Anda di halaman 1dari 9

3.

1 Perindustrian Perikanan Umum


Ikan merupakan salah satu sumber bahan makanan bergizi yang baik untuk tubuh
karena mengandung diantaranya protein, lemak, vitamin, dan mineral. Manusia sudah
sejak lama memanfaatkan ikan untuk kebutuhan pangan. Peningkatan jumlah penduduk
disertai pergeseran pola makan masyarakat dari red meat ke white meat adalah faktor
faktor yang mendesak permintaan ikan yang lebih banyak. Di satu sisi ikan begitu diminati,
namun di sisi lain ikan dikenal sebagai bahan makanan yang tidak tahan lama dan
ketersediaannya juga bergantung pada faktor alam. Semula orang menangkap ikan hanya
untuk dimakan pada hari itu saja sebab 2 3 hari kemudian bisa dipastikan ikan tersebut
mulai membusuk. Melihat karakteristik ikan yang seperti itu maka dibentuklah basis
pengolahan perikanan. Menurut Damayanti (2012) komponen industri pengolahan muncul
karena adanya tiga sebab utama, yaitu a) ketika hasil tangkap harus disimpan dalam waktu
yang relatif lama b) ketika hasil tangkap harus dibawa dari lokasi penangkapan ke pasar
dalam jarak yang relatif jauh, dan c) ketika hasil tangkap diperuntukan untuk tujuan ekspor.
Sebuah klaster industri adalah objek yang kompleks, terdiri atas industri sebagai
inti klaster, dan berbagai lembaga pendukung seperti lembaga pendidikan dan penelitian,
lembaga keuangan, industri distribusi dan pemasaran hasil, industri komponen dan bahan
penunjang, masyarakat perikanan sebagai tenaga kerja dan konsumen hasil perikanan serta
pemerintah sebagai regulator. Kebijakan pengelolaan perikanan seharusnya disesuaikan
dengan kondisi tingkat pemanfaatan perikanan di wilayah tersebut. Maka, perlu dilakukan
penilaian terhadap keberlanjutan sebuah klaster industri perikanan, dan untuk itu perlu
dirumuskan parameter-parameter yang mewakili indikator perikanan yang berkelanjutan.
Jika indikator dan parameter keberlanjutan klaster industri perikanan dapat diketahui,
selanjutnya dapat dilakukan penilaian keberlanjutan sebuah klaster industri perikanan.
Menurut jenis pengolahannya, industri pengolahan perikanan dapat dibedakan
menjadi industri pengolahan modern dan industri pengolahan tradisional. Industri
pengolahan modern mencakup industri pengalengan dan industri pembekuan, sedangkan
industri pengolahan tradisonal mencakup industri pengasapan, industri pengasinan, dan
industri pemindangan. Secara umum selain berbeda pada kompleksitas teknik mengolah
seperti penggunaan mesin-mesin berteknologi, perbedaan juga terletak pada jenis bahan
baku yang digunakan dimana industri pengolahan perikanan tradisional pada umumnya
menggunakan jenis komoditas ikan yang bernilai ekonomi rendah dan bergizi rendah
relatif dibandingkan jenis bahan baku di industri pengolahan perikanan modern.
3.2 Karakteristik Limbah Industri Perikanan
Limbah cair industri memiliki karakteristik yang berbeda tergantung pada jenis
komoditi yang digunakan dan jenis produk yang dihasilkan serta jenis proses produksi yang
dilakukan. Namun secara umum kuantitasnya besar dan memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi. Pada limbah industri pangan jarang ditemukan bahan beracun ataupun
logam berat. Sehingga analisis lebih banyak dipusatkan pada unsur-unsur alam pH, BOD,
COD, TSS, kadar minyak dan bakteri koliform (OFCF, 1987 dalam Dian, 2001).
Karakteristik limbah cair dari berbagai jenis industri hasil perikanan dapat dilihat pada
Tabel
Tabel. Beban Limbah Cair Dari Beberapa Jenis Operasi Pengolahan Ikan
Beban Limbah BOD COD Minyak/lemak Padatan
Cair Tersuspensi
Pengolahan ikan 332 kg/t - 0,348 kg/t 1,42 kg/t
(manual)
Pengolahan ikan 11,9 kg/t - 2,28 kg/t 8,92 kg/t
(mekanik)
Fillet ikan 3482 - 10000 - 857-6000 mg/l -
Herring mg/l
Pengalengan 6,8 - 20 kg/t 114 64 kg/t 1,7 13 kg/t 3,8 17 kg/t
tuna
Pabrik sardin 9,22 kg/t 1,74 kg/t 5,41 kg/t
Pengolahan 18,7 kg/t - 0,461 kg/t 6,35 kg/t
kerang
Cairan darah dari 23500 93000 mg/l 0 1,92% -
pabrik makanan 34000 mg/l
ikan
Air dari 13000 - 60 1560 -
pengerasan 76000 mg/l mg/l
daging
Udang beku 160 mg/l 1780 mg/l - -
Pengalengan 941,69 mg/l 1401,78 mg/l - -
ikan
Makanan ikan 245,23 mg/l 949,05 g/l 6976 -
Sumber: Gonzalez (1996)

