Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT DUSTIRA/FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI

Nama Pasien :Ny. IF Ruangan : 5/6 RM :

Jenis Kelamin :Perempuan Umur : 21 tahun Agama: Islam

Jabatan/Pekerjaan : Pegawai swasta Bangsa : Indonesia Pendidikan : SMA

Alamat : Kp. Suguhmukti Rt 02/02

Dikirim Oleh : UGD Tgl. Dirawat : 20 Juli 2017 Jam :11.05

Tgl. Diperiksa (Co-Ass) : 21 Juli 2017 Tgl. Keluar :- Jam : -

Keadaan waktu pulang : sembuh/perbaikan/tidak sembuh/pulang paksa/lain-lain

Pasien meninggal pada tgl.: Jam :

Anamnesis

Keluhan utama : Benjolan

Anamnesis khusus :

Pasien dating dengan keluhan adanya benjolan pada perut bagian kiri

bawah. Keluhan benjolan sudah dirasakan 6 bulan . keluhan benjolan

dirasakan semakin lama semakin membesar. Keluhan benjolan membuat

perut tidak nyaman dan terasa penuh. Keluhan benjolan disertai dengan

nyeri

1
Keluhan pada pasien tidak disertai nyeri saat haid. Riwayat gangguan siklus

haid tidak ada. Siklus menstruasi pasien dirasakan teratur 29 hari . riwayat

penurunan dan kenaikan berat badan tidak ada.

Keluhan pada pasien tidak disertai adanya nyeri perut yang hebat secara tiba

tiba. Keluhan pada pasien belum pernah diobati sebelumnya. Riwayat darah tinggi

kencing manis dan batuk lama disertai keringat malam hari tidak ada.

Anamnesis Tambahan

Riwayat jantung berdebar, mudah lelah saat beraktivitas disertai


sesak nafas : tidak ada

Riwayat tekanan darah tinggi : tidak ada

Riwayat kencing manis : tidak ada

Riwayat menderita batuk lama : tidak ada

Riwayat pernah dioperasi di perut : tidak ada

Riwayat alergi obat-obatan dan makanan : tidak ada

Riwayat nyeri pinggang : tidak ada

Riwayat sesak nafas disertai nafas berbunyi : tidak ada

Riwayat kecelakaan : tidak ada

Riwayat ANC

- Os melakukan ANC sejak usia kehamilan 2 minggu. Os melakukan ANC


Ke bidan sejak usia kehamilan 2 minggu dan usia kehamilan 2 bulan, total
sebanyak 3 kali.

2
- Sejak usia kehamilan 3 bulan Os melakukan ANC Ke dokter sebanyak 7
kali.

- Os sudah dilakukan imunisasi tetanus pada usia 3 bulan dan 4 bulan.

Riwayat menstruasi

- Menarche : 14 tahun

- Siklus : 28 - 30 hari

- Lama : 7 hari

- Banyaknya : normal

- Sifat darah : normal

- Dismenorhae : tidak ada

Riwayat Kehamilan Sekarang

- Usia ibu hamil : 26 tahun

- HPHT : 12 September 2014

- Taksiran Persalinan : 19 Juni 2015

- Usia Kehamilan : 37-38 minggu

- Perdarahan Pervaginam : tidak ada

- Keputihan : tidak ada

- Mual dan Muntah : tidak ada

- Masalah atau kelainan

pada kehamilan sekarang : oligohidramnion

3
- Pemakaian obat-obatan dan jamu : tidak ada

Riwayat Pernikahan

- Status pernikahan : menikah

- Pernikahan ke :1

- Usia suami menikah : 21 tahun

- Usia istri saat menikah : 23 tahun

- Lama pernikahan : 5 tahun

Riwayat obstetrik

G1P0A0

1. Kehamilan sekarang

Riwayat KB

Riwayat Sosial Ekonomi

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : baik

Jumlah keluarga di rumah yang dapat membantu ibu: 1 orang

Pembuat keputusan dalam keluarga : suami

Pemeriksaan Fisik

Status generalis

Keadaan umum : Baik

4
Kesadaran : composmentis

Tanda vital

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 84x/m

Respirasi : 20 x/m

Suhu : 36.5 C

Kepala

Mata : Konjungtiva anemis -/-

Sclera ikterik -/-

Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat

Thorax : bentuk gerak simetris

Cor : BJ 1,2 murni regular

Pulmo : VBS kanan=kiri

Abdomen : cembung gravida, Striae gravidaurm +, line nigra +,


bekas operasi +, bising usus + normal.

TFU : 29 cm

DJJ 1 : 144x/menit

Leopold 1 : bokong

Leopold II : puka

Leopold III : kepala

Leopold IV : konvergen

Hepar tidak teraba

5
Lien tidak teraba

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2dtk, edema -/-

Status Ginekologi

Mammae

papilla : menonjol

areola : hiperpigmentasi

abses : tidak ada

Nyeri tekan : tidak ada

Pemeriksaan Dalam

Vulva dan vagina : darah -, lendir -

Vulva dan spincter ani tertutup

Pembukaan : 0 cm

Diagnosa

G1P0A0 Gravida aterm (37-38 minggu) + Janin hidup tunggal intrauterin +


Oligohidramnion + Anak mahal + Post kistektomi

6
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari

normal, yaitu kurang dari 500 cc.

