1. Manifestasi histoplasmosis dalam rongga mulut serta gambarnya
Histoplasmosis disebabkan oleh Histoplasma capsulatum. Histoplasmosis dalam rongga mulut dapat berupa ulkus yang pada umumnya berbentuk nodular dan bulat, serta muncul pada bibir, lidah, palatum, gingival, dan mukosa bukal. Orofaringeal ulkus dari histoplasmosis diseminata. Sebuah lesi ulserasi terlihat pada gingiva di bawah gigi molar
Ulkus histoplasmosis pada lidah
2. Biopsi pada pasien histoplasmosis
Biopsi merupakan pengambilan dan pemeriksaan jaringan dari pasien hidup untuk menentukan diagnosis. Pada pasien histoplasmosis, biopsi pada jaringan mukosa dengan menemukan H.capsulatum berupa gerombol/kluster sel-sel ragi 2--5 um H. capsulatum dalam sel-sel RES (sistem retikuloendotel). Biopsi lesi histoplasmosis menunjukkan ragi tunas kecil dengan morfologi khas Histoplasma capsulatum. Dengan pewarnaan Gomori perak methenamine, makrofag muncul dengan variabel sejumlah badan oval dan bulat, dikelilingi oleh zona yang jelas. Badan- badan ini merupakan suatu hifa intraseluler. 3. obat-obatan yang diberikan pada pasien histoplasmosis Amphotericin B, termasuk golongan polyene Mekanisme kerja Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur sehingga membran sel bocor dan kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel. Efek samping Infus : kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, menggigil, lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis, kejang dan penurunan faal ginjal. 50% penderita yang mendapat dosis awal secara IV akan mengalami demam dan menggigil. Indikasi Untuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis, kromoblastomikosis dan kandidosis. Amfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis. Amfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik. Itraconazole, termasuk golongan azole Mekanisme kerja Itraconazole berinterferensi dengan enzim yang dipengaruhi oleh cytochrome P-450, 14(-demethylase. Interferensi ini menyebabkan akumulasi 14-methylsterol dan menguraikan ergosterol di dalam sel-sel jamur dan kemudian mengganti sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran Efek samping Kemerahan, pusing, pruritus, edema, lesu, parestesia 10-15% penderita mengeluh mual atau muntah tapi pengobatan tidak perlu dihentikan Indikasi Itrakonazol memberikan hasil memuaskan untuk indikasi yang sama dengan ketokonazol antara lain terhadap blastomikosis, histoplasmosis, koksidiodimikosis, parakoksidioidomikosis, kandidiasis mulut dan tenggorokan serta tinea versikolor. Ketoconazole, termasuk golongan azole Mekanisme kerja Ketoconazole berinterferensi dengan biosintesis ergosterol, sehingga menyebabkan perubahan sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran. Efek samping Efek toksik lebih ringan daripada Amfoterisin B. Mual dan muntah merupakan ESO paling sering dijumpai ESO jarang : sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, parestesia, gusi berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia. Indikasi Ketokonazol terutama efektif untuk histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak. 4. Gejala histoplasmosis Asthenia : Kehilangan atau kurangnya kekuatan tubuh; kelemahan Disfagia adalah istilah medis untuk gejala kesulitan menelan