Limbah cair uang dihasilkan dari industri pengolahan hasil perikanan mengandung
banyak protein dan lemak, akibatnya nilai BOD dan TSS-nya cukup tinggi. Kadarnya
berbeda-beda tergantung jenis industri sebab dalam industri manapun terdapat perbedaan
yang dipengaruhi oleh tingkat produksi, jenis bahan mentah, kesegaran dan jenis produk
akhir yang dihasilkan (Gonzalez, 1996).

Dalam pengolahan hasil perikanan, limbah cair dilepaskan dengan tahap-tahap


sebagai berikut: penggarapan bahan mentah (pencairan dan persiapan), pembersihan
(pencucian dan preparasi), dehidrasi. Pengeprasan, penyaringan, pemanasan, pendinginan,
dan pembersihan alat (OFCF, 1987 dalam dian 2001). Cairan ini menggandung darah dan
potongan-potongan kecil ikan dan kulit, isi perut, kondensat, dari operasi pemasakan dan
air pendingin dari kondensor (Jenie dan Rahayu, 1990).

Limbah cair ini dikeluarkan dalam volume yang tidak sama untuk setiap harinya
dari industri sebab laju kesibukan yang cenderung berbeda. Pada suatu waktu tertentu
banyak sekali dikeluarkan ampas dan lemak cair yang terutama mengandung protein dan
garam. Sedangkan pada waktu lain, air limbah yang dikeluarkan lebih dominan
mengandung protein dan lemak. Walaupun demikian, parameter pencemaran yang terdapat
dalam limbah industri pangan khususya industri hasil perikanan tetap saja lebih dominan
parameter organic seperti pH, BOD, COD, TSS, total nitrogen, amoniak, nitrat, dan juga
klorin (Hayati, 1998)

3.3 Pengolahan Limbah Cair Industri Perikanan


Pengolahan limbah cair hasil industri perikanan pada kawasan mulanya
menggunakan sistem drainase sebelum sistem sewerage treatment plant (STP) diterapkan.
Untuk mengolah air limbah yang dibuang dari area PPSNZJ. Sebelum memasuki fase IV,
air limbah hasil kegiatan industri perikanan langsung dibuang ke laut melalui sistem
drainase. Seiring waktu, aktivitas kegiatan industri perikanan mengalami kenaikan,
sehingga air limbah hasil pengolahan ikan yang dihasilkan pun bertambah. Hal ini
berdampak buruk bagi laut karena output yang dikeluarkan industri perikanan secara
kontinyu terus menerus memasuki badan air. Kemudian memasuki fase IV, sistem
pengolahan air limbah mulai menggunakan dengan penyediaan pipa pengumpul dan
sewerage treatment plant (STP). Air limbah akan diolah menjadi air bersih oleh STP dan
lumpur yang dihasilkan akan digunakan kembali (rettlement sludge) untuk di proses lebih
lanjut. Lumpur tersebut dapat diproses oleh dua sistem, yaitu dengan sistem dehidrasi di
ruang hydroextractor dan dengan sistem pengeringan yaitu sinar matahari langsung
mengenai permukaan lumpur. Air limbah yang sudah diolah akan ke laut dan lumpur yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk atau keperluan lainnya.