1.2 Etiologi

Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal

agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang

baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban

pecah dini.

1.3 Faktor Risiko

a. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).

b. Retardasi pertumbuhan intra uterin.

c. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).

d. Sindrom paska maturitas.

1.4 Patofisiologi

Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks

yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan

oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).

7
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru

lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.

Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap

dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah

yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,

maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur

dan terpaku pada posisi abnormal.

Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-

paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak

berfungsi sebagaimana mestinya.

Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan,

baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral)

maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal

berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air

kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas

dari sindroma Potter.

Gejala Sindroma Potter berupa :

Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus,

pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke

belakang).

Tidak terbentuk air kemih.

Gawat pernafasan,

8
1.5 Gambaran Klinis

Gambaran klinis oligohidramnion yaitu uterus tampak lebih kecil dari

usia kehamilan dan tidak ada ballotemen, ibu merasa nyeri di perut pada

setiap pergerakan anak, sering berakhir dengan partus prematurus, bunyi

jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas,

persalinan lebih lama dari biasanya, sewaktu his akan sakit sekali serta bila

ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

9
USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal

janin atau ginjal yang sangat abnormal).

Rontgen perut bayi .

Rontgen paru-paru bayi .

Analisa gas darah.

1.7 Komplikasi

Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat

bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus

prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan

dinding rahim serta apabila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan

terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau

kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).

1.8 Penatalaksaan

Penatalaksanaan pada oligohidramnion meliputi tindakan konservatif:

Tirah baring.

Hidrasi.

Perbaikan nutrisi.

Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).

Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.

Amnion infusion.

Induksi dan kelahiran.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. American College of Obstetricians and Gynecologist, 2006. PainfulSexual
Intercourse (Dyspareunia). http://www.urologyhealth.org.

2. Barnhart KM, Dunsmoor R, 2002. Effect endometriosis on in


vitrofertilization. Fertil Steril. 77(6):1148-1155.

3. Bedaiwy MA, 2002. Prediction of endometriosis with serum andperitoneal


fluid markers: a prospective controlled trial. HumanReprod. 17(2):426-31.

4. Cotroneo MS, 2001. Pharmacologic, but not dietary, genisteinsupports


endometriosis in a rat model. ToxicologicalSciences (61):68-75.

5. DHooghe TM, 1996. Immunobiology of endometriosis ofendometriosis.


In: Bronston R, Anderson DJ, editor.Immunology of reproduction.
Cambrige, Ma: BlackwellScientific; 322-356.

6. Endometriosis in Teens, 2006. A Guide for Parents andGuardians, Center


for Young Womens Health, ChildrensHospital. Endometriosis.
Http://www.endoresolved.com/endometriosis.html,2007.

7. Errico Zupi M.D., Daniella Marconi M.D, 2004. Add-back therapy inthe
treatment of endometriosis associated pain. Fertility andSterility.
82(5);1303-1308.

8. European Society for Human Reproduction and Embryologist(ESHRE)


2006. Guideline for the diagnosis and treatment
ofendometriosis,http://guidelines.endometriosis.org.

9. Ferrero S, Esposito F, 2005. Quality of sex life in women


withendometriosis and deep dyspareunia.

10. Ferrero S, 2007. Dyspareunia and quality of sex life afterlaparoscopic


excision of endometriosis and postoperativeadministration of triptorelin.
Fertility and Sterility, 87(1);227-229.

11. J.T Wright, J Ogden, 2002. Quality of life for women with
severeendometriosis and its alteration following radical
conservativesurgery. Fertility and Sterility, vol 77 (1); p S34.

12. Judith Price, RipHH (Hons), 2002. Endometriosis: A NutritionalApproach,


Positive Health Publication Ltd.32.

13. Marcela G del Carmen, 2003. Endometriosis- Associated


OvarianCarcinoma. American Cancer Society, 1658-1663.

11
14. Pat Haines, 2000. Treatment of endometriosis with acupuntureand other
complementary therapies. Modern Management ofEndometriosis, Taylor
and Francis, pp 351-356.

15. Preet K. Dhillon, 2003. Recreational Physical Activity andEndometrioma


Risk. Am J Epidemol. 158:156-164.

16. Roger Hart, 2003. ABC of subfertility Unexplained


infertility,endometriosis, and fibroids. BMJ 327;721-24.

17. Samsulhadi. 1994. Majalah Obstetri & Ginekologi.


EpidemiologiEndometriosis pada infertilitas. Edisi khusus, Surabaya:
LabUPF Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR. 4: hlm 611-618.

18. Sandor Gardos PhD, 1999. Endometriosis and Sexuality.American


Urological Association. 1000 Corporate Blvd.

19. Speroff L, Fritz MA, 2005. Endometriosis. In Clinical


GynecologicEndocrinology and Infertility. 7th ed. Philadelphia:
LippincottWilliam & Wilkin, pp 1103-1133.

20. Wang H, Hou Q, 2002. Acupunture and moxibustion for treatingectopic


endometrium. J Trad Chin Med :22(3):203-204.

21. Whitney M, 2005. The Social Support Experinces of Woman


withEndometriosis. Georgia Reproductive Specialists.

12

Anda mungkin juga menyukai