I. Konsep Penyakit
I.1 Definisi
Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan antara
tuntunan dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan berkaitan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Abnormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik
komplikasi ginjal, okular, neurologik dan kardiovaskuler.
I.2 Etiologi
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk
pertama kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat
dikenali adanya faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam
pengobatan dan pencegahan ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
I.2.1 Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
I.2.2 Keadaan sakit atau infeksi
I.2.3 Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis
dan tidak diobati
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
1.2.1 Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui
bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang
mendasari infeksi.
1.2.2 Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
1.2.3 Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
1.2.4 Kardiovaskuler : infark miokardium
1.2.5 Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik.
(Samijean Nordmark, 2008)
1.4 Patofisiologi
Adanya gangguan dalam regulasi insulin, khususnya pada IDDM dapat cepat
menjadi diabetik ketoasidosis manakala terjadi
1.4.1 Diabetik tipe I yang tidak terdiagnosa
1.4.2 Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dengan insulin
1.4.3 Adolescen dan pubertas
1.4.4 Aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes
1.4.5 Stress yang berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan
emosional.
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang juga. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya
untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri)
akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis
diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 l air dan sampai 400 hingga
500 meq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam. Akibat
defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-
asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan
keton oleh hati. Pada KAD terjadi produksi badan keton yang berlebihan
sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk
dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik
1.5.1.11 Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi
buruk, alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus
ditentukan.
1.5.1.12 Tingkat BUN meningkat.
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
1.5.1.13 Kadar kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb
juga dapat terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi
dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan BUN serum yang
terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami
insufisiensi renal.
1.6.6 Hipertensi.
Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni,
ginjal penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat
kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan
kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang
terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk
menambah tekanan darah.
7. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan :
7.1 Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi dan rehidrasi)
7.2 Menghentikan ketogenesis (insulin)
7.3 Koreksi gangguan elektrolit
7.4 Mencegah komplikasi
7.5 Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
Fase II/maintenance:
7.1 Cairan maintenance
7.1.1 Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
7.1.2 Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
7.2 Kalium
7.2.1 Perenteral bila K+ <4mEq
7.2.2 Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam
7.3 Insulin reguler 4-6U/4-6jam SC
7.4 Makanan lunak karbohidrat komplek
8. Pathway
Gangguan produksi atau
gangguan reseptor insulin
Glukosuria
Rangsang metabolism
anaerobik
Shift cairan
Poliuria intraseluler
ekstraseluer
Asidosis
Keseimbangan kalori negatif
Dehidrasi
Polipagia dan tenaga <<
Kesadaran terganggu
Nutrisi : kurang dari Gangguan keseimbangan
kebutuhan cairan dan elektrolit
II.1.6 Neurosensori
II.1.6.1Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan
II.1.6.2Tanda : disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap
lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental,
refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang (tahap
lanjut dari DKA)
II.1.7 Nyeri/kenyamanan
II.1.7.1Gejala : abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
II.1.7.2Tanda : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat
berhati-hati
II.1.8 Pernapasan
2.8.1.1 Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa
sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak)
2.8.1.2 Tanda : lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen,
frekuensi pernapasan meningkat
II.1.9 Keamanan
II.1.9.1Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit
II.1.9.2Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi/ulserasi,
menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, arestesia/paralisis
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam)
II.1.10 Seksualitas
Gejala : rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita
II.1.11 Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa
darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana pemulangan : mungkin memrlukan bantuan dalam pengatuan
diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah
2.3 Perencanaan
No. Tujuan & Kriteria
Intervensi (NIC) Rasional
Dx Hasil (NIC)
1. Setelah dilakukan asuhan Fluid management
keperawatan selama x 1. Timbang popok/pembalut
24 jam diharapkan jika diperlukan
pasien tidak mengalami 2. Pertahankan catatan intake
ketidakseimbangan dan output yng akurat
cairan dan elektrolit 3. Monitor status hidrasi
dengan kriteria hasil : (kelembaban membran
1. Mempertahankan mukosa, nadi adekuat,
urine output sesuai tekanan darah ortostatik), jika
dengan usia dan BB, diperlukan
BJ urine normal, Ht 4. Monitor vital sign
normal 5. Monitor masukan
2. Tekanan darah, nadi, makanan/cairan dan hitung
suhu tubuh dalam intake kalori harian
batas normal 6. Kolaborasikan pemberian
3. Tidak ada tanda-tanda cairan IV
dehidrasi 7. Monitor status nutrisi
4. Elastisitas turgor kulit 8. Berikan cairan IV pada suhu
baik, membran ruangan
mukosa lembab, tidak 9. Dorong masukan oral
ada rasa haus yang 10.Berikan penggantian
berlebihan nasogastric sesuai output
11.Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
12.Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
13.Kolaborasi dengan dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk
14.Atur kemungkinan tranfusi
15.Persiapan untuk transfusi
Hipovolemia management
1. Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan Ht
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
6. Monitor BB
7. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
8. Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan
9. Monitor adanya tanda gagal
ginjal
2. Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen nutrisi 1. Membantu atau menyediakan
keperawatan selama x asupan makanan dan cairan
24 jam diharapkan diet seimbang
pasien tidak mengalami 2. Pemberian makanan dan cairan
ketidakseimbangan 2. Terapi nutrisi untuk mendukung proses
nutrisi dengan kriteria metabolik pasien yang
hasil : malnutrisi atau beresiko tinggi
1. Mempertahankan BB terhadap malnutrisi
atau bertambah 3. Mengumpulkan dan
2. Menoleransi diet menganalisis data individu
yang dianjurkan 3. Pemantauan nutrisi untuk mencegah dan
3. Mempertahankan meminimalkan kurang gizi
massa tubuh dan 4. Membantu pasien untuk
berat badan dalam makan
batas normal 4. Bantuan perawatan- diri : 5. Memfasilitasi pencapaian
4. Memiliki nilai makan kenaikan BB
labotatorium dalam 5. Bantuan menaikkan berat
batas normal badan
3. Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen lingkungan : 1. Memantau dan memanipulasi
keperawatan selama x keamanan lingkungan fisik untuk
24 jam diharapkan memfasilitasi keamanan
pasien tidak mengalami 2. Mempraktikan tindakan
resiko cedera dengan 2. Pencegahan jatuh kewaspadaan khusus bersama
kriteria hasil : pasien yang beresiko terhadap
1. Mempersiapkan cedera akibat terjatuh
lingkungan yang 3. Menganalisis faktor resiko
aman potensial, menentukan resiko
2. Mengidentifikasi 3. Identifikasi resiko kesehatan, dan
resiko yang memprioritaskan strategi
meningkatkan penurunan resiko untuk
kerentanan terhadap individu atau kelompok
cedera 4. Mengumpulkan dan
3. Menghindari cedera menganalisis informasi secara
fisik 4. Surveilans keamanan terarah mengenai pasien dan
lingkungan untuk
dimanfaatkan dalam
meningkatkan dan memelihara
keamanan pasien
http://diagnosa-keperawatan.kumpulan-askep.com/laporan-pendahuluan-
ketoasidosis-diabetikum-kad-98039/
http://dokumen.tips/documents/laporan-pendahuluan-ketoasidosis-diabetik-
kad.html
Wallace, T.M. & Matthews, D.R. (2004). Recent Advance in The Monitoring
and management of Diabetic Ketoacidosis. QJ Med; 97 : 773-80.
(....) (....)