Anda di halaman 1dari 15

PT.

Dipo Trikarsa
Konsultan Laporan Akhir

Bab

2 PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. KEGIATAN PENGUMPULAN DATA


Data-data yang telah dikumpulkan untuk mendukung pelaksanaan
Pekerjaan Perencanaan Penataan Dan Pengamanan DAS Batang Sikali, Kota
Payakumbuh adalah sebagai berikut :
- Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50 000
- Peta Geologi Regional Daerah Studi
- Data Curah Hujan di Daerah Studi
- Data Kependudukan di Daerah Studi
- Data Kejadian Banjir dll.

2.1.1. Data Peta peta yang digunakan


Untuk kajian katakteristik DAS Batang Sikali digunakan peta topografi skala
1:50000 yang dikeluarkan oleh Jawatan Topografi Angkatan darat.
Data peta rupa bumi yang dipergunakan adalah
- Lembar Rupa Bumi Lembar Suliki, No. 1224-I
- Lembar Rupa Bumi Lembar Bukit Tinggi, No. 1224-II
- Lembar Rupa Bumi Lembar Batu Sangkar, No. 1324-III
- Lembar Rupa Bumi Lembar Payakumbuh, No. 1324-IV
Disamping peta rupa Bumi tersebut digunakan pula peta geologi regional
yang melingkupi daerah studi. Peta tersebut untuk mendapatkan informasi
kondisi geologi di daerah studi. Peta geologi regional yang dipergunakan
adalah Peta Geologi Bersistem Sumatera, Lembar Solok 0815, Skala peta 1 :
250000.

Perencanaan Penataan Dan Pengamanan DAS Batang Sikali, Kota Payakumbuh 2-1
2.1.2. Data Curah Hujan di Daerah Studi
Di wilayah studi dan sekitarnya terdapat beberapa stasiun pencatat curah
hujan yang tersebar di sekitar DAS Batang Sikali Stasiun-stasiun Hujan
tersebut adalah:

STA Candung/Koto Tinggi,


STA Tanjung Pati,
STA Lintau Buo.
STA Ibuh
STA Talawi
STA Padang Tinggi

Pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1 disajikan data dan ilustrasi tinggi curah
hujan bulanan dari stasiun-stasiun hujan tersebut dengan periode data lebih
dari 10 tahun kecuali Sta Ibuh, Sta Talawi dan Sta Padang Tinggi. Data
curah hujan yang diperoleh dari Dinas PSDA Sumatera Barat dan Dinas Pu
Kota Payakumbuh

Gambar 2-1 Curah Hujan Bulanan Rata-rata di Daerah Studi

Fluktuasi CH Bulanan tap Stasiun


1000

900

800
Curah Hujan

700 Candung/Koto Tinggi


600 TanjungPati

500 Lintau Buo


Ibuh
400
Talawi
300
Padang Tinggi
200

100

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Tabel 2-1 Curah Hujan Bulanan Ratarata Pada Stasiun Hujan Di Wilayah Studi

No Stasiun Hujan

1 Candung/Koto T inggi

2 T anjungPati

3 Lintau Buo

4 Ibuh

5 T alawi

6 Padang T inggi

Sumber: Dinas PSDA Sumatera Barat dan Dinas PU Kota


Payakumbuh

Dari data hujan tersebut di atas dapat diketahui bahwa curah hujan yang jatuh di
kawasan DAS Batang Sikali relatif sedang. Curah hujan rata-rata tahunan tertinggi
jatuh di daerah hujan Sta Talawi dengan tinggi curah hujan tahunan sebesar 5772
mm, kemudian disusul di daerah Sta Candung/Koto tinggi sebesar 2585 Sta
Tanjung Pati sebesar 2399 mm, dan Sta Lintau Buo 2115 mm. Data curah hujan
yang ekstrim dan nampak berbeda adalah data curah hujan di Stasiun Talawi,
menurut Konsultan adalah tidak wajar dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Ketersediaan data untuk Sta Tanjung Pati, Sta Candung dan Sta Buo adalah lebih
dari 15 tahun, sedangkan data dari sta Padang Tinggi, Sta Ibuh dan Sta Talawi
adalah 5 tahun, yaitu mulai tahun 2008. Oleh karena itu, dalam pekerjaan ini data
hujan yang digunakan untuk perencanaan adalah data-data hujan dari Sta
Tanjung Pati, Sta Candung dan Sta Buo, dengan jumlah data sebanyak 20 tahun.

