Anda di halaman 1dari 4

NAMA : TRY HANDAYANI SUHENDRI

NO BP : 1611123005

PERAN MAHASISWA DALAM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya yang tersebar luas di seluruh
kawasan di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan sebutan
negara agraris yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
Selain dari pada itu, Indonesia juga terkenal dengan tanahnya yang subur sehingga di mana saja
menanam tanaman bisa tumbuh dengan subur.Pertanian merupakan sektor primer dalam
perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari
setengah perekonomian.
Potensi pertanian yang terhampar sangat luas dengan karakteristik-karakteristik iklim yang
berbeda saat ini menjadi salah satu potensi yang masih belum dapat dimanfaatkan dengan optimal
oleh bangsa Indonesia. Potensi pertanian Indonesia dalam arti pengertian pertanian yang seluas-
luasnya antara lain pertanian sawah, buah-buahan, sayuran, palawija, perkebunan, peternakan,
perikanan air tawar dan laut, hutan, dan lain sebagainya, yang semua itu adalah potensi yang disadari
oleh seluruh bangsa Indonesia.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit
hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini
pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung
luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Peran Generasi Muda Dalam Pembangunan Pertanian sangatlah penting untuk meningkatkan
pertanian di indonesia ,telah kita ketahui bahwa pertanian di indonesia saat ini sedang mengalami
penuaan ,oleh karena itu kita sebagai anak muda harus tertarik dan memiliki perhatian yang lebih
terhadap sektor pertanian .Anak muda harus ada motivasi pada sektor pembangunan pertanian
,supaya anak muda bisa menjadi motor penggerak pertanian di indonesia.
Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang memanfaatkan sumberdaya alam tanpa merusak
sumber daya alam tersebut, sehingga dapat terus berlanjut sampai generasi berikutnya. Peran
generasi muda dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan diantaranya yaitu dengan membuka
fikiran bahwa sumberdaya yang ada, harus dapat kita maksimalkan dengan bijaksana, sehingga
generasi-generasi setelah kita dapat juga menikmati sumberdaya alam yang ada untuk memenuhi
berbagai kebutuhan pertanian mereka kelak.
Dengan mengembangkan pertanian yang berkelanjutan, kita dapat memenuhi kebutuhan pokok
kita tanpa harus merusak unsur-unsur yang ada di alam, selain itu dengan adanya pertanian
berkelanjutan tentunya sumber daya alam untuk pertanian tersebut dapat terus kita manfaatkan
sebagai kekayaan yang tidak ada habis-habisnya. Generasi muda tentunya harus memiliki daya cipta
yang tinggi, agar kelak pertanian yang kita jalankan tetap dapat berdampingan dengan alam, dan tetap
memiliki hasil yang optimal. Dalam menjalankan proses tersebut, generasi muda harus memiliki
banyak bekal ilmu pengetahuan serta pengalaman tentang pertanian berkelanjutan.
Ketika kita dapat berdampingan dengan alam, tentunya kita juga dapat merasakan berbagai
kebaikan alam yang telah di berikan kepada kita sebagai rahmat Allah SWT kepada kita sebagai
makhluknya. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang diutus sebagai khalifah di muka bumi, tentunya
kita harus dapat menjaga dan merawat sumber daya alam dengan bijaksana, yang salah satunya
dengan melakukan pertanian yang berkelanjutan, dan sebagai generasi muda kita harus mulai belajar
dan mengajak bahwa pertanian yang berkelanjutan, adalah pertanian yang terbaik.
Seperti pengertiannya,pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang tidak merusak alam,untuk
dapat membuat suatu pertanian berkelanjutan kita juga harus memperhatikan kandungan unsur-
unsur yang ada ditanah,pengembangan varietas tanaman merupakan salah satu acara agar unsur hara
dalam tanah tetap terjaga.suatu lahan yang hanya ditanami dengan satu macam tanaman saja dapat
membuat unsur hara dalam lahan tersebut menjadi tidak seimbang lagi.
pengembangkan varietas tanaman lokal dapat dilakukan dengan cara pemuliaan
tanaman.Pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai perpaduan seni dan ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga lebih bermanfaat
bagi manusia. Pada awal perkembangan pemuliaan tanaman hanya didasarkan pada seni saja.
Pemuliaan tanaman telah lahir sejak dikenalnya bahan pertanian, yaitu sejak manusia hidup dengan
cara mengumpulkan bahan makanan dari alam, berpidah-pindah menjadi menetap sambil bertanam
dan beternak.Pada waktu itu orang memilih jernis tanaman atau variasi antar tanaman yang lebih
berguna. Pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan, keterampilan, kemampuan
serta petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan
untuk dapat memenuhi kebutuhan petani.
memilih (seleksi) dan memelihara (domestikasi) merupakan metode pemuliaan tanaman yang
lahir pertama kali. Walaupun didasarkan atas seni, namun hasil 8 pemuliaan tanaman di jaman dahulu
cukup menakjubkan. Sejak lahirnya teori Seleksi Alam dan Evolusi yang dikemukakan oleh Darwin
(1858), dan ditemukannya prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme oleh Gregor Mendel (1866),
para ahli banyak melakukan penelitian untuk mendapatkan varietas baru, berdasarkan atas seleksi
keturunan. Dengaan dukungan ilmu-ilmu lain seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi,
Sistimatik, Hama dam Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain, pemuliaan tanaman sebagai ilmu
berkembang dengan pesat.
Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti memilih
plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe
yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai
varietas. Seleksi dapat dilakukan secara efektif pada populasi tergantung pada tempat dan waktu.
Perbaikan tanaman pada dasarnya tergantung dari penyusun suatu populasi yang terdiri dari individu-
individu dengan genetik berbeda. Seleksi pada umumnya dilakukan untuk memilih tanaman sebagai
tetua/ parental, dan mencegah tanaman lain yang berpenampilan kurang baik sebagai tetua. Strategi
perbaikan populasi ini terdiri dari dua pekerjaan yang berlawanan, yaitu pengumpulan atau
mempertahankan keragaman di dalam populasi, dan seleksi yang mengarah pada pengurangan
keragaman.
Apabila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan yang luas, maka plasma nutfah yang
diinginkan mempunyai keragaman genetik, adaptasi luas, relatif tahan terhadap hama dan penyakit
tertentu. Tetapi bila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan khusus, informasi yang
diperlukan adalah potensi hasil relatif dari masing-masing plasma nutfah. Pemilihan yang bijaksana
terhadap plasma nutfah permulaan merupakan faktor penting untuk keberhasilan program itu.
Pemilihan metode pemuliaan juga merupakan tanggung jawab penting dari pemulia tanaman. Suatu
metode telah diketahui efisien baik dengan percobaan atau teoritis untuk tanaman tertentu, mungkin
tidak berlaku untuk semua situasi. Efisiensi suatu metode dapat di pengaruhi oleh link-age, intensitas
seleksi, besarnya populasi, heritabiltas, dan peran gen (gen action). Waktu yang dibutuhkan untuk
setiap siklus pemuliaan harus diperhitungkan. Misalnya di daerah tropika, mungkin diperoleh dua atau
tiga generasi setiap tahun, sedang di daerah beriklim sedang mungkin hanya satu kali setahun.
Secara faktual dan sulit dibantah bahwa pemuliaan tanaman telah mampu meningkatkan hasil
dan kualitas tanaman secara cukup dramatis. Sebagai ilmu dan teknologi, pemuliaan tanaman telah
mampu memberikan sumbangan besar dalam mendukung penyediaan pangan bagi 6,5 milyar umat
manusia di permukaan bumi saat ini. Dalam kurun waktu lebih kurang satu abad saja, pemuliaan
tanaman telah mampu membentuk ratusan varietas, klon, atau galur baru yang lebih unggul (Nasir
2001).
Peningkatan hasil pertanian tidak hanya dipengaruhi oleh varietas tanaman melainkan juga
dipengaruhi oleh lahan pertanian.Seperti yang kita ketahui, lahan pertanian di indonesia semakin
berkurang akibat adanya pembangunan gedung gedung tinggi pencakar langit.Sebagai anak muda
yang kreatif kita harus bisa memikirkan cara untuk mensiasati hal tersebut.
optimalisasi lahan dalam artian dengan lahan baku yang tetap dapat meningkatkan hasil, baik
luas tanam atau peningkatan IP maupun produktivitas per satuan luas adalah Teknologi terapan yang
sesuai dengan kondisi setempat yang bersifat kekhususan lokasi (spesific location). Saat ini secara
umum terdapat 3 teknologi padi yang memungkinkan dilaksanakan untuk pelaksanaan optimalisasi
lahan sawah untuk peningkatan IP dan atau produktivitas adalah (1). Pengolahan Tanaman Terpadu
(PTT), (2). Systim Of Rice Intensification (SRI) dan yang masih relatif baru, (3) Sistem satu ibu atau
SALIBU.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)


