I. PREEKLAMSIA
A. PENGERTIAN
preeklamsi adalah keadaan dimana hipertensi dengan proteinuria, edema atau
keduanya yang diakibatkan kehamilan setelah minggu ke 20, eklamsi bila timbul
kejang pada wanita dengan kriteria klinis preeklamsi
B. Penyebab
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti
Berdasarkan pengamatan klinis ada beberapa faktor yang berkaitan : faktor
imunologik, genetik, trofoblas, iskemik plasenta dan kerusakan endotel pembuluh
darah
1. Faktor imunologik
lebih sering ditemukan pada primigravida dan umumnya tidak terulang pada
kehamilan berikutnya.
pada kehamilan pertama pembentukan antibodi penghambat terhadap antigen
plasenta tidak sempurna sehingga timbul respon yang tidak menguntungkan.
2. Faktor genetik
angka kejadian preeklamsi lebih tinggi pada wanita hamil dengan riwayat
keluarga menunjukkan gejala serupa, kecendrungan untuk menderita preeklamsi akan
diwariskan melalui suatu gen resesif tunggal.
3. Faktor trofoblas
makin banyak sel-sel trofoblas, makin besar kemungkinan terjadinya
preeklamsi.
Hal ini tampak pada kehamilan kembar dan mola hidatidosa dimana terpapar vili
khorialis yang berlimpah.
4. Faktor iskemi uteroplasenta dan kerusakan endotel
akibat imunologis pada plasenta sehingga terjadi gangguan perfusi unit
uteroplasenta.
resistensi intramural pada pembuluh miometrium, yang dapat terjadi pada anak
besar, gemelli atau hidramnion.
C. Klasifikasi:
Hipertensi kronis
1. Pre-eklampsia Ringan
Dua kali hasil pengukuran Tekanan Darah Diastolik berselang 4 jam
adalah 90-110 mmHg, setelah usia kehamilan 20 minggu
Proteinuria 2+
2. Pre-eklampsia Berat
Tekanan darah diastolik > 110 mm Hg, Proteinuria > 3+
Tanda dan gejala lain :
Nyeri Epigastrium
Sakit kepala
Perubahan pandangan
Oedema Pulmonal
Oliguria
D. Patofisiologi
Vasospasmus atau vasokonstriksi merupakan dasar dari patogenesis pre
eklamsi.
Vasokonstriksi : peningkatan tahanan perifer dan menimbulkan hipertensi,
hipoksia pada endotel setempat dan terjadi kerusakan dan kebocoran arteriole
endotel tersebut
F. Pengelolaan
Tujuan utama penanganan PEB :
- menghambat timbulnya kejang,
- mencegah perdarahan intrakranial
serta kerusakan pada organ vital
- dan melahirkan bayi yang sehat.
* Magnesium Sulfat merupakan antikonvulsan yang paling berkhasiat, juga bersifat
vasodilator ringan
PERAWATAN PASCAPERSALINAN
Teruskan anti konvulsan s.d 24 jam setelah persalinan atau kejang terakhir
Teruskan obat antihipertensi jika TD diastolik > 110 mmHg
Pantau urinE
CATATAN
Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak dpt mencegah
hipertensi karena kehamilan, bahkan membahayakan janin
Manfaat aspirin, kalsium u/ mencegah hipertensi blm terbukti
Penting u/ deteksi dini, libatkan keluarga