Dalam perencanaan sungai diperlukan parameter desain yaitu debit desain untuk
sebagai penentu kapasitas sungai yang direncanakan dan panjang riprap yang
dibutuhkan untuk pengamanannya. Data hujan yang digunakan adalah data
curah hujan maksimum harian dalam setiap tahunnya yang kemudian diolah
menjadi hujan daerah dengan metode reduksi yang memperhatikan jarak masing-
masing stasun hujan dengan titik berat DAS dari daerah yang ditinjau.
Adapun data curah hujan maksimum harian tahunan dari masing-masing stasiun
hujan adalh seperti pada tabel-tabel berikut:
Tabel 2.2 Curah Hujan Maksimum Harian Tahunan
STA Koto Tinggi /Candung

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tabel 2.3 Curah Hujan Maksimum Harian Tahunan


STA Tanjung Pati

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
15
15
15
15
16
Tabel 2.4 Curah Hujan Maksimum Harian Tahunan
STA Buo

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Bt Sinamar S T A T a n ju n g
Sta . T an ju n g P at
Pati Bt Bungo
i
Bt Harau
Bt Lampasi

STA STA Talawi


PadangTinggi
STA Ibuh

Bt Sinamar

Sta. Koto Tinggi Bt Agam DAS Bt Sikali


STA Koto Tinggi

G. MALINTANG
2262
G. KARAS
2005

G. SAGO
2018

2709

G. KAPU
719
STA Buo
Sta. Buo

Gambar 2.2 Sebaran Stasiun Hujan di sekitar DAS Batang Sikali


2.2. SURVAI PENGUKURAN TOPOGRAFI SUNGAI KONDISI BATANG
SIKALI

Pengukuran topografi sungai yang dilakukan sepanjang 7,0 km, lebih dari yang
tercantum dalam kontrak yaitu 5 km. Koridor pengukuran Batang Sikali yang
dilaksanakan adalah dari Jembatan Beton di Aua Kuning ke arah hilir sepanjang
7 km.
Kegiatan pengukuran meliputi pengukuran penampang melintang sungai,
penampang memanjang sungai dan pengukuran detail situasi. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk mendapat suatu peta situasi sungai skala 1 : 2000, penampang
melintang sungai skala 1 : 200 (H) dan 1 : 100 (V), penampang memanjang sungai
untuk skala vertical 1: 2000 (H) dan 1 : 100 (V).
Hasil pengukuran akan digunakan untuk menunjang pekerjaan perencanaan
sungai Batang Sikali. Hasil pengecilan draft peta situasi hasil pengukuran dapat
dilihat pada Gambar 2-3.

Metode pengukuran yang dilakukan diuraikan sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan

2. Pemasangan Monumentasi dan Patok Bantu


a. Bench Mark ( BM ) yang dipasang sebanyak sepuluh buah.
b. Control Point ( CP )
c. Patok Bantu

3. Titik Referensi
Referensi pengukuran menggunakan GPS Handheld dan dinyatakan dalam
bentuk BM dan CP.
Tabel 2.5 Daftar Koordinat BM dan CP

BM / CP

BM 1

CP 1

BM 2

CP 2

BM 3

CP 3
U
Bendung Baringin

Bendung Tanjung Rajo

Bendung Bramban Nan


Tuo

Jembatan Sawah Padang

Gambar 2 3 Peta Situasi Hasil Pengukuran Topographi


Bt Lampasi Bt Sinamar

Bt Bungo

Bt Agam

Pengukuran sungai Tiakar


Bt Sikali , 7 km

Bt Sinamar

Aua Kuning

DAS Bt Sikali
2
CA = 65,60 km

G. MALINTANG
2262
G. KARAS
2005
G. SAGO
2018

Gambar 2 4 Ploting Pengukuran dalam DAS Bt Sikali

4. Pengukuran Poligon Utama.


Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal atau yang lazim disebut Poligon,
diukur dengan melewati BM terpasang.
5. Pengukuran Waterpass.
Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon dengan
pembagian loop seperti pengukuran poligon.