PTT adalah upaya untuk meningkatkan hasil dan pendapatan petani, melalui
penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi petani dan lingkungan setempat,
dengan pemilihan komponen teknologi ke dalam kelompok dasar dan teknologi:
Pertama, komponen dasar terdiri dari varietas unggul baru, benih bermutu dan
berlabel, bahan organik, pengaturan populasi tanaman, pemupukan berdasarkan
kebutuhan tanaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman berdasarkan
pengendalian hama secara terpadu.
Kedua, komponen teknologi pilihan, sesuai kondisi setempat teknologi anjuran
ini merupakan pilihan sesuai kondisi setempat antara lain; pengolahan tanah sempurna
atau minimal, bibit muda < 21 hari, pengairan secara efektif dan efisien, penyiangan
dengan landak/gasrok, panen waktu dan perontokan gabah sesegera mungkin.
Untuk percepatan penerapan oleh petani secara masal di lapangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan telah menerapkan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari segi penyuluhan metode
ini merupakan demonstrasi plot (demplot) secara masal, baik dalam bentuk
labolatorium lapangan (LL) dengan saprodi lengkap, maupun hamparan terapan
lainnya, yang pada dasarnya bertujuan agar petani secara perorangan maupun
kelompok tau, mau dan mampu melaksanakan teknologi ini. Biasanya pada tingkat
tau dan mau relatif cepat dengan melihat bukti keberhasilan, tetapi untuk
melaksanakan sangat tergantung pada kemampuan petani menerapkannya.