Perlu diperhatikan khusus pada operasi dan pemeliharaan STP, karena merupakan
fasilitas utama untuk menjaga kebersihan dan higienis. Meskipun bekerja secara otomatis
dengan bantuan sistem komputer, operasi harus diperiksa dan di pantau setiap harinya. Jika
ada kerusakana peralatan, operator harus segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan
dibuang masalah. Pemeliharaan harian dan berkala harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga operasi yang lancar dan efektif dapat tercapai.

Area-1
Kondisi
No Lokasi Konsumsi Rasio air Volume air Remark
air bersih limbah limbah/hari
m3/hari
1 Shops in TPI Langsung dibuang
- PPSJ MCK-1 TPI 8.00 1.00 8.00 ke septik tank
- PPSJ MCK-2 TPI 3.50 1.00 3.50 (volume = 26.39
- PPSJ MCK-3 TPI 3.80 1.00 3.80 m3 )
- PPSJ Toilet-1 TS IX 2.50 1.00 2.50
- PPSJ Toilet-2 2.96 1.00 2.96
- Taryono Warung Kopi No. 5.63 1.00 5.63
7
SUB TOTAL I 26.39 26.39
2 FISH STORAGE IN TPI Langsung dibuang
- Edi Santoso 0.60 0.90 0.54 ke septik tank
- Suhari 0.10 0.90 0.09 (volume = 0.63
me)
SUB TOTAL 2 0.70 0.63
3 OFFICES IN TPI
- PT. Merin Tangguh 2.23 1.00 2.23
- PT. Merin Tangguh (Toilet 0.77 1.00 0.77
Mekanik
- Kantin Anda 2.23 1.00 2.23
- Kantin Amin 1.27 1.00 1.27 Langsung dibuang
- Yap Khie Yoen 1.00 1.00 1.00 ke septik tank
- Agus Sutaryana 0.03 0.90 0.03 (volume = 19.57
- Bank DKI 0.07 0.90 0.06 m3 )
- PT. Mina Sari Segara 1.07 0.90 0.96
- Gatot Riyanto 0.37 0.90 0.33
- H. Jamil 2.23 0.90 2.01
1.37 0.90 1.23
- PT. Fajar Cakrawala
Subindo 8.27 0.90 7.44
- PT. Fajar Cakrawala
Subindo
SUB TOTAL 3 20.91 19.57
4 FISHING BOAT (Supply 200.00 0.00 0.00
Mobil Tank)
SUB TOTAL 4 200.00 0.00
5 TRANSIT SHED
- Salimin TS-VII-A 2.23 0.90 2.01
- PT. Kusuma Mina Nusa TS 2.57 0.90 2.31
VII-B
- PT. Red Ribbon TS-VIII 11.43 0.90 10.29 Langsung dibuang
- PT. Mina Jaya Sejati TS-IX 6.10 0.90 5.49 ke septik tank
- PT. Kraminaba TS-X 4.53 0.90 4.08 (volume = 57.60
- PT. Ablomas TS-XI 23.90 0.90 21.51 m3 )
- Achmad Jafar TS-XIV-A 4.67 0.90 4.20
- Radian TS-XV-A 2.07 0.90 1.86
- PT. Multi Matra Mandiri 2.63 0.90 2.37
TS-SV-C/B
- PT. Bali Sumber Hayati 3.87 0.90 3.48
SUBTOTAL 5 64.00 57.60
6 PROCESSING ROOM
- PT. Red Ribbon 20.10 0.90 18.09
- PT. Inti Makmur 2.07 0.90 1.86
- CV. Lautan Niaga Jaya 5.87 0.90 5.28
- INKOPOL 7.63 0.90 6.87 Langsung dibuang
- Fajar Cakrawala 8 6.00 0.90 5.40 ke septik tank
- PT. Bina Wirna Traco 4.47 0.90 4.02 (volume = 62.61
- PUSKOPALMAR 11.40 0.90 10.26 m3 )
- PT. Central Jaya M 3.13 0.90 2.82
- PT. Tridaya Eramina 8.90 0.90 8.01
SUB TOTAL VI 69.57 62.61
7 OFFICES IN EAST
QUAYWALL
- PT. Tirta Khatulistiwa 1.73 0.90 1.58 Langsung dibuang
- PT. Tri Harum Samudera 0.00 0.90 0.00 ke septik tank
- PT. Citra Mulia Abadi 0.00 0.90 0.00 (volume = 14.00
- PT. Rinkai Hutama JO 9.40 0.90 8.46 m3 )
- PT. Waskita Daito JO 4.43 0.90 3.99
SUB TOTAL 7 15.56 14.00
8 UPT OFFICE Langsung dibuang
- PPSJ (Gedung UPT-PPSJ) 9.13 0.90 8.22 ke septik tank
- PCI (Gedung UPT-PPSJ) 1.53 0.90 1.38 (volume = 18.84
- PT. Waskita Karya (Kantor 10.27 0.90 9.24 m3 )
M/E)
SUB TOTAL 8 20.93 18.84
9 PERUM PPS
- Kantor Administrasi 1.33 0.90 1.20
- Mekanik-1 90.87 0.90 81.78 Langsung dibuang
- Mekanik-2 1.37 0.90 1.23 ke septik tank
- Cold Storage 4.57 0.90 4.11 (volume = 90.09
- Toilet Cold Storage-2 0.97 0.90 0.87 m3 )
- Wisma Mina 1.50 0.60 0.90
- Pabrik Es Lama 147.40 0.20 29.48 Langung ke STP
- Mess Karyawann 2.40 0.60 1.44
- Pas Masuk 4.90 0.60 2.94
- MCK Lapangan Tenis 5.73 0.90 5.16
- Kantor Pengelola 2.47 0.90 2.22
- Mesjid Perum PPSJ 2.43 0.60 1.46
- Mushola PPI 4.83 0.90 4.35 Langsung dibuang
- Pos DKI PPI 0.30 0.90 0.27 ke septik tank
- Workshop 0.20 0.90 0.18 (volume = 26.87
- Rumah Pompa 1.70 0.90 1.53 m3 )
- Pos Polisi 2.33 0.90 2.10
- Pengelola Ikan 0.37 0.90 0.33
- Pemasaran Ikan 0.30 0.90 0.27
- Pos DKI TPI 0.70 0.90 0.63
- Posko TPI 1.43 0.90 1.29
- Lantama/Pos Kamla 1.00 0.90 0.90
- Kantor Cabang 2.00 0.90 1.80
- Pabrik Es Baru 78.70 0.20 15.74 Langsung ke STP
- Samp. Kantor Administrasi 0.90 0.90 0.81 Langsung dibuang
- Mekanik 2-13 6.93 0.90 6.24 ke septik tank
- Transit Shed 3 7.27 0.90 6.54 (volume = 14.42
- Pemadam Kebakaran 5.63 0.20 1.13 m3 )

Sub Total (untuk STP) 9 226.10 45.22


TOTAL Area 1 295.67 107.83

AREA-2
Kondisi
No. Lokasi Konsumsi air Rasio air Volume air Remark
bersih limbah limbah/hari
m3/hari
1 INDUSTRIAL AREA
- PT. Panutan Mina Saba 20.13 0.75 15.10
- PT. Sandimas Gopura 0.00 0.00 0.00
- PT. Sumbindo Perintis 6.10 0.75 4.58
- CV. Danau Matano 16.23 0.75 12.17
- PT. Muara Manggalindo 2.13 0.75 1.60
- PT. Hotan Jaya 36.67 0.75 27.50
- PT. Bonecom 91.63 0.75 68.72
- PT. Kedamaian 10.20 0.75 7.65
- PT. Pumar Cold 31.57 0.75 23.68
- PT. Halimas Sakti 23.67 0.75 17.75
- PT. Sekar Bumi 11.30 0.75 8.48
- PT. Dwi Shanda Sanjaya 16.43 0.75 12.32
- PT. Mitra Mangalindo 12.30 0.75 9.23
- PT. Slefer General Foods 2.27 0.75 1.70
- PT. Philip Sea Food 5.80 0.75 4.35
- PT. Lola Mina 65.53 0.75 49.15
- PT. Panggung Interprize 24.90 0.75 18.68
- PT. Sandimas Akuatek 12.80 0.75 9.60
- William Yusuf 5.37 0.75 4.03
- PT. Khom Food 29.23 0.75 21.92
- PT. Lucky 6.93 0.75 5.20
- Lain-lain 413.00 0.90 371.70

AREA-3
Kondisi
No. Lokasi Konsumsi air Rasio air Volume air Remark
bersih limbah limbah/hari
m3/hari
1 WHOLESALE MARKET
- Koperasi UPT MCK-1 4.77 1.00 4.77
(PPI area)
- Koperasi UPT MCK-2 1.33 1.00 1.33
(PPI area)
- Koperasi UPT MCK-3
(PPI area) 3.53 1.00 3.53
- Koperasi UPT MCK-4
(PPI area) 3.27 1.00 3.27
- Warung Warjo No.2
- H. Dusi/Warung Duntu 4.53 0.90 4.08
No.12 0.63 0.90 0.57
- Drs. Imron Rosidi Warung
No.14 0.30 0.90 0.27
- Kopakin Jaya Warung
No.19 & 20 0.60 0.90 0.54
- Megawati Warung No.23
- Ruwah Bln Bilot Warung 0.33 0.90 0.30
No. 24 0.03 0.90 0.03
- Mahfud Warung No. 26
- Abdul Azis Warung No. 0.30 0.90 0.27
28 0.30 0.90 0.27
- Asmarah Warung No. 29
- Kayubi Warung No. 32 0.03 0.90 0.03
- Untung Rohadi Warung 0.57 0.90 0.51
No. 34 0.27 0.90 0.24
- Tan itiu Eng Gedung No.
41 1.63 0.90 1.47
- M. Zakaria Gedung
Koperasi No. 41 0.07 0.90 0.06
- Andi Sucipto Gedung No.
49 0.53 0.90 0.48
- Efendi Bahar Teguh
Gedung No. 53 0.10 0.90 0.09
- H. Sudading Gedung No.
56 1.20 0.90 1.08
- Ir. Burhan Gedung No. 63
- Dahlia Gedung No. 66 4.87 0.90 4.38
- H. Dedi Rimanto Gedung 0.53 0.90 0.48
No. 68 5.87 0.90 5.28
- Ratmo Warung Makan
No. 76A 3.77 0.90 3.39
- Hartono Tjandra Son
Gedung No. 74 0.00 0.90 0.00
- Sugeng Iswanto Gedung
No. 76 0.13 0.90 0.12
- H. Mashudi H.M. Gedung
No. 44 0.90 0.90 0.81
- H. Dedy Rimanto Gedung
No. 66 3.20 0.90 2.88
- Toyib Gedung No. 45
- Titi Wanti Gedung No. 52 1.23 0.90 1.11
PPS 2.23 0.90 2.01

TOTAL Area 3 47.05 43.64

AREA-4
Kondisi
No. Lokasi Konsumsi air Rasio air Volume air Remark
bersih limbah limbah/hari
m3/hari
1 TRANSIT SHED
- PT. Sugarindo 5.37 0.90 4.83
- PT. Rajawali Sakti 2.30 0.90 2.07
- PT. Asroben 0.87 0.90 0.78
- PT. Gablon Inti 2.53 0.90 2.28
- PT. Simantara Mega 2.20 0.90 1.98
Abadi
- PT. Tuna Raya Inti P. 3.13 0.90 2.82 FUTURE
- PT. Inti Mas 2.77 0.90 2.49
- PT. Charly Wijaya 4.27 0.90 3.84
- PT. Vaninda Duta 0.00 0.90 0.00
- PT. Arga Cipta Mandiri 2.10 0.90 1.89
Pertama-1
- PT. Arga Cipta Mandiri 0.00 0.90 0.00
Pertama-2
- PT. Victorindo Adi 1.43 0.90 1.29
- PT. Bonecom 2.90 0.90 2.61

2 Plan for Future 103.46 0.90 93.11


TOTAL Area 4 133.33 120.00
GRAND TOTAL [Area (1) + (2) + 1320.24 966.56
(3) + (4)]
TOTAL [Area (1) + (2) + (3)] 1186.91 846.56

Anda mungkin juga menyukai