dipilih sebesar 1,25. antara kedua fluida kerja di dalam APK, luas
Selanjutnya, dengan kondisi termal seperti permukaan perpindahan panas yang diperlukan,
tersebut di atas akan dilakukan perhitungan dimensi utama APK (jumlah tube dan diameter
perancangan dengan metode efektivitas-NTU shell yang diperlukan), dan temperatur kedua
untuk menganalisis besarnya parameter- fluida kerja saat meninggalkan APK bagi ke
parameter : laju perpindahan panas yang terjadi sembilan kondisi perancangan tersebut di atas
di antara kedua fluida kerja di dalam APK, luas telah dilakukan.
permukaan perpindahan panas yang diperlukan,
dimensi utama APK (jumlah tube dan diameter
Jumlah tube
150
144
140
130 129
120 119 117
110
106
100
97 96
90
87
80 79
70
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 1. Perbandingan jumlah tube bagi kesembilan kondisi perancangan yang berbeda-beda
Gambar 2. Perbandingan Diameter shell bagi kesembilan kondisi perancangan yang berbeda-beda
1
0.98
0.9 0.89
0.8 0.79 0.8
0.7 0.72
0.65 0.66
0.6 0.6
0.53
0.5
0.4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3. Kecepatan rata-rata aliran air di dalam tube bagi kesembilan kondisi perancangan
140
130
120
110
100
Pengaruh rata-rata
90
terhadap Jumlah tube
80
60
E35% E40% E45% U-1700 U-1900 U-2100
Gambar 4. Perbandingan besarnya pengaruh rata-rata efektivitas dan koefisien perpindahan panas
global terhadap jumlah tube APK
perpindahan panas global terhadap jumlah tube global terhadap diameter shell APK diberikan
APK mengkonfirmasikan bahwa rancangan APK pada Gambar 5.
yang optimal yaitu dengan dimensi utama yang Sama halnya dengan pengaruhnya
paling ekonomis dapat diperoleh dengan terhadap jumlah tube, hasil perhitungan
menggunakan efektivitas perpindahan panas menunjukkan bahwa faktor efektivitas
35% dan koefisien perpindahan panas global perpindahan panas 35% dan faktor koefisien
2 2
2100 W/m K (kondisi perancangan No.3). perpindahan panas global 2100 W/m K
Gambaran tentang perbandingan besarnya memberikan pengaruh yang lebih baik
pengaruh rata-rata faktor efektivitas perpindahan diabndingkan dengan faktor lainnya.
panas dan faktor koefisien perpindahan panas
33.0
32.0
31.0
30.0
29.0
28.0 Pengaruh rata-rata terhadap
27.0 Diameter shell
26.0
25.0 Diameter shell rata-rata
24.0
E35% E40% E45% U-1700 U-1900 U-2100
Gambar 5. Perbandingan besarnya pengaruh rata-rata efektivitas dan koefisien perpindahan panas
global terhadap diameter shell APK
70
65
60
55 Tco Tho
50
45
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5. Perkiraan besarnya temperatur rata-rata aliran larutan gula saat meninggalkan APK (Tco)
dan temperatur rata-rata aliran air pemanas saat meninggalkan APK (Tho)
Hasil perhitungan pada Gambar 5 35% dan koefisien perpindahan panas global
2
memperlihatkan bahwa besarnya temperatur 2100 W/m K.
rata-rata aliran larutan gula saat meninggalkan c. Namun demikian, pada APK dengan dimensi
APK (Tco) dan temperatur rata-rata aliran air utama yang paling ekonomis tersebut memiliki
pemanas saat meninggalkan APK (T ho) tidak kecepatan rata-rata aliran di dalam tube
bergantung kepada koefisien perpindahan panas paling besar, walaupun masih dalam batas-
global, namun berubah dengan berubahnya batas yang lazim bagi aliran fluida air di dalam
harga efektivitas perpindahan panas yang terjadi tube.
di dalam APK.
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN 1. Salim Fetaka et al. Design of shell and tube
Berdasarkan pengujian dan analisa yang heat exchangers using multiobjective
telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, optimization, International Journal of Heat
yaitu: and Mass Transfer, vol.60, May 2013, p.343-
a. Analisis pengaruh rata-rata faktor efektivitas 354
perpindahan panas dan faktor koefisien 2. Z.Y. Guo et al. Effectiveness-thermal
perpindahan panas global terhadap dimensi resistance method for heat exchanger design
utama hasil perancangan APK shell & tube and analysis, International Journal of Heat
telah dilakukan. Hasil analisis kemudian and Mass Transfer, vol.53, June 2010,
dipergunakan untuk menentukan batasan p.2877-2884
termal yang memberikan hasil perancangan 3. Lin Chen et al. Optimization for a Heat
yang paling optimal. Exchanger Couple based on the Minimum
b. Setelah memperbandingkan pengaruh faktor Thermal Resistance Principle, International
efektivitas perpindahan panas 35%, 40%, dan Journal of Heat and Mass Transfer, vol.52,
45% serta faktor koefisien perpindahan panas October 2009, p.4778-4784
2 2
global 1700 W/m K, 1900 W/m K, dan 2100 4. Kakac, Sadik & Liu, Hongtan, Heat
2
W/m K diketahui bahwa dimensi utama APK Exchanger: Selection, Rating, and Thermal
yang paling ekonomis dapat diperoleh dengan Design,USA, CRC Press, 2002
menggunakan efektivitas perpindahan panas