6. Pengukuran Penampang Memanjang Sungai


Penampang memanjang sungai diukur dan digambar dengan menggunakan
data dari center line dan tanggul sungai cross section degan total panjang
6984.02 m

7. Pengukuran Situasi Bantaran Sungai

Awal Pengukuran

Cross Section Interval 50 m, Akhir Pengukuran


koridor 5-15 m ke kiri kanan dari
tepi sungai

Gambar 2-5 Pengambilan Detil Situasi Sungai dan Bantaran Sungai

Perencanaan Penataan Dan Pengamanan DAS Batang Sikali, Kota Payakumbuh 2-


1010
8. Pengukuran Penampang Melintang Sungai
Pengukuran profil melintang sungai dilakukan sepanjang areal pengukuran.

CL

Gambar 2 - 6 Pengambilan Detil Penampang Melintang

Pada lokasi Batang Sikali, pengukuran dilakukan per 50 meter atau kurang.
Jumlah potongan melintang yang di ukur adalah sebanyak 140 buah.

2.3. SURVAI MEKANIKA TANAH


Survey mekanika tanah / geoteknik berupa penyelidikan Sondir dan Bor
Tangan dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan peninjauan lapangan dengan
direksi pekerjaan. Lokasi penyelidikan mekanika tanah adalah sebanyak 4 (empat)
titik sondir dan Bor Tangan sebanyak 4 (empat) titik.
Pemilihan lokasi penyelidikan berdasarkan pertimbangan penempatan
alternative lokasi penanganan di lokasi pekerjaan.
2.3.1. Kegiatan Sondir dan Bor Tangan
Sondir yang dilakukan pada 4 lokasi sebagai berikut:
1. Sondir 1 dan Bor Tangan 1 di Bendung Bt Sikali
2. Sondir 2 dan Bor Tangan 2 di Jembatan Sawah Padang
3. Sondir 3 dan Bor Tangan 3 di Jembatan Padang Tiakar Mudik
4. Sondir 4 dan Bor Tangan 4 di Jembatan Balai Batimah
U
Bendung Baringin
Sondir 4 dan Bor Tangan 4

Bendung Tanjung Rajo

Bendung Bramban Nan


Tuo

Sondir 3 dan Bor Tangan 3

Sondir 2 dan Bor Tangan


2

Sondir 1 dan Bor Tangan 1


Jembatan Sawah
Padang

Gambar 2 7 Peta Lokasi Survey Mekanika Tanah/Geoteknik

2.3.2. Hasil penyelidikan tanah dengan Sondir


Dari hasil sondir yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sondir 1, kondisi lapisan tanah padat ditemukan dikedalaman tanah
7.00 meter s/d 7.8 meter. Nilai Konus terkecil 40 kg/cm2 s/d lebih besar
dari 150 kg/cm2. Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) 296 kg/cm s/d 336.
Kondisi tanah mempunyai tingkat kepadatan sedang s/d padat.
2. Sondir 2, kondisi lapisan tanah padat ditemukan dikedalaman tanah
5.80 meter s/d 7.4 meter. Nilai Konus terkecil 50 kg/cm2 s/d lebih besar
dari 150 kg/cm2. Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) 176 kg/cm s/d 256.
Kondisi tanah mempunyai tingkat kepadatan sedang s/d padat.
3. Sondir 3, kondisi lapisan tanah padat ditemukan dikedalaman tanah
4.00 meter s/d 5.20 meter. Nilai Konus terkecil 35 kg/cm2 s/d lebih
besar dari 150 kg/cm2.Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) 102 kg/cm s/d
162. Kondisi tanah mempunyai tingkat kepadatan sedang s/d padat.
4. Sondir 4, kondisi lapisan tanah padat ditemukan dikedalaman tanah
3.00 meter s/d 5.420 meter. Nilai Konus terkecil 44 kg/cm2 s/d lebih
besar dari 150 kg/cm2.Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) 90 kg/cm s/d
210. Kondisi tanah mempunyai tingkat kepadatan sedang s/d padat.