System of Rice Intensification (SRI)

SRI pertama kali diterapkan dengan pemanfaatan bahan organik yang bertujuan
untuk usaha tani ramah lingkungan, hemat air irigasi, termasuk saprodi benih,
pemakaian bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, termasuk
mendaur ulang limbah dan berbasis kearifan lokal.
Tahapan pelaksanaan SRI organik relatif sama dengan PTT; pertama, tahapan
persiapan seperti pembuatan mikro organisme lokal (MOL) yang berfungsi sebagai
decomposer dan aktivator, yang terbuat dari bahan-bahan yang ada dilokasi seperti
keong mas, rebung, tulang, dsb. Pembuatan kompos, dengan bahan kotoran hewan,
jerami, sisa-sisa tanaman. Untuk mempercepat proses dekomposisi dapat dibantu
dengan MOL di atas.
Kedua, tahap pelaksanaan; Pengolahan tanah, pemilihan benih sehat dan bernas
teknologi sederhana dapat diuji melalui perendaman air garam, Persamaian,
Penanaman, untuk mengurangi stres umur bibit 5-7 hari, tanam pindah dengan waktu
< 15 minit, tanam tunggal pangkal membentuk huruf L ( agar anakan banyak), dengan
jarak tanam lebar 40 x 40 cm, sampai 50 x 50 cm.Pemberian air macak-macak kecuali
saat penyiangan genangan air 2-3 cm.Setelah penyiangan diberikan MOL, sementara
pengendalian HPT mengikuti kaidah konsep pengendalian hama terpadu.
Dalam pelaksanaan di lapangan secara teknis dan alokasi anggaran banyak
dilaksanakan oleh Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian.

Teknologi SALIBU

Teknologi Salibu relatif baru yang merupakan ratun yang dimodifikasi; dengan
memanfaatkan batang bawah padi setelah panen sebagai penghasil tunas/anakan yang
dapat dipelihara/dibudidayakan.
Menurut (Erdiman, dkk, 2012) dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatera Barat, beberapa faktor yang cukup berpengaruh keberhasilan dalam
penerapan teknologi ini antara lain: pertama, varietas tinggi pemotongan batang sisa
panen, kondisi air tanah setelah panen, penjarangan, penyisipan dan pemupukan.
Untuk jenis varietas tanaman padi, di samping varitas lokal adalah varitas Cisokan,
dengan tinggi pemotongan 3-5 cm dari permukaan tanah, dengan kondisi tanah
lembab.
Kedua, dari segi tahapan keberhasilan ditentukan oleh 1). Tanaman Induk,
sebaiknya sistem legowo, dengan masa panen lebih awal 1 minggu dengan kondisi
tanah lembab 2). Awal SALIBU, bebas gulma, tinggi pemotongan 3-5 cm, setelah
panen seminggu, dengan kondisi air macak macak. 3). Pemeliharaan tanaman/tunas
sampai umur 2025 hasil setelah potong diadakan penjarangan, penyisipan,
pemupukan, penyiangan, pembenaman jerami sisa pemotongan batang.
Dari hasil pengamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang telah
banyak menerapkan teknologi ini, dengan pemupukan dan pemeliharaan yang tepat
produktivitas ada yang mencapai 9,3 ton gkg/ha, dengan rerata 6,5 s/d 8 ton gkg/ha.
Dari segi peningkatan indeks pertanaman (IP) sangat dimungkinkan karena tidak
memerlukan pengolahan tanah, pembibitan dan penanaman, sehingga dapat
menghemat waktu, tenaga, biaya pengusahaan secara nyata.
Adanya pengoptimalisaian lahan pertanian dan peningkatan varietas tanaman,
dapat membuat negara indonesia menjadi negara yang memiliki kemandirian pangan
lokal berdaya saing lokal maupun internasional. Kemandirian pangan lokal sediri
diartikan sebagai kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang
beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan
pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Maka dari itu, sebagai mahasiswa (generasi muda) yang kreatif dan peduli
terhadap bangsa,kita harus ikut serta dalam menerapkan program program tersebut,
agar indonesia menjadi negara yang memiliki kemandirian pangan lokal,melalui
pertanian berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai