PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Milenium ( Milenium Development Goals-MDGs ) ke-5 adalah
meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
tiga perempatnya antara 1990 dan 2015, serta mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi
semua pada tahun 2015. Dua target ini berkaitan erat karena kematian ibu sangat
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan reproduksinya sejak sebelum masa kehamilan, saat masa
kehamilan dan proses persalinan, hingga pasca persalinan.
Penyebab langsung kematian ibu biasanya terkait dengan kondisi kesehatan ibu selama
masa kehamilan, proses persalinan hingga pasca persalinan, sementara penyebab tidak
langsung lebih terkait dengan kondisi social, ekonomi, geografis, serta prilaku budaya
masyarakat. Hal ini terangkum menjadi 4 Terlalu dan 3 Terlambat. Yang dimaksud
dengan 4 Terlalu, yaitu terlalu tua usia, terlalu muda usia, terlalu banyak melahirkan, dan
terlalu sering/rapat jarak kehamilan, sedangkan 3 Terlambat, yaitu terlambat mengambil
keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapatkan pelayanan.
Profil Kesehatan Indonesia 2012 mencatat bahwa estimasi jumlah Wanita Usia Subur
(WUS) tahun 2012 sejumlah 67.133.347 orang atau sekitar 27,4 % total estimasi jumlah
penduduk di Indonesia tahun 2012. Data Riskesdas 2010 menyebutkan perkawinan pertama
terbesar terjadi pada wanita berusia 15-19 tahun, yaitu 41,9 %. Besarnya jumlah wanita usia
subur dan usia muda yang telah melakukan perkawinan pertama di Indonesia membutuhkan
perhatian khusus untuk dapat menjaga kesehatan reproduksi sehingga mendukung
peningkatan kesehatan ibu dan penurunan Angka Kematian Ibu.
Program Keluarga Berencana(KB) merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera, dan berkualitas. Untuk mendukung program
tersebut pemerintah harus berusaha memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi yang berkualitas. Pelayanan program keluarga berencana ada 2,
yaitu : pelayanan KB dengan metode kontrasepsi jangka pendek dan pelayanan KB dengan
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP ).
1
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP ) merupakan jenis kontrasepsi yang sangat
efektif untuk menghindari kelahiran, mengatur interval kelahiran dan tidak mempengaruhi
hubungan seksual yang dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup seperti
AKDR/IUD, implant, MOW dan MOP. Pelayanan metode kontrasepsi jangka panjang dapat
dilayani di sector swasta dan pemerintah, antara lain :RS Pemerintah, RS Swasta, RS
Bersalin, Puskesmas, Pustu, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Klinik, dan
Poskesdes.
Puskesmas sebagai penyedia pelayanan di jenjang terbawah dan terdekat dengan
masyarakat diharapkan mampu memberikan pelayanan KB termasuk MKJP. Puskesmas
Banjarangkan I merupakan salah satu tempat pelayanan KB dari sektor pemerintah.
Puskesmas Banjarangkan I memiliki tujuh jejaring pustu. Di masing-masing Pustu ini telah
mampu memberikan pelayanan KB MKJP, antara lain : IUD dan Implant. Dengan makin
meningkatnya sarana prasarana dan kompetensi sumber daya manusianya (dokter dan bidan )
diharapkan kualitas pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I khususnya pelayanan MKJP
dapat ditingkatkan sehingga apa yang menjadi tujuan KB baik jangka pendek maupun jangka
panjang dapat tercapai.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan pelayanan MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang ) di Puskesmas Banjarangkan I Tahun 2015
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui situasi umum dan khusus Puskesmas Banjarangkan I
b. Untuk mengetahui SDM pemberi pelayanan MKJP di wilayah Puskesmas
Banjarangkan I
c. Untuk mengetahui sarana dan prasarana pendukung pelayanan KB di Puskesmas
Banjarangkan I
d. Untuk mengetahui ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
e. Untuk mengetahui Alur Pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I
f. Untuk mengetahui pelaksanaan sub system pencatatan dan pelaporan pelayanan KB
di Puskesmas Banjarangkan I
g. Untuk mengetahui Hasil Pelayanan KB MKJP di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I
tahun 2015
h. Untuk mengetahui kegiatan inovatif dalam meningkatkan pencaian pelayanan MKJP
di wilayah Puskesmas Banjarangkan I .
2
BAB II
ANALISA SITUASI
A. SITUASI UMUM
1. Geografi
Luas wilayah kerja UPT.Puskesmas Banjarangkan I adalah 21,55 km, terdiri dari
7 desa dan 29 dusun.Semua desa mudah dijangkau dengan waktu tempuh kurang dari 30
menit dengan kendraan bermotor,jalan-jalan umum sudah diaspal.
Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
Utara : wilayah Kabupaten Bangli
Barat : wilayah Kabupaten Gianyar
Gambar 2.1
Peta Wilayah Puskesmas Banjarangkan I
3
2. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT.Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015
adalah 22951 jiwa, terdiri dari 11517 jiwa adalah laki-laki dan 11434 jiwa adalah
penduduk perempuan, dengan rincian sebagai berikut :
a. Struktur penduduk menurut Golongan Umur
Komposisi penduduk menurut golongan umur adalah usia muda (0-14 th) sebesar
4507 jiwa , yang berusia produktif (15-64 th) sebesar 14103 jiwa dan berusia tua >
65 th sebesar 4341 jiwa
Grafik 2.1
Komposisi Penduduk menurut kelompok umur
di wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015
18.91% 19.64%
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat proporsi penduduk usia produktif (usia 15-64
th) paling tinggi sehingga berdampak langsung pada produktifitas penduduk dan
secara tidak langsung meningkatkan jumlah sasaran pelayanan KB (WUS dan PUS).
4
B. SITUASI KHUSUS
1. Sasaran Pelayanan KB
Berikut ini akan dipaparkan sasaran pelayanan KB per Desa di wilayah Puskesmas
Banjarangkan I tahun 2015.
Tabel 2.1
Data PUS, PUS Ber-KB, PUS tidak Ber-KB
di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I Tahun 2015
NO NAMA DESA PUS PUS BER-KB PUS TIDAK
BER-KB
1 Tohpati 228 202 26
2 Bungbungan 572 520 52
3 Nyalian 898 789 109
4 Bakas 338 296 42
5 Tusan 572 482 90
6 Banjarangkan 797 721 76
7 Negari 403 379 24
Puskesmas 3808 3389 419
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 88,99% PUS telah ber-KB dan Desa yang
memiliki PUS terbanyak adalah Desa Nyalian ( 23,58%).
2. Data PUS yang tidak ber-KB
Alasan PUS tidak ber-KB dapat dirinci ,sebagai berikut :
Tabel 2.2
Data Alasan PUS tidak ber-KB
di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I Tahun 2015
UNMETNEED
IAS (Ingin TIAL
IAT (Ingin
NO NAMA DESA HAMIL Anak (Tidak
Anak Tapi
Segera) Ingin Anak
Tunda)
Lagi)
1 Tohpati 3 15 4 4
2 Bungbungan 2 37 5 8
3 Nyalian 8 89 8 4
4 Bakas 3 39 0 0
5 Tusan 3 79 4 4
6 Banjarangkan 12 37 10 17
7 Negari 6 11 4 3
Puskesmas 37 307 35 40
5
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa sasaran KB yang harus mendapatkan
penanganan lebih lanjut adalah 75 PUS (1,97%) yang unmetneed sehingga mau
menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilannya dan 37 PUS ( 0.97 %)
yang hamil agar mendapatkan KIE / konseling sehingga pasca melahirkan mau
menggunakan alat kontrasepsi .
3. Data Peserta KB Aktif dan KB Baru
Tabel 2.3
Pencapaian KB Aktif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarangkan I
tahun 2015
Dari tabel di atas dapat dilihat pelayanan KB Aktif di tingkat puskesmas dan desa
telah mencapai target.
6
Tabel 2.4
Pencapaian KB Baru
Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarangkan I
tahun 2015
KUNJUNGAN KB BARU
NO BULAN PENCAPAIAN
PUS
ABS %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun 2015 akseptor KB baru di wilayah
Puskesmas Banjarangkan I adalah 2.23% dengan rata-rata akseptor baru perbulan
adalah 7-8 akseptor.
7
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KB
Berikut ini data jumlah tenaga kesehatan (bidan dan Dokter) yang ada di wilayah
Puskesmas Banjarangkan I:
Tabel 3.1
Data Bidan dan Dokter Yang Ada
di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015
JENIS TERLATIH
NO NAMA KKB
TENAGA IUD IMPLANT ABPK
1 Tohpati 2 bidan 1 0 1
2 Bungbungan 2 Bidan 2 0 2
3 Nyalian 1 2 Bidan 2 1 1
4 Nyalian 2 2 bidan 2 1 1
5 Bakas 1 Bidan 1 1 0
6 Tusan 2 Dokter 1 1 0
5 Bidan 5 3 3
7 Banjarangkan 1 Bidan 1 0 1
8 Negari 2 Bidan 2 1 1
8
Kit, ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan), Poster, Buku BP3K (Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi), sterilisator dan bahan habis pakai lainnya.
Gambar 3.2
Sarana dan Prasarana Pelayanan KB di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I
9
Tabel 3.3
Stok alat dan Obat KB per 31 Desember 2015
di wilayah Puskesmas Banjarangkan I
JENIS ALKON
NO NAMA KKB KONDOM
IUD IMPLANT SUNTIK PIL
(lusin)
1 Tohpati 2 1 5 164 7
2 Bungbungan 4 2 19 95 9
3 Nyalian 1 6 3 4 7 9
4 Nyalian 2 2 1 18 8 5
5 Bakas 2 2 4 67 5
6 Tusan 5 6 15 5 10
7 Banjarangkan 10 1 22 16 12
8 Negari 3 2 15 58 12
9 Gudang Obat 66 18 221 523 111
JUMLAH 100 36 322 943 180
Gambar 3.1
LABORATORIUM
POLIKLINIK KB APOTEK
PULANG
10
POLIKLINIK
Dari gambar di atas dapat dijelaskan KIA pasien yang datang (datang sendiri atau
bahwa
POLIKLINIK UMUM
rujukan Pustu/Poskesdes/PLKB) mendaftar di loket, selanjutnya ke Poli KB dan R.
R. KONSELING
LABORATORIUM
Konseling. Apabila pasien memerlukan pemeriksaan laboratorium, pasien diperiksakan di
laboratorium. Bila pasien perlu konsultasi dengan dokter maka pasien akan dikonsulkan
ke Poliklinik Umum. Dan bila pasien memerlukan rujukan maka pasien akan dirujuk ke
unit pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Setelah pasien mendapatkan pelayanan KB
pasien akan ke apotik kemudian pulang atau pasien langsung pulang.
Ket : SOP Alur Pelayanan terlampir
11
b. Bulanan
Setiap awal bulan, petugas Faskes KB membuat Laporan Bulanan
Faskes KB (F/II/KB/13). Laporan Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13)
bersumber pada hasil pelayanan yang dicatat dalam catatan harian
(R/I/KB/13), penerimaan dan pengeluaran jenis/alat kontrasepsi oleh Faskes
KB yang dicatat pada R/II/KB/13, serta F/I/PH/DBM/13 dari petugas
penghubung yang terdapat di wilayah kerja Klinik
c. Harian
Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan dari Faskes KB
atau tempat pelayanan lain, dibuatkan Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/13),
antara lain memuat ciri-ciri peserta KB yang bersangkutan, kartu ini disimpan di
Faskes KB dan digunakan kembali sewaktu peserta KB melakukan kunjungan
ulang dan dibuatkan Kartu Peserta KB (K/I/KB/13) untuk peserta KB baru.
Selain itu, setiap hari pelayanan KB untuk peserta KB baru dan ulangan
yang datang ke Faskes KB harus dicatat dalam Register Faskes KB (R/I/KB/13),
dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan hasil pelayanan KB. Register
ini merupakan salah satu sumber data untuk pengisian Laporan Bulanan Faskes
KB (F/II/KB/13).
Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis/alat kontrasepsi oleh Faskes KB
dicatat dalam Register Alat Kontrasepsi Faskes KB (R/II/KB/13), dan pada setiap
akhir bulan dilakukan penjumlahan. Register Alat Kontrasepsi Faskes KB
(R/II/KB/13) merupakan salah satu sumber data untuk pengisian Laporan
Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13) .
Sedangkan jejaring Puskesmas setiap hari mencatat hasil pelayanan KB
nya di dalam Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi Pada Dokter/Bidan
Praktik Mandiri (B/I/DBM/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan
penjumlahan. Buku Bantu B/I/DBM/13 lalu diserahkan ke Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktek Mandiri atau PKB/PLKB untuk direkap
menjadi F/I/PH/DBM/13.
12
3. Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB
Gambar 3.2
Alur Pencatatan dan pelaporan pelayanan KB
SKPD KB Kabupaten
K/O/KB/13
F/II/KB/13
KA.UPT / PPLKB
K/O/KB/13
F/II/KB/13
FASKES KB :
JEJARING :
R/I/KB/13
B/I/DBM/13
PLKB
R/II/KB/13
F/I/PH/DBM/13
K/I/KB/13
K/IV/KB/13
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Jejaring setiap hari mencatat hasil pelayanan
KB nya di dalam Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi Pada Dokter/Bidan Praktik
Mandiri (B/I/DBM/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan. Buku
Bantu B/I/DBM/13 lalu diserahkan ke Petugas Penghubung Dokter/Bidan Praktek
Mandiri atau PKB/PLKB untuk direkap menjadi F/I/PH/DBM/13. Selanjutnya laporan
F/I/PH/DBM/13 di bawa ke Faskes oleh PLKB setiap awal bulan, petugas Faskes KB
membuat Laporan Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13). Laporan Bulanan Faskes KB
(F/II/KB/13) bersumber pada hasil pelayanan yang dicatat dalam catatan harian
(R/I/KB/13), penerimaan dan pengeluaran jenis/alat kontrasepsi oleh Faskes KB
yang dicatat pada R/II/KB/13, serta F/I/PH/DBM/13. Laporan F/II/KB/13 (setiap bulan)
dan K/O/KB/13 (setiap tahun) disetor ke Ka.UPT/ PPLKB selanjutnya disetor ke SKPD
Kabupaten.
13
F. HASIL PELAYANAN KB MKJP
1. Pengertian
Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan jenis kontrasepsi yang sangat
efektif untuk menghindari kelahiran, mengatur interval kelahiran dan tidak
mempengaruhi hubungan seksual yang dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur
hidup seperti AKDR/IUD, implant, MOW dan MOP.
2. Kegiatan yang dilaksanakan.
Untuk meningkatkan dan mempertahankan cakupan peserta KB MKJP kegiatan yang
dilaksanakan adalah :
a. Menerapkan pelayanan yang sesuai standar dan variasi pilihan metode KB ( segi
kualitas).
b. Melaksanakan/mengikuti pelatihan klinis dan non klinis (segi teknis).
c. Pencatatan dan pelaporan.
3. Pelayanan Yang diberikan.
Dalam memberikan pelayanan KB MKJP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Konseling pra dan pasca pelayanan dengan menggunakan ABPK
b. Screening peserta KB Baru melalui anamnesis , pemeriksaan fisik dan atau
pemeriksaan laboratorium.
c. Konsultasi ke Dokter Umum bila ditemukan adanya kelainan.
d. Informed consent
e. Pelayanan kontrasepsi (bila tidak ada kontra indikasi)
f. Untuk Akseptor KB IUD baru maupun lama dilakukan IVA test sebelum
pemasangan maupun kontrol IUD.
g. Rujukan untuk kasus MOW/MOP untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
h. Bekerjasama dengan lintas program yaitu : pemegang gudang obat dalam
ketersediaan dan distribusi alkon, petugas promkes dalam memberikan penyuluhan
kepada masyarakat.
i. Bekerjasama dengan lintas sektor yaitu : PLKB dalam mencari akseptor baru dan
tindak lanjut pasca pelayanan, Tokoh masyarakat/ kader dalam pendekatan kepada
masyarakat sehingga mau ber-KB.
14
Gambar 3.3
Pelaksanaan pemasangan KB IUD di Puskesmas Banjarangkan I
4. Hasil Kegiatan
a. Pelayanan MKJP
Selama tahun 2015 hasil pencapaian pelayanan KB di wilayah Puskesmas
Banjarangkan I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Pencapaian KB MKJP
15
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencapaian KB MKJP di wilayah
Puskesmas Banjarangkan I mencapai > 50% dari seluruh peserta KB aktif yang
ada.
G. KEGIATAN INOVATIF
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan KB MKJP di wilayah Puskesmas Banjarangkan
I dilaksanakan kegiatan- kegiatan inovatif berupa :
1. PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
Dalam pelaksanaan PKPR dibentuklah konselor sebaya di masing-masing sekolah
SMU dan SMP yang ada di wilayah Puskesmas Banjarangkan I ( 1 SMU dan 2 SMP)
Konselor sebaya ini memberikan konseling kepada teman-temannya terutama tentang
kesehatan reproduksi, dalam menunjang pencapaian program MKJP konselor sebaya
juga dilatih untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dimana
didalamnya terkait dengan pencegahan KTD (kehamilan yang tidak diinginkan) pada
remaja maupun masyarakat umum lainnya juga diselipkan tentang MKJP.
16
2. Kelas Ibu
Kelas ibu merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok, yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas termasuk KB Pasca melahirkan , perawatan
bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Tujuan pelaksanaan kelas ibu
adalah untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan prilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas termasuk KB Pasca melahirkan,
perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran. Sasaran kelas ibu hamil adalah ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32
minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Melalui kegiatan ini ibu dan
suami diharapkan sudah dapat membuat keputusan tentang metode KB yang akan
dipilih terutama KB MKJP setelah ibu melahirkan, sehingga sebelum masa nifas
berakhir ibu telah ber-KB.
Pada tahun 2015 kegiatan kelas ibu hanya dilaksanakan di tiga desa (Desa Bakas,
Nyalian dan Tusan ). Masing- masing desa dilaksanakan 1 kelas ibu. Jumlah
17
seluruh ibu hamil yang telah mengikuti kelas ibu adalah 30 orang ( 13.51% dari
seluruh ibu hamil yang ada di 3 desa tersebut). Dan dari 30 ibu yang mengikuti
kelas ibu 66.67% telah menggunakan KB MKJP pasca persalinan (dalam masa
nifas).
18
BAB IV
PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
04/ALUR/2015 01 1/1
UPT PUSKESMAS
19
BANJARANGKAN I
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan tanggal 2 Januari 2015
Kepala UPT Puskesmas Banjarangkan I
2 JANUARI 2015
ALUR
PELAYANAN
Drg.I.G.A.Ratna Dwijawati, M.Kes
NIP. 19720505 200212 2 011
Pengertian
Alur dari pasien mendaftar di loket sampai pasien mendapatkan
pelayanan medis di poliklinik KB
Tujuan
Sebagai acuan pelaksanaan pelayanan pasien di poliklinik KB
Kebijakan
Pasien ditangani oleh bidan dibawah tanggung jawab
dokter, apabila perlu dikonsultasikan ke dokter
Poliklinik KB terintegrasi dengan poliklinik KIA
Prosedur
1. Pasien mendaftar di loket
2. Pasien datang ke poliklinik KB disertai status/rekam
medik dan diserahkan kepada petugas poliklinik KIA/KB
3. Pasien menunggu giliran dipanggil untuk pemeriksaan
sesuai daftar antrian.
4. Petugas memanggil pasien satu persatu sesuai antrian
untuk diperiksa
5. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien
6. Petugas kemudian melakukan konseling dengan ABPK,
pemeriksaan, pelayanan ataupun konsultasi ke KIA bila
mengalami masalah dalam reproduksinya. Serta apabila
perlu dikonsultasikan dengan dokter
7. Apabila diperlukan pemeriksaan lab, pasien dikirim ke
laboratorium
8. Petugas memberikan resep untuk ditebus di Apotek Rawat
Jalan
9. Apabila dalam penatalaksanaan pasien ada tindakan yang
dilakukan maka tulis di blanko tindakan kemudian minta
pasien melakukan pembayaran di loket untuk pasien
umum sedangkan untuk pasien JKN dan JKBM pasien
diminta untuk memfoto copy identitas dan buku KIA Pasien
diberikan resep setelah menyerahkan bukti
pembayaran/administrasi lengkap.
10. Bila ada penyakit penyerta lain pasien dikonsulkan ke
Poliklinik Umum, selanjutnya mengikuti ALUR PELAYANAN
poliklinik
11. Apabila pasien setelah dikonsultasikan dengan dokter perlu
dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan, informasikan pada
pasien serta buatkan rujukan ke RS
12. Selanjutnya pasien pulang.
Unit Terkait
Poliklinik KB, Loket, Rekam Medis, Lab, Apotek, Pol UMUM,
Ruang Konseling dan Laboratorium
20