2.3.3. Hasil penyelidikan tanah dengan Bor Tangan


Bor tangan dilakukan di dekat titik penyelidikan sondir. Sample tanah
diambil pada kedalaman bervariasi.
Pengujian/pemeriksaan sample tanah sudah dilakukan oleh Laboratorium
uji tanah Universitas Bung Hatta. Pengujian meliputi sifat fisik dan sifat
mekanik bahan. Adapun item sifat fisik dan sifat mekanik yang dapat
diketahui di laboratorium mekanika tanah adalah sebagai berikut:

Uji Sifat Fisik


9 Specific Grafity/Berat Jenis
9 Water Content/Kadar Air
9 Grain Size Analysis/Analisa Butiran

Uji Sifat Mekanis


9 Direct Shear
Resume hasil penyelidikan uji sample tanah di laboratorium, disampaikan
dalam tabel berikut.
Tabel 2 6 Hasil Penyelidikan Sampel Tanah Hand Bor

NO

ASAL
CONTOH SAM PEL

1 Bor Tangan HB - 1
2 Bor Tangan HB - 2
3 Bor Tangan HB - 3
4 Bor Tangan HB - 4

2.4. INVENTARISASI KONDISI SUNGAI DAN DOKUMENTASI SUNGAI


Inventarisasi kondisi sungai dan Dokumentasi meliputi: Inventarisasi kondisi
sungai dan bangunan-bangunan yang ada pada Batang Sikali pada ruas yang
dilakukan pengukuran hingga ke Batang Sinamar, serta kondisi alur sungai.
Hasil secara ringkas dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
o Batang Sikali merupakan anak sungai Batang Sinamar, dimana di kanan dan
kiri aliran sungai yang ditinjau merupakan areal persawahan yang aktif
diusahakan oleh petani
o Terdapat beberapa bendung irigasi (Tipe bendung gerak dengan pintu sorong)
yang berada di ruas sungai Batang Sikali yang ditinjau yaitu:
Bendung Irigasi Bt Sikali (diluar ruas sungai yang diukur, beberapa
puluh meter ke arah hulu dari patok terakhir)
Bendung Irigasi Bramban Nan Tuo (Patok P60)
Bendung Irigasi Tanjung Rajo (P33)
Bendung Irigasi Baringin (P9)
o Keberadaan bendung menyebabkan perubahan kemiringan alamiah, yaitu
0.0028 menjadi lebih landai yaitu berkisar 0.001 0,002. Dimana secara teoritis
mengurangi kapasitas sungai dalam mengalirkan air banjir.
o Material dasar sungai dari Jembatan Sawah Padang/Aua Kuning ke arah hilir
didominasi pasir hingga kerikil dan semakin halus. Tebing-tebing sungainya
relatif mempunyai kemiringan yang bervariasi, sebagian lebih besar dari 45 .
berbatasan dengan areal persawahan dan ditumbuhi pepohonan.
o Di beberapa tempat terjadi longsoran tebing yang merupakan salah satu
sumber sedimen di sepanjang aliran sungai pada ruas tersebut. Material
sedimen tersebut terendapkan di sepanjang sungai hingga ke bagian upstream
bendung-bendung irigasi di sungai tersebut. Sumber utama sedimen lain
berasal dari hulu daerah studi. Pergerakan material sungai berupa kerikil
hingga kerakal terutama terjadi pada waktu debit besar atau banjir tahunan.
o Tata guna lahan di sepanjang sungai yang diukur berupa lahan persawahan,
kebun dan sedikit bangunan yang posisinya begitu dekat dengan sungai.
o Pada daerah studi tidak ditemui peralatan peringatan dini (warning system).
o Dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat, di lokasi studi tiap 5 tahun
sekali terjadi banjir yang cukup besar.
Hasil secara lengkap disampaikan dalam laporan inventarisasi sungai.

Anda mungkin juga menyukai